Aku telah masuk ke dalam ruangan.
"Kamu karyawan baru?"
Pertanyaan itu membuatku semakin degdegan tak karuan.
"Iiya pak," jawab aku gugup, karena aku gugup, tapi bosnya memberikan amplop kecil berwarna cokelat.
"Kamu tidak usah bekerja di sini lagi" pernyataan itu membuat aku shock. Aku kaget, ini kenapa? Aku di pecat? Gumamku dalam hati.
"Tapi saya salah apa ya pak?" tanyaku pada boss.
"Kemarin kamu tidak datang lagi ke kantor."
Ah ini benar, ini semua gara gara Ardan, ya Aku tidak bisa berbuat apalagi ini sudah jadi nasibku, Akupun keluar dari ruangan itu, dan juga keluar dari gedung perusahaan itu, aku mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Ardan.
"Aku di pecat, dan ini semua karena salahmu." isi pesanku pada Ardan.
Baru saja kemarin Aku bahagia mendapatkan pekerjaan, dan sekarang sudah dipecat lagi.
Sekarang Aku tidak mau naik angkot ataupun kendaraan lainnya. Aku hanya ingin berjalan menelusuri trotoar, Aku berfikir, laki-laki tadi pemilik perusahaan? Berarti dia suaminya Anggi Sarasvati? Dan kata bunga dia sangatlah tampan, tapi bagi Aku dia bisa saja.
Tidak terasa Aku sudah sampai di depan apartemen, kaki aku sakit sekali, dari perusahaan ke apartemen aku hanya berjalan kaki, aku langsung masuk ke apartemen nya karena sudah lelah dan ingin berbaring di tempat tidur.
Setelah aku membuka pintu apartemen, ponselnya berdering, dan itu panggilan dari Ardan.
"Halo?"
"Kamu dimana?"
"Di apartemen."
"Maafkan aku Tasya, ini salahku, setelah pekerjaan ku selesai aku akan menemuimu."
"Baiklah, nanti kita bicara."
Telpon pun di tutup olehku, entah kenapa dengan hatiku saat ini, seharusnya aku barusan marah kepada Ardan, tapi kenapa aku tidak bisa? Apakah Ardan sudah mengendalikan hatiku?
Aku takut, jika hatiku selalu, menginginkannya dan akhirnya dia pergi begitu saja, Gumamku.
Sekarang Aku sedang menonton TV tapi tiba-tiba suara bel apartemen berbunyi, Aku segera menghampiri pintu dan membukanya, dan ternyata dia Ardan, laki-laki yang ku tunggu kehadirannya dari tadi hingga malam ini, seharusnya aku marah saat ini, karena aku sudah kehilangan pekerjaanku gara-gara laki-laki yang ada di hadapanku apakah aku sudah mencintainya?
Dan Ardan masuk ke apartemenku dan duduk di kursi aku pun mengikuti langkahnya, dan duduk disampingnya, tangan Ardan merangkulku dan memelukku, aku juga membalas pelukan Ardan, ini sungguh aneh tapi aku menyukainya dan aku sangat nyaman seperti ini.
"Maafkan aku Tasya, gara-gara aku kamu kehilangan pekerjaanmu," ucap Ardan merasa bersalah.
"Aku harus bagaimana untuk mendapatkan uang?" tanyaku Pada Ardan karena aku sudah bingung sekali.
"Aku akan membantu mu," jawab Ardan.
"Terimakasih," ucapku.
Tangan Arga mengelus ngelus rambutku, aku sangat menyukai keadaan seperti ini.
"Apakah kamu sudah makan?" tanyaku kepada Ardan.
"Tadinya aku mau makan pasakan buatanmu, tapi aku sudah makan," jawab Ardan.
"Baiklah, mungkin lain waktu kita bisa makan bersama."
Ahh rasa sedihku tadi hilang seketika,jika Arga ada di sampingku, apalagi memelukku, tuhann, Aku menginginkan laki-laki seperti ini.
Ternyata ponselku berbunyi tanda ada pesan masuk, aku langsung membuka nya, ternyata itu pesan dari ibu.
"Ibu berharap, kamu besok ke bali , kerumah nenekmu Tasya, Ibu merindukanmu."
Tiba tiba aku tidak bersemangat, dan aku letakan kembali ponselku, tapi tiba-tiba Ardan melepaskan pelukannya dan menatap ku.
"Pesan dari siapa? Ko gak di bales?" tanyanya.
"Dari Ibuku," jawabku acuh.
"Kenapa? Dia Ibumu Tasya?"
"Aku tidak punya ibu seperti dia."
Tiba-tiba Ardan mencekal pundakku dan menatapku, kenapa laki-laki ini bisa membuat ku luluh.
"Dengarkan aku, seburuk apapun Ibumu , dia adalah wanita yang sudah mengandung mu, dan juga membesarkanmu, jadi kamu tidak boleh seperti itu Tasya."
"Tapi dia penyebab ayah meninggal Ardan, dia selingkuh dengan laki-laki lain dan menghabiskan uang Ayah."
Tiba tiba air mataku jatuh, ketika mulutku mengucapkan nama 'Ayah' hatiku sakit, dan Arga memelukku mengelus ngelus rambutku 'lagi'.
"Jangan menangis, aku ada disini ,lalu sekarang apa keinginan Ibumu hemm?"
"Ibu menyuruh ku besok datang ke Bali, dia bilang merindukan ku."
"Aku akan mengantarmu."
"Kamu seriusan?" Tanyaku tak percaya Ardan akan mengantarku.
"Aku serius!."
Tuhan. Terimakasih telah mengirimkan malaikat tanpa sayap ku ketika hatiku hancur, jika tidak ada dia, mungkin sekarang ,aku sudah tidak sanggup lagi melanjutkan hidupku.
Pagi ini aku berangkat ke Bali dengan ditemani arga, tadi malam aku sudah bilang pada ibu kalau hari ini aku akan menemuinya, dan hari ini ada keanehan dari Ardan, kenapa pergi ke bandara tidak bersamaan? Aku harus menunggu arga di bandara, dan setelah menunggu akhirnya arga datang, dan dia terlihat sangat keren ketika tidak memakai setelan kantornya aku akan menjadi wanita yang sangat beruntung jika aku dinikahi oleh arga, ah semoga saja arga mengatakan perasaannya padaku segera, kami pun pergi ke Bali , tidak membutuhkan waktu yang lama hingga kami tiba di Bali, setelah sampai di bandara Bali, aku dan arga Segera check-in , karena aku tidak mau tinggal dengan ibu untuk 3 hari ini, iya aku dan arga bersepakat akan ke Bali selama 3 hari, karena di Jakarta masih banyak pekerjaan arga yang harus diurus.
Setelah sampai di hotel, aku masuk ke kamar dan Ardan juga masuk ke kamarnya, setelah merapikan semuanya aku segera keluar kamar , dan akan pergi ke Ibu karena tidak mau menunda-nunda, aku dan Ardan pergi untuk menemui Ibu, tapi di sepanjang jalan Ardan sibuk dengan ponselnya, dan tidak terasa mobil pun sudah sampai, aku dan Ardan turun dari mobil dan aku melihat Ibu, nenek dan 1 orang laki-laki sedang berdiri tersenyum.
"Ah anak ibu semakin cantik."
Aku hanya tersenyum tidak bisa bicara apa-apa karena hatiku tidak bisa bohong, Aku kesini karena Ardan yang menyarankan.
"Halo ini siapa cat? Tampan sekali," tanyanya sambil tersenyum ramah ke arah Ardan.
"Perkenalkan nama saya Ardan Wiguna."
"Ah ini temenku, ini siapa?" jawab kepada Ibu, dan menanyakan laki-laki yang di sebelah Ibu.
"Ini suami Ibu," jawab Ibu, mendengar jawabannya aku ingin segera pergi, enak saja dia sudah menikah lagi dan berbahagia, sedangkan anaknya sendiri masih terpuruk dengan kejadian beberapa tahun yang lalu.
"Sebaiknya kamu masuk," ucap nenekku.
Kami semua masuk, dan Ardan merangkul pinggang ku sambil berbisik.
"Kenapa tadi kamu bilang kalau aku temanmu? Mereka tidak akan percaya Tasya."
"Tapi kita tidak punya hubungan lebih Ardan."
"Setiap malam aku selalu ke apartemen mu, apakah teman seperti itu?" tanya Ardan yang membuatku selalu degdegan tersipu malu di hadapannya aku sangt senang telah di pertemukan ardan kepadaku.
Ardan bertanya tapi aku belum sempat menjawab tiba-tiba sudah berada di ruang tamu saja tak terasa, dan kami berlima duduk."Maafkan ibu tasya, ibu sudah membuatmu terluka selama ini nak,"Ucap ibuku dengan menatapku dengan wajah yang memohon."Sudah berapa tahun ibu menikah?" Tidak menjawab pertanyaan ibu barusan tapi aku lebih baik mengalihkan pembicaraan."Sekitar 6 bulan," jawab laki-laki tua disamping ibu."Kenapa tasya baru tahu sekarang? Harusnya dia tahu dari awal kalian menikahkan?"Jawab ardan sambil menatap ibu dan laki-laki tua itu bergantian."Baiklah, sekarang to the point saja," jawab ibuku."Jadi benar aku disuruh ke sini karena ibu ada kemauan dariku saja." penyakit Line kepada ibunya."Jadi begini ibu sudah menikah dengan om Ferdi sekitar 6 bulan dan sekarang perekomonian kami sedang menurun jadi sekarang ibu minta sebagian harta yang ditinggalkan ayah untukmu."Mendengar ucapan dan maksud tujuan ibu, Aku sangat sakit
Aku hanya bisa melamun membayangkan ada seseorang yang bisa menemaniku, membantuku, dan menyayangiku. tapi itu semua hanyalah hayalan nya dan tidak akan pernah terwujud."Kenapa belum tidur?" Tiba tiba Ardan mengagetkanku, dan dia turun dari kasur lalu duduk di sampingku."Aku belum ngantuk.""Tasya?""Ya Ardan?""Lihat aku, lihat mataku tasya."Entah kenapa dia menyuruhku untuk menatap matanya, bahkan Aku tidak sanggup melihat mata seorang laki-laki yang di cintaiki, karena itu Aku merasa sangat gugup, tapi apa boleh buat Aku harus tetap menatap Ardan."Kenapaaa?""Aku mencintaimu." Aku kaget dengan kata kata Ardan, mataku berkedip, kenapa dia?aku tahu ini hanyalah akal busuknya saja, bahkan dia sudah punya pacar."Kamu sudah punya pacar Ardan."Aku mengalihkan pandangannya, dan melihat ke arah jendela."Tapi aku lebih mencintaimu.""Jangan bicara omong kosong ya ardan, aku tidak mungkin membalas cintak
Aku terkejut dengan pernyataan Mas Ardan. Aku kecewa dengan Mas Ardan. Seharusnya malam ini aku bahagia Karena sahabatku menikah, namun Malam ini aku tidak bahagia aku kecewa dengan Mas ardan, Jadi apa maksud dari dia kenapa dia mendekatiku, bahkan dia sudah mempunyai istri yang sangat cantik dan elegan. Aku tak tau harus menjawab apa. Hatiku sakit sekali rasanya. Egois sekali dia. Tak terasa Air mataku menetes. Tapi Bukan karna aku sedih dengan keadaannya aku menahan amarahku kepadanya. aku tidak bisa menerima semuanya."Sayang jangan hanya diam Maafkan aku." Sambil memegang pundakku.Ku ambil nafas panjang."Pertama terima kasih telah jujur kepadaku kak walaupun ini amat sangat berat aku terima aku gak menyangka kamu seperti ini. Aku sudah sangat menyayangimu mas. Aku kecewa dengan kamu mas cukup kecewa sekali!. kedua Aku mencintamu Mas Ardan dengan seluruh hatiku dan aku bingung harus mengambil keputusan apa, dan satu lagi tolong jauhiku Camkan itu!," J
Kini pagi telah datang, Begitu cepat berlalu pagi kemarin, pagi membawakan cahaya, tapi ternyata sekarang, pagi membawakan hujan.Pagi ini hujan turun, Aku hanya berdiri di halte menunggu bus tiba setelah 6 bulan semuanya berbeda, yang tadinya hanya naik angkot, sekarang naik bus, yang biasanya bunga selalu berdiri bersama di pagi hari, ini sudah pergi dengan suaminya, yang sedihnya harga selalu datang pagi untuk makan bersama kini sudah tidak lagi."Naiklah."Tiba-tiba mobil hitam berdiri di depanku, dan laki-laki di jok belakang mengagetkan lamunanku, ternyata dia Ardan."Aku tidak mau." aku membuang mukaku dari Ardan karena aku tidak sanggup untuk menatapnya yang membuat hatiku luluh."Aku ingin bicara Natasyalia." Ardan membuka pintunya dan rahangnya mengeras, dia memegang tanganku dengan keras, aku tahu kalau Ardan semarah ini."Awww sakit Ardan lepaskan."Akhirnya aku sekarang berada di mobil Ardan dan bajuku sebagian basah."Siapa laki-laki ya
Aku segera memboyong Ardan kekamar, meskipun tubuh Ardan berat tapi tasya tidak tega jika dia tidur di lantai, dengan ke adaan seperti itu, tasya membuka sepatu Ardan dan melonggarkan baju Ardan, tapi tiba-tiba Ardan bangun dan tersenyum lalu arga mencium ku.PLAKKKK.!!!"Kamu benar-benar gila Ardan!""Aku lebih gila jika kamu tidak kembali TASYA." Dia membentakku, sungguh sakit hatiku sakit, 'aku juga mencintaimu, tapi kamu sudah ber istri' gumamku dalam hati."Pulang sekarang Ardan." Sekarang tasya tidak bisa lagi menahan air matanya.Tapi sepertinya Ardan malah tidur di kamarku. Aku mengambil ponsel Arga di saku celana Ardan, dan melihat lihat foto Arga. Ternyata Istrinya sedang hamil, karena Aku menemukan foto USG di ponsel Ardan, kenapaaa hidup ku seperti ini? Bisakah hidupku bahagia tanpa kesedihan yang menyakitkan hatiku?.Apakah kamu akan selalu mencintaiku Ardan? Apakah kamu hanya sesaat untukku? Aku harus bagaimana sekarang? Apakah aku mau menerima
Nama ku Natasyalia, umurku 25 tahun dan aku sudah lulus kuliah jurusan manajemen bisnis di universitas swasta yang ada di Bandung. Ayahku sudah meninggal setahun yang lalu karena serangan jantung, itu semua karena ibuku yang selingkuh dengan laki-laki lainnya menggunakan uang ayah, maka dari situlah usaha kuliner ayah bangkrut. Tetapi ayah meninggalkan uang untukku senilai 1 M. Aku tidak pernah memakai uang ayah, karena aku ingin terbiasa hidup mandiri sederhana dengan aku apa adanya dan dan dengan apa yang aku miliki sendiri. Aku sangat menyayangi ayah dan ibu tapi perasaanku sama ibu sekarang tidak terjalin dengan baik. aku bingung aku tidak suka perilaku ibuku tapi mau bagaimana pun juga dia tetap ibuku, tapi aku tidak suka dengan kelakuannya kepada ayah. Aku sekarang diterima di perusahaan yang ada di Bandung sebagai staff dan aku tinggal di apartemen biasa, bukan apartemen yang super mewah dan mahal, jika aku tinggal di sana mungkin aku tidak bisa makan karena aku
Sekarang sudah pagi, dan Aku ternyata cuma bisa tidur 4 jam. Tapi bagiku itu sudah cukup kok, seperti biasa, Aku melakukan ritual pagi, tapi sekarang ada yang berbeda Aku sedikit mengoles make up di wajah, dan mengikat rambut, dan juga poni yang dibiarkan begitu saja, setelah semua beres, Aku langsung keluar dari apartemen karena takut ketinggalan angkutan umum bersama bunga, sekarang mereka sudah menaiki angkot, kalian harus tahu, bahwa bunga itu orang yang tidak bisa berhenti bercerita ketika mereka sedang bersama dan tidak ada kegiatan. "Tasya apa kamu tahu brand ambassador di perusahaan kita?" tanya Bunga. "Aku baru bekerja kemarin bunga, ya aku tidak tahu lah Bung," jawabku. "Sekarang aku kasih tahu oke? Apa kau tahu dengan Anggi Sarasvati?" "Artis? ohh ya Aku pernah melihatnya di TV," jawabku. "Iya dia kok Aku bahkan pernah melihatnya langsung Tasya, dia begitu cantik sekali dan sempurna," ucap Bunga. "Apakah dia sudah meni
Setelah ardan berbicara seperti itu aku langsung terus selalu kepikiran dengan ucapannya, Aku tidak mengerti apa yang di ucapkan Ardan, apakah Aku terlalu kecil untuk mengetahui percakapan orang dewasa?Setelah Kita selesai berbicara, dan mobil Arda pun kembali melaju dan tidak terasa sekarang mobil Ardan sudah terparkir di depan apartemen dan Aku pun turun dari mobil Ardan begitu juga Ardan turun dan mengikutiku dari belakang masuk ke dalam apartemen. Setelah masuk ke dalam apartement Ardan langsung pergi ke balkon sendiri untuk menikmati udara, tetapi Aku terdiam duduk di sofa ruang tamu, setelah Aku duduk sebentar dan sambil bermain ponsel. Ketika perasaan aku sudah mulai tenang, Akupun menghampiri Ardan dan lupa saat itu Aku sedang marah pada Ardan karena membawaku pulang ke apartemen, padahal sedang jam kerja."Heii lagi apa?" tanyaku memecahkan keheningan, sambil memegang bahu Ardan , tetapi Ardan tidak menjawab ia malah menatap aku terus dan langsung memeluk ,la
Aku segera memboyong Ardan kekamar, meskipun tubuh Ardan berat tapi tasya tidak tega jika dia tidur di lantai, dengan ke adaan seperti itu, tasya membuka sepatu Ardan dan melonggarkan baju Ardan, tapi tiba-tiba Ardan bangun dan tersenyum lalu arga mencium ku.PLAKKKK.!!!"Kamu benar-benar gila Ardan!""Aku lebih gila jika kamu tidak kembali TASYA." Dia membentakku, sungguh sakit hatiku sakit, 'aku juga mencintaimu, tapi kamu sudah ber istri' gumamku dalam hati."Pulang sekarang Ardan." Sekarang tasya tidak bisa lagi menahan air matanya.Tapi sepertinya Ardan malah tidur di kamarku. Aku mengambil ponsel Arga di saku celana Ardan, dan melihat lihat foto Arga. Ternyata Istrinya sedang hamil, karena Aku menemukan foto USG di ponsel Ardan, kenapaaa hidup ku seperti ini? Bisakah hidupku bahagia tanpa kesedihan yang menyakitkan hatiku?.Apakah kamu akan selalu mencintaiku Ardan? Apakah kamu hanya sesaat untukku? Aku harus bagaimana sekarang? Apakah aku mau menerima
Kini pagi telah datang, Begitu cepat berlalu pagi kemarin, pagi membawakan cahaya, tapi ternyata sekarang, pagi membawakan hujan.Pagi ini hujan turun, Aku hanya berdiri di halte menunggu bus tiba setelah 6 bulan semuanya berbeda, yang tadinya hanya naik angkot, sekarang naik bus, yang biasanya bunga selalu berdiri bersama di pagi hari, ini sudah pergi dengan suaminya, yang sedihnya harga selalu datang pagi untuk makan bersama kini sudah tidak lagi."Naiklah."Tiba-tiba mobil hitam berdiri di depanku, dan laki-laki di jok belakang mengagetkan lamunanku, ternyata dia Ardan."Aku tidak mau." aku membuang mukaku dari Ardan karena aku tidak sanggup untuk menatapnya yang membuat hatiku luluh."Aku ingin bicara Natasyalia." Ardan membuka pintunya dan rahangnya mengeras, dia memegang tanganku dengan keras, aku tahu kalau Ardan semarah ini."Awww sakit Ardan lepaskan."Akhirnya aku sekarang berada di mobil Ardan dan bajuku sebagian basah."Siapa laki-laki ya
Aku terkejut dengan pernyataan Mas Ardan. Aku kecewa dengan Mas Ardan. Seharusnya malam ini aku bahagia Karena sahabatku menikah, namun Malam ini aku tidak bahagia aku kecewa dengan Mas ardan, Jadi apa maksud dari dia kenapa dia mendekatiku, bahkan dia sudah mempunyai istri yang sangat cantik dan elegan. Aku tak tau harus menjawab apa. Hatiku sakit sekali rasanya. Egois sekali dia. Tak terasa Air mataku menetes. Tapi Bukan karna aku sedih dengan keadaannya aku menahan amarahku kepadanya. aku tidak bisa menerima semuanya."Sayang jangan hanya diam Maafkan aku." Sambil memegang pundakku.Ku ambil nafas panjang."Pertama terima kasih telah jujur kepadaku kak walaupun ini amat sangat berat aku terima aku gak menyangka kamu seperti ini. Aku sudah sangat menyayangimu mas. Aku kecewa dengan kamu mas cukup kecewa sekali!. kedua Aku mencintamu Mas Ardan dengan seluruh hatiku dan aku bingung harus mengambil keputusan apa, dan satu lagi tolong jauhiku Camkan itu!," J
Aku hanya bisa melamun membayangkan ada seseorang yang bisa menemaniku, membantuku, dan menyayangiku. tapi itu semua hanyalah hayalan nya dan tidak akan pernah terwujud."Kenapa belum tidur?" Tiba tiba Ardan mengagetkanku, dan dia turun dari kasur lalu duduk di sampingku."Aku belum ngantuk.""Tasya?""Ya Ardan?""Lihat aku, lihat mataku tasya."Entah kenapa dia menyuruhku untuk menatap matanya, bahkan Aku tidak sanggup melihat mata seorang laki-laki yang di cintaiki, karena itu Aku merasa sangat gugup, tapi apa boleh buat Aku harus tetap menatap Ardan."Kenapaaa?""Aku mencintaimu." Aku kaget dengan kata kata Ardan, mataku berkedip, kenapa dia?aku tahu ini hanyalah akal busuknya saja, bahkan dia sudah punya pacar."Kamu sudah punya pacar Ardan."Aku mengalihkan pandangannya, dan melihat ke arah jendela."Tapi aku lebih mencintaimu.""Jangan bicara omong kosong ya ardan, aku tidak mungkin membalas cintak
Ardan bertanya tapi aku belum sempat menjawab tiba-tiba sudah berada di ruang tamu saja tak terasa, dan kami berlima duduk."Maafkan ibu tasya, ibu sudah membuatmu terluka selama ini nak,"Ucap ibuku dengan menatapku dengan wajah yang memohon."Sudah berapa tahun ibu menikah?" Tidak menjawab pertanyaan ibu barusan tapi aku lebih baik mengalihkan pembicaraan."Sekitar 6 bulan," jawab laki-laki tua disamping ibu."Kenapa tasya baru tahu sekarang? Harusnya dia tahu dari awal kalian menikahkan?"Jawab ardan sambil menatap ibu dan laki-laki tua itu bergantian."Baiklah, sekarang to the point saja," jawab ibuku."Jadi benar aku disuruh ke sini karena ibu ada kemauan dariku saja." penyakit Line kepada ibunya."Jadi begini ibu sudah menikah dengan om Ferdi sekitar 6 bulan dan sekarang perekomonian kami sedang menurun jadi sekarang ibu minta sebagian harta yang ditinggalkan ayah untukmu."Mendengar ucapan dan maksud tujuan ibu, Aku sangat sakit
Aku telah masuk ke dalam ruangan. "Kamu karyawan baru?" Pertanyaan itu membuatku semakin degdegan tak karuan. "Iiya pak," jawab aku gugup, karena aku gugup, tapi bosnya memberikan amplop kecil berwarna cokelat. "Kamu tidak usah bekerja di sini lagi" pernyataan itu membuat aku shock. Aku kaget, ini kenapa? Aku di pecat? Gumamku dalam hati. "Tapi saya salah apa ya pak?" tanyaku pada boss. "Kemarin kamu tidak datang lagi ke kantor." Ah ini benar, ini semua gara gara Ardan, ya Aku tidak bisa berbuat apalagi ini sudah jadi nasibku, Akupun keluar dari ruangan itu, dan juga keluar dari gedung perusahaan itu, aku mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Ardan. "Aku di pecat, dan ini semua karena salahmu." isi pesanku pada Ardan. Baru saja kemarin Aku bahagia mendapatkan pekerjaan, dan sekarang sudah dipecat lagi. Sekarang Aku tidak mau naik angkot ataupun kendaraan lainnya. Aku hanya ingin berjalan menelusuri
Tiba-tiba ponselku berdering tanda ada notif masuk langsung aku buka handphoneku dan membuka pesan itu ternyata itu pesan dari ibuku yang sudah lama tidak bertemu.Ibu : "Tasya Ibu di kampung sendiri, apakah kamu tidak mau menemani Ibu? Maafkan Ibu nak Ibu sudah jahat kepadamu."Entah kenapa air mataku tiba-tiba jatuh ketika membaca pesan dari Ibu, aku rindu Ayah, aku sangat menyayangi ayah, meskipun ibu yang melahirkan aku tapi aku sangat menyayangi ayah, tapi mau bagaimana pun juga dia tetap ibuku, dia istri yang di cintai ayah sampai akhir hayatnya, tapi pengorbanan dan perjuangan Ayah, Ibu sia siakan begitu saja, hatiku sekarang merasakan kembali sakitnya, pedihnya kenyataan dalam hidupku, jika nanti lelaki yang akan memperjuangkanku dan mengorbankan segalanya hanya untukku, aku akan lebih mencintainya dan menyayanginya sekuat dan semampuku, tiba-tiba pintu apartemen ku terbuka, dan ternyata itu Ardan, aku segera menghapus air mataku, dan melihat Ardan tersenyum, k
Setelah ardan berbicara seperti itu aku langsung terus selalu kepikiran dengan ucapannya, Aku tidak mengerti apa yang di ucapkan Ardan, apakah Aku terlalu kecil untuk mengetahui percakapan orang dewasa?Setelah Kita selesai berbicara, dan mobil Arda pun kembali melaju dan tidak terasa sekarang mobil Ardan sudah terparkir di depan apartemen dan Aku pun turun dari mobil Ardan begitu juga Ardan turun dan mengikutiku dari belakang masuk ke dalam apartemen. Setelah masuk ke dalam apartement Ardan langsung pergi ke balkon sendiri untuk menikmati udara, tetapi Aku terdiam duduk di sofa ruang tamu, setelah Aku duduk sebentar dan sambil bermain ponsel. Ketika perasaan aku sudah mulai tenang, Akupun menghampiri Ardan dan lupa saat itu Aku sedang marah pada Ardan karena membawaku pulang ke apartemen, padahal sedang jam kerja."Heii lagi apa?" tanyaku memecahkan keheningan, sambil memegang bahu Ardan , tetapi Ardan tidak menjawab ia malah menatap aku terus dan langsung memeluk ,la
Sekarang sudah pagi, dan Aku ternyata cuma bisa tidur 4 jam. Tapi bagiku itu sudah cukup kok, seperti biasa, Aku melakukan ritual pagi, tapi sekarang ada yang berbeda Aku sedikit mengoles make up di wajah, dan mengikat rambut, dan juga poni yang dibiarkan begitu saja, setelah semua beres, Aku langsung keluar dari apartemen karena takut ketinggalan angkutan umum bersama bunga, sekarang mereka sudah menaiki angkot, kalian harus tahu, bahwa bunga itu orang yang tidak bisa berhenti bercerita ketika mereka sedang bersama dan tidak ada kegiatan. "Tasya apa kamu tahu brand ambassador di perusahaan kita?" tanya Bunga. "Aku baru bekerja kemarin bunga, ya aku tidak tahu lah Bung," jawabku. "Sekarang aku kasih tahu oke? Apa kau tahu dengan Anggi Sarasvati?" "Artis? ohh ya Aku pernah melihatnya di TV," jawabku. "Iya dia kok Aku bahkan pernah melihatnya langsung Tasya, dia begitu cantik sekali dan sempurna," ucap Bunga. "Apakah dia sudah meni