“Engg.. hampir dua tahun Bu” sambut Nera dengan eskpresi yang agak grogi dan malu.
“Ah, maaf kalau boleh tahu apa kegiatan anda sekarang ? masih kuliah atau sudah Kerja?” sambung Nathan yang bertanya dengan wajah tanpa dosa namun sebenarnya punya niat tersembunyi.
Suasana pun mendadak berubah karena keluarga dan kolega yang lain melihat ke arah Nera dengan tatapan yang dipenuhi rasa penasaran.
“(Ini ? Apakah ini sebuah pertanyaan yang waras atau mereka seperti sengaja menyinggungku? Tapi , sudahlah, aku jawab saja apa adanya.)” ucap Nera dalam hati.
“Ah, saya sedang tidak ada kegiatan, beberapa bulan lalu saya berhenti kerja dan memang ada rencana untuk melanjutkan kuliah, saya hanya tamatan D3 informatika.” Tutur Nera dengan ucapan yang agak ragu dengan jawabannya. Dia berfikir bahwa mungkin saja setelah ini hubungannya denga Kezia tidak akan lagi berjalan mulus seperti biasa. Karena secara kasta jelas Nera berada di bawah Keluarga Kezia karena Nera berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja sedangkan Kezia berasal dari keluarga yang Berada dan bermartabat.
Meski begitu, Nera tidak langsung berkecil hati, dia tidak ingin berfikir aneh-aneh atau berprasangka buruk terhadap orang-orang yang ada di depannya saat ini. Namun, sesuatu yang tidak disangka terjadi, ibu Nera pun mulai membawa pembicaraan mereka menjadi lebih intens dan tentu saja memiliki maksud tertentu.
“Begini nak Nera, sekarang Kezia kan sudah menyelesaikan pendidikannya, dan ini bukanlah sebuah akhir namun merupakan sebuah awal, ibu tahu bahwa Kezia sudah memiliki pacar yaitu kamu, tapi selama dua tahun ini, inilah kali pertama kita ketemu, iya kan?”
“Aa?..ah, iya Bu, maaf saya telat memperkenalkan diri, dan maaf atas kelancangan saya saat pertemuan pertama tadi.” Ucap Nera dengan nanda menyesal dan menundukkan kepala kepada ibu Kezia.
"Iya lagian mama juga jarang dirumah , sibuk ngurusin bisnis diluar kota, jadinya kan sulit untuk aku bisa ngenalin Nera ke Mama, apalagi Papa yang pulangnya Cuma setahun sekali, kelamaan di luar Negeri bahkan Wisuda anaknya saja dia tidak datang. Huh” Kezia pun memasang wajah cemberut dan seperti anak kecil yang sedang ngambek.
“Ahahaha iya maaf ya sayang,, tapi kan kali ini Mama datang. Dan untuk nak Nera, ibu mau memberitahu bahwa, mulai saat ini coba kalian istirahatkan dulu hubungan kalian, Kezia juga kan sekar...” belum sempat meyelesaikan kalimatnya, Kezia buru-buru memotong omongan mamanya.
“Apa? mama! Maksud mama apa? mama minta kami untuk putus ?! kok mama gitu sih? Kenapa harus ikut campur hubungan kami?” Kezia pun marah dan menunjukkan raut wajah yang tidak senang kepada Ibunya.
..
“Tidak sayang, bukan begitu, mama Cuma minta kalian fokus saja dulu ke karir masing-masing. Nera juga saat ini kan menganggur kan? Yah mungkin nera bisa lebih baik lagi jika meneruskan pendidikannya ke jenjang lebih tinggi dan mapan, setidaknya setara dengan Kezia, jadi nanti tidak jadi bahan omongan orang. Dan Kezia juga baru saja mendapat gelar S1 nya , baiknya untuk Kezia fokus ke dunia kerja dan meniti karir dulu kan? Soal hubungan asmara kan bisa ditunda dulu.” Ucap mama kezia dengan nada santai. Namun dibalik perkataan itu, mama kezia memiliki maksud tersendiri, singkatnya mama Kezia tidak terlalu setuju bila Nera bersama Kezia karena tidak seLevel menurutnya. Namun panyampaian yang lembut, tenang dan juga berwibawa disertai dengan senyum seolah membuat ucapan itu tidak memiliki intrik jahat.
“Mama!, mama gak bisa ngelarang aku atau menetukan hubunganku. Semua ini harus kami yang memutuskan, lagian selama ini Nera udah baik banget sama aku, bahkan aku rasa belum tentu aku hari ini bisa Lulus dan mendapat gelar ini jika tidak dibantu oleh Nera. Aku tidak pernah masalah jika mama mengatur semua keperluanku sejak dulu, mulai dari sekolah, aturan rumah, sampai cita-citaku bahkan mama yang selalu nentuin, aku kayak robot yang Mama kendaliin untuk mengikuti kemauan mama dan melakukan hal sesuai perintah mama dan aku sama sekali tidak pernah membantah. Tapi kali ini mama udah kelewatan sampai ikut campur dalam hubunganku.! Aku gak suka ..!” Kezia mulai marah dan bernada tinggi.
“Keziaa!” ... tukas Nera dengan tegas
“Kau gak boleh seperti itu kepada Ibumu. Sekalipun kau tidak setuju tapi kau tidak boleh sampai bernada tinggi apalagi sampai membentaknya. Aku senang kau membelaku, kau memberitahu mereka tentang kebaikanku, tapi aku tidak setuju jika tujuanmu menyampaikan itu untuk membantah orangtuamu. Aku mohon, biar aku saja yang berbicara. Tenanglah, semua bakalan baik-baik aja.” Nera pun berusaha memperbaiki keadaan, namun dia tahu posisi dia saat ini tidak terlalu terpandang.
“Tapi gue gak mau Ner! Gue gak suka jika ada orang yang ngurusin hubungan gue sama Lo, sekalipun itu orang tua gue, gue gak mau ... “ ....Plaak! Mama kezia pun menampar pipi Kezia, dengan tatapan yang tajam dan sinis, mama Kezia melihat ke arah Nera dan Kezia.
“Mm!!Mama!!, “ Kezia berucap lirih dan mlihat mata mama nya.
“Kezia, mungkin kamu benar, Nera udah bantuin skripsi kamu, nemanin kamu sampai bergadang berhari-hari hingga sakit. Mama hargai itu, mama ucapkan terimakasih pada Nera atas perhatiannya yang nolongin kamu. Tapi kamu pikir berkat siapa kamu bisa sampai di titik ini ? apa kamu pikir biaya kuliah, biaya hidup kamu itu gratis? Kamu jangan Cuma melihat dari satu sisi, kamu lihat sisi lain siapa yang lebih besar pengorbanannya untukmu ? Dan sekarang kamu malah melawan dan berani membentakku? Dasar anak tidak tahu terimakasih.” Mama Kezia pun mulai panas serta emosi namun Nathan bak seorang pahlawan yang bijak mencoba menenangkan kondisi yang sedang memanas itu.
“Ah, Tante maaf atas kelancangan saya, tapi sepertinya kita kurang bijaksana jika ribut disini dan Kezia kamu seharusnya tidak seperti itu ke mama kamu, kamu boleh marah tapi jangan sampai membentak mama dong.” Nathan berbicara dengan kelembutan dan penuh wibawa, seketika kondisi pun perlahan mulai mereda
..”Anu, maaf bila sudah menyebabkan keributan, saya merasa tidak enak atas peristiwa ini. Kezia, sepertinya apa yang dikatakan mama kamu ada benarnya, sepertinya memang aku harus fokus membenahi diriku dulu. Dan aku juga ingin menjadi orang yang pantas untukmu kelak, sebagai laki-laki aku sudah banyak tertinggal. Jadi, mengistirahatkan hubungan kita sementara toh tidak masalah kan? Lagian sesekali juga kita masih bisa berjumpa jika saling senggang.” Tutur Nera dengan perasaan yang berdebar namun dengan penyampaian yang lembut serta senyum yang hangat.
..
“Nera, ....” Kezia mencoba menahan air mata karena tidak menyangka hal seperti ini akan terjadi. Kezia merasa bahwa sepertinya keluarganya tidak menyukai Nera yang berlatarkan orang biasa serta hanya lulusan D3. .. “Nera, maaf... aku..”
“Sudahlah Kezia, tidak apa-apa. aku mengerti, jangan menangis. Ini kan hari bahagia, tidak lucu jika kau menangis. Harusnya kita bisa nikmatin hari ini dengan suka cita. Haha, ciisss, senyum dong. Kau kelihatan jelek jika menangis..” Nera mencoba menghibur gadis cantik yang sangat dicintainya itu.
Setelahnya, keadaan perlahan mulai mereda namun tidak merubah pandangan orang tua Kezia pada Nera. Dan tidak begitu juga, sepertinya juga Nathan seolah ingin membuat jarak antara Kezia dan Nera. Entah apa tujuannya namun sepertinya ada maksud dan niat tertentu.
“ah, kalau begitu saya permisi dulu. Maaf sudah membuat keadaan tidak nyaman. Terimakasih atas waktunya, saya pamit dulu.” Nera pun bergegas pamit pergi, karena dia tahu kalau semakin lama dia disitu maka semakin aneh keadaan yang dirasakannya. Nera sangat sadar bahwa sebenarnya mereka semua sedang memandang dirinya sebelah mata, sejak awal Nera sudah memperkirakan hal seperti ini akan terjadi.
“Ner..jangan pergi dulu.” Teriak Kezia yang tidak mau kekasihnya itu pergi meninggalkannya dihari bahagia itu.
“Ah, tenang saja Key, tidak apa-apa. aku juga ini sebenarnya ada panggilan job dadakan. Makanya aku membawa tas jinjing. Aku duluan ya, selamat atas wisudanya, jika ada waktu senggang kita ketemuan ya.” . Nera pun melangkah pergi tanpa mendengar ucapan setelahnya.
..Sebulan berlalu, mereka pun akhirnya bertemu setelah tak pernah lagi bertemu, hanya berkomunikasi lewat Handphone.
“Hey! Neraa!!.. “ kezia berjalan menuju Nera yang sedang menunggunya di Taman tempat biasa mereka janjian. Namun karena tak sabar, Kezia pun berlari segera menuju arah Nera. Nera pun yang melihat itu juga segera berdiri dari duduknya dan berjalan ke arah Kezia. Kezia mempercepat langkahnya karena sudah sangat merindukan kekasihnya itu.
“Ner!!” ucap kezia yang melompat ke arah Nera dan memeluknya dengan erat hingga meneteskan air mata.
“Ehehe, hey hey, kau menangis. Wajahmu jadi jelek tu.”
“Biarin!! Gue rindu banget sama Lo tauk!!”
“Ahaha aku pun juga, aku lebih merindukanmu. Sangat.” :) suasana haru menyelimuti mereka berdua beberapa saat. Mereka pun selama 30menit ditaman itu saling berbicara dan berpegangan tangan tanpa sekalipun melepasnya, layaknya Remaja yang sedang terbakar asmara, mereka sangat mencintai satu sama lain. Setelah 30menit mengobrol, Nera pun mengajak Kezia ke cafe langganan mereka untuk makan dan bersantai.
Sampailah akhirnya di cafe, disana mereka duduk di tempat biasa mereka duduk dan memesan makanan kesukaan mereka berdua yaitu Mie Goreng dengan telur setengah matang dan dua paha ayam goreng. Itu adalah menu favorit mereka sejak awal mereka berdua pacaran.“Sudah lama sekali tidak kesini. Hihii.” Ucap nera dengan ekspresi bahagia. Dia pun terus menatap wajah kekasihnya itu tanpa sedikitpun berpaling.“Lo natap gue segitunya, gue jadi malu loh.”“Eh? Kok malu ? kayak yang baru pacaran aja.”\“Ya malu lah, kita kan udah lama banget ga ketemu, jadi seolah rasanya ini kayak pertemuan pertama, entah kenapa jadi canggung. Tapi gue seneng banget.”“Ahahaha, tentu, kau emang harusnya senang. Tidak melihat wajah pangeranmu yang tampan ini selama sebulan lebih rasanya gelisah kan? Makan tak enak, tidur tak nyenyak. Haha.” ..“Alah, mulai deh. Kumat lagi penyakit Lo, pede gila.. ahahaha.
“Ahhehe, ah atau nanti kita ngopi bareng saja. Nanti aku minta saja nomor hp mu pada Kezia, aku akan menghubungimu ya.”“Ah, ya baiklah. Kalau begitu, saya permisi dulu. Kezia, aku pulang duluan,bye.” Ucap Nera sembari menyalakan motornya dan segera pergi dari sana. Kezia pun sama sekali tidak bergeming dan sudah cukup lama dia berdiam seperti itu , hanya menatap kebawah dengan tatapan kosong. Terlihat raut sedih dan kecewa dari wajahnya...Sampai dirumah, Nera kembali merenung dan duduk terdiam lama di depan komputernya. Hingga dia melihat sebuah notifikasi dari komputernya bahwa saham yang iya tanam di suatu perusahaan melonjak naik. Dia membeli saham perusahaan itu dengan harga 1juta rupiah sejak dua bulan yang lalu. Namun sekarang, ternyata saham itu mengalami lonjakan yang dasyat hingga yang tadi harganya hanya 1juta kini harganya mencapai 250jt rupiah..
“Waahhhh!!!! Kakak terbaeekkk!! Makasih banget deh. Wahh ini yang paling kutunggu-tunggu. Akhirnya aku bisa punya HP gaming keluaran terbaru.” Sandy berekspresi sangat senang dan melontarkan pujian-pujian kepada kakaknya itu, terlihat sekali raut bahagia dari wajah Sandy.“Iya, kau boleh senang, kurasa ini bayaran yang setimpal dengan usahamu. Tapi ingat, jika kau lalai dalam membantu ayah dan ibu apalagi kau sampai lalai dalam belajar, aku akan mengambil kembali Smartphone mu dan tidak akan ku kembalikan hingga kau tamat sekolah.” Nera mencoba menegaskan adiknya, Nera memiliki harapan yang besar kepada adiknya agar kelak bisa menjadi orang yang jauh lebih berguna daripada dirinya. Makanya Nera sangat berambisi untuk menaikkan taraf hidup keluarganya agar tak lagi dipandang sebelah mata. Khususnya seperti keluarga Kezia yang memandangnya “agak” rendah.“Iya-iya, t
“Keziaa..” Sekali lagi Nera memanggil dengan nada yang tak terlalu keras dari sebelumnya.Kezia pun melihat ke arah Nera dan segera berjalan menuju Nera, dengan ekspresi yang penuh wibawa, kezia berjalan menghampiri Nera.“Nera? .. Sedang apa disini?”.“Hey, aku mencarimu kemana-mana, mengapa nomormu tidak lagi aktif? Aku mengirimi mu email tapi tidak kunjung ada balasan. Aku merindukanmu Key.” Ucap Nera sembari menahan rindu dan hasrat ingin memeluk kekasihnya itu, namun dia mengerti situasinya, tidak mungkin dia memeluk kezia di depan umum begini apalagi Kezia sedang berpakaian rapi sementara dirinya hanya alakadarnya.“Banyak hal yang terjadi Ner, Gue...mmm maksudnya, Aku sedang ingin fokus berkaris saja untuk saat ini. tapi aku sama sekali tidak ada niat mengabaikanmu kok. Aku minta maaf.” Ucap kezia dengan nada
Tibalah hari dimana mereka akan bertemu kembali setelah duaminggu berlalu, Nera sudah bersiap-siap untuk rapi-rapi dan memakai wewangian serta style yang bisa dibilag keren. Kini Nera tampak lebih bersih dan terlihat seperti orang yang ter-urus, tidak seperti sebelumnya agak kucel karena kurang memperhatikan penampilan. Setelah selesai bersiap-siap, nera pun segera pergi ke Cafe John langganan mereka, Nera pun menyempatkan diri untuk mampir ke beberapa toko membeli sesuatu yang ingin diberikannya pada Kezia. Dia membeli Coklat batang kesukaan Kezia serta sebuah gelang tali rajut Couple. Nera merasa sudah lama mereka tidak memakai sesuatu yang sama dan berpasangan.“Okeh, semua sudah sempurna. Oh, sudah jam 14.50, aku harus bergegas , 10menit lagi Kezia akan datang.” Nera pun bergegas menambah kecepatan motornya. Namun naas ada sebuah sepeda motor yang berhenti tiba-tiba didepannya , Nera pun panik lalu menco
Sampailah Kezia dan Nathan sekarang berada dikantin.. Kezia dan Nathan pun asyik berbicara bersama Nathan hingga makanan pesanan mereka pun datang dan akhirnya mereka makan bersama. Hari itu Kezia sangat bahagia hingga terlihat dia lebih sering tertawa saat berbicara dengan Nathan karena pencapaian pekerjaan kezia bulan ini sangat fantastis dan pastinya Bonus yang akan diterima Kezia bulan ini sangatlah Besar.Namun ironisnya, kezia sama sekali tidak ingat kalau hari ini dia dan Nera janjian di Cafe john. Kezia sama sekali Lupa dan sementara itu keadaan di Cafe John, Nera menunggu Kedatangan Kezia.(situasi di Cafe john)“sudah jam 16:13 , apakah Kezia belum selesai ya ? mungkin dia sedang rapat. Oh, aku kirim pesan singkat saja.” Nera pun mengeluarkan ponselnya dan mulai mengetik...”Aku sudah disini. Tring..ihihi.” pesan pun terkirim... 20 menit kedepan
Nera mulai bingung dan Resah, dia pun kembali membakar rokoknya. dia merasa kalau sepertinya kezia tidak sedang dalam bahaya karena jika memang kezia dalam perjalanan , pasti sejak awal kezia akan mengirim pesan terlebih dahulu sebelum berangkat ke tempat janjian date. Karena itu selalu menjadi kebiasaan mereka berdua sejak dulu.Lalu Nera pun kembali mengirim pesan“””yasudah, aku tunggu saja sebentar lagi ya. Jika beberapa saat tidak ada jawaban lagi, aku akan mencarimu, takutnya kau kenapa-kenapa””” *pesan terkirim*Kembali menit demi meni pun terlewat, tak lama John pun datang mennuju ke arah Nera membawa sesuatu.“Ini, makan dulu. Menu kesukaan kau dan Kezia. Mie goreng + Telur setengah matang. Ayo makanlah, kau sejak datang kesini tidak makan apapun. Jangan-jangan kau memang tidak makan sejak pagi ya?” tanya John yang agak khawatir dan sedikit kasihan
“Oh tau tau kok, tempat nongkrong anak muda itu kan? Oke baik nona. Saya antar kesana ya berarti.?”“Iii iya pak, tolong agak cepat ya pak. Tolong banget.” Kezia terus-terusan cemas dan tergesa-gesa hingga dia panik.Kezia pun mencoba menelpon nomor Nera namun tidak bisa di hubungi karena Ponsel Nera mati.Dan kezia kembali mencoba berulang-ulang kali menelpon Nera, namun tetap sama saja.“Pak pak, agak ngebbut ya pak, tolong pak , agak mendadak soalnya.” Kezia memohon pada supir Taxi itu“Oh iya, kalau begitu pakai sabuk pengamannya Nona, saya akan menambah kecepatannya.” Sahut supir taxi“Baik pak, tolong banget.”..Taxi itu pun melaju kencang, hingga dalam beberapa menit, sampai di Cafe john.“Sudah sampai non.”“Oh iya makasih pak, ini pak. Pak tolong jangan pergi dulu, tunggu sebentar ya.” Ucap kezia masih dalam keadaan cemas
Mereka pun akhirnya menyudahi adegan itu dan Nera mengantar Kezia pulang dengan sepeda motornya. Udara malam yang dingin menamban kesan romantis seolah mereka sedang menghirup wanginya harmoni berdua, tentu saja dengan posisi Kezia yang memeluk erat Nera diboncengan. Seperti biasa setelah sampai di depan pintu gerbang komplek megah Aerial, Kezia pun turun dan berpamitan dengan kekasihnya itu. Begitu pun sebaliknya.(7 hari kemudian)Seminggu telah berlalu, Nera yang kini disibukkan dengan rutinitas dan tugas kuliahnya sedang berusaha untuk tetap menyempatkan waktu untuk belajar tentang dunia bisnis. Ia terus memantau sahamnya di Aerial yang mungkin itu hanya bagian yang sangat kecil dari perusahaan raksasa yang memiliki nilai saham yang sangatlah besar dan termasuk dalam 10 besar perusahaan terbesar di Negeri ini. Saat sedang duduk sendirian di bangku taman yang terletak di halaman kampus, datanglah wanita berwajah manis dengan rambut model Bob (potongan rambut sebahu) yang tak lain a
Mereka berdua terlihat asyik sendiri dan tampak wajah mereka berdua berseri-seri, pemandangan yang sudah jarang terlihat antara mereka berdua. Terutama Nera yang saat ini tampak sangat bahagia sekali, ia pun ingin sekali mengatakannya pada Kezia tentang kebahagiaannya itu yang karena sudah lama tak berjumpa tetapi entah kenapa kali ini Nera seperti ingin menahannya dan tak mengungkapkannya. Seolah ia merasa kali ini ia tidak ingin mengatakan hal yang membahagiakan, karena Nera tahu dari tatapan mata Kezia yang seolah berkata “Aku sangat lelah”.“Kemarin Vanesa datang kesini” ucap Nera saat mereka baru saja selesai makan.“Oh ya? Lalu bagaimana? Jam berapa dia datang?” tanya Kezia sambil membuka botol minuman sari jeruk nya.“Yah anehnya kalian datang di jam dan keadaan yang sama. Vanesa datang kira-kira jam segini juga dan secara tiba-tiba setelah sekian lama tiada kabar. Mirip dengan yang kau lakukan hari ini kan?”“Emmm aneh ya. Tapi kenapa dia sampai sekarang belum membalas pesank
“Iyakan? Dia memang sehebat itu, yah tapi juga mulai sekarang aku akan terus berusaha agar bisa setara dengannya secepat mungkin.” “Baiklah, kami hanya bisa membantu denan doa. Ibu, ayah dan adikmu, kami semua selalu mendoakan yang tebaik untukmu, nak. Berusahalah, ibu yakin kau pasti akan menjadi orang yang besar dan hebat.” “Amin, teimakasih ibu dan ayah serta Sandy juga. Aku akan selalu mengingat doa kalian. Yasudah kalau begitu aku pulang dulu. bye.” Nera pun menyalakan motornya dan beranjak pergi. “Hati-hati! jangan kebut-kebutaan!..” sang ibu berteriak dengan cukup keras dan Nera yang mendengarnya pun hanya bisa tersenyum karena ibunya sejak dulu sedikitpun sama sekali tidak berubah.. ....”segala sesuatu terkadang akan datang dan pergi silih berganti, setiap hal dan insan selalu membawa perubahan bagi segala yang ada disekitarnya. Namun diantara itu semua hanya ada satu yang sama sekali tidak berubah, yaitu besar cinta kasih seorang ibu yang tak ternilai harganya”..- .. Kel
Nera pun akhirnya berjalan menemani Vanesa menuju tempat dimana mobilnya diparkir.“Sudah sampai sini saja, tidak perlu repot.” Ucap Vanesa.“Ya memang sampai disini saja lah! Orang mobilmu juga disini parkirnya, dasar!.” Nera pun jengkel karena di Vanesa bersikap jahil padanya.“Oke kalau begitu aku pulang dulu, bye.” Vanesa pun menutup kaca mobil dan berjalan meninggalkan Nera.Setelah melihat mobil Vanesa sudah jauh dan tak lagi tampak, ia pun berjalan kembali menuju kerumahnya. Ia rasanya seperti sudah lelah dan ingin terlelap saja dan benar saja saat ia sampai dirumah, ia pun segera menuju kamar dan tak butuh waktu lama Nera pun tetidur.Hari demi hari pun seperti biasa, hanya begitu-begitu saja dan tidak ada yang istimewa sama sekali. dan hingga duaminggu sudah berlalu tanpa terasa, namun kali ini lagi-lagi sepertinya Kezia tidak bisa hadir di janjian kencan mereka. Namun seperti biasa Nera masih tetap memakluminya karena ia merasa kalau Kezia sangat sibuk belakangan ini dan itu
“Yasudah kalau begitu, mending kita masuk. Kau ada kelas juga kan?.” Tanya Nera pada Melly.“Ya iyalah, kita kan satu jurusan, hey!.”Mereka pun berjalan menuju ruangan mereka dan disela-sela itu mereka pun mengobrol sedikit tentang beberapa hal kecil.“Hmm, aku gak nyangka sih kalau ternyata kau ini enak juga diajak berbicara. Habisnya setiap dikelas kau terlihat suka fokus sendiri dan terkadang kau suka tidur” Ucap Melly.“Kurasa jika diajak bicara, aku pun pasti akan berbicara juga. Aku tidak se arogan itu sampai mengabaikan orang yang ingin berbicara denganku, mungkin kalian saja yang tidak punya hal yang ingin kalian bicarakan padaku. ‘Kan?”“Hmm, mungkin begitu sih.”Nera dan Melly pun sampai dikelas dan hari itupun berlalu tanpa adanya kejadian yang berarti. Hanya saja dimalam hari seperti biasa Nera mencoba menghubungi kekasihnya yaitu Kezia, namun tidak ada jawaban dan tidak juga ada balasan pesan. Mulai merasa bosan karena sudah tidur, ia pun pergi keluar untuk mencari beber
Dihari-hari berikutnya Nera masih beraktivitas seperti biasa. Sehari-harinya dikampus lalu ia sesekali ikut webinar pelatihan tentang marketing, saham dan investasi serta macam-macam lainnya. Ia berniat untuk menjadi seorang enterpreneur dengan memulai untuk membuka usaha sendiri meskipun itu kecil-kecilan. Ketika sedang duduk di kursi taman yang berada di pekarangan kampus, tiba-tiba datang seorang wanita berkacamata menghampiri Hans, ia bernama Melly yang tak lain adalah teman satu jurusan Nera.“Hallo Nera. Ah, boleh mengganggu sebentar?.” Sapa Melly“Oh, iya silahkan. Ada apa?” Tanya Nera dengan sedikit senyum.“Hmm ngomong-ngomong kamu ingat ga namaku siapa?.” Tanya Melly sambil mengambil posisi duduk disebelah Nera.“Melly, ‘kan?.”“Yap! Betul sekali. Kamu lagi sibuk gak Ner?.”...”duh,lagi enak sendiri menikmati angin dan nonton video panduan berbisnis, eh malah ada aja yang datang tiba-tiba. Kok bisa-bisanya ada orang yang datang nyamperin aku kesini? Ada perlu apa kira-kira w
“Perjanjian?.” Tanya Nathan dengan Heran. “Iya, jika kau setuju dengan perjanjian ini maka aku akan menerima pertunangan ini.” “Hmm, oke? Biar kita dengarkan dulu apa kesepakatannya.” “Pertama, aku tidak ingin kehidupan peribadiku terlalu dicampuri. Karena sejak dulu aku tidak suka jika privasi ku diusik. Kedua, aku tidak mau kalau pertunangan ini di umbar kemana-mana. Cukup kita-kita dan keluarga saja yang tahu dan orang-orang diluar keluarga ataupun kolega tidak perlu tahu. dan yang terakhir... jangan usik Nera.” Menutup kalimat terakhirnya, wajah dan tatapan Kezia terlihat sangat menakutkan. “Hmmm, mengapa sepertinya berat sekali ya? Ahahaha, apa tidak bisa dipermudah sedikit? Yah setidaknya jika ada teman bertanya hubungan kita ini apa, yah aku hanya ingin menjawabnya dengan jujur aja gitu.” “Itu terserahmu. Cuma yang kuminta kau tidak perlu menggembar-gembor atau terlalu publikasi, aku ingin semua berjalan seperti biasa saja. Mungkin kelebihannya ialah saat aku jadi tunanganm
Namun tetap pada dengan perkataannya diawal kalau Kezia masih tetap tidak bisa menerima Perjodohan yang mendadak ini. Ia pun melihat keluarga Nathan dengan tatapan yang penuh harapan dan seolah berharap keputusannya ingin dimengerti oleh mereka.“Baiklah, tidak mengapa jika kita menunda acara perjodohan ini untuk sementara. Tetapi bagaimana dengan keputusan Nathan?.” Tanya Ibu Nathan pada putranya itu.“Hmm, aku sebelumnya minta maaf jika aku sedikit memaksakan kehendakku. Tetapi aku melakukan ini semua karena murni atas perasaanku sendiri, aku tidak punya alasan lain selain karena aku menyayangi Kezia. Namun, bisakah setidaknya kalau untuk saat ini kami bertunangan saja dulu dan tidak perlu di tunda. Dan untuk pernikahannya aku akan bersedia kapanpun Kezia siap, baik itu setahun atau dua tahun lagi pun tidak masalah. Saat ini hanya itu yang ku inginkan.” Jelas Nathan yang tentu saja membuat Kezia pun menjadi sangat terkejut dan kesal seolah-olah Nathan terus mendorong niatnya agar pe
Kezia pun mandi sambil merenungi tentang peristiwa yang terjadi saat ini padanya. Ia merasa tidak lagi punya privasi dan otoritas atas dirinya sendiri. Ia kesal dan sangat marah dengan semua keadaan yang menimpanya saat ini. Setelah hampir setengah jam mandi tanpa keramas, ia pun akhirnya berganti pakaian yang sedikit formal dan menuju ke ruang tamu untuk bertemu Keluarganya Nathan. Terlihat dari jauh keluarganya dan keluarga Nathan sudah berkumpul dan sedang berbincang-bincang. “Eh itu Kezia.” Seru Nathan yang melihat Kezia dari jauh dan melambaikan tangan pada Kezia. Kezia pun hanya berjalan perlahan menuju ke tempat duduk yang tersedia diantara kaluarganya itu. Dengan wajah yang murung, ia tidak melihat kemana-mana dan hanya melihat ke bawah saja. Tampaknya Kezia memang sangatlah sedih dan kesal, namun hebatnya ia sangat kuat untuk menahan kekesalan dan semua rasa sedihnya. Kedua belah pihak keluarga pun sudah berkumpul di ruangan pertemuan yang mana tidak lain dan tak bukan un