Sampailah dimana malam pertama mereka, Nera yang dengan sengaja mengajak Kezia minum bir dan alkohol bersama hingga Kezia mabuk dan akhirnya Nera melakukan hubungan intim dengan istrinya Kezia yang sedang dalam keadaan setengah mabuk, meskipun sudah Sah tapi Nera tahu bahwa jika dalam keadaan sadar, belum tentu Istrinya itu akan sudi langsung berhubungan intim dengannya. Lalu tiba di hari pertama pasca pernikahan mereka, Nera tidak menyentuh Kezia sedikitpun, dia hanya menatap kezia sesekali dan tersenyum sinis layaknya iblis yang puas telah leluasa untuk mulai melaksanakan rencana balas dendamnya perlahan-lahan.
Pagi itu Kezia pun terbangun dan sadar dia sudah tanpa busana, namun dia tak melihat suaminya diranjang pagi itu. Kezia segera memakai pakaian rumah dan menuju ke ruang tamu, dia melihat suaminya sedang berolahraga. Sebagai seorang istri yang baru saja berumah tangga, Kezia mencoba untuk menyiapkan sarapan, meskipun dia masih bingung dengan perasaannya pada Suaminya itu yang notabene adalah mantan Pacarnya yang sempat putus bertahun-tahun hingga perasaan cinta dan sayang sudah hampir tak tersisa namun kenyataannya malah dia sekarang menjadi istri Nera dan tinggal serumah serta harus hidup bersama.
..
Pikiran-pikiran itu membuat kezia mencoba untuk bisa membiasakan diri, dia harus terima bahwa sekarang dia sudah menjadi istri orang. dan dia harus berperan sebagai istri yang baik. Sembari menyiapkan Sarapan yaitu Roti dan semacamnya , kezia kembali teringat kejadian Tadi malam dimana ingatan setengah sadarnya mulai muncul saat dia mulai dicumbui suaminya itu hingga berhubungan intim. Mengingat itu Kezia jadi malu sendiri dan bingung, dia tidak benar-benar merasakan kenikmatan karena dia dalam keadaan setengah mabuk, namun dia yakin itu adalah hal yang sepertinya memanglah nikmat hingga dia secara tak sengaja terus menerus mengulangi ingatan tersebut. Lalu diapun melihat ke arah suaminya yang sedang olahraga itu.
Melihat suaminya yang bertelanjang dada, membuat Kezia kembali membayangkan hal yang tidak-tidak. Dia mencoba menenangkan diri lalu memanggil suaminya.
“Hey, Sarapan dulu, sudah ku buatkan beberapa roti dan susu hangat. Aku membuatkan susu karena aku ingat kau tidak terlalu suka kopi.” Ucap kezia dengan eskpresi agak Grogi.
...Tapi sayangnya Nera tidak berkata apapun, dia hanya melihat ke arah Kezia lantas tersenyum sinis.
Nera pun menyudahi olahraga ringannya, lalu bergegas ke meja makan. Dia melihat sarapan yang telah dibuatkan Istrinya lalu mengambil roti itu
“..(mengunyah roti..) ...Pihhh!!!..” Nera melepehkan dan memuntahkan Roti yang telah dibuatkan istrinya untuknya. Kezia yang sedang berada di dapur masak pun melihat ke arah meja makan dan melihat perlakuan suaminya itu membuat hatinya sangat sakit.
“Ke..Kenapa?! apa yang salah dengan Rotinya?” Ucap kezia sembari memasang wajah khawatir.
“Tidak, tidak ada masalah dengan Rotinya, hanya tangan orang yang membuat roti ini sepertinya Kotor dan penuh bakteri hingga membuat roti ini jadi bermasalah dimulutku. Cih.” Nera melontarkan kalimat pedas dengan ekspresi yang dingin dan angkuh, dia mencoba menunjukkan betapa bencinya dia terhadap istrinya.
“Mengapa kau kasar seperti itu?! Tanya kezia dengan Nada tinggi.
“Siapa yang memperbolehkanmu untuk bernada tinggi saat berbicara padaku?” Ucap Nera dengan tatapan dingin dan lagi, menatap sinis ke arah Kezia.
“Kau urus saja tugasmu sebagai istri dan ibu rumah tangga, sisanya tak perlu kau ikut campur urusanku.” Tegas nera pada Kezia.
“Oh,, aku mengerti sekarang, jadi kau ingin balas dendam padaku? Iya kan!?” Kezia pun ikut marah dan mulai menaikkan intonasi bicaranya.
“Ahahaha, kenapa kau bisa sepede itu? aku tidak balas dendam kepadamu. Ah,, maksudku aku tidak balas dendam hanya kepadamu saja, tapi kepada kalian semua.. ahahaha,, lain kali jangan terlalu percaya diri. Tenang saja, kau tidak sendirian.”
“Kalau begitu, Ceraikan aku sekarang juga!!. Aku sejak awal tak sudi untuk menikah denganmu.”
Kezia mulai emosi dan dia bergegas ingin pergi dari rumah itu.
“Oh? Cerai ? boleh juga, aku menyukai tawaranmu. Baiklah, silahkan pergi jika kau mau, aku memberimu izin kapan pun kau ingin pergi dari rumah ini, tapi aku harap kau tidak lupa dengan surat perjanjian antara orang tuamu, keluargamu dan aku. Jika kita bercerai, tandanya kalian semua harus menjadi Gelandangan hari ini juga.. ahahahaha!!! Ironis sekali.. Menyedihkan bukan?”
Ancaman dari Nera memang sangatlah mengerikan. Kezia bahkan tidak tahu adanya perjanjian yang disebutkan Nera tadi. Kali ini Nera benar-benar sangat puas denga semua tujuannya yang sudah didepan mata.
“Perjanjian? Apa maksudnya itu?”
“Ah,? Kau tidak tahu? serius? Ahahaha semakin lucu dan ironis saja. bahkan mereka tidak memberitahukanmu hal itu. kau ini sebenarnya di anggap apa oleh mereka? Boneka? Atau lebih rendah dari itu? secara tidak langsung itu berarti mereka semua menjualmu padaku Demi HARTA dan jabatan di perusahaan itu. ahahahahaha!!!..” Nera tampak puas dan tertawa lepas. Akhirnya dia berhasil membuat kezia merasakan apa yang dulu dirasakannya saat keluarga kezia mengucilkan Nera perlahan.
Keadaan menjadi sangat menyedihkan untuk kezia, dia bingung harus berbuat apa. dia tidak percaya jika keluarganya Rela melakukan hal itu menjadikan kezia korban dan secara sengaja menjual kezia pada Nera untuk dinikahi agar menyelamatkan reputasi dan harta mereka.
“Sekarang kau tahu kan bagaimana sakitnya !, Aku yang dulu kalian kucilkan dan kalian pandang sebelah mata mencoba memohon dan meyakinkan kalian kalau aku bisa menjadi orang yang berarti untukmu, namun sedikitpun tidak kalian pandang dan kalian mengacuhkan ucapanku. Dan yang lebih menjengkelkan adalah.. kau mencampakkanku begitu saja tanpa rasa bersalah dan tanpa alasan apapun. Kalian semua sama busuknya!.” Dengan melancarkan kalimat kalimat yang mengintimidasi, membuat Kezia duduk dan terdiam tanpa sepatah kata, perlahan airmata nya mengalir dan mencoba mengingat kembali kejadian dimasa lampau dimana dia meninggalkan Nera karena suatu alasan.
..
“Hey, ku mohon. Dengarkan penjelasanku.” Dengan wajah yang masih sedih dan murung, kezia mencoba berbicara dan ingin membenarkan kesalahpahaman Nera atas dirinya di masa lalu.
“Ha? Penjelasan? Kau mau menjelaskan apa?”
“Aku ingin menejelaskan kesalahpahaman kita di masa lalu, aku tidak meninggalkanmu begitu saja, aku punya alasan dan bahkan mungkin kau tahu alasan itu, kau tahu kalau keluargaku dan keluarga Nathan sudah sangat de...” Belum sempat Kezia menyelesaikan kalimatnya, Nera segera memotong dan kembali membentaknya.
“Salah paham!! ??!! kau bilang salah paham?!! hey , sepertinya kau yang tidak paham. sekarang kau baru memiliki kesadaran untuk memberi penjelasan? Hahaha, kau sangat lucu sekali, kau sama seperti keluargamu yang lain, kalian berbakat menjadi pelawak. Sudah sejauh ini kau bilang salah paham? apa kau tahu kalau apapun yang akan kau jelaskan sekarang ini sudah tidak ada gunanya lagi.. kau tahu itu kan? Jadi berhentilah berkilah dan berdalih. Semua sudah terjadi, faktanya kau mengabaikan semua janjimu dan membuangku seperti sampah lalu melupakanku...”
Nera mengeluarkan sifat buruknya dan menjelma menjadi sosok yang mengerikan yang selama ini tak pernah terbayangkan oleh kezia. Selama mereka kenal hingga mereka pacaran bertahun-tahun, semarah-marahnya Nera, dia tidak pernah sampai kelewatan dan kasar begitu. Marahnya seorang Nera yang ia kenal hanyalah sebatas bernada tinggi karena kesal, lalu diam dan tak bergeming. Dan saat ini , dia seperti melihat sosok yang jauh dari seorang Nera yang dia kenal, orang yang didepan matanya sekarang ini adalah sosok yang sangat mengerikan baginya. Tatapan sisnis, tatapan yang penuh dengan amarah.
Perlahan, airmata pun membasahi pipi kezia. Dia sangat tidak menyangka semua akan seperti ini. dia sampai bingung harus apa, dia sangat sedih dan terpukul, namun disatu sisi dia tidak bisa menyalahkan Nera karena dia sadar Nera menjadi begini karena kesalahan yang dia perbuat dan kesalahpahaman dimasa lalu yang tak sempat ia jelaskan hingga membuat Nera jadi salah mengartikan keadaan sampai akhirnya menjadi Dendam
“Hikss hiksss.. ti... tidak, kau salah, Nera.. Kau salah. Semuanya tidak seperti itu.. hiksss :’( . Aa..aku sama sekali tidak pernah berniat membuangmu begitu saja. Aku juga minta maaf jika aku tidak menepati janjiku, tapi kau harus tahu kalau keadaanku saat itu sangat sulit dan aku tidak bisa berbuat apa-apa. aku ingin menjelaskan padamu, tapi mereka mengancam jika aku bertemu denganmu maka kau akan diburu oleh mereka, seolah mencoreng nama baik mere..”
“..Cukup.” Nera memotong dengan ekspresi dingin dan nada bicara yang rendah.
“Kau sebaiknya diam. Bukankah ku bilang, semua penjelasanmu sudah tidak ada artinya saat ini. jadi, apapun yang kau lakukan... semuanyaa......
....AKAN SIA-SIA SAJA....
“Maaf, anda mencari siapa ya ?” Ucap seorang Pria yang berumur sekita 45tahun dengan bernada Tegas..“Maaf sebelumnya , perkenalkan nama saya Nera. Sebelumnya saya mohon maaf jika kedatangan saya yang mendadak dan sangat tiba-tiba. Maksud dan tujuan saya datang kesini adalah ingin melamar anak Bapak, Kezia.”“Ha ? Melamar ? Tunggu, anda siapa ? Mengapa datang tiba-tiba dengan mengatakan hal yang sangat konyol begitu ? Anda sadar kah dengan apa yang barusan anda katakan?”..“Tentu saja Pak, saya sangat sadar. Mungkin Kezia tidak pernah bercerita tentang saya, tapi sebenarnya Saya dan Kezia dulu pernah menjalin hubungan Pak. Kami berpacaran selama hampir 2 tahun. Namun karena beberapa hal kami harus berpisah, dan saya sudah berjanji saat saya sudah cukup pantas dan mapan saya akan datang kembali untuk melamarnya. Kami sudah 2tahun tidak pernah bertemu lagi dan saya juga tidak pernah lagi komun
“Engg.. hampir dua tahun Bu” sambut Nera dengan eskpresi yang agak grogi dan malu.“Ah, maaf kalau boleh tahu apa kegiatan anda sekarang ? masih kuliah atau sudah Kerja?” sambung Nathan yang bertanya dengan wajah tanpa dosa namun sebenarnya punya niat tersembunyi.Suasana pun mendadak berubah karena keluarga dan kolega yang lain melihat ke arah Nera dengan tatapan yang dipenuhi rasa penasaran.“(Ini ? Apakah ini sebuah pertanyaan yang waras atau mereka seperti sengaja menyinggungku? Tapi , sudahlah, aku jawab saja apa adanya.)” ucap Nera dalam hati.“Ah, saya sedang tidak ada kegiatan, beberapa bulan lalu saya berhenti kerja dan memang ada rencana untuk melanjutkan kuliah, saya hanya tamatan D3 informatika.” Tutur Nera dengan ucapan yang agak ragu dengan jawabannya. Dia berfikir bahwa mungkin saja setelah ini hubungannya denga Kezia tidak akan lagi berjalan mulus seperti biasa. Karena secara kasta jelas Nera
Sampailah akhirnya di cafe, disana mereka duduk di tempat biasa mereka duduk dan memesan makanan kesukaan mereka berdua yaitu Mie Goreng dengan telur setengah matang dan dua paha ayam goreng. Itu adalah menu favorit mereka sejak awal mereka berdua pacaran.“Sudah lama sekali tidak kesini. Hihii.” Ucap nera dengan ekspresi bahagia. Dia pun terus menatap wajah kekasihnya itu tanpa sedikitpun berpaling.“Lo natap gue segitunya, gue jadi malu loh.”“Eh? Kok malu ? kayak yang baru pacaran aja.”\“Ya malu lah, kita kan udah lama banget ga ketemu, jadi seolah rasanya ini kayak pertemuan pertama, entah kenapa jadi canggung. Tapi gue seneng banget.”“Ahahaha, tentu, kau emang harusnya senang. Tidak melihat wajah pangeranmu yang tampan ini selama sebulan lebih rasanya gelisah kan? Makan tak enak, tidur tak nyenyak. Haha.” ..“Alah, mulai deh. Kumat lagi penyakit Lo, pede gila.. ahahaha.
“Ahhehe, ah atau nanti kita ngopi bareng saja. Nanti aku minta saja nomor hp mu pada Kezia, aku akan menghubungimu ya.”“Ah, ya baiklah. Kalau begitu, saya permisi dulu. Kezia, aku pulang duluan,bye.” Ucap Nera sembari menyalakan motornya dan segera pergi dari sana. Kezia pun sama sekali tidak bergeming dan sudah cukup lama dia berdiam seperti itu , hanya menatap kebawah dengan tatapan kosong. Terlihat raut sedih dan kecewa dari wajahnya...Sampai dirumah, Nera kembali merenung dan duduk terdiam lama di depan komputernya. Hingga dia melihat sebuah notifikasi dari komputernya bahwa saham yang iya tanam di suatu perusahaan melonjak naik. Dia membeli saham perusahaan itu dengan harga 1juta rupiah sejak dua bulan yang lalu. Namun sekarang, ternyata saham itu mengalami lonjakan yang dasyat hingga yang tadi harganya hanya 1juta kini harganya mencapai 250jt rupiah..
“Waahhhh!!!! Kakak terbaeekkk!! Makasih banget deh. Wahh ini yang paling kutunggu-tunggu. Akhirnya aku bisa punya HP gaming keluaran terbaru.” Sandy berekspresi sangat senang dan melontarkan pujian-pujian kepada kakaknya itu, terlihat sekali raut bahagia dari wajah Sandy.“Iya, kau boleh senang, kurasa ini bayaran yang setimpal dengan usahamu. Tapi ingat, jika kau lalai dalam membantu ayah dan ibu apalagi kau sampai lalai dalam belajar, aku akan mengambil kembali Smartphone mu dan tidak akan ku kembalikan hingga kau tamat sekolah.” Nera mencoba menegaskan adiknya, Nera memiliki harapan yang besar kepada adiknya agar kelak bisa menjadi orang yang jauh lebih berguna daripada dirinya. Makanya Nera sangat berambisi untuk menaikkan taraf hidup keluarganya agar tak lagi dipandang sebelah mata. Khususnya seperti keluarga Kezia yang memandangnya “agak” rendah.“Iya-iya, t
“Keziaa..” Sekali lagi Nera memanggil dengan nada yang tak terlalu keras dari sebelumnya.Kezia pun melihat ke arah Nera dan segera berjalan menuju Nera, dengan ekspresi yang penuh wibawa, kezia berjalan menghampiri Nera.“Nera? .. Sedang apa disini?”.“Hey, aku mencarimu kemana-mana, mengapa nomormu tidak lagi aktif? Aku mengirimi mu email tapi tidak kunjung ada balasan. Aku merindukanmu Key.” Ucap Nera sembari menahan rindu dan hasrat ingin memeluk kekasihnya itu, namun dia mengerti situasinya, tidak mungkin dia memeluk kezia di depan umum begini apalagi Kezia sedang berpakaian rapi sementara dirinya hanya alakadarnya.“Banyak hal yang terjadi Ner, Gue...mmm maksudnya, Aku sedang ingin fokus berkaris saja untuk saat ini. tapi aku sama sekali tidak ada niat mengabaikanmu kok. Aku minta maaf.” Ucap kezia dengan nada
Tibalah hari dimana mereka akan bertemu kembali setelah duaminggu berlalu, Nera sudah bersiap-siap untuk rapi-rapi dan memakai wewangian serta style yang bisa dibilag keren. Kini Nera tampak lebih bersih dan terlihat seperti orang yang ter-urus, tidak seperti sebelumnya agak kucel karena kurang memperhatikan penampilan. Setelah selesai bersiap-siap, nera pun segera pergi ke Cafe John langganan mereka, Nera pun menyempatkan diri untuk mampir ke beberapa toko membeli sesuatu yang ingin diberikannya pada Kezia. Dia membeli Coklat batang kesukaan Kezia serta sebuah gelang tali rajut Couple. Nera merasa sudah lama mereka tidak memakai sesuatu yang sama dan berpasangan.“Okeh, semua sudah sempurna. Oh, sudah jam 14.50, aku harus bergegas , 10menit lagi Kezia akan datang.” Nera pun bergegas menambah kecepatan motornya. Namun naas ada sebuah sepeda motor yang berhenti tiba-tiba didepannya , Nera pun panik lalu menco
Sampailah Kezia dan Nathan sekarang berada dikantin.. Kezia dan Nathan pun asyik berbicara bersama Nathan hingga makanan pesanan mereka pun datang dan akhirnya mereka makan bersama. Hari itu Kezia sangat bahagia hingga terlihat dia lebih sering tertawa saat berbicara dengan Nathan karena pencapaian pekerjaan kezia bulan ini sangat fantastis dan pastinya Bonus yang akan diterima Kezia bulan ini sangatlah Besar.Namun ironisnya, kezia sama sekali tidak ingat kalau hari ini dia dan Nera janjian di Cafe john. Kezia sama sekali Lupa dan sementara itu keadaan di Cafe John, Nera menunggu Kedatangan Kezia.(situasi di Cafe john)“sudah jam 16:13 , apakah Kezia belum selesai ya ? mungkin dia sedang rapat. Oh, aku kirim pesan singkat saja.” Nera pun mengeluarkan ponselnya dan mulai mengetik...”Aku sudah disini. Tring..ihihi.” pesan pun terkirim... 20 menit kedepan
Mereka pun akhirnya menyudahi adegan itu dan Nera mengantar Kezia pulang dengan sepeda motornya. Udara malam yang dingin menamban kesan romantis seolah mereka sedang menghirup wanginya harmoni berdua, tentu saja dengan posisi Kezia yang memeluk erat Nera diboncengan. Seperti biasa setelah sampai di depan pintu gerbang komplek megah Aerial, Kezia pun turun dan berpamitan dengan kekasihnya itu. Begitu pun sebaliknya.(7 hari kemudian)Seminggu telah berlalu, Nera yang kini disibukkan dengan rutinitas dan tugas kuliahnya sedang berusaha untuk tetap menyempatkan waktu untuk belajar tentang dunia bisnis. Ia terus memantau sahamnya di Aerial yang mungkin itu hanya bagian yang sangat kecil dari perusahaan raksasa yang memiliki nilai saham yang sangatlah besar dan termasuk dalam 10 besar perusahaan terbesar di Negeri ini. Saat sedang duduk sendirian di bangku taman yang terletak di halaman kampus, datanglah wanita berwajah manis dengan rambut model Bob (potongan rambut sebahu) yang tak lain a
Mereka berdua terlihat asyik sendiri dan tampak wajah mereka berdua berseri-seri, pemandangan yang sudah jarang terlihat antara mereka berdua. Terutama Nera yang saat ini tampak sangat bahagia sekali, ia pun ingin sekali mengatakannya pada Kezia tentang kebahagiaannya itu yang karena sudah lama tak berjumpa tetapi entah kenapa kali ini Nera seperti ingin menahannya dan tak mengungkapkannya. Seolah ia merasa kali ini ia tidak ingin mengatakan hal yang membahagiakan, karena Nera tahu dari tatapan mata Kezia yang seolah berkata “Aku sangat lelah”.“Kemarin Vanesa datang kesini” ucap Nera saat mereka baru saja selesai makan.“Oh ya? Lalu bagaimana? Jam berapa dia datang?” tanya Kezia sambil membuka botol minuman sari jeruk nya.“Yah anehnya kalian datang di jam dan keadaan yang sama. Vanesa datang kira-kira jam segini juga dan secara tiba-tiba setelah sekian lama tiada kabar. Mirip dengan yang kau lakukan hari ini kan?”“Emmm aneh ya. Tapi kenapa dia sampai sekarang belum membalas pesank
“Iyakan? Dia memang sehebat itu, yah tapi juga mulai sekarang aku akan terus berusaha agar bisa setara dengannya secepat mungkin.” “Baiklah, kami hanya bisa membantu denan doa. Ibu, ayah dan adikmu, kami semua selalu mendoakan yang tebaik untukmu, nak. Berusahalah, ibu yakin kau pasti akan menjadi orang yang besar dan hebat.” “Amin, teimakasih ibu dan ayah serta Sandy juga. Aku akan selalu mengingat doa kalian. Yasudah kalau begitu aku pulang dulu. bye.” Nera pun menyalakan motornya dan beranjak pergi. “Hati-hati! jangan kebut-kebutaan!..” sang ibu berteriak dengan cukup keras dan Nera yang mendengarnya pun hanya bisa tersenyum karena ibunya sejak dulu sedikitpun sama sekali tidak berubah.. ....”segala sesuatu terkadang akan datang dan pergi silih berganti, setiap hal dan insan selalu membawa perubahan bagi segala yang ada disekitarnya. Namun diantara itu semua hanya ada satu yang sama sekali tidak berubah, yaitu besar cinta kasih seorang ibu yang tak ternilai harganya”..- .. Kel
Nera pun akhirnya berjalan menemani Vanesa menuju tempat dimana mobilnya diparkir.“Sudah sampai sini saja, tidak perlu repot.” Ucap Vanesa.“Ya memang sampai disini saja lah! Orang mobilmu juga disini parkirnya, dasar!.” Nera pun jengkel karena di Vanesa bersikap jahil padanya.“Oke kalau begitu aku pulang dulu, bye.” Vanesa pun menutup kaca mobil dan berjalan meninggalkan Nera.Setelah melihat mobil Vanesa sudah jauh dan tak lagi tampak, ia pun berjalan kembali menuju kerumahnya. Ia rasanya seperti sudah lelah dan ingin terlelap saja dan benar saja saat ia sampai dirumah, ia pun segera menuju kamar dan tak butuh waktu lama Nera pun tetidur.Hari demi hari pun seperti biasa, hanya begitu-begitu saja dan tidak ada yang istimewa sama sekali. dan hingga duaminggu sudah berlalu tanpa terasa, namun kali ini lagi-lagi sepertinya Kezia tidak bisa hadir di janjian kencan mereka. Namun seperti biasa Nera masih tetap memakluminya karena ia merasa kalau Kezia sangat sibuk belakangan ini dan itu
“Yasudah kalau begitu, mending kita masuk. Kau ada kelas juga kan?.” Tanya Nera pada Melly.“Ya iyalah, kita kan satu jurusan, hey!.”Mereka pun berjalan menuju ruangan mereka dan disela-sela itu mereka pun mengobrol sedikit tentang beberapa hal kecil.“Hmm, aku gak nyangka sih kalau ternyata kau ini enak juga diajak berbicara. Habisnya setiap dikelas kau terlihat suka fokus sendiri dan terkadang kau suka tidur” Ucap Melly.“Kurasa jika diajak bicara, aku pun pasti akan berbicara juga. Aku tidak se arogan itu sampai mengabaikan orang yang ingin berbicara denganku, mungkin kalian saja yang tidak punya hal yang ingin kalian bicarakan padaku. ‘Kan?”“Hmm, mungkin begitu sih.”Nera dan Melly pun sampai dikelas dan hari itupun berlalu tanpa adanya kejadian yang berarti. Hanya saja dimalam hari seperti biasa Nera mencoba menghubungi kekasihnya yaitu Kezia, namun tidak ada jawaban dan tidak juga ada balasan pesan. Mulai merasa bosan karena sudah tidur, ia pun pergi keluar untuk mencari beber
Dihari-hari berikutnya Nera masih beraktivitas seperti biasa. Sehari-harinya dikampus lalu ia sesekali ikut webinar pelatihan tentang marketing, saham dan investasi serta macam-macam lainnya. Ia berniat untuk menjadi seorang enterpreneur dengan memulai untuk membuka usaha sendiri meskipun itu kecil-kecilan. Ketika sedang duduk di kursi taman yang berada di pekarangan kampus, tiba-tiba datang seorang wanita berkacamata menghampiri Hans, ia bernama Melly yang tak lain adalah teman satu jurusan Nera.“Hallo Nera. Ah, boleh mengganggu sebentar?.” Sapa Melly“Oh, iya silahkan. Ada apa?” Tanya Nera dengan sedikit senyum.“Hmm ngomong-ngomong kamu ingat ga namaku siapa?.” Tanya Melly sambil mengambil posisi duduk disebelah Nera.“Melly, ‘kan?.”“Yap! Betul sekali. Kamu lagi sibuk gak Ner?.”...”duh,lagi enak sendiri menikmati angin dan nonton video panduan berbisnis, eh malah ada aja yang datang tiba-tiba. Kok bisa-bisanya ada orang yang datang nyamperin aku kesini? Ada perlu apa kira-kira w
“Perjanjian?.” Tanya Nathan dengan Heran. “Iya, jika kau setuju dengan perjanjian ini maka aku akan menerima pertunangan ini.” “Hmm, oke? Biar kita dengarkan dulu apa kesepakatannya.” “Pertama, aku tidak ingin kehidupan peribadiku terlalu dicampuri. Karena sejak dulu aku tidak suka jika privasi ku diusik. Kedua, aku tidak mau kalau pertunangan ini di umbar kemana-mana. Cukup kita-kita dan keluarga saja yang tahu dan orang-orang diluar keluarga ataupun kolega tidak perlu tahu. dan yang terakhir... jangan usik Nera.” Menutup kalimat terakhirnya, wajah dan tatapan Kezia terlihat sangat menakutkan. “Hmmm, mengapa sepertinya berat sekali ya? Ahahaha, apa tidak bisa dipermudah sedikit? Yah setidaknya jika ada teman bertanya hubungan kita ini apa, yah aku hanya ingin menjawabnya dengan jujur aja gitu.” “Itu terserahmu. Cuma yang kuminta kau tidak perlu menggembar-gembor atau terlalu publikasi, aku ingin semua berjalan seperti biasa saja. Mungkin kelebihannya ialah saat aku jadi tunanganm
Namun tetap pada dengan perkataannya diawal kalau Kezia masih tetap tidak bisa menerima Perjodohan yang mendadak ini. Ia pun melihat keluarga Nathan dengan tatapan yang penuh harapan dan seolah berharap keputusannya ingin dimengerti oleh mereka.“Baiklah, tidak mengapa jika kita menunda acara perjodohan ini untuk sementara. Tetapi bagaimana dengan keputusan Nathan?.” Tanya Ibu Nathan pada putranya itu.“Hmm, aku sebelumnya minta maaf jika aku sedikit memaksakan kehendakku. Tetapi aku melakukan ini semua karena murni atas perasaanku sendiri, aku tidak punya alasan lain selain karena aku menyayangi Kezia. Namun, bisakah setidaknya kalau untuk saat ini kami bertunangan saja dulu dan tidak perlu di tunda. Dan untuk pernikahannya aku akan bersedia kapanpun Kezia siap, baik itu setahun atau dua tahun lagi pun tidak masalah. Saat ini hanya itu yang ku inginkan.” Jelas Nathan yang tentu saja membuat Kezia pun menjadi sangat terkejut dan kesal seolah-olah Nathan terus mendorong niatnya agar pe
Kezia pun mandi sambil merenungi tentang peristiwa yang terjadi saat ini padanya. Ia merasa tidak lagi punya privasi dan otoritas atas dirinya sendiri. Ia kesal dan sangat marah dengan semua keadaan yang menimpanya saat ini. Setelah hampir setengah jam mandi tanpa keramas, ia pun akhirnya berganti pakaian yang sedikit formal dan menuju ke ruang tamu untuk bertemu Keluarganya Nathan. Terlihat dari jauh keluarganya dan keluarga Nathan sudah berkumpul dan sedang berbincang-bincang. “Eh itu Kezia.” Seru Nathan yang melihat Kezia dari jauh dan melambaikan tangan pada Kezia. Kezia pun hanya berjalan perlahan menuju ke tempat duduk yang tersedia diantara kaluarganya itu. Dengan wajah yang murung, ia tidak melihat kemana-mana dan hanya melihat ke bawah saja. Tampaknya Kezia memang sangatlah sedih dan kesal, namun hebatnya ia sangat kuat untuk menahan kekesalan dan semua rasa sedihnya. Kedua belah pihak keluarga pun sudah berkumpul di ruangan pertemuan yang mana tidak lain dan tak bukan un