“Maaf, anda mencari siapa ya ?” Ucap seorang Pria yang berumur sekita 45tahun dengan bernada Tegas.
.
“Maaf sebelumnya , perkenalkan nama saya Nera. Sebelumnya saya mohon maaf jika kedatangan saya yang mendadak dan sangat tiba-tiba. Maksud dan tujuan saya datang kesini adalah ingin melamar anak Bapak, Kezia.”
“Ha ? Melamar ? Tunggu, anda siapa ? Mengapa datang tiba-tiba dengan mengatakan hal yang sangat konyol begitu ? Anda sadar kah dengan apa yang barusan anda katakan?”
..
“Tentu saja Pak, saya sangat sadar. Mungkin Kezia tidak pernah bercerita tentang saya, tapi sebenarnya Saya dan Kezia dulu pernah menjalin hubungan Pak. Kami berpacaran selama hampir 2 tahun. Namun karena beberapa hal kami harus berpisah, dan saya sudah berjanji saat saya sudah cukup pantas dan mapan saya akan datang kembali untuk melamarnya. Kami sudah 2tahun tidak pernah bertemu lagi dan saya juga tidak pernah lagi komunikasi dengan Kezia. Jadi saya memutuskan untuk mencari alamat rumahnya dan berniat ingin segera melamarnya Pak.”
..
“Tu.. tunggu dulu. Apa alasan kamu ingin menikahi anak saya ? kalian sudah cukup lama berpisah dan tidak pernah lagi berkomunikasi, apalagi bertemu.. Jadi saneh sekali rasanya dengan kondisi seperti itu tiba-tiba anda datang untuk melamar. Apakah anda serius?” ucap ayah Kezia dengan Lugas dan dengan wajah sedikit heran .
“Tentu saja saya sangat serius. Saya masih mencintai anak anda Pak, makanya saya rela untuk mencarinya meskipun tak ada petunjuk apapun. Saya bekerja dan menabung selama ini hanya untuk mempersiapkan hari lamaran yang sudah saya impikan ini. Tentu saja saya tidak ingin memaksa pihak keluarga bapak untuk menerima lamaran saya. Tapi tidak ada salahnya kan jika bapak mengizinkan saya agar diberi kesempatan untuk menunjukkan keseriusan saya terhadap anak anda Pak.” Haku berkata dengan Nada yang sangat jelas dan serius.
..
“Memangnya apa yang ingin kamu tunjukkan dan buktikan pada kami? kita saja bahkan baru pertama kali bertemu, lalu kesan pertama kita bertemu dengan keadaan yang mengejutkan seperti ini rasanya sangat membingungkan bagi saya.”
..
“Saya mengerti jika bapak jadi terkejut seperti itu. sekali lagi saya mohon maaf. Tapi bisakah saya menjelaskan dan menceritakan apa saja yang telah saya lewati hanya untuk sampai di titik ini? jika bapak sudah mengetahui semua hal yang telah saya lalui untuk sampai ke momen ini, mungkin bapak akan mengerti betapa seriusnya saya mencintai anak anda,Pak.”
..
“bisa saya pegang omongan Anda?.!”
..
“Tentu saja pak, dengan senang hati.”
“Baiklah, kalau begitu, silahkan masuk. Kebetulan Kezia tidak ada dirumah,”
..
“Oh? Kemana Kezia nya Pak ?” tanyaku agak heran.
“Kezia sedang kerja, dia masuk sore.”
“Kerja?! Hmmm,,, “
..
“Iya. kenapa ? Ada yang salah? Sepertinya anda agak terkejut.”
“Ah.. tidak, tidak apa-apa Pak.”
..”Ah tapi sebelum itu, ada satu hal yang harus kita tunggu. Sebelum aku memutuskan untuk menerima Lamaranmu atau tidak, kau harus berhadapan dengan Paman Kezia terlebih dahulu.”
..
“Oh mengapa begitu Pak ?”
..
“Iya, bagian dari Adat. Dan juga, pamannya Kezia atau kakakku itu sudah sakit-sakitan. Jadi dia meminta agar saat Kezia menikah kelak dia juga ingin menjadi penentu Kriteria untuk Calon Suami Kezia kelak.”
Sepertinya ini tidak akan berjalan mudah seperti yang ku pikirkan. Ini akan memakan proses dan waktu yang cukup panjang sepertinya.
“Baiklah pak. Saya akan menghormati itu jika itu memang bagian dari adat.”
..
“Kalau begitu, mungkin hari Minggu jam 10 pagi anda boleh datang lagi kesini.” Berkata dengan nada santai.
“Oh baik pak, kalau begitu saya mohon izin undur diri dulu. Saya akan Kembali lagi Minggu jam 10 pagi. Terimakasih banyak atas waktunya Pak” menundukkan kepala lalu membalikkan badan dan lekas pergi.
Nera pun berjalan kembali menuju mobilnya yang sengaja diparkir agak jauh. Karena takut akan dikira angkuh dan sombong.
Itulah awal mula Kisah Nera, yang mencari Mantan kekasihnya dan menikahinya hanya untuk balas dendam atas kekecewaan terhadap perasaan Nera yang telah ditinggalkan begitu saja tanpa rasa bersalah. Begitu lah pandangan dan perasaan Nera saat ini terhadap Kezia.
..
Semua bermula saat 4 tahun lalu, ketika mereka berdua masih pacaran ditahun 2016 silam. Nera orang yang selalu menomor satukan Kezia dalam hal apapun karena Nera sangat mencintainya meskipun Nera tau kalau Kezia tidak seperti itu padanya. Dia tidak pernah keberatan atau mengungkit tentang hal itu. Bukan berarti Kezia tidak mencintai Nera, mereka saling menyayangi, namun tingkatan mereka dalam mencintai satu sama lain sangat berbeda. Bisa dibilang, Nera mencintai Kezia Sepenuhnya, namun Kezia mencintai Nera Seperlunya saja.
Selama mereka menjalin hubungan, tidak pernah ada masalah berarti karena sifat Nera yang suka mengalah dan Kezia yang suka memaafkan. Karena Nera saat itu memang masih “Labil” dan belum bisa berpikir dewasa seperti Kezia. Sementara itu sebaliknya, Kezia sedikit lebih tenang daripada Nera dan Kezia adalah pribadi yang tampak dewasa.
Kilas balik ke beberapa Tahun lalu saat Nera berpacaran denga Kezia.
“Lo belum dapat kerjaan juga? Ntar kelamaan nganggur yang ada pusing sendiri loh.” Ucap kezia sambil tersenyum melihat wajah Nera yang sedang serius memperhatikan komputernya.
“Heh, lo jawab, gue ngomong malah ga lo gubris. Dasar. Lo sibuk ngapain sih ?”
..
“Ah, ini aku sedang memperhatikan pasar Saham, aku masih dalam tahap belajar tentang yang beginian. Ternyata lumayan rumit tapi aku sepertinya mulai sedikit mengerti mekanisme nya.”
Nera memperhatikan komputernya dengan serius dan seperti tidak bisa diganggu. Namun Kezia tetap saja mengganggunya dengan niat menjahilinya.
“Ah, istirahat lah dulu. Lo udah berjam-jam didepan komputer loh, nanti mata Lo bisa rusak kelamaan didepan layar.” Ucap Kezia sembari memegang pundak Nera.
“iya iya, sebentar lagi.” Nera masih fokus dengan penelitian yang tidak jelasnya itu tentang saham. Entah mengerti atau tidak, sepertinya Nera sangat niat mempelajari hal seperti itu.
Beberapa bulan pun terlewatkan, Nera masih saja menganggur dan Kezia sudah Wisuda dan mendapat gelar Sarjana administrasi. Nera pun datang ke acara Wisuda Kezia dengan membawa Bunga dan kado untuk Kezia. Namun saat tiba di kampus Kezia, Nera melihat seorang Lelaki yang berbadan agak tinggi dan berkulit putih berpenampilan layaknya orang bermartabat. Sontak Nera pun terpaku dengan pemandangan yang dilihatnya, kelihatan mereka seperti sudah saling kenal akrab. bukan hanya Kezia saja, namun orang tua Kezia pun terlihat sangat akrab dengan pemuda itu.
Dengan wajah yang datar seperti biasa, Nera pun berjalan menghampiri Kezia yang dikelilingi keluarga dan koleganya.
“Eh? Neraa.. siniii, lama banget datangnya ikhh.” Ucap kezia dengan ekspresi senyum girang dan terpancar kebahagiaan yang jelas dari wajah dan senyumnya.
“Ah iya, sorry, tadi dijalan macet. Selamat ya sayang.” Nera mengucapkan selamat sembari memberikan bucket bunga dan sebuah kado. Namun sebutan “Sayang” tadi membuat beberapa kerabat serta teman dan keluarga kezia agak terkejut dan terdiam sejenak.
“Ah, makasiihhh, aku buka ya kadonya.” Kezia pun membuka kado pemberian Nera dan terlihat sebuah kalung perak yang cukup indah yang berukirkan nama KEZIA di liontin kalung itu.
“Ahh, cantik. Makasih Nera, gue suka banget hadiahnya.” Kezia pun memakai kalung itu langsung dengan ekspresi dan perasaan senang. “oh iya, Nera, kenalin ini teman.. mmmm. Maksudku mantanku dulu, namanya Nathan.” sambung kezia
Dengan tatapan Ragu, Nera pun menggerakkan tangan memberi isyarat untuk berjabat tangan. “Ah, saya Nera, senang bertemu dengan anda.”
“Salam, saya Nathan, senang bertemu dengan anda juga Nera.” Sahut Nathan dengan nada yang berwibawa dan tatapan hangat serta senyum yang ramah.
“Oh iya Mama, kakak, Nathan, ini pacar gue, yah selama ini dia juga termasuk orang yang udah banyak membantu dalam peran gue sebagai mahasiswi, dia udah banyak banget ngebantu gue, dan sampai skripsi juga dia sampai bergadang berhari-hari Cuma untuk bantuin gue. Ehehehe. Dan untuk Nera, makasih banyak ya Lo udah jadi pacar yang baik sampai-sampai Lo sakit karena bantuin Skripsi gue. Pulang dari sini nanti kita makan ya, gue yang traktir. Ehehee” kata kezia sambil menahan tangis haru karena bahagia sebab orang-orang disekelilingnya yang selalu ada untuk dia.
Keadaan agak canggung ketika kakak dan ibu kezia berbicara
“Ehem, maaf nak Nera, sudah berapa lama kalian pacaran?”
“Engg.. hampir dua tahun Bu” sambut Nera dengan eskpresi yang agak grogi dan malu.“Ah, maaf kalau boleh tahu apa kegiatan anda sekarang ? masih kuliah atau sudah Kerja?” sambung Nathan yang bertanya dengan wajah tanpa dosa namun sebenarnya punya niat tersembunyi.Suasana pun mendadak berubah karena keluarga dan kolega yang lain melihat ke arah Nera dengan tatapan yang dipenuhi rasa penasaran.“(Ini ? Apakah ini sebuah pertanyaan yang waras atau mereka seperti sengaja menyinggungku? Tapi , sudahlah, aku jawab saja apa adanya.)” ucap Nera dalam hati.“Ah, saya sedang tidak ada kegiatan, beberapa bulan lalu saya berhenti kerja dan memang ada rencana untuk melanjutkan kuliah, saya hanya tamatan D3 informatika.” Tutur Nera dengan ucapan yang agak ragu dengan jawabannya. Dia berfikir bahwa mungkin saja setelah ini hubungannya denga Kezia tidak akan lagi berjalan mulus seperti biasa. Karena secara kasta jelas Nera
Sampailah akhirnya di cafe, disana mereka duduk di tempat biasa mereka duduk dan memesan makanan kesukaan mereka berdua yaitu Mie Goreng dengan telur setengah matang dan dua paha ayam goreng. Itu adalah menu favorit mereka sejak awal mereka berdua pacaran.“Sudah lama sekali tidak kesini. Hihii.” Ucap nera dengan ekspresi bahagia. Dia pun terus menatap wajah kekasihnya itu tanpa sedikitpun berpaling.“Lo natap gue segitunya, gue jadi malu loh.”“Eh? Kok malu ? kayak yang baru pacaran aja.”\“Ya malu lah, kita kan udah lama banget ga ketemu, jadi seolah rasanya ini kayak pertemuan pertama, entah kenapa jadi canggung. Tapi gue seneng banget.”“Ahahaha, tentu, kau emang harusnya senang. Tidak melihat wajah pangeranmu yang tampan ini selama sebulan lebih rasanya gelisah kan? Makan tak enak, tidur tak nyenyak. Haha.” ..“Alah, mulai deh. Kumat lagi penyakit Lo, pede gila.. ahahaha.
“Ahhehe, ah atau nanti kita ngopi bareng saja. Nanti aku minta saja nomor hp mu pada Kezia, aku akan menghubungimu ya.”“Ah, ya baiklah. Kalau begitu, saya permisi dulu. Kezia, aku pulang duluan,bye.” Ucap Nera sembari menyalakan motornya dan segera pergi dari sana. Kezia pun sama sekali tidak bergeming dan sudah cukup lama dia berdiam seperti itu , hanya menatap kebawah dengan tatapan kosong. Terlihat raut sedih dan kecewa dari wajahnya...Sampai dirumah, Nera kembali merenung dan duduk terdiam lama di depan komputernya. Hingga dia melihat sebuah notifikasi dari komputernya bahwa saham yang iya tanam di suatu perusahaan melonjak naik. Dia membeli saham perusahaan itu dengan harga 1juta rupiah sejak dua bulan yang lalu. Namun sekarang, ternyata saham itu mengalami lonjakan yang dasyat hingga yang tadi harganya hanya 1juta kini harganya mencapai 250jt rupiah..
“Waahhhh!!!! Kakak terbaeekkk!! Makasih banget deh. Wahh ini yang paling kutunggu-tunggu. Akhirnya aku bisa punya HP gaming keluaran terbaru.” Sandy berekspresi sangat senang dan melontarkan pujian-pujian kepada kakaknya itu, terlihat sekali raut bahagia dari wajah Sandy.“Iya, kau boleh senang, kurasa ini bayaran yang setimpal dengan usahamu. Tapi ingat, jika kau lalai dalam membantu ayah dan ibu apalagi kau sampai lalai dalam belajar, aku akan mengambil kembali Smartphone mu dan tidak akan ku kembalikan hingga kau tamat sekolah.” Nera mencoba menegaskan adiknya, Nera memiliki harapan yang besar kepada adiknya agar kelak bisa menjadi orang yang jauh lebih berguna daripada dirinya. Makanya Nera sangat berambisi untuk menaikkan taraf hidup keluarganya agar tak lagi dipandang sebelah mata. Khususnya seperti keluarga Kezia yang memandangnya “agak” rendah.“Iya-iya, t
“Keziaa..” Sekali lagi Nera memanggil dengan nada yang tak terlalu keras dari sebelumnya.Kezia pun melihat ke arah Nera dan segera berjalan menuju Nera, dengan ekspresi yang penuh wibawa, kezia berjalan menghampiri Nera.“Nera? .. Sedang apa disini?”.“Hey, aku mencarimu kemana-mana, mengapa nomormu tidak lagi aktif? Aku mengirimi mu email tapi tidak kunjung ada balasan. Aku merindukanmu Key.” Ucap Nera sembari menahan rindu dan hasrat ingin memeluk kekasihnya itu, namun dia mengerti situasinya, tidak mungkin dia memeluk kezia di depan umum begini apalagi Kezia sedang berpakaian rapi sementara dirinya hanya alakadarnya.“Banyak hal yang terjadi Ner, Gue...mmm maksudnya, Aku sedang ingin fokus berkaris saja untuk saat ini. tapi aku sama sekali tidak ada niat mengabaikanmu kok. Aku minta maaf.” Ucap kezia dengan nada
Tibalah hari dimana mereka akan bertemu kembali setelah duaminggu berlalu, Nera sudah bersiap-siap untuk rapi-rapi dan memakai wewangian serta style yang bisa dibilag keren. Kini Nera tampak lebih bersih dan terlihat seperti orang yang ter-urus, tidak seperti sebelumnya agak kucel karena kurang memperhatikan penampilan. Setelah selesai bersiap-siap, nera pun segera pergi ke Cafe John langganan mereka, Nera pun menyempatkan diri untuk mampir ke beberapa toko membeli sesuatu yang ingin diberikannya pada Kezia. Dia membeli Coklat batang kesukaan Kezia serta sebuah gelang tali rajut Couple. Nera merasa sudah lama mereka tidak memakai sesuatu yang sama dan berpasangan.“Okeh, semua sudah sempurna. Oh, sudah jam 14.50, aku harus bergegas , 10menit lagi Kezia akan datang.” Nera pun bergegas menambah kecepatan motornya. Namun naas ada sebuah sepeda motor yang berhenti tiba-tiba didepannya , Nera pun panik lalu menco
Sampailah Kezia dan Nathan sekarang berada dikantin.. Kezia dan Nathan pun asyik berbicara bersama Nathan hingga makanan pesanan mereka pun datang dan akhirnya mereka makan bersama. Hari itu Kezia sangat bahagia hingga terlihat dia lebih sering tertawa saat berbicara dengan Nathan karena pencapaian pekerjaan kezia bulan ini sangat fantastis dan pastinya Bonus yang akan diterima Kezia bulan ini sangatlah Besar.Namun ironisnya, kezia sama sekali tidak ingat kalau hari ini dia dan Nera janjian di Cafe john. Kezia sama sekali Lupa dan sementara itu keadaan di Cafe John, Nera menunggu Kedatangan Kezia.(situasi di Cafe john)“sudah jam 16:13 , apakah Kezia belum selesai ya ? mungkin dia sedang rapat. Oh, aku kirim pesan singkat saja.” Nera pun mengeluarkan ponselnya dan mulai mengetik...”Aku sudah disini. Tring..ihihi.” pesan pun terkirim... 20 menit kedepan
Nera mulai bingung dan Resah, dia pun kembali membakar rokoknya. dia merasa kalau sepertinya kezia tidak sedang dalam bahaya karena jika memang kezia dalam perjalanan , pasti sejak awal kezia akan mengirim pesan terlebih dahulu sebelum berangkat ke tempat janjian date. Karena itu selalu menjadi kebiasaan mereka berdua sejak dulu.Lalu Nera pun kembali mengirim pesan“””yasudah, aku tunggu saja sebentar lagi ya. Jika beberapa saat tidak ada jawaban lagi, aku akan mencarimu, takutnya kau kenapa-kenapa””” *pesan terkirim*Kembali menit demi meni pun terlewat, tak lama John pun datang mennuju ke arah Nera membawa sesuatu.“Ini, makan dulu. Menu kesukaan kau dan Kezia. Mie goreng + Telur setengah matang. Ayo makanlah, kau sejak datang kesini tidak makan apapun. Jangan-jangan kau memang tidak makan sejak pagi ya?” tanya John yang agak khawatir dan sedikit kasihan
Mereka pun akhirnya menyudahi adegan itu dan Nera mengantar Kezia pulang dengan sepeda motornya. Udara malam yang dingin menamban kesan romantis seolah mereka sedang menghirup wanginya harmoni berdua, tentu saja dengan posisi Kezia yang memeluk erat Nera diboncengan. Seperti biasa setelah sampai di depan pintu gerbang komplek megah Aerial, Kezia pun turun dan berpamitan dengan kekasihnya itu. Begitu pun sebaliknya.(7 hari kemudian)Seminggu telah berlalu, Nera yang kini disibukkan dengan rutinitas dan tugas kuliahnya sedang berusaha untuk tetap menyempatkan waktu untuk belajar tentang dunia bisnis. Ia terus memantau sahamnya di Aerial yang mungkin itu hanya bagian yang sangat kecil dari perusahaan raksasa yang memiliki nilai saham yang sangatlah besar dan termasuk dalam 10 besar perusahaan terbesar di Negeri ini. Saat sedang duduk sendirian di bangku taman yang terletak di halaman kampus, datanglah wanita berwajah manis dengan rambut model Bob (potongan rambut sebahu) yang tak lain a
Mereka berdua terlihat asyik sendiri dan tampak wajah mereka berdua berseri-seri, pemandangan yang sudah jarang terlihat antara mereka berdua. Terutama Nera yang saat ini tampak sangat bahagia sekali, ia pun ingin sekali mengatakannya pada Kezia tentang kebahagiaannya itu yang karena sudah lama tak berjumpa tetapi entah kenapa kali ini Nera seperti ingin menahannya dan tak mengungkapkannya. Seolah ia merasa kali ini ia tidak ingin mengatakan hal yang membahagiakan, karena Nera tahu dari tatapan mata Kezia yang seolah berkata “Aku sangat lelah”.“Kemarin Vanesa datang kesini” ucap Nera saat mereka baru saja selesai makan.“Oh ya? Lalu bagaimana? Jam berapa dia datang?” tanya Kezia sambil membuka botol minuman sari jeruk nya.“Yah anehnya kalian datang di jam dan keadaan yang sama. Vanesa datang kira-kira jam segini juga dan secara tiba-tiba setelah sekian lama tiada kabar. Mirip dengan yang kau lakukan hari ini kan?”“Emmm aneh ya. Tapi kenapa dia sampai sekarang belum membalas pesank
“Iyakan? Dia memang sehebat itu, yah tapi juga mulai sekarang aku akan terus berusaha agar bisa setara dengannya secepat mungkin.” “Baiklah, kami hanya bisa membantu denan doa. Ibu, ayah dan adikmu, kami semua selalu mendoakan yang tebaik untukmu, nak. Berusahalah, ibu yakin kau pasti akan menjadi orang yang besar dan hebat.” “Amin, teimakasih ibu dan ayah serta Sandy juga. Aku akan selalu mengingat doa kalian. Yasudah kalau begitu aku pulang dulu. bye.” Nera pun menyalakan motornya dan beranjak pergi. “Hati-hati! jangan kebut-kebutaan!..” sang ibu berteriak dengan cukup keras dan Nera yang mendengarnya pun hanya bisa tersenyum karena ibunya sejak dulu sedikitpun sama sekali tidak berubah.. ....”segala sesuatu terkadang akan datang dan pergi silih berganti, setiap hal dan insan selalu membawa perubahan bagi segala yang ada disekitarnya. Namun diantara itu semua hanya ada satu yang sama sekali tidak berubah, yaitu besar cinta kasih seorang ibu yang tak ternilai harganya”..- .. Kel
Nera pun akhirnya berjalan menemani Vanesa menuju tempat dimana mobilnya diparkir.“Sudah sampai sini saja, tidak perlu repot.” Ucap Vanesa.“Ya memang sampai disini saja lah! Orang mobilmu juga disini parkirnya, dasar!.” Nera pun jengkel karena di Vanesa bersikap jahil padanya.“Oke kalau begitu aku pulang dulu, bye.” Vanesa pun menutup kaca mobil dan berjalan meninggalkan Nera.Setelah melihat mobil Vanesa sudah jauh dan tak lagi tampak, ia pun berjalan kembali menuju kerumahnya. Ia rasanya seperti sudah lelah dan ingin terlelap saja dan benar saja saat ia sampai dirumah, ia pun segera menuju kamar dan tak butuh waktu lama Nera pun tetidur.Hari demi hari pun seperti biasa, hanya begitu-begitu saja dan tidak ada yang istimewa sama sekali. dan hingga duaminggu sudah berlalu tanpa terasa, namun kali ini lagi-lagi sepertinya Kezia tidak bisa hadir di janjian kencan mereka. Namun seperti biasa Nera masih tetap memakluminya karena ia merasa kalau Kezia sangat sibuk belakangan ini dan itu
“Yasudah kalau begitu, mending kita masuk. Kau ada kelas juga kan?.” Tanya Nera pada Melly.“Ya iyalah, kita kan satu jurusan, hey!.”Mereka pun berjalan menuju ruangan mereka dan disela-sela itu mereka pun mengobrol sedikit tentang beberapa hal kecil.“Hmm, aku gak nyangka sih kalau ternyata kau ini enak juga diajak berbicara. Habisnya setiap dikelas kau terlihat suka fokus sendiri dan terkadang kau suka tidur” Ucap Melly.“Kurasa jika diajak bicara, aku pun pasti akan berbicara juga. Aku tidak se arogan itu sampai mengabaikan orang yang ingin berbicara denganku, mungkin kalian saja yang tidak punya hal yang ingin kalian bicarakan padaku. ‘Kan?”“Hmm, mungkin begitu sih.”Nera dan Melly pun sampai dikelas dan hari itupun berlalu tanpa adanya kejadian yang berarti. Hanya saja dimalam hari seperti biasa Nera mencoba menghubungi kekasihnya yaitu Kezia, namun tidak ada jawaban dan tidak juga ada balasan pesan. Mulai merasa bosan karena sudah tidur, ia pun pergi keluar untuk mencari beber
Dihari-hari berikutnya Nera masih beraktivitas seperti biasa. Sehari-harinya dikampus lalu ia sesekali ikut webinar pelatihan tentang marketing, saham dan investasi serta macam-macam lainnya. Ia berniat untuk menjadi seorang enterpreneur dengan memulai untuk membuka usaha sendiri meskipun itu kecil-kecilan. Ketika sedang duduk di kursi taman yang berada di pekarangan kampus, tiba-tiba datang seorang wanita berkacamata menghampiri Hans, ia bernama Melly yang tak lain adalah teman satu jurusan Nera.“Hallo Nera. Ah, boleh mengganggu sebentar?.” Sapa Melly“Oh, iya silahkan. Ada apa?” Tanya Nera dengan sedikit senyum.“Hmm ngomong-ngomong kamu ingat ga namaku siapa?.” Tanya Melly sambil mengambil posisi duduk disebelah Nera.“Melly, ‘kan?.”“Yap! Betul sekali. Kamu lagi sibuk gak Ner?.”...”duh,lagi enak sendiri menikmati angin dan nonton video panduan berbisnis, eh malah ada aja yang datang tiba-tiba. Kok bisa-bisanya ada orang yang datang nyamperin aku kesini? Ada perlu apa kira-kira w
“Perjanjian?.” Tanya Nathan dengan Heran. “Iya, jika kau setuju dengan perjanjian ini maka aku akan menerima pertunangan ini.” “Hmm, oke? Biar kita dengarkan dulu apa kesepakatannya.” “Pertama, aku tidak ingin kehidupan peribadiku terlalu dicampuri. Karena sejak dulu aku tidak suka jika privasi ku diusik. Kedua, aku tidak mau kalau pertunangan ini di umbar kemana-mana. Cukup kita-kita dan keluarga saja yang tahu dan orang-orang diluar keluarga ataupun kolega tidak perlu tahu. dan yang terakhir... jangan usik Nera.” Menutup kalimat terakhirnya, wajah dan tatapan Kezia terlihat sangat menakutkan. “Hmmm, mengapa sepertinya berat sekali ya? Ahahaha, apa tidak bisa dipermudah sedikit? Yah setidaknya jika ada teman bertanya hubungan kita ini apa, yah aku hanya ingin menjawabnya dengan jujur aja gitu.” “Itu terserahmu. Cuma yang kuminta kau tidak perlu menggembar-gembor atau terlalu publikasi, aku ingin semua berjalan seperti biasa saja. Mungkin kelebihannya ialah saat aku jadi tunanganm
Namun tetap pada dengan perkataannya diawal kalau Kezia masih tetap tidak bisa menerima Perjodohan yang mendadak ini. Ia pun melihat keluarga Nathan dengan tatapan yang penuh harapan dan seolah berharap keputusannya ingin dimengerti oleh mereka.“Baiklah, tidak mengapa jika kita menunda acara perjodohan ini untuk sementara. Tetapi bagaimana dengan keputusan Nathan?.” Tanya Ibu Nathan pada putranya itu.“Hmm, aku sebelumnya minta maaf jika aku sedikit memaksakan kehendakku. Tetapi aku melakukan ini semua karena murni atas perasaanku sendiri, aku tidak punya alasan lain selain karena aku menyayangi Kezia. Namun, bisakah setidaknya kalau untuk saat ini kami bertunangan saja dulu dan tidak perlu di tunda. Dan untuk pernikahannya aku akan bersedia kapanpun Kezia siap, baik itu setahun atau dua tahun lagi pun tidak masalah. Saat ini hanya itu yang ku inginkan.” Jelas Nathan yang tentu saja membuat Kezia pun menjadi sangat terkejut dan kesal seolah-olah Nathan terus mendorong niatnya agar pe
Kezia pun mandi sambil merenungi tentang peristiwa yang terjadi saat ini padanya. Ia merasa tidak lagi punya privasi dan otoritas atas dirinya sendiri. Ia kesal dan sangat marah dengan semua keadaan yang menimpanya saat ini. Setelah hampir setengah jam mandi tanpa keramas, ia pun akhirnya berganti pakaian yang sedikit formal dan menuju ke ruang tamu untuk bertemu Keluarganya Nathan. Terlihat dari jauh keluarganya dan keluarga Nathan sudah berkumpul dan sedang berbincang-bincang. “Eh itu Kezia.” Seru Nathan yang melihat Kezia dari jauh dan melambaikan tangan pada Kezia. Kezia pun hanya berjalan perlahan menuju ke tempat duduk yang tersedia diantara kaluarganya itu. Dengan wajah yang murung, ia tidak melihat kemana-mana dan hanya melihat ke bawah saja. Tampaknya Kezia memang sangatlah sedih dan kesal, namun hebatnya ia sangat kuat untuk menahan kekesalan dan semua rasa sedihnya. Kedua belah pihak keluarga pun sudah berkumpul di ruangan pertemuan yang mana tidak lain dan tak bukan un