Sampailah akhirnya di cafe, disana mereka duduk di tempat biasa mereka duduk dan memesan makanan kesukaan mereka berdua yaitu Mie Goreng dengan telur setengah matang dan dua paha ayam goreng. Itu adalah menu favorit mereka sejak awal mereka berdua pacaran.
“Sudah lama sekali tidak kesini. Hihii.” Ucap nera dengan ekspresi bahagia. Dia pun terus menatap wajah kekasihnya itu tanpa sedikitpun berpaling.
“Lo natap gue segitunya, gue jadi malu loh.”
“Eh? Kok malu ? kayak yang baru pacaran aja.”\
“Ya malu lah, kita kan udah lama banget ga ketemu, jadi seolah rasanya ini kayak pertemuan pertama, entah kenapa jadi canggung. Tapi gue seneng banget.”
“Ahahaha, tentu, kau emang harusnya senang. Tidak melihat wajah pangeranmu yang tampan ini selama sebulan lebih rasanya gelisah kan? Makan tak enak, tidur tak nyenyak. Haha.” ..
“Alah, mulai deh. Kumat lagi penyakit Lo, pede gila.. ahahaha.. Tapi iya, rasanya ga ngeliat pangeran gue yang tampan selama sebulan lebih rasanya gapunya gairah hidup sih gue.” Kezia pun memandang ke arah Nera dengan tatapan hangat dan Senyum. Sontak Nera pun tersipu malu karena ucapan dan tingkah Kezia itu.
“Aa?...ah.. ehehe entah kenapa, rasanya kau barusan seperti sangat serius dan tidak bercanda.”
“Yah, emang gue serius. Ahaha. Yah maaf sih kalo selama ini gue gapernah kayak ngelakuin hal romantis ke Lo, mungkin pernah sih tapi jarang kan? Jadi mungkin ini saat yang pas untuk gue jadi mellow di depan Lo , gue juga pengen kalik sesekali jadi cewe manja, yah Lo peka dikit kek, lo manja-manjain gue. Ga peka banget, malah pake nanya gue serius apa engga. Ilang deh momen sweet nya.” Kezia pun memberikan ekspresi yang menggemaskan pada Nera. Nera pun terlihat sangat bahagia serta tersenyum senang melihat Kezia bertingkah seperti itu.
..
“Ahahahaha, ternyata kau selama ini memperhatikan itu ya? Ahaha, tapi makasih ya sayang. Ululuuu rasanya senang sekali, kau seperti anak kecil yang menggemaskan.”
“Iyakan? Ya iyalah aku kan cantik dan baik hati dan juga imut. Gaada obatnya deh aku pokoknya.. weekk .. ehehehe”
“Eh, aku pun juga, aku pangeran yang tampan dan gagah berani, juga dermawan. Melihat sikap dan aksiku juga gaada obatnya . wekkk!!” Ahahahahaha...
.
Mereka sangat menikmati hari ini bersama, melepas kerinduan serta saling memberikan kesan hangat. Tiba di sore hari, Nera pun berinisiatif mengantar Kezia pulang dengan sepeda motornya.
“Ayok aku antar pulang..”
“Ah, gausah, Lo duluan aja, gue naik Taxi aja , toh tadi kan gue datangnya pake Taxi juga.”
“Ah, diam. Ngeyel banget. Ayok naik, udah lama kan kita gak boncengan berdua.”
Menndengar itu, kezia pun terlihat senang dan tanpa banyak bicara lagi kezia langsung naik ke motor dan dan memeluk erat Nera.
“Let’s gooo!! Ayo kita berangkat”
“Yahooooo, gooo!! Ngeeeengggg!!!!”
“Ahahahaha apaan sih Lo, bawa motor yang bener, awas kalo sampe kita jatoh, kulit gue yang halus ini bisa jadi jelek.”
“Ah, iya-iya, baik Tuan Putri, keinginan anda adalah perintah bagi saya. Huahahaha”
“Isss apaan sih Lo “ Kezia pun tersenyum bahagia. Dia sadar kalau dia memanglah mencintai pria sederhana ini. Sikap yang apa adanya, tidak pernah meyembunyikan apapun, bebas berekspresi serta saling ceria, Kezia merasa mereka berdua memanglah cocok sejak awal..
“Aku tidak tahu sampai kapan hubungan ini bertahan, namun selagi aku bersamanya, aku tidak akan pernah mengecewakannya. Saat ini, aku mencintainya. Laki-laki sederhana ini, orang yang sangat riang, senyumnya yang sangat manis, tatapannya hangat serta sikapnya yang sangat ramah terhadap siapapun membuat orang-orang di sekitarnya selalu ingin mendekat padanya. Dia seperti memiliki magnet dalam dirinya agar orang-orang datang mendekatinya hanya dengan sikap dan perilakunya yang abstrak itu. mungkin ,karena itu juga aku jatuh cinta padanya. Nera... jangan pernah berubah.”
Ucap kezia dalam hati dengan perasaan haru biru.
Akhirnya mereka pun sampai di depan rumah kezia. Melihat ada tulisan “rumah ini Dijual” nera pun sontak bertanya pada Kezia
“Rumahmu dijual?”
“Ah, iya, gue lupa memberitahu kalau kami akan segera pindah ke daerah Puri Aerial.”
“Ah, Puri Aerial itu komplek yang sangat mewah itu kan? Itu sih Tempat orang-orang kaya semua .”
“Haeh, ga juga kalee, ga semewah yang Lo pikir juga. Yah meskipun kita jadi agak jauh jaraknya.”
“Keziaa!” teriak seorang laki-laki dari dalam rumah kezia. Ternyata orang itu adalah kakak sepupu kezia, Doni.
“Ah? Lo ngapain disini kak Don? Tumben banget datang.”
“Gue datang karena mau bantu pindahan.”
“Ah, ngapain Lo ngebantu? Kan udah bayar orang untuk beresin dan angkutin semua.”
“Iya tapi ada barang-barang yang gaboleh disentuh sembarang orang. makanya gue ikut bantu.”ucap Doni dengan nada santai. “eh, ini siapa?” sambungnya dengan menunjuk ke Arah Nera.
“Oh, kenalin ini pacar gue. Nera.” Sambut kezia
“Ah, halo kak. Saya Nera, senang bertemu dengan anda.”
“Oh, Nera. Nama yang aneh.. ah, gue Doni sepupunya kezia, jangan cemburu ya, gue kakak sepupunya kok beneran. Bukan selingkuhannya”
“Apaan sih Lo Don.”..
“Hey kezia, Lo kan udah Sarjana, sebaiknya Lo pake bahasa yang agak formal deh, seenggaknya jangan pake Lo gue Lo gue, ga berwibawa banget.”
“Ih, biarin dah. Mulut ya mulut gue, suka suka gue”
“Ah dasar Loe, kepala batu banget.”
...
Keadaan pun terasa sedikit santai karena Doni tampaknya bersahaja orangnya, dia pun mulai kelihatan akrab dengan Nera. Namun tak lama, datang seorang wanita berumur sekitar 40an menuju tempat mereka berdiri, dan ternyata itu ibunya Kezia.
“Kezia,dari mana kamu?” ibu Kezia bertanya dengan tatapan yang dingin dan nada yang datar.
“Ah, habis jalan dan makan sama Nera, soalnya hari ini kami berdua kebetulan lagi senggang.” Jawab kezia dengan lembut dan datar juga
“Tidak.. tidak lagi. kalian tidak boleh lagi bertemu, bukannya Mama sudah bilang? Kalian harus fokus dulu ke diri masing-masing. Jangan selalu sibuk pacaran saja, jika sudah mapan kalian bisa langsung menikah. Tidak perlu lagi pacar-pacaran. Dan Nera, kamu juga bukankah saya sudah bilang untuk istirahat dulu? Apakah kamu tidak sadar posisimu” nada bicara ibu kezia sudah mulai tidak enak di dengar. Seolah ingin mengintimidasi secara perlahan.
“Ah, maafkan saya Bu, saya tidak bermaksud lain,saya hanya ingin mengajak kezia makan dan minum bersama dicafe, itu saja bu.” Balas Nera dengan ucapan yang lembut dan sedikit senyum.
“Tidak perlu, baiklah mulai saat ini saya tegaskan, kalian tidak usah lagi bertemu. Keluarga kami tidak mungkin menjalin hubungan dengan orang yang berasal dari kalangan bawah. Sepertinya ada yang harus saya tegaskan untuk hal ini. Mungkin kamu tidak mengerti, tapi begini lah adanya, bahwa keluarga kalangan atas tidak mungkin ingin menjatuhkan martabatnya dengan cara yang aneh seperti ini hanya karena Cinta. Kezia sudah berusaha semampunya dan sekarang dia harus berfokus ke pendidikan berikutnya untuk gelar S2 nya, dan bagaimana dengan kamu Nera?”
Sejenak semua orang disitu terdiam dan beberapa pihak keluarga pun melihat kejadian itu.
“Saya beritahu sekali lagi nak Nera, jika kamu jadi orang tua seperti kami, saya yakin kamu akan melakukan hal yang sama kan? Kamu akan memberikan standart yang tinggi untuk anakmu yang bukan hanya berasal dari keluarga kalangan atas namun juga memiliki Gelar pendidikan yang tinggi. Bukankah itu Rasional ? Saya tahu kamu anak yang pintar Nera, jadi kamu pasti ngerti apa yang saya katakan.”
Ucapan ibu Kezia tidak sepenuhnya salah, namun juga tidak sepenuhnya benar. Karena percakapan yang cukup krusial itu, Nera pun sejenak terdiam dan tidak berkata apa-apa, hanya merenung beberapa saat dan tatapannya kosong.
“Ah, Bibi, sudah lah , Bibi jangan berlebihan, soalnya nanti aneh juga kalau sampai tetangga melihat.” Ucap Doni untuk menenangkan suasana.
“Kamu diam Doni, kamu juga, kamu sudah setahun lulus Sarjana dan masih saja sibuk dengan aktivitasmu sendiri, cobalah kamu terjun ke usaha keluarga kita. Kakakku yang tidak lain adalah ibumu sudah mewariskan jabatan padamu, tapi kau malah tidak menerimanya, keponakan yang aneh kau ini.”
“Ahehehe, yah malah aku juga jadi kena nih. Yasudahlah bibi, nanti aku pikirkan lagi. Dan Nerari (memanggil nera dengan ucapan plesetan seperti merk mobil) kau sebaiknya pulang saja. Ah jika selesai urusan pindahan, datanglah ke rumah baru Kezia
“Tidak usah”.. Ibu kezia segera memotong ucapan mereka
“Ahhehe, ah atau nanti kita ngopi bareng saja. Nanti aku minta saja nomor hp mu pada Kezia, aku akan menghubungimu ya.”“Ah, ya baiklah. Kalau begitu, saya permisi dulu. Kezia, aku pulang duluan,bye.” Ucap Nera sembari menyalakan motornya dan segera pergi dari sana. Kezia pun sama sekali tidak bergeming dan sudah cukup lama dia berdiam seperti itu , hanya menatap kebawah dengan tatapan kosong. Terlihat raut sedih dan kecewa dari wajahnya...Sampai dirumah, Nera kembali merenung dan duduk terdiam lama di depan komputernya. Hingga dia melihat sebuah notifikasi dari komputernya bahwa saham yang iya tanam di suatu perusahaan melonjak naik. Dia membeli saham perusahaan itu dengan harga 1juta rupiah sejak dua bulan yang lalu. Namun sekarang, ternyata saham itu mengalami lonjakan yang dasyat hingga yang tadi harganya hanya 1juta kini harganya mencapai 250jt rupiah..
“Waahhhh!!!! Kakak terbaeekkk!! Makasih banget deh. Wahh ini yang paling kutunggu-tunggu. Akhirnya aku bisa punya HP gaming keluaran terbaru.” Sandy berekspresi sangat senang dan melontarkan pujian-pujian kepada kakaknya itu, terlihat sekali raut bahagia dari wajah Sandy.“Iya, kau boleh senang, kurasa ini bayaran yang setimpal dengan usahamu. Tapi ingat, jika kau lalai dalam membantu ayah dan ibu apalagi kau sampai lalai dalam belajar, aku akan mengambil kembali Smartphone mu dan tidak akan ku kembalikan hingga kau tamat sekolah.” Nera mencoba menegaskan adiknya, Nera memiliki harapan yang besar kepada adiknya agar kelak bisa menjadi orang yang jauh lebih berguna daripada dirinya. Makanya Nera sangat berambisi untuk menaikkan taraf hidup keluarganya agar tak lagi dipandang sebelah mata. Khususnya seperti keluarga Kezia yang memandangnya “agak” rendah.“Iya-iya, t
“Keziaa..” Sekali lagi Nera memanggil dengan nada yang tak terlalu keras dari sebelumnya.Kezia pun melihat ke arah Nera dan segera berjalan menuju Nera, dengan ekspresi yang penuh wibawa, kezia berjalan menghampiri Nera.“Nera? .. Sedang apa disini?”.“Hey, aku mencarimu kemana-mana, mengapa nomormu tidak lagi aktif? Aku mengirimi mu email tapi tidak kunjung ada balasan. Aku merindukanmu Key.” Ucap Nera sembari menahan rindu dan hasrat ingin memeluk kekasihnya itu, namun dia mengerti situasinya, tidak mungkin dia memeluk kezia di depan umum begini apalagi Kezia sedang berpakaian rapi sementara dirinya hanya alakadarnya.“Banyak hal yang terjadi Ner, Gue...mmm maksudnya, Aku sedang ingin fokus berkaris saja untuk saat ini. tapi aku sama sekali tidak ada niat mengabaikanmu kok. Aku minta maaf.” Ucap kezia dengan nada
Tibalah hari dimana mereka akan bertemu kembali setelah duaminggu berlalu, Nera sudah bersiap-siap untuk rapi-rapi dan memakai wewangian serta style yang bisa dibilag keren. Kini Nera tampak lebih bersih dan terlihat seperti orang yang ter-urus, tidak seperti sebelumnya agak kucel karena kurang memperhatikan penampilan. Setelah selesai bersiap-siap, nera pun segera pergi ke Cafe John langganan mereka, Nera pun menyempatkan diri untuk mampir ke beberapa toko membeli sesuatu yang ingin diberikannya pada Kezia. Dia membeli Coklat batang kesukaan Kezia serta sebuah gelang tali rajut Couple. Nera merasa sudah lama mereka tidak memakai sesuatu yang sama dan berpasangan.“Okeh, semua sudah sempurna. Oh, sudah jam 14.50, aku harus bergegas , 10menit lagi Kezia akan datang.” Nera pun bergegas menambah kecepatan motornya. Namun naas ada sebuah sepeda motor yang berhenti tiba-tiba didepannya , Nera pun panik lalu menco
Sampailah Kezia dan Nathan sekarang berada dikantin.. Kezia dan Nathan pun asyik berbicara bersama Nathan hingga makanan pesanan mereka pun datang dan akhirnya mereka makan bersama. Hari itu Kezia sangat bahagia hingga terlihat dia lebih sering tertawa saat berbicara dengan Nathan karena pencapaian pekerjaan kezia bulan ini sangat fantastis dan pastinya Bonus yang akan diterima Kezia bulan ini sangatlah Besar.Namun ironisnya, kezia sama sekali tidak ingat kalau hari ini dia dan Nera janjian di Cafe john. Kezia sama sekali Lupa dan sementara itu keadaan di Cafe John, Nera menunggu Kedatangan Kezia.(situasi di Cafe john)“sudah jam 16:13 , apakah Kezia belum selesai ya ? mungkin dia sedang rapat. Oh, aku kirim pesan singkat saja.” Nera pun mengeluarkan ponselnya dan mulai mengetik...”Aku sudah disini. Tring..ihihi.” pesan pun terkirim... 20 menit kedepan
Nera mulai bingung dan Resah, dia pun kembali membakar rokoknya. dia merasa kalau sepertinya kezia tidak sedang dalam bahaya karena jika memang kezia dalam perjalanan , pasti sejak awal kezia akan mengirim pesan terlebih dahulu sebelum berangkat ke tempat janjian date. Karena itu selalu menjadi kebiasaan mereka berdua sejak dulu.Lalu Nera pun kembali mengirim pesan“””yasudah, aku tunggu saja sebentar lagi ya. Jika beberapa saat tidak ada jawaban lagi, aku akan mencarimu, takutnya kau kenapa-kenapa””” *pesan terkirim*Kembali menit demi meni pun terlewat, tak lama John pun datang mennuju ke arah Nera membawa sesuatu.“Ini, makan dulu. Menu kesukaan kau dan Kezia. Mie goreng + Telur setengah matang. Ayo makanlah, kau sejak datang kesini tidak makan apapun. Jangan-jangan kau memang tidak makan sejak pagi ya?” tanya John yang agak khawatir dan sedikit kasihan
“Oh tau tau kok, tempat nongkrong anak muda itu kan? Oke baik nona. Saya antar kesana ya berarti.?”“Iii iya pak, tolong agak cepat ya pak. Tolong banget.” Kezia terus-terusan cemas dan tergesa-gesa hingga dia panik.Kezia pun mencoba menelpon nomor Nera namun tidak bisa di hubungi karena Ponsel Nera mati.Dan kezia kembali mencoba berulang-ulang kali menelpon Nera, namun tetap sama saja.“Pak pak, agak ngebbut ya pak, tolong pak , agak mendadak soalnya.” Kezia memohon pada supir Taxi itu“Oh iya, kalau begitu pakai sabuk pengamannya Nona, saya akan menambah kecepatannya.” Sahut supir taxi“Baik pak, tolong banget.”..Taxi itu pun melaju kencang, hingga dalam beberapa menit, sampai di Cafe john.“Sudah sampai non.”“Oh iya makasih pak, ini pak. Pak tolong jangan pergi dulu, tunggu sebentar ya.” Ucap kezia masih dalam keadaan cemas
..“Heyhey, tidak apa-apa. jangan menangis, aku tadi sangat khawatir karena kau tak kunjung membalas pesanku. Aku takut terjadi sesuatu yang tidak-tidak padamu makanya aku akhirnya mencarimu. Sudah tidak apa-apa Key.” Nera mengelus punggung kekasihnya itu, dia juga merasakan kalau Kezia benar-benar sangat menyesal karena kelalaiannya, tapi itu tidak lantas membuat dia marah. Malah Nera sangat lega karena Kezia dalam keadaan baik-baik saja...Perlahan tangis Kezia pun mulai mereda dan Nera mencoba untuk menenangkannya lagi.“Sudah? Sudah nangisnya? Nanti matamu bengkak loh, ntar jadi tambah jelek.” Mencoba menggoda Kezia.“Tambah jelek? Berarti maksudmu aku ini memang jelek ya? Iiiiiii..dasar kau ini.. Huuu.” Merengek manja namun masih dengan sedikit tersedu-sedu“Ahaha, tentu saja kau sejak datang kesini sudah jelek karena kau tiba-tiba menangis, semakin kau menangis maka semankin jelek. Hehehehe. Makanya b
Mereka pun akhirnya menyudahi adegan itu dan Nera mengantar Kezia pulang dengan sepeda motornya. Udara malam yang dingin menamban kesan romantis seolah mereka sedang menghirup wanginya harmoni berdua, tentu saja dengan posisi Kezia yang memeluk erat Nera diboncengan. Seperti biasa setelah sampai di depan pintu gerbang komplek megah Aerial, Kezia pun turun dan berpamitan dengan kekasihnya itu. Begitu pun sebaliknya.(7 hari kemudian)Seminggu telah berlalu, Nera yang kini disibukkan dengan rutinitas dan tugas kuliahnya sedang berusaha untuk tetap menyempatkan waktu untuk belajar tentang dunia bisnis. Ia terus memantau sahamnya di Aerial yang mungkin itu hanya bagian yang sangat kecil dari perusahaan raksasa yang memiliki nilai saham yang sangatlah besar dan termasuk dalam 10 besar perusahaan terbesar di Negeri ini. Saat sedang duduk sendirian di bangku taman yang terletak di halaman kampus, datanglah wanita berwajah manis dengan rambut model Bob (potongan rambut sebahu) yang tak lain a
Mereka berdua terlihat asyik sendiri dan tampak wajah mereka berdua berseri-seri, pemandangan yang sudah jarang terlihat antara mereka berdua. Terutama Nera yang saat ini tampak sangat bahagia sekali, ia pun ingin sekali mengatakannya pada Kezia tentang kebahagiaannya itu yang karena sudah lama tak berjumpa tetapi entah kenapa kali ini Nera seperti ingin menahannya dan tak mengungkapkannya. Seolah ia merasa kali ini ia tidak ingin mengatakan hal yang membahagiakan, karena Nera tahu dari tatapan mata Kezia yang seolah berkata “Aku sangat lelah”.“Kemarin Vanesa datang kesini” ucap Nera saat mereka baru saja selesai makan.“Oh ya? Lalu bagaimana? Jam berapa dia datang?” tanya Kezia sambil membuka botol minuman sari jeruk nya.“Yah anehnya kalian datang di jam dan keadaan yang sama. Vanesa datang kira-kira jam segini juga dan secara tiba-tiba setelah sekian lama tiada kabar. Mirip dengan yang kau lakukan hari ini kan?”“Emmm aneh ya. Tapi kenapa dia sampai sekarang belum membalas pesank
“Iyakan? Dia memang sehebat itu, yah tapi juga mulai sekarang aku akan terus berusaha agar bisa setara dengannya secepat mungkin.” “Baiklah, kami hanya bisa membantu denan doa. Ibu, ayah dan adikmu, kami semua selalu mendoakan yang tebaik untukmu, nak. Berusahalah, ibu yakin kau pasti akan menjadi orang yang besar dan hebat.” “Amin, teimakasih ibu dan ayah serta Sandy juga. Aku akan selalu mengingat doa kalian. Yasudah kalau begitu aku pulang dulu. bye.” Nera pun menyalakan motornya dan beranjak pergi. “Hati-hati! jangan kebut-kebutaan!..” sang ibu berteriak dengan cukup keras dan Nera yang mendengarnya pun hanya bisa tersenyum karena ibunya sejak dulu sedikitpun sama sekali tidak berubah.. ....”segala sesuatu terkadang akan datang dan pergi silih berganti, setiap hal dan insan selalu membawa perubahan bagi segala yang ada disekitarnya. Namun diantara itu semua hanya ada satu yang sama sekali tidak berubah, yaitu besar cinta kasih seorang ibu yang tak ternilai harganya”..- .. Kel
Nera pun akhirnya berjalan menemani Vanesa menuju tempat dimana mobilnya diparkir.“Sudah sampai sini saja, tidak perlu repot.” Ucap Vanesa.“Ya memang sampai disini saja lah! Orang mobilmu juga disini parkirnya, dasar!.” Nera pun jengkel karena di Vanesa bersikap jahil padanya.“Oke kalau begitu aku pulang dulu, bye.” Vanesa pun menutup kaca mobil dan berjalan meninggalkan Nera.Setelah melihat mobil Vanesa sudah jauh dan tak lagi tampak, ia pun berjalan kembali menuju kerumahnya. Ia rasanya seperti sudah lelah dan ingin terlelap saja dan benar saja saat ia sampai dirumah, ia pun segera menuju kamar dan tak butuh waktu lama Nera pun tetidur.Hari demi hari pun seperti biasa, hanya begitu-begitu saja dan tidak ada yang istimewa sama sekali. dan hingga duaminggu sudah berlalu tanpa terasa, namun kali ini lagi-lagi sepertinya Kezia tidak bisa hadir di janjian kencan mereka. Namun seperti biasa Nera masih tetap memakluminya karena ia merasa kalau Kezia sangat sibuk belakangan ini dan itu
“Yasudah kalau begitu, mending kita masuk. Kau ada kelas juga kan?.” Tanya Nera pada Melly.“Ya iyalah, kita kan satu jurusan, hey!.”Mereka pun berjalan menuju ruangan mereka dan disela-sela itu mereka pun mengobrol sedikit tentang beberapa hal kecil.“Hmm, aku gak nyangka sih kalau ternyata kau ini enak juga diajak berbicara. Habisnya setiap dikelas kau terlihat suka fokus sendiri dan terkadang kau suka tidur” Ucap Melly.“Kurasa jika diajak bicara, aku pun pasti akan berbicara juga. Aku tidak se arogan itu sampai mengabaikan orang yang ingin berbicara denganku, mungkin kalian saja yang tidak punya hal yang ingin kalian bicarakan padaku. ‘Kan?”“Hmm, mungkin begitu sih.”Nera dan Melly pun sampai dikelas dan hari itupun berlalu tanpa adanya kejadian yang berarti. Hanya saja dimalam hari seperti biasa Nera mencoba menghubungi kekasihnya yaitu Kezia, namun tidak ada jawaban dan tidak juga ada balasan pesan. Mulai merasa bosan karena sudah tidur, ia pun pergi keluar untuk mencari beber
Dihari-hari berikutnya Nera masih beraktivitas seperti biasa. Sehari-harinya dikampus lalu ia sesekali ikut webinar pelatihan tentang marketing, saham dan investasi serta macam-macam lainnya. Ia berniat untuk menjadi seorang enterpreneur dengan memulai untuk membuka usaha sendiri meskipun itu kecil-kecilan. Ketika sedang duduk di kursi taman yang berada di pekarangan kampus, tiba-tiba datang seorang wanita berkacamata menghampiri Hans, ia bernama Melly yang tak lain adalah teman satu jurusan Nera.“Hallo Nera. Ah, boleh mengganggu sebentar?.” Sapa Melly“Oh, iya silahkan. Ada apa?” Tanya Nera dengan sedikit senyum.“Hmm ngomong-ngomong kamu ingat ga namaku siapa?.” Tanya Melly sambil mengambil posisi duduk disebelah Nera.“Melly, ‘kan?.”“Yap! Betul sekali. Kamu lagi sibuk gak Ner?.”...”duh,lagi enak sendiri menikmati angin dan nonton video panduan berbisnis, eh malah ada aja yang datang tiba-tiba. Kok bisa-bisanya ada orang yang datang nyamperin aku kesini? Ada perlu apa kira-kira w
“Perjanjian?.” Tanya Nathan dengan Heran. “Iya, jika kau setuju dengan perjanjian ini maka aku akan menerima pertunangan ini.” “Hmm, oke? Biar kita dengarkan dulu apa kesepakatannya.” “Pertama, aku tidak ingin kehidupan peribadiku terlalu dicampuri. Karena sejak dulu aku tidak suka jika privasi ku diusik. Kedua, aku tidak mau kalau pertunangan ini di umbar kemana-mana. Cukup kita-kita dan keluarga saja yang tahu dan orang-orang diluar keluarga ataupun kolega tidak perlu tahu. dan yang terakhir... jangan usik Nera.” Menutup kalimat terakhirnya, wajah dan tatapan Kezia terlihat sangat menakutkan. “Hmmm, mengapa sepertinya berat sekali ya? Ahahaha, apa tidak bisa dipermudah sedikit? Yah setidaknya jika ada teman bertanya hubungan kita ini apa, yah aku hanya ingin menjawabnya dengan jujur aja gitu.” “Itu terserahmu. Cuma yang kuminta kau tidak perlu menggembar-gembor atau terlalu publikasi, aku ingin semua berjalan seperti biasa saja. Mungkin kelebihannya ialah saat aku jadi tunanganm
Namun tetap pada dengan perkataannya diawal kalau Kezia masih tetap tidak bisa menerima Perjodohan yang mendadak ini. Ia pun melihat keluarga Nathan dengan tatapan yang penuh harapan dan seolah berharap keputusannya ingin dimengerti oleh mereka.“Baiklah, tidak mengapa jika kita menunda acara perjodohan ini untuk sementara. Tetapi bagaimana dengan keputusan Nathan?.” Tanya Ibu Nathan pada putranya itu.“Hmm, aku sebelumnya minta maaf jika aku sedikit memaksakan kehendakku. Tetapi aku melakukan ini semua karena murni atas perasaanku sendiri, aku tidak punya alasan lain selain karena aku menyayangi Kezia. Namun, bisakah setidaknya kalau untuk saat ini kami bertunangan saja dulu dan tidak perlu di tunda. Dan untuk pernikahannya aku akan bersedia kapanpun Kezia siap, baik itu setahun atau dua tahun lagi pun tidak masalah. Saat ini hanya itu yang ku inginkan.” Jelas Nathan yang tentu saja membuat Kezia pun menjadi sangat terkejut dan kesal seolah-olah Nathan terus mendorong niatnya agar pe
Kezia pun mandi sambil merenungi tentang peristiwa yang terjadi saat ini padanya. Ia merasa tidak lagi punya privasi dan otoritas atas dirinya sendiri. Ia kesal dan sangat marah dengan semua keadaan yang menimpanya saat ini. Setelah hampir setengah jam mandi tanpa keramas, ia pun akhirnya berganti pakaian yang sedikit formal dan menuju ke ruang tamu untuk bertemu Keluarganya Nathan. Terlihat dari jauh keluarganya dan keluarga Nathan sudah berkumpul dan sedang berbincang-bincang. “Eh itu Kezia.” Seru Nathan yang melihat Kezia dari jauh dan melambaikan tangan pada Kezia. Kezia pun hanya berjalan perlahan menuju ke tempat duduk yang tersedia diantara kaluarganya itu. Dengan wajah yang murung, ia tidak melihat kemana-mana dan hanya melihat ke bawah saja. Tampaknya Kezia memang sangatlah sedih dan kesal, namun hebatnya ia sangat kuat untuk menahan kekesalan dan semua rasa sedihnya. Kedua belah pihak keluarga pun sudah berkumpul di ruangan pertemuan yang mana tidak lain dan tak bukan un