Sampailah Kezia dan Nathan sekarang berada dikantin.. Kezia dan Nathan pun asyik berbicara bersama Nathan hingga makanan pesanan mereka pun datang dan akhirnya mereka makan bersama. Hari itu Kezia sangat bahagia hingga terlihat dia lebih sering tertawa saat berbicara dengan Nathan karena pencapaian pekerjaan kezia bulan ini sangat fantastis dan pastinya Bonus yang akan diterima Kezia bulan ini sangatlah Besar.
Namun ironisnya, kezia sama sekali tidak ingat kalau hari ini dia dan Nera janjian di Cafe john. Kezia sama sekali Lupa dan sementara itu keadaan di Cafe John, Nera menunggu Kedatangan Kezia.
(situasi di Cafe john)
“sudah jam 16:13 , apakah Kezia belum selesai ya ? mungkin dia sedang rapat. Oh, aku kirim pesan singkat saja.” Nera pun mengeluarkan ponselnya dan mulai mengetik...”Aku sudah disini. Tring..ihihi.” pesan pun terkirim.
.. 20 menit kedepan
Nera mulai bingung dan Resah, dia pun kembali membakar rokoknya. dia merasa kalau sepertinya kezia tidak sedang dalam bahaya karena jika memang kezia dalam perjalanan , pasti sejak awal kezia akan mengirim pesan terlebih dahulu sebelum berangkat ke tempat janjian date. Karena itu selalu menjadi kebiasaan mereka berdua sejak dulu.Lalu Nera pun kembali mengirim pesan“””yasudah, aku tunggu saja sebentar lagi ya. Jika beberapa saat tidak ada jawaban lagi, aku akan mencarimu, takutnya kau kenapa-kenapa””” *pesan terkirim*Kembali menit demi meni pun terlewat, tak lama John pun datang mennuju ke arah Nera membawa sesuatu.“Ini, makan dulu. Menu kesukaan kau dan Kezia. Mie goreng + Telur setengah matang. Ayo makanlah, kau sejak datang kesini tidak makan apapun. Jangan-jangan kau memang tidak makan sejak pagi ya?” tanya John yang agak khawatir dan sedikit kasihan
“Oh tau tau kok, tempat nongkrong anak muda itu kan? Oke baik nona. Saya antar kesana ya berarti.?”“Iii iya pak, tolong agak cepat ya pak. Tolong banget.” Kezia terus-terusan cemas dan tergesa-gesa hingga dia panik.Kezia pun mencoba menelpon nomor Nera namun tidak bisa di hubungi karena Ponsel Nera mati.Dan kezia kembali mencoba berulang-ulang kali menelpon Nera, namun tetap sama saja.“Pak pak, agak ngebbut ya pak, tolong pak , agak mendadak soalnya.” Kezia memohon pada supir Taxi itu“Oh iya, kalau begitu pakai sabuk pengamannya Nona, saya akan menambah kecepatannya.” Sahut supir taxi“Baik pak, tolong banget.”..Taxi itu pun melaju kencang, hingga dalam beberapa menit, sampai di Cafe john.“Sudah sampai non.”“Oh iya makasih pak, ini pak. Pak tolong jangan pergi dulu, tunggu sebentar ya.” Ucap kezia masih dalam keadaan cemas
..“Heyhey, tidak apa-apa. jangan menangis, aku tadi sangat khawatir karena kau tak kunjung membalas pesanku. Aku takut terjadi sesuatu yang tidak-tidak padamu makanya aku akhirnya mencarimu. Sudah tidak apa-apa Key.” Nera mengelus punggung kekasihnya itu, dia juga merasakan kalau Kezia benar-benar sangat menyesal karena kelalaiannya, tapi itu tidak lantas membuat dia marah. Malah Nera sangat lega karena Kezia dalam keadaan baik-baik saja...Perlahan tangis Kezia pun mulai mereda dan Nera mencoba untuk menenangkannya lagi.“Sudah? Sudah nangisnya? Nanti matamu bengkak loh, ntar jadi tambah jelek.” Mencoba menggoda Kezia.“Tambah jelek? Berarti maksudmu aku ini memang jelek ya? Iiiiiii..dasar kau ini.. Huuu.” Merengek manja namun masih dengan sedikit tersedu-sedu“Ahaha, tentu saja kau sejak datang kesini sudah jelek karena kau tiba-tiba menangis, semakin kau menangis maka semankin jelek. Hehehehe. Makanya b
“Hmm, ayo naik. Akan ku antar .” Nera menawarkan tumpangan pada pacarnya itu.“Aduh, gimana ya? Keadaanmu lagi seperti itu, kau tidak apa jika pulang terlalu malam karena mengantarku? Aku takut kau tidak bi ..”“Sudahlah.. kau tidak usah khawatir. Berhenti memperlakukanku sebagai cowok yang lembek. Aku tidak apa-apa. tenang aja ..” ucap Nera sambil mengarahkan jempol pada Kezia. Dan kezia pun tersenyum melihat tingkah Nera yang tidak berubah.“Kau ini, selalu saja keras kepala. Baiklah, antarkan aku pulang.”“Jika tidak keras kepala, aku tidak akan bisa mendapatkanmu. Hehehe. Baiklah !! Nona cantik, pegang yang erat, jangan sampai jatuh, karena tidak ada asuransi jika jadi penumpang motorku.”“Oke, siap kang ojek ganteng, mari kita pulang, lets go..” Kezia pun menyahuti tingkah konyol pacarnya itu.Mereka pun pulang berboncengan dan berpelukan di motor sederh
“Yo, Nera..” Sapa Nathan pada Nera .“Oh? Nathan? Apa kabar?.” Sambung Nera.“Baik saja, sudah lama tidak kelihatan. Apa kau sangat sibuk belakangan ini.?” Ucap Nathan dengan nada seperti agak sedikit menyindir. Seolah ada maksud dibalik ucapannya.“Ahaha, tidak , tidak sesibuk itu, hanya sibuk kuliah dan rutinitas sehari-hari saja. Bagaimana denganmu? Apa semuanya lancar ?.” Balas Nera namun dia seperti berkata seadanya tanpa ada maksud lain, berbeda dengan Nathan tadi.“Yah, mungkin memang sangat sibuk sekali sih belakangan ini. hmm kau melanjutkan kuliahmu?. Berita yang bagus. Tapi mengapa? ” tanpa ragu Nathan langsung menanyakan hal yang sebenarnya sangat sensitif untuk orang yang belum akrab dan mereka baru duakali bertemu secara langsung. Sepertinya memang Nathan ada maksud tertentu kepada Nera.
“Yo, Nera..” Sapa Nathan pada Nera .“Oh? Nathan? Apa kabar?.” Sambung Nera.“Baik saja, sudah lama tidak kelihatan. Apa kau sangat sibuk belakangan ini.?” Ucap Nathan dengan nada seperti agak sedikit menyindir. Seolah ada maksud dibalik ucapannya.“Ahaha, tidak , tidak sesibuk itu, hanya sibuk kuliah dan rutinitas sehari-hari saja. Bagaimana denganmu? Apa semuanya lancar ?.” Balas Nera namun dia seperti berkata seadanya tanpa ada maksud lain, berbeda dengan Nathan tadi.“Yah, mungkin memang sangat sibuk sekali sih belakangan ini. hmm kau melanjutkan kuliahmu?. Berita yang bagus. Tapi mengapa? ” tanpa ragu Nathan langsung menanyakan hal yang sebenarnya sangat sensitif untuk orang yang belum akrab dan mereka baru duakali bertemu secara langsung. Sepertinya memang Nathan ada maksud tertentu kepada Nera.“Ah? Aku juga bingung menjelaskannya.
Dan ternyata memang, Vanesa menyukai Nera karena Vanesa merasa hanya Nera yang berani menolak ajakannya, dan seperti tidak tertarik dengannya. Vanesa yang dijuluki sebagai Tuan Putri Kampus itu memang banyak sekali penggemarnya bahkan sejak awal dia mulai kuliah banyak sekali senior-senior yang mendekatinya. Namun Vanesa menganggap hal itu lumrah, karena sejak masih sekolah pun kejadian itu sangat lumrah dialaminya jadi dia merasa sangat biasa dan tidak lagi terkejut. Namun saat bertemu dengan Nera dia melihat Nera yang sama sekali tidak terpaku pada wajah atau penampilannya. Bahkan Nera tak pernah melihat kearahnya lebih dari 2detik.Tentu saja sebagai orang yang sudah terbiasa menjadi pusat perhatian semua orang, dia sangat heran pada Nera. Karena perasaan itu juga dia mulai sering mengajak ngobrol Nera yang mana Nera sangat terlihat jarang mengobrol dengan orang lain kecuali beberapa teman dekatnya dan berapa orang yang sudah mengenal Nera di
Segera menuju parkiran dan menyalakan motor, namun dari jauh ternyata Vanesa memperhatikan Nera dan benar saja dia ingin membuntuti Nera. Vanesa sangatlah penasaran seperti apa pacar Nera, karena dia merasa satu-satunya hal yang membuat Nera mengabaikannya adalah karena Nera sudah memiliki pacar. Vanesa berfikir, jika saja Nera sejak awal tak punya pacar mungkin Nera tak akan mengabaikannya. Akhirnya Vanesa pun segera menuju mobilnya dan mencoba untuk mengejar dan mengikuti Nera.Di perjalanan karena saking senangnya, seperti biasa Nera suka bernyanyi-nyanyi saat beradar diatas motor. Nera pun tak merasa curiga sama sekali kalau sebenarnya ada Vanesa yang sedang mengikutinya. Di sisi lain, Vanesa yang melihat tingkah aneh Nera yang bernyanyi-nyanyi sambil menggoyang-goyangkan kepala seolah sangat menikmati perjalanan dan asik sendiri, membuat Vanesa menjadi tersenyum dan tertawa sendiri..“Hahaha Nera..Nera.. Ku
Mereka pun akhirnya menyudahi adegan itu dan Nera mengantar Kezia pulang dengan sepeda motornya. Udara malam yang dingin menamban kesan romantis seolah mereka sedang menghirup wanginya harmoni berdua, tentu saja dengan posisi Kezia yang memeluk erat Nera diboncengan. Seperti biasa setelah sampai di depan pintu gerbang komplek megah Aerial, Kezia pun turun dan berpamitan dengan kekasihnya itu. Begitu pun sebaliknya.(7 hari kemudian)Seminggu telah berlalu, Nera yang kini disibukkan dengan rutinitas dan tugas kuliahnya sedang berusaha untuk tetap menyempatkan waktu untuk belajar tentang dunia bisnis. Ia terus memantau sahamnya di Aerial yang mungkin itu hanya bagian yang sangat kecil dari perusahaan raksasa yang memiliki nilai saham yang sangatlah besar dan termasuk dalam 10 besar perusahaan terbesar di Negeri ini. Saat sedang duduk sendirian di bangku taman yang terletak di halaman kampus, datanglah wanita berwajah manis dengan rambut model Bob (potongan rambut sebahu) yang tak lain a
Mereka berdua terlihat asyik sendiri dan tampak wajah mereka berdua berseri-seri, pemandangan yang sudah jarang terlihat antara mereka berdua. Terutama Nera yang saat ini tampak sangat bahagia sekali, ia pun ingin sekali mengatakannya pada Kezia tentang kebahagiaannya itu yang karena sudah lama tak berjumpa tetapi entah kenapa kali ini Nera seperti ingin menahannya dan tak mengungkapkannya. Seolah ia merasa kali ini ia tidak ingin mengatakan hal yang membahagiakan, karena Nera tahu dari tatapan mata Kezia yang seolah berkata “Aku sangat lelah”.“Kemarin Vanesa datang kesini” ucap Nera saat mereka baru saja selesai makan.“Oh ya? Lalu bagaimana? Jam berapa dia datang?” tanya Kezia sambil membuka botol minuman sari jeruk nya.“Yah anehnya kalian datang di jam dan keadaan yang sama. Vanesa datang kira-kira jam segini juga dan secara tiba-tiba setelah sekian lama tiada kabar. Mirip dengan yang kau lakukan hari ini kan?”“Emmm aneh ya. Tapi kenapa dia sampai sekarang belum membalas pesank
“Iyakan? Dia memang sehebat itu, yah tapi juga mulai sekarang aku akan terus berusaha agar bisa setara dengannya secepat mungkin.” “Baiklah, kami hanya bisa membantu denan doa. Ibu, ayah dan adikmu, kami semua selalu mendoakan yang tebaik untukmu, nak. Berusahalah, ibu yakin kau pasti akan menjadi orang yang besar dan hebat.” “Amin, teimakasih ibu dan ayah serta Sandy juga. Aku akan selalu mengingat doa kalian. Yasudah kalau begitu aku pulang dulu. bye.” Nera pun menyalakan motornya dan beranjak pergi. “Hati-hati! jangan kebut-kebutaan!..” sang ibu berteriak dengan cukup keras dan Nera yang mendengarnya pun hanya bisa tersenyum karena ibunya sejak dulu sedikitpun sama sekali tidak berubah.. ....”segala sesuatu terkadang akan datang dan pergi silih berganti, setiap hal dan insan selalu membawa perubahan bagi segala yang ada disekitarnya. Namun diantara itu semua hanya ada satu yang sama sekali tidak berubah, yaitu besar cinta kasih seorang ibu yang tak ternilai harganya”..- .. Kel
Nera pun akhirnya berjalan menemani Vanesa menuju tempat dimana mobilnya diparkir.“Sudah sampai sini saja, tidak perlu repot.” Ucap Vanesa.“Ya memang sampai disini saja lah! Orang mobilmu juga disini parkirnya, dasar!.” Nera pun jengkel karena di Vanesa bersikap jahil padanya.“Oke kalau begitu aku pulang dulu, bye.” Vanesa pun menutup kaca mobil dan berjalan meninggalkan Nera.Setelah melihat mobil Vanesa sudah jauh dan tak lagi tampak, ia pun berjalan kembali menuju kerumahnya. Ia rasanya seperti sudah lelah dan ingin terlelap saja dan benar saja saat ia sampai dirumah, ia pun segera menuju kamar dan tak butuh waktu lama Nera pun tetidur.Hari demi hari pun seperti biasa, hanya begitu-begitu saja dan tidak ada yang istimewa sama sekali. dan hingga duaminggu sudah berlalu tanpa terasa, namun kali ini lagi-lagi sepertinya Kezia tidak bisa hadir di janjian kencan mereka. Namun seperti biasa Nera masih tetap memakluminya karena ia merasa kalau Kezia sangat sibuk belakangan ini dan itu
“Yasudah kalau begitu, mending kita masuk. Kau ada kelas juga kan?.” Tanya Nera pada Melly.“Ya iyalah, kita kan satu jurusan, hey!.”Mereka pun berjalan menuju ruangan mereka dan disela-sela itu mereka pun mengobrol sedikit tentang beberapa hal kecil.“Hmm, aku gak nyangka sih kalau ternyata kau ini enak juga diajak berbicara. Habisnya setiap dikelas kau terlihat suka fokus sendiri dan terkadang kau suka tidur” Ucap Melly.“Kurasa jika diajak bicara, aku pun pasti akan berbicara juga. Aku tidak se arogan itu sampai mengabaikan orang yang ingin berbicara denganku, mungkin kalian saja yang tidak punya hal yang ingin kalian bicarakan padaku. ‘Kan?”“Hmm, mungkin begitu sih.”Nera dan Melly pun sampai dikelas dan hari itupun berlalu tanpa adanya kejadian yang berarti. Hanya saja dimalam hari seperti biasa Nera mencoba menghubungi kekasihnya yaitu Kezia, namun tidak ada jawaban dan tidak juga ada balasan pesan. Mulai merasa bosan karena sudah tidur, ia pun pergi keluar untuk mencari beber
Dihari-hari berikutnya Nera masih beraktivitas seperti biasa. Sehari-harinya dikampus lalu ia sesekali ikut webinar pelatihan tentang marketing, saham dan investasi serta macam-macam lainnya. Ia berniat untuk menjadi seorang enterpreneur dengan memulai untuk membuka usaha sendiri meskipun itu kecil-kecilan. Ketika sedang duduk di kursi taman yang berada di pekarangan kampus, tiba-tiba datang seorang wanita berkacamata menghampiri Hans, ia bernama Melly yang tak lain adalah teman satu jurusan Nera.“Hallo Nera. Ah, boleh mengganggu sebentar?.” Sapa Melly“Oh, iya silahkan. Ada apa?” Tanya Nera dengan sedikit senyum.“Hmm ngomong-ngomong kamu ingat ga namaku siapa?.” Tanya Melly sambil mengambil posisi duduk disebelah Nera.“Melly, ‘kan?.”“Yap! Betul sekali. Kamu lagi sibuk gak Ner?.”...”duh,lagi enak sendiri menikmati angin dan nonton video panduan berbisnis, eh malah ada aja yang datang tiba-tiba. Kok bisa-bisanya ada orang yang datang nyamperin aku kesini? Ada perlu apa kira-kira w
“Perjanjian?.” Tanya Nathan dengan Heran. “Iya, jika kau setuju dengan perjanjian ini maka aku akan menerima pertunangan ini.” “Hmm, oke? Biar kita dengarkan dulu apa kesepakatannya.” “Pertama, aku tidak ingin kehidupan peribadiku terlalu dicampuri. Karena sejak dulu aku tidak suka jika privasi ku diusik. Kedua, aku tidak mau kalau pertunangan ini di umbar kemana-mana. Cukup kita-kita dan keluarga saja yang tahu dan orang-orang diluar keluarga ataupun kolega tidak perlu tahu. dan yang terakhir... jangan usik Nera.” Menutup kalimat terakhirnya, wajah dan tatapan Kezia terlihat sangat menakutkan. “Hmmm, mengapa sepertinya berat sekali ya? Ahahaha, apa tidak bisa dipermudah sedikit? Yah setidaknya jika ada teman bertanya hubungan kita ini apa, yah aku hanya ingin menjawabnya dengan jujur aja gitu.” “Itu terserahmu. Cuma yang kuminta kau tidak perlu menggembar-gembor atau terlalu publikasi, aku ingin semua berjalan seperti biasa saja. Mungkin kelebihannya ialah saat aku jadi tunanganm
Namun tetap pada dengan perkataannya diawal kalau Kezia masih tetap tidak bisa menerima Perjodohan yang mendadak ini. Ia pun melihat keluarga Nathan dengan tatapan yang penuh harapan dan seolah berharap keputusannya ingin dimengerti oleh mereka.“Baiklah, tidak mengapa jika kita menunda acara perjodohan ini untuk sementara. Tetapi bagaimana dengan keputusan Nathan?.” Tanya Ibu Nathan pada putranya itu.“Hmm, aku sebelumnya minta maaf jika aku sedikit memaksakan kehendakku. Tetapi aku melakukan ini semua karena murni atas perasaanku sendiri, aku tidak punya alasan lain selain karena aku menyayangi Kezia. Namun, bisakah setidaknya kalau untuk saat ini kami bertunangan saja dulu dan tidak perlu di tunda. Dan untuk pernikahannya aku akan bersedia kapanpun Kezia siap, baik itu setahun atau dua tahun lagi pun tidak masalah. Saat ini hanya itu yang ku inginkan.” Jelas Nathan yang tentu saja membuat Kezia pun menjadi sangat terkejut dan kesal seolah-olah Nathan terus mendorong niatnya agar pe
Kezia pun mandi sambil merenungi tentang peristiwa yang terjadi saat ini padanya. Ia merasa tidak lagi punya privasi dan otoritas atas dirinya sendiri. Ia kesal dan sangat marah dengan semua keadaan yang menimpanya saat ini. Setelah hampir setengah jam mandi tanpa keramas, ia pun akhirnya berganti pakaian yang sedikit formal dan menuju ke ruang tamu untuk bertemu Keluarganya Nathan. Terlihat dari jauh keluarganya dan keluarga Nathan sudah berkumpul dan sedang berbincang-bincang. “Eh itu Kezia.” Seru Nathan yang melihat Kezia dari jauh dan melambaikan tangan pada Kezia. Kezia pun hanya berjalan perlahan menuju ke tempat duduk yang tersedia diantara kaluarganya itu. Dengan wajah yang murung, ia tidak melihat kemana-mana dan hanya melihat ke bawah saja. Tampaknya Kezia memang sangatlah sedih dan kesal, namun hebatnya ia sangat kuat untuk menahan kekesalan dan semua rasa sedihnya. Kedua belah pihak keluarga pun sudah berkumpul di ruangan pertemuan yang mana tidak lain dan tak bukan un