Nama ku Natasyalia, umurku 25 tahun dan aku sudah lulus kuliah jurusan manajemen bisnis di universitas swasta yang ada di Bandung. Ayahku sudah meninggal setahun yang lalu karena serangan jantung, itu semua karena ibuku yang selingkuh dengan laki-laki lainnya menggunakan uang ayah, maka dari situlah usaha kuliner ayah bangkrut. Tetapi ayah meninggalkan uang untukku senilai 1 M. Aku tidak pernah memakai uang ayah, karena aku ingin terbiasa hidup mandiri sederhana dengan aku apa adanya dan dan dengan apa yang aku miliki sendiri. Aku sangat menyayangi ayah dan ibu tapi perasaanku sama ibu sekarang tidak terjalin dengan baik. aku bingung aku tidak suka perilaku ibuku tapi mau bagaimana pun juga dia tetap ibuku, tapi aku tidak suka dengan kelakuannya kepada ayah.
Aku sekarang diterima di perusahaan yang ada di Bandung sebagai staff dan aku tinggal di apartemen biasa, bukan apartemen yang super mewah dan mahal, jika aku tinggal di sana mungkin aku tidak bisa makan karena aku tidak sanggup membayarnya, kalaupun aku sanggup aku haru mengeluarkan semua gajiku untuk di bayarkan ke apartemen mewah, aku mah jadi seadanya saja aku mah asalkan tidurku nyenyak.
Hari ini adalah hari pertamaku bekerja aku bangun pagi lebih awal dari biasanya nya karena aku tidak ingin terlambat dalam kerja pertamaku. Kebetulan juga ternyata sahabatku Bunga, juga bekerja di perusahaan yang sama dan posisi yang sama, ini pekerjaan yang mungkin mudah bagiku karena segala sesuatu itu tidak ada yang tidak mungkin. Kalau kita bekerja dengan benar dan tim dengan baik tentu akan memudahkan kita.
Aku pergi ke kantor menggunakan kan angkutan umum, karena aku tidak punya motor apalagi mobil mewah, tapi aku mampu saja membeli itu semua dengan uang ayah di berikan ayahnya, tapi tidak dengan uangku, karena aku tidak ingin menghabiskan uang dengan sesuatu yang belum benar-benar di butuhkan.
"Tasya sini." Bunga memanggil. Aku segera menghampiri Bunga karena aku akan naik angkot juga bersamanya.
"Apa hari pertama aku bekerja tidak akan terlambat ya Dinda?" tanyaku pada Bunga sambil duduk di kursi angkot, karena Bunga sudah seminggu bekerja di perusahaan Anggrek beauty.
"Tenang aja Tasya, pemilik perusahaan hanya datang dua kali seminggu kok, jadi kamu jangan terlalu panik okay."
"Oke syukurlah, semoga saja pemilik perusahaan tidak datang hari ini ya."
Setelah mereka banyak berbincang-bincang tidak terasa mereka sudah sampai di perusahaan, dan Akupun datang tepat waktu, ternyata ini perusahaan besar dan para artis selalu memakai kecantikan dari perusahaan ini. Aku sangat senang sekali dia bersyukur bisa bekerja disini, karyawan disini juga semuanya sangat ramah tamah.
Tidak terasa sekarang sudah sore, Aku dan Bunga segera pulang, setelah di halte kita berpisah, karena emang apartemen kita berbeda, sebelum ke apartemen. Aku pergi ke supermarket terlebih dahulu untuk membeli sesuatu yang harus dimasak nanti setelah sampai di apartemen, setelah membeli semuanya. kok tiba-tiba ponselku berdering dan itu ternyata pesan dari ibu.
"Jangan lupa makan." Aku terus melihat ponselnya tanpa melihat lurus ke depan, Aku bingung kenapa tiba-tiba ibuku mengirimkan pesan, dari dulu ibuku belum pernah perhatian kepadanya tapi.. BRUKKK.. Aku tidak sengaja menabrak laki-laki, dan dia terjatuh.
"Apa Anda baik-baik saja? Maafkan saya," ucapku kepada laki-laki yang barusan Di tabrak, aku melihat ke tangan dan kakinya, dan terlihat sedikit darah di tangannya, dan aku mengangkat wajahnya melihat laki-laki itu ternyata dia sangat tampan.
"Saya baik-baik saja." jawab laki-laki itu. Aku memujinya dalam hati dia bukan hanya sangat tampan, dia juga sangat cool meskipun dia terlihat dingin.
"Apa Anda bisa ikut ke apartemen saya? Anda harus saya segera obati, karena takutnya nanti infeksi dan juga ini memang karena salah saya," ucapku.
"Baiklah," jawab laki-laki itu.
Untung saja laki-laki itu tidak marah dan tidak menolak ajakanku, ucapku dalam hati. Laki-laki itu hanya berjalan di sampingku, setelah sampai di apartemen, aku mempersilakan dia duduk di ruang tamu dan aku segera mengambil kotak P3K, dan setelah mengambilnya, dilihat ada kemeja yang dipakai laki-laki itu sudah digulung kesiku, oh Tuhan kenapa dia sangat tampan sekali, ucapku dalam hati dan sambil berjalan ke arah lelaki itu segera menghampiriku, dan mengobati lukanya.
"Maafkan saya, gara-gara saya kemeja Anda ada bercak darah," ucapku sambil merasa bersalah.
"Tidak apa-apa, nama kamu siapa?" tanya laki-laki itu.
Yang dari tadi Aku duduk di bawah dan sekarang duduk di kursi sejajar dan berdampingan dengannya.
"Nama saya, Natasya," jawabku sambil masih mengobati luka laki-laki itu.
"Kamu sendiri di sini?" tanya laki-laki itu.
"Ya begitulah, apa Anda sudah makan? saya bisa memasak untuk Anda itung-itung saya membalas kesalahan saya pada anda."
"Nama saya Ardan, jika kamu bisa memasak, silahkan apa salahnya," Ardan menatapku dan tersenyum, begitu manis laki-laki itu, sekarang sudah malam, Aku segera pergi ke dapur untuk mempersiapkan makan malam pertamanya dengan seorang laki-laki, yang baru saja aku kenal, Aku membuat cumi balado, karena tadi hanya membeli cumi setelah cumi balado matang, dan aku segera menghampiri arga di meja makan,
"Apa kamu bisa makan dengan keadaan tanganmu seperti itu?" tanyaku karena aku merasa kasihan kepada ardan.
"Sepertinya kamu harus menyuapiku Tasya," kenapa hatiku berdebar seperti ini? Bahkan kita baru saja bertemu tadi sore, dan kenapa kau hati? Bahkan tidak mengucapkan kata-kata romantis, dia hanya terlihat tampan dan keren bagiku, ucapku dalam hati.
"Baiklah," jawabku.
Setelah makan Ardan akan pergi, karena ini sudah terlalu larut malam. Aku mengantarkan Ardan ke pintu depan apartemen
"Tasya?"
"Iya Ardan?""Bisakah kita bertemu lagi?"
Apa? Kenapa berbicara seperti itu, jika kalian tanya keadaan hati dan jantungku baik baik saja, sudah pasti mereka tidak baik baik saja.
"Aku harap seperti itu," jawabanku.
"Sampai ketemu lagi Tasya," aku tidak menjawab perkataan Arga, dan barusan dia mengusap rambut belakangku, kenapa dengan arga? Aku hanya bisa tersenyum malu dan pipinya yang merah merona dan menatap mata Ardan yang hitam pekat.
Sungguh aku sangat menginginkan laki-laki dewasa, bukan laki-laki bau kencur, karena menurutku laki-laki dewasa bisa menuntun ku berjalan ber iringan, apakah ini takdir tuhan yang selama ini aku harapkan?.lirihku sambil melihat Ardan pergi berjalan pulang.
Setelah Ardan pergi, entah kenapa sekarang aku tidak bisa tidur karena selalu memikirkan kejadian tadi dan yang ada di pikirannya sekarang hanya arga, bukan ingin tidur, tapi mengingat besok aku harus pergi bekerja, dengan susah payah dia tidur.
jika setiap malam aku harus seperti ini mungkin besok malam aku harus membeli obat tidur supaya aku bisa cepat tidur, ucapku dan tidak lama akupun terlelap.
Sekarang sudah pagi, dan Aku ternyata cuma bisa tidur 4 jam. Tapi bagiku itu sudah cukup kok, seperti biasa, Aku melakukan ritual pagi, tapi sekarang ada yang berbeda Aku sedikit mengoles make up di wajah, dan mengikat rambut, dan juga poni yang dibiarkan begitu saja, setelah semua beres, Aku langsung keluar dari apartemen karena takut ketinggalan angkutan umum bersama bunga, sekarang mereka sudah menaiki angkot, kalian harus tahu, bahwa bunga itu orang yang tidak bisa berhenti bercerita ketika mereka sedang bersama dan tidak ada kegiatan. "Tasya apa kamu tahu brand ambassador di perusahaan kita?" tanya Bunga. "Aku baru bekerja kemarin bunga, ya aku tidak tahu lah Bung," jawabku. "Sekarang aku kasih tahu oke? Apa kau tahu dengan Anggi Sarasvati?" "Artis? ohh ya Aku pernah melihatnya di TV," jawabku. "Iya dia kok Aku bahkan pernah melihatnya langsung Tasya, dia begitu cantik sekali dan sempurna," ucap Bunga. "Apakah dia sudah meni
Setelah ardan berbicara seperti itu aku langsung terus selalu kepikiran dengan ucapannya, Aku tidak mengerti apa yang di ucapkan Ardan, apakah Aku terlalu kecil untuk mengetahui percakapan orang dewasa?Setelah Kita selesai berbicara, dan mobil Arda pun kembali melaju dan tidak terasa sekarang mobil Ardan sudah terparkir di depan apartemen dan Aku pun turun dari mobil Ardan begitu juga Ardan turun dan mengikutiku dari belakang masuk ke dalam apartemen. Setelah masuk ke dalam apartement Ardan langsung pergi ke balkon sendiri untuk menikmati udara, tetapi Aku terdiam duduk di sofa ruang tamu, setelah Aku duduk sebentar dan sambil bermain ponsel. Ketika perasaan aku sudah mulai tenang, Akupun menghampiri Ardan dan lupa saat itu Aku sedang marah pada Ardan karena membawaku pulang ke apartemen, padahal sedang jam kerja."Heii lagi apa?" tanyaku memecahkan keheningan, sambil memegang bahu Ardan , tetapi Ardan tidak menjawab ia malah menatap aku terus dan langsung memeluk ,la
Tiba-tiba ponselku berdering tanda ada notif masuk langsung aku buka handphoneku dan membuka pesan itu ternyata itu pesan dari ibuku yang sudah lama tidak bertemu.Ibu : "Tasya Ibu di kampung sendiri, apakah kamu tidak mau menemani Ibu? Maafkan Ibu nak Ibu sudah jahat kepadamu."Entah kenapa air mataku tiba-tiba jatuh ketika membaca pesan dari Ibu, aku rindu Ayah, aku sangat menyayangi ayah, meskipun ibu yang melahirkan aku tapi aku sangat menyayangi ayah, tapi mau bagaimana pun juga dia tetap ibuku, dia istri yang di cintai ayah sampai akhir hayatnya, tapi pengorbanan dan perjuangan Ayah, Ibu sia siakan begitu saja, hatiku sekarang merasakan kembali sakitnya, pedihnya kenyataan dalam hidupku, jika nanti lelaki yang akan memperjuangkanku dan mengorbankan segalanya hanya untukku, aku akan lebih mencintainya dan menyayanginya sekuat dan semampuku, tiba-tiba pintu apartemen ku terbuka, dan ternyata itu Ardan, aku segera menghapus air mataku, dan melihat Ardan tersenyum, k
Aku telah masuk ke dalam ruangan. "Kamu karyawan baru?" Pertanyaan itu membuatku semakin degdegan tak karuan. "Iiya pak," jawab aku gugup, karena aku gugup, tapi bosnya memberikan amplop kecil berwarna cokelat. "Kamu tidak usah bekerja di sini lagi" pernyataan itu membuat aku shock. Aku kaget, ini kenapa? Aku di pecat? Gumamku dalam hati. "Tapi saya salah apa ya pak?" tanyaku pada boss. "Kemarin kamu tidak datang lagi ke kantor." Ah ini benar, ini semua gara gara Ardan, ya Aku tidak bisa berbuat apalagi ini sudah jadi nasibku, Akupun keluar dari ruangan itu, dan juga keluar dari gedung perusahaan itu, aku mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Ardan. "Aku di pecat, dan ini semua karena salahmu." isi pesanku pada Ardan. Baru saja kemarin Aku bahagia mendapatkan pekerjaan, dan sekarang sudah dipecat lagi. Sekarang Aku tidak mau naik angkot ataupun kendaraan lainnya. Aku hanya ingin berjalan menelusuri
Ardan bertanya tapi aku belum sempat menjawab tiba-tiba sudah berada di ruang tamu saja tak terasa, dan kami berlima duduk."Maafkan ibu tasya, ibu sudah membuatmu terluka selama ini nak,"Ucap ibuku dengan menatapku dengan wajah yang memohon."Sudah berapa tahun ibu menikah?" Tidak menjawab pertanyaan ibu barusan tapi aku lebih baik mengalihkan pembicaraan."Sekitar 6 bulan," jawab laki-laki tua disamping ibu."Kenapa tasya baru tahu sekarang? Harusnya dia tahu dari awal kalian menikahkan?"Jawab ardan sambil menatap ibu dan laki-laki tua itu bergantian."Baiklah, sekarang to the point saja," jawab ibuku."Jadi benar aku disuruh ke sini karena ibu ada kemauan dariku saja." penyakit Line kepada ibunya."Jadi begini ibu sudah menikah dengan om Ferdi sekitar 6 bulan dan sekarang perekomonian kami sedang menurun jadi sekarang ibu minta sebagian harta yang ditinggalkan ayah untukmu."Mendengar ucapan dan maksud tujuan ibu, Aku sangat sakit
Aku hanya bisa melamun membayangkan ada seseorang yang bisa menemaniku, membantuku, dan menyayangiku. tapi itu semua hanyalah hayalan nya dan tidak akan pernah terwujud."Kenapa belum tidur?" Tiba tiba Ardan mengagetkanku, dan dia turun dari kasur lalu duduk di sampingku."Aku belum ngantuk.""Tasya?""Ya Ardan?""Lihat aku, lihat mataku tasya."Entah kenapa dia menyuruhku untuk menatap matanya, bahkan Aku tidak sanggup melihat mata seorang laki-laki yang di cintaiki, karena itu Aku merasa sangat gugup, tapi apa boleh buat Aku harus tetap menatap Ardan."Kenapaaa?""Aku mencintaimu." Aku kaget dengan kata kata Ardan, mataku berkedip, kenapa dia?aku tahu ini hanyalah akal busuknya saja, bahkan dia sudah punya pacar."Kamu sudah punya pacar Ardan."Aku mengalihkan pandangannya, dan melihat ke arah jendela."Tapi aku lebih mencintaimu.""Jangan bicara omong kosong ya ardan, aku tidak mungkin membalas cintak
Aku terkejut dengan pernyataan Mas Ardan. Aku kecewa dengan Mas Ardan. Seharusnya malam ini aku bahagia Karena sahabatku menikah, namun Malam ini aku tidak bahagia aku kecewa dengan Mas ardan, Jadi apa maksud dari dia kenapa dia mendekatiku, bahkan dia sudah mempunyai istri yang sangat cantik dan elegan. Aku tak tau harus menjawab apa. Hatiku sakit sekali rasanya. Egois sekali dia. Tak terasa Air mataku menetes. Tapi Bukan karna aku sedih dengan keadaannya aku menahan amarahku kepadanya. aku tidak bisa menerima semuanya."Sayang jangan hanya diam Maafkan aku." Sambil memegang pundakku.Ku ambil nafas panjang."Pertama terima kasih telah jujur kepadaku kak walaupun ini amat sangat berat aku terima aku gak menyangka kamu seperti ini. Aku sudah sangat menyayangimu mas. Aku kecewa dengan kamu mas cukup kecewa sekali!. kedua Aku mencintamu Mas Ardan dengan seluruh hatiku dan aku bingung harus mengambil keputusan apa, dan satu lagi tolong jauhiku Camkan itu!," J
Kini pagi telah datang, Begitu cepat berlalu pagi kemarin, pagi membawakan cahaya, tapi ternyata sekarang, pagi membawakan hujan.Pagi ini hujan turun, Aku hanya berdiri di halte menunggu bus tiba setelah 6 bulan semuanya berbeda, yang tadinya hanya naik angkot, sekarang naik bus, yang biasanya bunga selalu berdiri bersama di pagi hari, ini sudah pergi dengan suaminya, yang sedihnya harga selalu datang pagi untuk makan bersama kini sudah tidak lagi."Naiklah."Tiba-tiba mobil hitam berdiri di depanku, dan laki-laki di jok belakang mengagetkan lamunanku, ternyata dia Ardan."Aku tidak mau." aku membuang mukaku dari Ardan karena aku tidak sanggup untuk menatapnya yang membuat hatiku luluh."Aku ingin bicara Natasyalia." Ardan membuka pintunya dan rahangnya mengeras, dia memegang tanganku dengan keras, aku tahu kalau Ardan semarah ini."Awww sakit Ardan lepaskan."Akhirnya aku sekarang berada di mobil Ardan dan bajuku sebagian basah."Siapa laki-laki ya
Aku segera memboyong Ardan kekamar, meskipun tubuh Ardan berat tapi tasya tidak tega jika dia tidur di lantai, dengan ke adaan seperti itu, tasya membuka sepatu Ardan dan melonggarkan baju Ardan, tapi tiba-tiba Ardan bangun dan tersenyum lalu arga mencium ku.PLAKKKK.!!!"Kamu benar-benar gila Ardan!""Aku lebih gila jika kamu tidak kembali TASYA." Dia membentakku, sungguh sakit hatiku sakit, 'aku juga mencintaimu, tapi kamu sudah ber istri' gumamku dalam hati."Pulang sekarang Ardan." Sekarang tasya tidak bisa lagi menahan air matanya.Tapi sepertinya Ardan malah tidur di kamarku. Aku mengambil ponsel Arga di saku celana Ardan, dan melihat lihat foto Arga. Ternyata Istrinya sedang hamil, karena Aku menemukan foto USG di ponsel Ardan, kenapaaa hidup ku seperti ini? Bisakah hidupku bahagia tanpa kesedihan yang menyakitkan hatiku?.Apakah kamu akan selalu mencintaiku Ardan? Apakah kamu hanya sesaat untukku? Aku harus bagaimana sekarang? Apakah aku mau menerima
Kini pagi telah datang, Begitu cepat berlalu pagi kemarin, pagi membawakan cahaya, tapi ternyata sekarang, pagi membawakan hujan.Pagi ini hujan turun, Aku hanya berdiri di halte menunggu bus tiba setelah 6 bulan semuanya berbeda, yang tadinya hanya naik angkot, sekarang naik bus, yang biasanya bunga selalu berdiri bersama di pagi hari, ini sudah pergi dengan suaminya, yang sedihnya harga selalu datang pagi untuk makan bersama kini sudah tidak lagi."Naiklah."Tiba-tiba mobil hitam berdiri di depanku, dan laki-laki di jok belakang mengagetkan lamunanku, ternyata dia Ardan."Aku tidak mau." aku membuang mukaku dari Ardan karena aku tidak sanggup untuk menatapnya yang membuat hatiku luluh."Aku ingin bicara Natasyalia." Ardan membuka pintunya dan rahangnya mengeras, dia memegang tanganku dengan keras, aku tahu kalau Ardan semarah ini."Awww sakit Ardan lepaskan."Akhirnya aku sekarang berada di mobil Ardan dan bajuku sebagian basah."Siapa laki-laki ya
Aku terkejut dengan pernyataan Mas Ardan. Aku kecewa dengan Mas Ardan. Seharusnya malam ini aku bahagia Karena sahabatku menikah, namun Malam ini aku tidak bahagia aku kecewa dengan Mas ardan, Jadi apa maksud dari dia kenapa dia mendekatiku, bahkan dia sudah mempunyai istri yang sangat cantik dan elegan. Aku tak tau harus menjawab apa. Hatiku sakit sekali rasanya. Egois sekali dia. Tak terasa Air mataku menetes. Tapi Bukan karna aku sedih dengan keadaannya aku menahan amarahku kepadanya. aku tidak bisa menerima semuanya."Sayang jangan hanya diam Maafkan aku." Sambil memegang pundakku.Ku ambil nafas panjang."Pertama terima kasih telah jujur kepadaku kak walaupun ini amat sangat berat aku terima aku gak menyangka kamu seperti ini. Aku sudah sangat menyayangimu mas. Aku kecewa dengan kamu mas cukup kecewa sekali!. kedua Aku mencintamu Mas Ardan dengan seluruh hatiku dan aku bingung harus mengambil keputusan apa, dan satu lagi tolong jauhiku Camkan itu!," J
Aku hanya bisa melamun membayangkan ada seseorang yang bisa menemaniku, membantuku, dan menyayangiku. tapi itu semua hanyalah hayalan nya dan tidak akan pernah terwujud."Kenapa belum tidur?" Tiba tiba Ardan mengagetkanku, dan dia turun dari kasur lalu duduk di sampingku."Aku belum ngantuk.""Tasya?""Ya Ardan?""Lihat aku, lihat mataku tasya."Entah kenapa dia menyuruhku untuk menatap matanya, bahkan Aku tidak sanggup melihat mata seorang laki-laki yang di cintaiki, karena itu Aku merasa sangat gugup, tapi apa boleh buat Aku harus tetap menatap Ardan."Kenapaaa?""Aku mencintaimu." Aku kaget dengan kata kata Ardan, mataku berkedip, kenapa dia?aku tahu ini hanyalah akal busuknya saja, bahkan dia sudah punya pacar."Kamu sudah punya pacar Ardan."Aku mengalihkan pandangannya, dan melihat ke arah jendela."Tapi aku lebih mencintaimu.""Jangan bicara omong kosong ya ardan, aku tidak mungkin membalas cintak
Ardan bertanya tapi aku belum sempat menjawab tiba-tiba sudah berada di ruang tamu saja tak terasa, dan kami berlima duduk."Maafkan ibu tasya, ibu sudah membuatmu terluka selama ini nak,"Ucap ibuku dengan menatapku dengan wajah yang memohon."Sudah berapa tahun ibu menikah?" Tidak menjawab pertanyaan ibu barusan tapi aku lebih baik mengalihkan pembicaraan."Sekitar 6 bulan," jawab laki-laki tua disamping ibu."Kenapa tasya baru tahu sekarang? Harusnya dia tahu dari awal kalian menikahkan?"Jawab ardan sambil menatap ibu dan laki-laki tua itu bergantian."Baiklah, sekarang to the point saja," jawab ibuku."Jadi benar aku disuruh ke sini karena ibu ada kemauan dariku saja." penyakit Line kepada ibunya."Jadi begini ibu sudah menikah dengan om Ferdi sekitar 6 bulan dan sekarang perekomonian kami sedang menurun jadi sekarang ibu minta sebagian harta yang ditinggalkan ayah untukmu."Mendengar ucapan dan maksud tujuan ibu, Aku sangat sakit
Aku telah masuk ke dalam ruangan. "Kamu karyawan baru?" Pertanyaan itu membuatku semakin degdegan tak karuan. "Iiya pak," jawab aku gugup, karena aku gugup, tapi bosnya memberikan amplop kecil berwarna cokelat. "Kamu tidak usah bekerja di sini lagi" pernyataan itu membuat aku shock. Aku kaget, ini kenapa? Aku di pecat? Gumamku dalam hati. "Tapi saya salah apa ya pak?" tanyaku pada boss. "Kemarin kamu tidak datang lagi ke kantor." Ah ini benar, ini semua gara gara Ardan, ya Aku tidak bisa berbuat apalagi ini sudah jadi nasibku, Akupun keluar dari ruangan itu, dan juga keluar dari gedung perusahaan itu, aku mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Ardan. "Aku di pecat, dan ini semua karena salahmu." isi pesanku pada Ardan. Baru saja kemarin Aku bahagia mendapatkan pekerjaan, dan sekarang sudah dipecat lagi. Sekarang Aku tidak mau naik angkot ataupun kendaraan lainnya. Aku hanya ingin berjalan menelusuri
Tiba-tiba ponselku berdering tanda ada notif masuk langsung aku buka handphoneku dan membuka pesan itu ternyata itu pesan dari ibuku yang sudah lama tidak bertemu.Ibu : "Tasya Ibu di kampung sendiri, apakah kamu tidak mau menemani Ibu? Maafkan Ibu nak Ibu sudah jahat kepadamu."Entah kenapa air mataku tiba-tiba jatuh ketika membaca pesan dari Ibu, aku rindu Ayah, aku sangat menyayangi ayah, meskipun ibu yang melahirkan aku tapi aku sangat menyayangi ayah, tapi mau bagaimana pun juga dia tetap ibuku, dia istri yang di cintai ayah sampai akhir hayatnya, tapi pengorbanan dan perjuangan Ayah, Ibu sia siakan begitu saja, hatiku sekarang merasakan kembali sakitnya, pedihnya kenyataan dalam hidupku, jika nanti lelaki yang akan memperjuangkanku dan mengorbankan segalanya hanya untukku, aku akan lebih mencintainya dan menyayanginya sekuat dan semampuku, tiba-tiba pintu apartemen ku terbuka, dan ternyata itu Ardan, aku segera menghapus air mataku, dan melihat Ardan tersenyum, k
Setelah ardan berbicara seperti itu aku langsung terus selalu kepikiran dengan ucapannya, Aku tidak mengerti apa yang di ucapkan Ardan, apakah Aku terlalu kecil untuk mengetahui percakapan orang dewasa?Setelah Kita selesai berbicara, dan mobil Arda pun kembali melaju dan tidak terasa sekarang mobil Ardan sudah terparkir di depan apartemen dan Aku pun turun dari mobil Ardan begitu juga Ardan turun dan mengikutiku dari belakang masuk ke dalam apartemen. Setelah masuk ke dalam apartement Ardan langsung pergi ke balkon sendiri untuk menikmati udara, tetapi Aku terdiam duduk di sofa ruang tamu, setelah Aku duduk sebentar dan sambil bermain ponsel. Ketika perasaan aku sudah mulai tenang, Akupun menghampiri Ardan dan lupa saat itu Aku sedang marah pada Ardan karena membawaku pulang ke apartemen, padahal sedang jam kerja."Heii lagi apa?" tanyaku memecahkan keheningan, sambil memegang bahu Ardan , tetapi Ardan tidak menjawab ia malah menatap aku terus dan langsung memeluk ,la
Sekarang sudah pagi, dan Aku ternyata cuma bisa tidur 4 jam. Tapi bagiku itu sudah cukup kok, seperti biasa, Aku melakukan ritual pagi, tapi sekarang ada yang berbeda Aku sedikit mengoles make up di wajah, dan mengikat rambut, dan juga poni yang dibiarkan begitu saja, setelah semua beres, Aku langsung keluar dari apartemen karena takut ketinggalan angkutan umum bersama bunga, sekarang mereka sudah menaiki angkot, kalian harus tahu, bahwa bunga itu orang yang tidak bisa berhenti bercerita ketika mereka sedang bersama dan tidak ada kegiatan. "Tasya apa kamu tahu brand ambassador di perusahaan kita?" tanya Bunga. "Aku baru bekerja kemarin bunga, ya aku tidak tahu lah Bung," jawabku. "Sekarang aku kasih tahu oke? Apa kau tahu dengan Anggi Sarasvati?" "Artis? ohh ya Aku pernah melihatnya di TV," jawabku. "Iya dia kok Aku bahkan pernah melihatnya langsung Tasya, dia begitu cantik sekali dan sempurna," ucap Bunga. "Apakah dia sudah meni