Sekarang sudah pagi, dan Aku ternyata cuma bisa tidur 4 jam. Tapi bagiku itu sudah cukup kok, seperti biasa, Aku melakukan ritual pagi, tapi sekarang ada yang berbeda Aku sedikit mengoles make up di wajah, dan mengikat rambut, dan juga poni yang dibiarkan begitu saja, setelah semua beres, Aku langsung keluar dari apartemen karena takut ketinggalan angkutan umum bersama bunga, sekarang mereka sudah menaiki angkot, kalian harus tahu, bahwa bunga itu orang yang tidak bisa berhenti bercerita ketika mereka sedang bersama dan tidak ada kegiatan.
"Tasya apa kamu tahu brand ambassador di perusahaan kita?" tanya Bunga.
"Aku baru bekerja kemarin bunga, ya aku tidak tahu lah Bung," jawabku.
"Sekarang aku kasih tahu oke? Apa kau tahu dengan Anggi Sarasvati?"
"Artis? ohh ya Aku pernah melihatnya di TV," jawabku.
"Iya dia kok Aku bahkan pernah melihatnya langsung Tasya, dia begitu cantik sekali dan sempurna," ucap Bunga.
"Apakah dia sudah menikah?" Tanyaku.
"Sepertinya yang aku tahu sih dia sudah menikah dengan pemilik perusahaan kita, makanya dia menjadi brand ambassador di perusahaan kita," jawab aku dan bunga sambil mengangguk ngangguk kepalanya.
"Sudah berapa lama dia menikah?"
"Dia udah menikah hampir 3 tahun kurang lebih kayaknya sih, tapi sayang, dia belum punya anak,"
"Berarti dia masih punya kekurangan."
"Oh iya iya, padahal tujuan mereka ingin mempunyai momongan yang sangat lucu."
"Dan aku akan mendapatkan yang lucu itu,"
Bunga tertawa terbahak-bahak dan aku, saking banyaknya pembicaraan, tidak terasa kita sudah sampai di perusahaan, dan pak satpam menyapa dengan ramah.
"Selamat pagi Bu," ucap pak satpam sambil membungkukan sedikit badannya.
"Pagi pak," jawab mereka berdua bersamaan.
"Pemilik perusahaan hari ini akan datang Bu."
"Oh ya pak?" jawab bunga yang antusias, dan pak satpam hanya tersenyum.
"Kenapa kamu begitu semangat bunga?" tanyaku ,karena ia merasa aneh, setelah pak satpam memberitahu bahwa pemilik perusahaan akan datang, bunga begitu bersemangat.
"Karena kata karyawan yang lainnya, pemilik perusahaan sekaligus suami Isyana itu sangatlah tampan sekali Tasya."
"Yahhhh tapi sayang bung, aku tidak bisa menyaksikan ketampanan bos kita, karena aku masih banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan hari ini juga"
Aku dan bunga sudah masuk ke kantor dan segera menemui manajer perusahaan untuk menanyakan apa saja pekerjaan yang harus di selesaikan hari ini.
"Tasya hari ini hari kedua kamu, dan saya minta kamu untuk menuliskan berapa persen kemajuan penjualan produk ini, dan tolong kamu antarkan produk ke komplek perumahan elit, karena berhubung sales perusahaan ini sedang tidak bisa datang."
"Baik Bu akan saya antarkan," jawabku. Dan Aku segera mengantarkan produk tersebut ,setelah sampai , Aku segera menghampiri pintu rumah tersebut." Permisi," Ucapku sambil memencet bel yang ada di rumah tersebut, dan tak lama ada seorang yang membukakan pintu tersebut.
"Iya silahkan, dari Anggrek beauty kan?"
"Iya Bu."
Dan Aku dipersilahkan untuk masuk ke rumahnya, terlihat sepertinya ini ibu-ibu sosialita, ibu tersebut segera pergi ke kamarnya, mungkin untuk mengambil uangnya. Dan setelah dia memberikan uang, Aku segera pamit dan pergi karena aku tidak punya kendaraan, jadi terpaksa aku jalan kaki untuk menemukan akutan umum tapi ini sudah waktunya makan siang, Aku ingin segera sampai di kantornya, tapi tiba-tiba mobil yang berlawanan arah dengannya berhenti tiba-tiba di depanku, Aku menghiraukan mobil tersebut dan terus melanjutkan jalannya menjauhi mobil tersebut, tiba-tiba ada suara yang memanggilku dengan halus, dan cool, aku segera membalikkan badanku, dan ternyata itu Ardan, laki-laki yang Aku pikirkan semalaman tadi.
"Hai Ardan," sapaku dengan senyuman.
"Kenapa kamu jalan kaki hm?" tanya Ardan.
"Emm aku barusan baru mengantarkan produk dari perusahaan untuk pelanggan," jawabku.
"Kamu kerja di mana?" Dia menatapku dengan lekat,dan tidak melakukan apa-apa jadi sekarang posisiku gugup sekali.
"Anggrek beauty," jawabku.
"Aku akan mengantarmu pulang," Ardan berbicara dengan nada datar.
"Ke kantor?" tanyaku.
"Apartemenmu." Belum sempat Aku menjawab Ardan sudah menggenggam tanganku, aku hanya bisa mengikuti langkahnya tanpa ada penolakan sedikitpun, setelah cukup lama aku berdiam sepanjang jalan di dalam mobil, Aku baru sadar bahwa arah ini bukan ke apartemenku.
"Ardan aku harus kerja," ucapku sambil menatap wajah Ardan yang sedang fokus menyetir.
"Kau sudah capek Tasya," ucap Ardan tanpa menoleh ke arahku.
"Aku baru saja bekerja 2 hari Ardan, lebih tepatnya satu hari setengah, bagaimana kalau aku dipecat gara gara baru saja kerja 1 hari setengah sudah berani kabur?" Grutuku kesall karena bisa-bisanya Arga membawa aku pulang pada saat jam kerja, padahal aku ingin kembali ke kantor untuk melanjutkan kerjaku.
Ardan tidak menjawab, tapi Ardan malah mengambil ponselnya dan menekan layar ponsel itu, sepertinya dia akan memanggil seseorang, dan ternyata benar.
"Apakah karyawan Anggrek Beauty ada yang namanya Natasyalia?" tanya Ardan kepada seseorang yang ia telpon.
"...." jawab penelpon yang tidak kedengaran olehku
"fyuhhh siapa yang di telpon ardan ya," tanyaku dalam hati.
"Dia tidak bisa melanjutkan kerjanya, aku yang bertanggung jawab semuanya," ucap Ardan dengan muka datar dan nada yang tegas.
Dan Ardan meletakkan kembali ponselnya,lalu kembali fokus mengemudi. Tasya bingung, kenapa dia bisa seenaknya saja begitu.
"Turunkan Aku disini," ucap Tasya sambil membuka sabuk pengaman yang Tasya pakai.
"Kenapa?" jawabnya yang menatapku sekilas, dan kembali lagi ke arah depan.
"Aku harus bekerja Ardan," ucapku dengan wajah memelas supaya ia mengabulkan keinginanku.
"Kau harus istirahat," ucap Ardan dengan datar membuat aku emosi melihatnya.
"Jangan mengatur urusanku Ardan, bahkan kita saja baru bertemu kemarin sore," ucapku dengan nada sedikit tinggi.
"Dengan pertemuan kemarin yang sekilas, aku sudah mengatur urusanmu," ucap Ardan.
"Dan urusanku ku bukan urusanmu Ardan," ucapku.
Tiba-tiba mobil Ardan menepi dan berhenti, lalu ardan menatapku dengan lekat, sungguh jantungnya sekarang sedang berdetak.
"Mulai sekarang urusanmu, urusanku juga Tasya," uap Ardan
Lalu dia mengambil ponselku yang tadi hanya ku pegang, dan dia menekan menekan layar ponselku.
"Ini no aku Tasya, jika kamu membutuhkanku, Aku akan segera menghampirimu."
Pernyataan Ardan membuat Aku berbunga-bunga tapi juga membuat dia bingung. Aku sangat bingung apa yang di maksud ucapan Ardan? apakah dia menyukaiku atau hanya modus saja bagaimana?.
“Ardan sangat membuat aku bingung , tapi apa semua perlakuan Ardan menunjukan dia suka sama aku?
Ardan memang membuat aku sangat bingung, bisa-bisanya aku selalu memikirkan dia dan aku tidak bisa tidur lagi malam ini karena teringat Ardan. Ardan adalah lelaki yang baru aku temui tapi bisa membuatku nyaman,” Gerutuku dalam hati.
Setelah ardan berbicara seperti itu aku langsung terus selalu kepikiran dengan ucapannya, Aku tidak mengerti apa yang di ucapkan Ardan, apakah Aku terlalu kecil untuk mengetahui percakapan orang dewasa?Setelah Kita selesai berbicara, dan mobil Arda pun kembali melaju dan tidak terasa sekarang mobil Ardan sudah terparkir di depan apartemen dan Aku pun turun dari mobil Ardan begitu juga Ardan turun dan mengikutiku dari belakang masuk ke dalam apartemen. Setelah masuk ke dalam apartement Ardan langsung pergi ke balkon sendiri untuk menikmati udara, tetapi Aku terdiam duduk di sofa ruang tamu, setelah Aku duduk sebentar dan sambil bermain ponsel. Ketika perasaan aku sudah mulai tenang, Akupun menghampiri Ardan dan lupa saat itu Aku sedang marah pada Ardan karena membawaku pulang ke apartemen, padahal sedang jam kerja."Heii lagi apa?" tanyaku memecahkan keheningan, sambil memegang bahu Ardan , tetapi Ardan tidak menjawab ia malah menatap aku terus dan langsung memeluk ,la
Tiba-tiba ponselku berdering tanda ada notif masuk langsung aku buka handphoneku dan membuka pesan itu ternyata itu pesan dari ibuku yang sudah lama tidak bertemu.Ibu : "Tasya Ibu di kampung sendiri, apakah kamu tidak mau menemani Ibu? Maafkan Ibu nak Ibu sudah jahat kepadamu."Entah kenapa air mataku tiba-tiba jatuh ketika membaca pesan dari Ibu, aku rindu Ayah, aku sangat menyayangi ayah, meskipun ibu yang melahirkan aku tapi aku sangat menyayangi ayah, tapi mau bagaimana pun juga dia tetap ibuku, dia istri yang di cintai ayah sampai akhir hayatnya, tapi pengorbanan dan perjuangan Ayah, Ibu sia siakan begitu saja, hatiku sekarang merasakan kembali sakitnya, pedihnya kenyataan dalam hidupku, jika nanti lelaki yang akan memperjuangkanku dan mengorbankan segalanya hanya untukku, aku akan lebih mencintainya dan menyayanginya sekuat dan semampuku, tiba-tiba pintu apartemen ku terbuka, dan ternyata itu Ardan, aku segera menghapus air mataku, dan melihat Ardan tersenyum, k
Aku telah masuk ke dalam ruangan. "Kamu karyawan baru?" Pertanyaan itu membuatku semakin degdegan tak karuan. "Iiya pak," jawab aku gugup, karena aku gugup, tapi bosnya memberikan amplop kecil berwarna cokelat. "Kamu tidak usah bekerja di sini lagi" pernyataan itu membuat aku shock. Aku kaget, ini kenapa? Aku di pecat? Gumamku dalam hati. "Tapi saya salah apa ya pak?" tanyaku pada boss. "Kemarin kamu tidak datang lagi ke kantor." Ah ini benar, ini semua gara gara Ardan, ya Aku tidak bisa berbuat apalagi ini sudah jadi nasibku, Akupun keluar dari ruangan itu, dan juga keluar dari gedung perusahaan itu, aku mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Ardan. "Aku di pecat, dan ini semua karena salahmu." isi pesanku pada Ardan. Baru saja kemarin Aku bahagia mendapatkan pekerjaan, dan sekarang sudah dipecat lagi. Sekarang Aku tidak mau naik angkot ataupun kendaraan lainnya. Aku hanya ingin berjalan menelusuri
Ardan bertanya tapi aku belum sempat menjawab tiba-tiba sudah berada di ruang tamu saja tak terasa, dan kami berlima duduk."Maafkan ibu tasya, ibu sudah membuatmu terluka selama ini nak,"Ucap ibuku dengan menatapku dengan wajah yang memohon."Sudah berapa tahun ibu menikah?" Tidak menjawab pertanyaan ibu barusan tapi aku lebih baik mengalihkan pembicaraan."Sekitar 6 bulan," jawab laki-laki tua disamping ibu."Kenapa tasya baru tahu sekarang? Harusnya dia tahu dari awal kalian menikahkan?"Jawab ardan sambil menatap ibu dan laki-laki tua itu bergantian."Baiklah, sekarang to the point saja," jawab ibuku."Jadi benar aku disuruh ke sini karena ibu ada kemauan dariku saja." penyakit Line kepada ibunya."Jadi begini ibu sudah menikah dengan om Ferdi sekitar 6 bulan dan sekarang perekomonian kami sedang menurun jadi sekarang ibu minta sebagian harta yang ditinggalkan ayah untukmu."Mendengar ucapan dan maksud tujuan ibu, Aku sangat sakit
Aku hanya bisa melamun membayangkan ada seseorang yang bisa menemaniku, membantuku, dan menyayangiku. tapi itu semua hanyalah hayalan nya dan tidak akan pernah terwujud."Kenapa belum tidur?" Tiba tiba Ardan mengagetkanku, dan dia turun dari kasur lalu duduk di sampingku."Aku belum ngantuk.""Tasya?""Ya Ardan?""Lihat aku, lihat mataku tasya."Entah kenapa dia menyuruhku untuk menatap matanya, bahkan Aku tidak sanggup melihat mata seorang laki-laki yang di cintaiki, karena itu Aku merasa sangat gugup, tapi apa boleh buat Aku harus tetap menatap Ardan."Kenapaaa?""Aku mencintaimu." Aku kaget dengan kata kata Ardan, mataku berkedip, kenapa dia?aku tahu ini hanyalah akal busuknya saja, bahkan dia sudah punya pacar."Kamu sudah punya pacar Ardan."Aku mengalihkan pandangannya, dan melihat ke arah jendela."Tapi aku lebih mencintaimu.""Jangan bicara omong kosong ya ardan, aku tidak mungkin membalas cintak
Aku terkejut dengan pernyataan Mas Ardan. Aku kecewa dengan Mas Ardan. Seharusnya malam ini aku bahagia Karena sahabatku menikah, namun Malam ini aku tidak bahagia aku kecewa dengan Mas ardan, Jadi apa maksud dari dia kenapa dia mendekatiku, bahkan dia sudah mempunyai istri yang sangat cantik dan elegan. Aku tak tau harus menjawab apa. Hatiku sakit sekali rasanya. Egois sekali dia. Tak terasa Air mataku menetes. Tapi Bukan karna aku sedih dengan keadaannya aku menahan amarahku kepadanya. aku tidak bisa menerima semuanya."Sayang jangan hanya diam Maafkan aku." Sambil memegang pundakku.Ku ambil nafas panjang."Pertama terima kasih telah jujur kepadaku kak walaupun ini amat sangat berat aku terima aku gak menyangka kamu seperti ini. Aku sudah sangat menyayangimu mas. Aku kecewa dengan kamu mas cukup kecewa sekali!. kedua Aku mencintamu Mas Ardan dengan seluruh hatiku dan aku bingung harus mengambil keputusan apa, dan satu lagi tolong jauhiku Camkan itu!," J
Kini pagi telah datang, Begitu cepat berlalu pagi kemarin, pagi membawakan cahaya, tapi ternyata sekarang, pagi membawakan hujan.Pagi ini hujan turun, Aku hanya berdiri di halte menunggu bus tiba setelah 6 bulan semuanya berbeda, yang tadinya hanya naik angkot, sekarang naik bus, yang biasanya bunga selalu berdiri bersama di pagi hari, ini sudah pergi dengan suaminya, yang sedihnya harga selalu datang pagi untuk makan bersama kini sudah tidak lagi."Naiklah."Tiba-tiba mobil hitam berdiri di depanku, dan laki-laki di jok belakang mengagetkan lamunanku, ternyata dia Ardan."Aku tidak mau." aku membuang mukaku dari Ardan karena aku tidak sanggup untuk menatapnya yang membuat hatiku luluh."Aku ingin bicara Natasyalia." Ardan membuka pintunya dan rahangnya mengeras, dia memegang tanganku dengan keras, aku tahu kalau Ardan semarah ini."Awww sakit Ardan lepaskan."Akhirnya aku sekarang berada di mobil Ardan dan bajuku sebagian basah."Siapa laki-laki ya
Aku segera memboyong Ardan kekamar, meskipun tubuh Ardan berat tapi tasya tidak tega jika dia tidur di lantai, dengan ke adaan seperti itu, tasya membuka sepatu Ardan dan melonggarkan baju Ardan, tapi tiba-tiba Ardan bangun dan tersenyum lalu arga mencium ku.PLAKKKK.!!!"Kamu benar-benar gila Ardan!""Aku lebih gila jika kamu tidak kembali TASYA." Dia membentakku, sungguh sakit hatiku sakit, 'aku juga mencintaimu, tapi kamu sudah ber istri' gumamku dalam hati."Pulang sekarang Ardan." Sekarang tasya tidak bisa lagi menahan air matanya.Tapi sepertinya Ardan malah tidur di kamarku. Aku mengambil ponsel Arga di saku celana Ardan, dan melihat lihat foto Arga. Ternyata Istrinya sedang hamil, karena Aku menemukan foto USG di ponsel Ardan, kenapaaa hidup ku seperti ini? Bisakah hidupku bahagia tanpa kesedihan yang menyakitkan hatiku?.Apakah kamu akan selalu mencintaiku Ardan? Apakah kamu hanya sesaat untukku? Aku harus bagaimana sekarang? Apakah aku mau menerima
Aku segera memboyong Ardan kekamar, meskipun tubuh Ardan berat tapi tasya tidak tega jika dia tidur di lantai, dengan ke adaan seperti itu, tasya membuka sepatu Ardan dan melonggarkan baju Ardan, tapi tiba-tiba Ardan bangun dan tersenyum lalu arga mencium ku.PLAKKKK.!!!"Kamu benar-benar gila Ardan!""Aku lebih gila jika kamu tidak kembali TASYA." Dia membentakku, sungguh sakit hatiku sakit, 'aku juga mencintaimu, tapi kamu sudah ber istri' gumamku dalam hati."Pulang sekarang Ardan." Sekarang tasya tidak bisa lagi menahan air matanya.Tapi sepertinya Ardan malah tidur di kamarku. Aku mengambil ponsel Arga di saku celana Ardan, dan melihat lihat foto Arga. Ternyata Istrinya sedang hamil, karena Aku menemukan foto USG di ponsel Ardan, kenapaaa hidup ku seperti ini? Bisakah hidupku bahagia tanpa kesedihan yang menyakitkan hatiku?.Apakah kamu akan selalu mencintaiku Ardan? Apakah kamu hanya sesaat untukku? Aku harus bagaimana sekarang? Apakah aku mau menerima
Kini pagi telah datang, Begitu cepat berlalu pagi kemarin, pagi membawakan cahaya, tapi ternyata sekarang, pagi membawakan hujan.Pagi ini hujan turun, Aku hanya berdiri di halte menunggu bus tiba setelah 6 bulan semuanya berbeda, yang tadinya hanya naik angkot, sekarang naik bus, yang biasanya bunga selalu berdiri bersama di pagi hari, ini sudah pergi dengan suaminya, yang sedihnya harga selalu datang pagi untuk makan bersama kini sudah tidak lagi."Naiklah."Tiba-tiba mobil hitam berdiri di depanku, dan laki-laki di jok belakang mengagetkan lamunanku, ternyata dia Ardan."Aku tidak mau." aku membuang mukaku dari Ardan karena aku tidak sanggup untuk menatapnya yang membuat hatiku luluh."Aku ingin bicara Natasyalia." Ardan membuka pintunya dan rahangnya mengeras, dia memegang tanganku dengan keras, aku tahu kalau Ardan semarah ini."Awww sakit Ardan lepaskan."Akhirnya aku sekarang berada di mobil Ardan dan bajuku sebagian basah."Siapa laki-laki ya
Aku terkejut dengan pernyataan Mas Ardan. Aku kecewa dengan Mas Ardan. Seharusnya malam ini aku bahagia Karena sahabatku menikah, namun Malam ini aku tidak bahagia aku kecewa dengan Mas ardan, Jadi apa maksud dari dia kenapa dia mendekatiku, bahkan dia sudah mempunyai istri yang sangat cantik dan elegan. Aku tak tau harus menjawab apa. Hatiku sakit sekali rasanya. Egois sekali dia. Tak terasa Air mataku menetes. Tapi Bukan karna aku sedih dengan keadaannya aku menahan amarahku kepadanya. aku tidak bisa menerima semuanya."Sayang jangan hanya diam Maafkan aku." Sambil memegang pundakku.Ku ambil nafas panjang."Pertama terima kasih telah jujur kepadaku kak walaupun ini amat sangat berat aku terima aku gak menyangka kamu seperti ini. Aku sudah sangat menyayangimu mas. Aku kecewa dengan kamu mas cukup kecewa sekali!. kedua Aku mencintamu Mas Ardan dengan seluruh hatiku dan aku bingung harus mengambil keputusan apa, dan satu lagi tolong jauhiku Camkan itu!," J
Aku hanya bisa melamun membayangkan ada seseorang yang bisa menemaniku, membantuku, dan menyayangiku. tapi itu semua hanyalah hayalan nya dan tidak akan pernah terwujud."Kenapa belum tidur?" Tiba tiba Ardan mengagetkanku, dan dia turun dari kasur lalu duduk di sampingku."Aku belum ngantuk.""Tasya?""Ya Ardan?""Lihat aku, lihat mataku tasya."Entah kenapa dia menyuruhku untuk menatap matanya, bahkan Aku tidak sanggup melihat mata seorang laki-laki yang di cintaiki, karena itu Aku merasa sangat gugup, tapi apa boleh buat Aku harus tetap menatap Ardan."Kenapaaa?""Aku mencintaimu." Aku kaget dengan kata kata Ardan, mataku berkedip, kenapa dia?aku tahu ini hanyalah akal busuknya saja, bahkan dia sudah punya pacar."Kamu sudah punya pacar Ardan."Aku mengalihkan pandangannya, dan melihat ke arah jendela."Tapi aku lebih mencintaimu.""Jangan bicara omong kosong ya ardan, aku tidak mungkin membalas cintak
Ardan bertanya tapi aku belum sempat menjawab tiba-tiba sudah berada di ruang tamu saja tak terasa, dan kami berlima duduk."Maafkan ibu tasya, ibu sudah membuatmu terluka selama ini nak,"Ucap ibuku dengan menatapku dengan wajah yang memohon."Sudah berapa tahun ibu menikah?" Tidak menjawab pertanyaan ibu barusan tapi aku lebih baik mengalihkan pembicaraan."Sekitar 6 bulan," jawab laki-laki tua disamping ibu."Kenapa tasya baru tahu sekarang? Harusnya dia tahu dari awal kalian menikahkan?"Jawab ardan sambil menatap ibu dan laki-laki tua itu bergantian."Baiklah, sekarang to the point saja," jawab ibuku."Jadi benar aku disuruh ke sini karena ibu ada kemauan dariku saja." penyakit Line kepada ibunya."Jadi begini ibu sudah menikah dengan om Ferdi sekitar 6 bulan dan sekarang perekomonian kami sedang menurun jadi sekarang ibu minta sebagian harta yang ditinggalkan ayah untukmu."Mendengar ucapan dan maksud tujuan ibu, Aku sangat sakit
Aku telah masuk ke dalam ruangan. "Kamu karyawan baru?" Pertanyaan itu membuatku semakin degdegan tak karuan. "Iiya pak," jawab aku gugup, karena aku gugup, tapi bosnya memberikan amplop kecil berwarna cokelat. "Kamu tidak usah bekerja di sini lagi" pernyataan itu membuat aku shock. Aku kaget, ini kenapa? Aku di pecat? Gumamku dalam hati. "Tapi saya salah apa ya pak?" tanyaku pada boss. "Kemarin kamu tidak datang lagi ke kantor." Ah ini benar, ini semua gara gara Ardan, ya Aku tidak bisa berbuat apalagi ini sudah jadi nasibku, Akupun keluar dari ruangan itu, dan juga keluar dari gedung perusahaan itu, aku mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Ardan. "Aku di pecat, dan ini semua karena salahmu." isi pesanku pada Ardan. Baru saja kemarin Aku bahagia mendapatkan pekerjaan, dan sekarang sudah dipecat lagi. Sekarang Aku tidak mau naik angkot ataupun kendaraan lainnya. Aku hanya ingin berjalan menelusuri
Tiba-tiba ponselku berdering tanda ada notif masuk langsung aku buka handphoneku dan membuka pesan itu ternyata itu pesan dari ibuku yang sudah lama tidak bertemu.Ibu : "Tasya Ibu di kampung sendiri, apakah kamu tidak mau menemani Ibu? Maafkan Ibu nak Ibu sudah jahat kepadamu."Entah kenapa air mataku tiba-tiba jatuh ketika membaca pesan dari Ibu, aku rindu Ayah, aku sangat menyayangi ayah, meskipun ibu yang melahirkan aku tapi aku sangat menyayangi ayah, tapi mau bagaimana pun juga dia tetap ibuku, dia istri yang di cintai ayah sampai akhir hayatnya, tapi pengorbanan dan perjuangan Ayah, Ibu sia siakan begitu saja, hatiku sekarang merasakan kembali sakitnya, pedihnya kenyataan dalam hidupku, jika nanti lelaki yang akan memperjuangkanku dan mengorbankan segalanya hanya untukku, aku akan lebih mencintainya dan menyayanginya sekuat dan semampuku, tiba-tiba pintu apartemen ku terbuka, dan ternyata itu Ardan, aku segera menghapus air mataku, dan melihat Ardan tersenyum, k
Setelah ardan berbicara seperti itu aku langsung terus selalu kepikiran dengan ucapannya, Aku tidak mengerti apa yang di ucapkan Ardan, apakah Aku terlalu kecil untuk mengetahui percakapan orang dewasa?Setelah Kita selesai berbicara, dan mobil Arda pun kembali melaju dan tidak terasa sekarang mobil Ardan sudah terparkir di depan apartemen dan Aku pun turun dari mobil Ardan begitu juga Ardan turun dan mengikutiku dari belakang masuk ke dalam apartemen. Setelah masuk ke dalam apartement Ardan langsung pergi ke balkon sendiri untuk menikmati udara, tetapi Aku terdiam duduk di sofa ruang tamu, setelah Aku duduk sebentar dan sambil bermain ponsel. Ketika perasaan aku sudah mulai tenang, Akupun menghampiri Ardan dan lupa saat itu Aku sedang marah pada Ardan karena membawaku pulang ke apartemen, padahal sedang jam kerja."Heii lagi apa?" tanyaku memecahkan keheningan, sambil memegang bahu Ardan , tetapi Ardan tidak menjawab ia malah menatap aku terus dan langsung memeluk ,la
Sekarang sudah pagi, dan Aku ternyata cuma bisa tidur 4 jam. Tapi bagiku itu sudah cukup kok, seperti biasa, Aku melakukan ritual pagi, tapi sekarang ada yang berbeda Aku sedikit mengoles make up di wajah, dan mengikat rambut, dan juga poni yang dibiarkan begitu saja, setelah semua beres, Aku langsung keluar dari apartemen karena takut ketinggalan angkutan umum bersama bunga, sekarang mereka sudah menaiki angkot, kalian harus tahu, bahwa bunga itu orang yang tidak bisa berhenti bercerita ketika mereka sedang bersama dan tidak ada kegiatan. "Tasya apa kamu tahu brand ambassador di perusahaan kita?" tanya Bunga. "Aku baru bekerja kemarin bunga, ya aku tidak tahu lah Bung," jawabku. "Sekarang aku kasih tahu oke? Apa kau tahu dengan Anggi Sarasvati?" "Artis? ohh ya Aku pernah melihatnya di TV," jawabku. "Iya dia kok Aku bahkan pernah melihatnya langsung Tasya, dia begitu cantik sekali dan sempurna," ucap Bunga. "Apakah dia sudah meni