Tiba-tiba ponselku berdering tanda ada notif masuk langsung aku buka handphoneku dan membuka pesan itu ternyata itu pesan dari ibuku yang sudah lama tidak bertemu.
Ibu : "Tasya Ibu di kampung sendiri, apakah kamu tidak mau menemani Ibu? Maafkan Ibu nak Ibu sudah jahat kepadamu."
Entah kenapa air mataku tiba-tiba jatuh ketika membaca pesan dari Ibu, aku rindu Ayah, aku sangat menyayangi ayah, meskipun ibu yang melahirkan aku tapi aku sangat menyayangi ayah, tapi mau bagaimana pun juga dia tetap ibuku, dia istri yang di cintai ayah sampai akhir hayatnya, tapi pengorbanan dan perjuangan Ayah, Ibu sia siakan begitu saja, hatiku sekarang merasakan kembali sakitnya, pedihnya kenyataan dalam hidupku, jika nanti lelaki yang akan memperjuangkanku dan mengorbankan segalanya hanya untukku, aku akan lebih mencintainya dan menyayanginya sekuat dan semampuku, tiba-tiba pintu apartemen ku terbuka, dan ternyata itu Ardan, aku segera menghapus air mataku, dan melihat Ardan tersenyum, kemudian Ardan menghampiriku dan memelukku Tuhan apakah ini laki-laki dari jawaban atas semua doaku?? Kenapa disaat hatiku tidak membaik, dia datang tepat waktu, dan memelukku, sungguh Sekarang aku tidak bisa jauh darinya Dan aku tidak mau kehilangannya aku mah hanya dia yang aku mau.
"Kenapa menangis Tasya?"
"Aku tidak apa-apa, aku belum tahu nama belakang kamu Ardan," ucapku.
"Kenapa kamu harus tahu nama belakangku? Apa kamu akan menyimpan nama belakangku dibelakang nama anak kita nanti?" ucap Ardan dengan senyum jahilnya.
Satu kalimat saja sudah membuat hati catering merasa lega dari yang sebelumnya, Aku memukul-mukul kecil Kedada bidang Ardan, dengan tertawa dan manja,dan aku Arga juga tertawa ,lalu tangannya mengelus dan mengusap rambutku dan aku sangat menyukai perlakuan Allah kepadaku yang sangat lembut ini.
"Namaku Arda Wiguna, asalkan kamu tahu Tasya nama belakangku itu sangatlah berharga bagiku."
"Kenapa?" tanyaku kepada Ardan.
"Karena nama Wiguna adalah nama ayahku, dan jika aku sudah mempunyai keturunan, nama belakang ku akan kuberikan pada putraku," jawab Ardan.
"Aku harap nanti, rahimku mengandung anakmu," ucapku sambil bermanja kepada Ardan.
"Berdoalah ya, maafkan aku, aku harus pulang," ucap Ardan sambil berjalan keluar apartemenku.
Aku sangat sedih, karena Ardan datang ke apartemen aku hanya sebentar, tapi kita bersyukur dia datang, daripada tidak sama sekali, mungkin saat ini aku sedang menangis ,sepertinya Ardan dan laki-laki yang berfokus pada pekerjaan sehingga dia tidak memikirkan wanita dan pernikahan di usianya yang sudah cukup, tapi itu sepertinya yah Aku tidak tau ,karena aku belum tahu latar belakang semuanya tentang Ardan, tapi dia sangat tampan sekali di padu dengan memakai baju kemeja warna hitam dan sedikit acak-acakan kancing atas dibuka dan tangan kambingnya digulung kasihku dia sangat seksi sekali membuat aku tergoda dan terbuai olehnya.
Sekarang Ardan sudah pulang, dan aku sendirian di kamar, aku sedang memikirkan Ardan, lebih tepatnya perkataan yang selalu dia ucapka kepadaku "Tasya ,kamu tidak bisa memilikiku, tapi aku berhak memiliki mu," apa yang dimaksud dengan ucapan Ardan tersebut? Ah, tapi sekarang aku harus tidur, karena besok aku akan pergi kerja.
Matahari terbit menyinari celah kamarku, aku bangun dan melakukan rutinitas seperti biasanya, setelah semua beres, aku segera turun untuk pergi ke halte, dan disitu ada bunga sedang menunggu angkot juga, aku menghampiri bunga dan tidak lama lagi menunggu angkot tiba, seperti biasa di dalam angkot bunga selalu bercerita tentang dirinya.
"Tasya 6 bulan lagi aku akan menikah dengan moreo," ucap bunga membuat aku sangatkaget.
Apa yang di ucapkan bunga, iya moreo adalah pacar bunga dari dulu ketika kelas 3 SMK, dan sekarang mereka akan menikah, lalu denganku? Pacar saja aku belum punya nya. Grutuku dalam hati.
"Tapi kamu akan terus kerjakan kan bung?" tanyaku.
"Justru itu Tasya, setelah menikah aku akan berhenti, mungkin tidak bisa ketemu lagi," ucap bunga dengan wajah yang sedih.
"Loh kenapa seperti itu bunga?" Tanya ku pada bunga yang juga tak kalah sedih karena akan di tinggalkan temannya.
"Moreo mengajakku tinggal di Singapura Tasya."
Aku kaget mendengar bunga tinggal di Singapura Aku kira bunga akan tinggal di luar kota tapi dia malah tinggal di luar negeri.
"Aku akan mendoakan yang terbaik untukmu bunga, dan aku akan selalu merindukanmu, apapun keputusan Moreo, kamu harus mengikutinya, dan menurutinya karena kamu akan menjadi istrinya bung" Bunga pun memelukku ora tidak terasa Aku sudah sampai di perusahaan, tetapi mataku terarah ke sekitar parkiran yang tertuju dengan semua mobil hitam, mobil itu, ya,itu adalah mobil arga yang mengantarkannya pulang tapi sedang apa dia disini? Ucapku dalam hati dan heran kenapa ada disini mobilnya?
Aku dan bunga berjalan dan terlihat semua orang terburu-buru pergi ke tempatnya masing-masing yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
"Kenapa semua orang terburu-buru bung?"
"Pemilik perusahaan akan datang."
Mendengar jawaban bunga, akupun langsung pergi dengan terburu-buru karena aku takut dipecat, setelah sampai di ruangan tempat kami para karyawan bekerja, aku langsung duduk di mejanya dan langsung membuka komputer untuk mengecek semua data penjualan.
Tapi tiba-tiba seseorang berdiri di samping ku, dan kepalaku mengangkat, tapi aku tidak mengenali pria yang berada di sampingnya itu siapa.
"Maaf apakah anda Natasyalia?" Tanya pria itu kepadaku sambil tersenyum Dan sangat sopan.
"Iya pak, maaf ada apa ya?" anyaku sambil ter heran-heran, karena ia takut mempunyai masalah di perusahaan ini.
"Anda dipanggil ke ruangan pemilik perusahaan sekarang."
Deggg.. tiba-tiba jantung berdetak kencang, apa salahku sehingga aku panggil pemilik perusahaan ini? Apa ini gara-gara kemarin aku langsung pulang ke rumah? Tapi itu, ah ini memang semua gara-gara Ardan, gumam aku kesal dalam hati. Aku bangun dari kursi dan berangkat mengikuti pria tadi, dan tak lama aku sampai, sekarang aku sudah sampai di depan pintu pemilik perusahaan ini, ohhh mimpi apa aku semalam hingga harus seperti ini.
Cklekk .. aku membuka pintu ruangan pemilik perusahaan ini, dan aku melihat ternyata dia seorang laki-laki, aku pikir pemilik perusahaan kecantikan ini seorang wanita, ya berdiri menghadap jendela, dan membelakangi, membuat aku sangat gugup.
"Maaf pak, bapak memanggil saya?" ucapku.
Aku berdiri di dekat pintu, dan dia membalikkan badannya menghadapku lalu tersenyum, dia biasa-biasa saja, aku pikir lebih tampan dari Arga. ahh kenapa di saat seperti ini aku masih bisa saja memikirkan Ardan.
" Duduklah." dan Aku pun menuruti perintah bos ku ,karena tidak mungkin aku membantahnya.
"Kamu karyawan baru?" tanya bosku membuat Aku sangat panik.
Aku telah masuk ke dalam ruangan. "Kamu karyawan baru?" Pertanyaan itu membuatku semakin degdegan tak karuan. "Iiya pak," jawab aku gugup, karena aku gugup, tapi bosnya memberikan amplop kecil berwarna cokelat. "Kamu tidak usah bekerja di sini lagi" pernyataan itu membuat aku shock. Aku kaget, ini kenapa? Aku di pecat? Gumamku dalam hati. "Tapi saya salah apa ya pak?" tanyaku pada boss. "Kemarin kamu tidak datang lagi ke kantor." Ah ini benar, ini semua gara gara Ardan, ya Aku tidak bisa berbuat apalagi ini sudah jadi nasibku, Akupun keluar dari ruangan itu, dan juga keluar dari gedung perusahaan itu, aku mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Ardan. "Aku di pecat, dan ini semua karena salahmu." isi pesanku pada Ardan. Baru saja kemarin Aku bahagia mendapatkan pekerjaan, dan sekarang sudah dipecat lagi. Sekarang Aku tidak mau naik angkot ataupun kendaraan lainnya. Aku hanya ingin berjalan menelusuri
Ardan bertanya tapi aku belum sempat menjawab tiba-tiba sudah berada di ruang tamu saja tak terasa, dan kami berlima duduk."Maafkan ibu tasya, ibu sudah membuatmu terluka selama ini nak,"Ucap ibuku dengan menatapku dengan wajah yang memohon."Sudah berapa tahun ibu menikah?" Tidak menjawab pertanyaan ibu barusan tapi aku lebih baik mengalihkan pembicaraan."Sekitar 6 bulan," jawab laki-laki tua disamping ibu."Kenapa tasya baru tahu sekarang? Harusnya dia tahu dari awal kalian menikahkan?"Jawab ardan sambil menatap ibu dan laki-laki tua itu bergantian."Baiklah, sekarang to the point saja," jawab ibuku."Jadi benar aku disuruh ke sini karena ibu ada kemauan dariku saja." penyakit Line kepada ibunya."Jadi begini ibu sudah menikah dengan om Ferdi sekitar 6 bulan dan sekarang perekomonian kami sedang menurun jadi sekarang ibu minta sebagian harta yang ditinggalkan ayah untukmu."Mendengar ucapan dan maksud tujuan ibu, Aku sangat sakit
Aku hanya bisa melamun membayangkan ada seseorang yang bisa menemaniku, membantuku, dan menyayangiku. tapi itu semua hanyalah hayalan nya dan tidak akan pernah terwujud."Kenapa belum tidur?" Tiba tiba Ardan mengagetkanku, dan dia turun dari kasur lalu duduk di sampingku."Aku belum ngantuk.""Tasya?""Ya Ardan?""Lihat aku, lihat mataku tasya."Entah kenapa dia menyuruhku untuk menatap matanya, bahkan Aku tidak sanggup melihat mata seorang laki-laki yang di cintaiki, karena itu Aku merasa sangat gugup, tapi apa boleh buat Aku harus tetap menatap Ardan."Kenapaaa?""Aku mencintaimu." Aku kaget dengan kata kata Ardan, mataku berkedip, kenapa dia?aku tahu ini hanyalah akal busuknya saja, bahkan dia sudah punya pacar."Kamu sudah punya pacar Ardan."Aku mengalihkan pandangannya, dan melihat ke arah jendela."Tapi aku lebih mencintaimu.""Jangan bicara omong kosong ya ardan, aku tidak mungkin membalas cintak
Aku terkejut dengan pernyataan Mas Ardan. Aku kecewa dengan Mas Ardan. Seharusnya malam ini aku bahagia Karena sahabatku menikah, namun Malam ini aku tidak bahagia aku kecewa dengan Mas ardan, Jadi apa maksud dari dia kenapa dia mendekatiku, bahkan dia sudah mempunyai istri yang sangat cantik dan elegan. Aku tak tau harus menjawab apa. Hatiku sakit sekali rasanya. Egois sekali dia. Tak terasa Air mataku menetes. Tapi Bukan karna aku sedih dengan keadaannya aku menahan amarahku kepadanya. aku tidak bisa menerima semuanya."Sayang jangan hanya diam Maafkan aku." Sambil memegang pundakku.Ku ambil nafas panjang."Pertama terima kasih telah jujur kepadaku kak walaupun ini amat sangat berat aku terima aku gak menyangka kamu seperti ini. Aku sudah sangat menyayangimu mas. Aku kecewa dengan kamu mas cukup kecewa sekali!. kedua Aku mencintamu Mas Ardan dengan seluruh hatiku dan aku bingung harus mengambil keputusan apa, dan satu lagi tolong jauhiku Camkan itu!," J
Kini pagi telah datang, Begitu cepat berlalu pagi kemarin, pagi membawakan cahaya, tapi ternyata sekarang, pagi membawakan hujan.Pagi ini hujan turun, Aku hanya berdiri di halte menunggu bus tiba setelah 6 bulan semuanya berbeda, yang tadinya hanya naik angkot, sekarang naik bus, yang biasanya bunga selalu berdiri bersama di pagi hari, ini sudah pergi dengan suaminya, yang sedihnya harga selalu datang pagi untuk makan bersama kini sudah tidak lagi."Naiklah."Tiba-tiba mobil hitam berdiri di depanku, dan laki-laki di jok belakang mengagetkan lamunanku, ternyata dia Ardan."Aku tidak mau." aku membuang mukaku dari Ardan karena aku tidak sanggup untuk menatapnya yang membuat hatiku luluh."Aku ingin bicara Natasyalia." Ardan membuka pintunya dan rahangnya mengeras, dia memegang tanganku dengan keras, aku tahu kalau Ardan semarah ini."Awww sakit Ardan lepaskan."Akhirnya aku sekarang berada di mobil Ardan dan bajuku sebagian basah."Siapa laki-laki ya
Aku segera memboyong Ardan kekamar, meskipun tubuh Ardan berat tapi tasya tidak tega jika dia tidur di lantai, dengan ke adaan seperti itu, tasya membuka sepatu Ardan dan melonggarkan baju Ardan, tapi tiba-tiba Ardan bangun dan tersenyum lalu arga mencium ku.PLAKKKK.!!!"Kamu benar-benar gila Ardan!""Aku lebih gila jika kamu tidak kembali TASYA." Dia membentakku, sungguh sakit hatiku sakit, 'aku juga mencintaimu, tapi kamu sudah ber istri' gumamku dalam hati."Pulang sekarang Ardan." Sekarang tasya tidak bisa lagi menahan air matanya.Tapi sepertinya Ardan malah tidur di kamarku. Aku mengambil ponsel Arga di saku celana Ardan, dan melihat lihat foto Arga. Ternyata Istrinya sedang hamil, karena Aku menemukan foto USG di ponsel Ardan, kenapaaa hidup ku seperti ini? Bisakah hidupku bahagia tanpa kesedihan yang menyakitkan hatiku?.Apakah kamu akan selalu mencintaiku Ardan? Apakah kamu hanya sesaat untukku? Aku harus bagaimana sekarang? Apakah aku mau menerima
Nama ku Natasyalia, umurku 25 tahun dan aku sudah lulus kuliah jurusan manajemen bisnis di universitas swasta yang ada di Bandung. Ayahku sudah meninggal setahun yang lalu karena serangan jantung, itu semua karena ibuku yang selingkuh dengan laki-laki lainnya menggunakan uang ayah, maka dari situlah usaha kuliner ayah bangkrut. Tetapi ayah meninggalkan uang untukku senilai 1 M. Aku tidak pernah memakai uang ayah, karena aku ingin terbiasa hidup mandiri sederhana dengan aku apa adanya dan dan dengan apa yang aku miliki sendiri. Aku sangat menyayangi ayah dan ibu tapi perasaanku sama ibu sekarang tidak terjalin dengan baik. aku bingung aku tidak suka perilaku ibuku tapi mau bagaimana pun juga dia tetap ibuku, tapi aku tidak suka dengan kelakuannya kepada ayah. Aku sekarang diterima di perusahaan yang ada di Bandung sebagai staff dan aku tinggal di apartemen biasa, bukan apartemen yang super mewah dan mahal, jika aku tinggal di sana mungkin aku tidak bisa makan karena aku
Sekarang sudah pagi, dan Aku ternyata cuma bisa tidur 4 jam. Tapi bagiku itu sudah cukup kok, seperti biasa, Aku melakukan ritual pagi, tapi sekarang ada yang berbeda Aku sedikit mengoles make up di wajah, dan mengikat rambut, dan juga poni yang dibiarkan begitu saja, setelah semua beres, Aku langsung keluar dari apartemen karena takut ketinggalan angkutan umum bersama bunga, sekarang mereka sudah menaiki angkot, kalian harus tahu, bahwa bunga itu orang yang tidak bisa berhenti bercerita ketika mereka sedang bersama dan tidak ada kegiatan. "Tasya apa kamu tahu brand ambassador di perusahaan kita?" tanya Bunga. "Aku baru bekerja kemarin bunga, ya aku tidak tahu lah Bung," jawabku. "Sekarang aku kasih tahu oke? Apa kau tahu dengan Anggi Sarasvati?" "Artis? ohh ya Aku pernah melihatnya di TV," jawabku. "Iya dia kok Aku bahkan pernah melihatnya langsung Tasya, dia begitu cantik sekali dan sempurna," ucap Bunga. "Apakah dia sudah meni
Aku segera memboyong Ardan kekamar, meskipun tubuh Ardan berat tapi tasya tidak tega jika dia tidur di lantai, dengan ke adaan seperti itu, tasya membuka sepatu Ardan dan melonggarkan baju Ardan, tapi tiba-tiba Ardan bangun dan tersenyum lalu arga mencium ku.PLAKKKK.!!!"Kamu benar-benar gila Ardan!""Aku lebih gila jika kamu tidak kembali TASYA." Dia membentakku, sungguh sakit hatiku sakit, 'aku juga mencintaimu, tapi kamu sudah ber istri' gumamku dalam hati."Pulang sekarang Ardan." Sekarang tasya tidak bisa lagi menahan air matanya.Tapi sepertinya Ardan malah tidur di kamarku. Aku mengambil ponsel Arga di saku celana Ardan, dan melihat lihat foto Arga. Ternyata Istrinya sedang hamil, karena Aku menemukan foto USG di ponsel Ardan, kenapaaa hidup ku seperti ini? Bisakah hidupku bahagia tanpa kesedihan yang menyakitkan hatiku?.Apakah kamu akan selalu mencintaiku Ardan? Apakah kamu hanya sesaat untukku? Aku harus bagaimana sekarang? Apakah aku mau menerima
Kini pagi telah datang, Begitu cepat berlalu pagi kemarin, pagi membawakan cahaya, tapi ternyata sekarang, pagi membawakan hujan.Pagi ini hujan turun, Aku hanya berdiri di halte menunggu bus tiba setelah 6 bulan semuanya berbeda, yang tadinya hanya naik angkot, sekarang naik bus, yang biasanya bunga selalu berdiri bersama di pagi hari, ini sudah pergi dengan suaminya, yang sedihnya harga selalu datang pagi untuk makan bersama kini sudah tidak lagi."Naiklah."Tiba-tiba mobil hitam berdiri di depanku, dan laki-laki di jok belakang mengagetkan lamunanku, ternyata dia Ardan."Aku tidak mau." aku membuang mukaku dari Ardan karena aku tidak sanggup untuk menatapnya yang membuat hatiku luluh."Aku ingin bicara Natasyalia." Ardan membuka pintunya dan rahangnya mengeras, dia memegang tanganku dengan keras, aku tahu kalau Ardan semarah ini."Awww sakit Ardan lepaskan."Akhirnya aku sekarang berada di mobil Ardan dan bajuku sebagian basah."Siapa laki-laki ya
Aku terkejut dengan pernyataan Mas Ardan. Aku kecewa dengan Mas Ardan. Seharusnya malam ini aku bahagia Karena sahabatku menikah, namun Malam ini aku tidak bahagia aku kecewa dengan Mas ardan, Jadi apa maksud dari dia kenapa dia mendekatiku, bahkan dia sudah mempunyai istri yang sangat cantik dan elegan. Aku tak tau harus menjawab apa. Hatiku sakit sekali rasanya. Egois sekali dia. Tak terasa Air mataku menetes. Tapi Bukan karna aku sedih dengan keadaannya aku menahan amarahku kepadanya. aku tidak bisa menerima semuanya."Sayang jangan hanya diam Maafkan aku." Sambil memegang pundakku.Ku ambil nafas panjang."Pertama terima kasih telah jujur kepadaku kak walaupun ini amat sangat berat aku terima aku gak menyangka kamu seperti ini. Aku sudah sangat menyayangimu mas. Aku kecewa dengan kamu mas cukup kecewa sekali!. kedua Aku mencintamu Mas Ardan dengan seluruh hatiku dan aku bingung harus mengambil keputusan apa, dan satu lagi tolong jauhiku Camkan itu!," J
Aku hanya bisa melamun membayangkan ada seseorang yang bisa menemaniku, membantuku, dan menyayangiku. tapi itu semua hanyalah hayalan nya dan tidak akan pernah terwujud."Kenapa belum tidur?" Tiba tiba Ardan mengagetkanku, dan dia turun dari kasur lalu duduk di sampingku."Aku belum ngantuk.""Tasya?""Ya Ardan?""Lihat aku, lihat mataku tasya."Entah kenapa dia menyuruhku untuk menatap matanya, bahkan Aku tidak sanggup melihat mata seorang laki-laki yang di cintaiki, karena itu Aku merasa sangat gugup, tapi apa boleh buat Aku harus tetap menatap Ardan."Kenapaaa?""Aku mencintaimu." Aku kaget dengan kata kata Ardan, mataku berkedip, kenapa dia?aku tahu ini hanyalah akal busuknya saja, bahkan dia sudah punya pacar."Kamu sudah punya pacar Ardan."Aku mengalihkan pandangannya, dan melihat ke arah jendela."Tapi aku lebih mencintaimu.""Jangan bicara omong kosong ya ardan, aku tidak mungkin membalas cintak
Ardan bertanya tapi aku belum sempat menjawab tiba-tiba sudah berada di ruang tamu saja tak terasa, dan kami berlima duduk."Maafkan ibu tasya, ibu sudah membuatmu terluka selama ini nak,"Ucap ibuku dengan menatapku dengan wajah yang memohon."Sudah berapa tahun ibu menikah?" Tidak menjawab pertanyaan ibu barusan tapi aku lebih baik mengalihkan pembicaraan."Sekitar 6 bulan," jawab laki-laki tua disamping ibu."Kenapa tasya baru tahu sekarang? Harusnya dia tahu dari awal kalian menikahkan?"Jawab ardan sambil menatap ibu dan laki-laki tua itu bergantian."Baiklah, sekarang to the point saja," jawab ibuku."Jadi benar aku disuruh ke sini karena ibu ada kemauan dariku saja." penyakit Line kepada ibunya."Jadi begini ibu sudah menikah dengan om Ferdi sekitar 6 bulan dan sekarang perekomonian kami sedang menurun jadi sekarang ibu minta sebagian harta yang ditinggalkan ayah untukmu."Mendengar ucapan dan maksud tujuan ibu, Aku sangat sakit
Aku telah masuk ke dalam ruangan. "Kamu karyawan baru?" Pertanyaan itu membuatku semakin degdegan tak karuan. "Iiya pak," jawab aku gugup, karena aku gugup, tapi bosnya memberikan amplop kecil berwarna cokelat. "Kamu tidak usah bekerja di sini lagi" pernyataan itu membuat aku shock. Aku kaget, ini kenapa? Aku di pecat? Gumamku dalam hati. "Tapi saya salah apa ya pak?" tanyaku pada boss. "Kemarin kamu tidak datang lagi ke kantor." Ah ini benar, ini semua gara gara Ardan, ya Aku tidak bisa berbuat apalagi ini sudah jadi nasibku, Akupun keluar dari ruangan itu, dan juga keluar dari gedung perusahaan itu, aku mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Ardan. "Aku di pecat, dan ini semua karena salahmu." isi pesanku pada Ardan. Baru saja kemarin Aku bahagia mendapatkan pekerjaan, dan sekarang sudah dipecat lagi. Sekarang Aku tidak mau naik angkot ataupun kendaraan lainnya. Aku hanya ingin berjalan menelusuri
Tiba-tiba ponselku berdering tanda ada notif masuk langsung aku buka handphoneku dan membuka pesan itu ternyata itu pesan dari ibuku yang sudah lama tidak bertemu.Ibu : "Tasya Ibu di kampung sendiri, apakah kamu tidak mau menemani Ibu? Maafkan Ibu nak Ibu sudah jahat kepadamu."Entah kenapa air mataku tiba-tiba jatuh ketika membaca pesan dari Ibu, aku rindu Ayah, aku sangat menyayangi ayah, meskipun ibu yang melahirkan aku tapi aku sangat menyayangi ayah, tapi mau bagaimana pun juga dia tetap ibuku, dia istri yang di cintai ayah sampai akhir hayatnya, tapi pengorbanan dan perjuangan Ayah, Ibu sia siakan begitu saja, hatiku sekarang merasakan kembali sakitnya, pedihnya kenyataan dalam hidupku, jika nanti lelaki yang akan memperjuangkanku dan mengorbankan segalanya hanya untukku, aku akan lebih mencintainya dan menyayanginya sekuat dan semampuku, tiba-tiba pintu apartemen ku terbuka, dan ternyata itu Ardan, aku segera menghapus air mataku, dan melihat Ardan tersenyum, k
Setelah ardan berbicara seperti itu aku langsung terus selalu kepikiran dengan ucapannya, Aku tidak mengerti apa yang di ucapkan Ardan, apakah Aku terlalu kecil untuk mengetahui percakapan orang dewasa?Setelah Kita selesai berbicara, dan mobil Arda pun kembali melaju dan tidak terasa sekarang mobil Ardan sudah terparkir di depan apartemen dan Aku pun turun dari mobil Ardan begitu juga Ardan turun dan mengikutiku dari belakang masuk ke dalam apartemen. Setelah masuk ke dalam apartement Ardan langsung pergi ke balkon sendiri untuk menikmati udara, tetapi Aku terdiam duduk di sofa ruang tamu, setelah Aku duduk sebentar dan sambil bermain ponsel. Ketika perasaan aku sudah mulai tenang, Akupun menghampiri Ardan dan lupa saat itu Aku sedang marah pada Ardan karena membawaku pulang ke apartemen, padahal sedang jam kerja."Heii lagi apa?" tanyaku memecahkan keheningan, sambil memegang bahu Ardan , tetapi Ardan tidak menjawab ia malah menatap aku terus dan langsung memeluk ,la
Sekarang sudah pagi, dan Aku ternyata cuma bisa tidur 4 jam. Tapi bagiku itu sudah cukup kok, seperti biasa, Aku melakukan ritual pagi, tapi sekarang ada yang berbeda Aku sedikit mengoles make up di wajah, dan mengikat rambut, dan juga poni yang dibiarkan begitu saja, setelah semua beres, Aku langsung keluar dari apartemen karena takut ketinggalan angkutan umum bersama bunga, sekarang mereka sudah menaiki angkot, kalian harus tahu, bahwa bunga itu orang yang tidak bisa berhenti bercerita ketika mereka sedang bersama dan tidak ada kegiatan. "Tasya apa kamu tahu brand ambassador di perusahaan kita?" tanya Bunga. "Aku baru bekerja kemarin bunga, ya aku tidak tahu lah Bung," jawabku. "Sekarang aku kasih tahu oke? Apa kau tahu dengan Anggi Sarasvati?" "Artis? ohh ya Aku pernah melihatnya di TV," jawabku. "Iya dia kok Aku bahkan pernah melihatnya langsung Tasya, dia begitu cantik sekali dan sempurna," ucap Bunga. "Apakah dia sudah meni