Ryi Hyun melirik Yi Eun sejenak
"Tidak bisa, itu kehendak langit"
"Benarkah tidak bisa? Lantas kenapa di tempat kita bisa hujan tuan bahkan hampir setiap hari ? Bukankah kau yang menurunkan hujan untuk membasahi seluruh gunung dengan kekuatanmu?"
"Hmm benar, tapi aku tidak bisa melakukan untuk menolong mereka."
"Mengapa tidak bisa?" Yi Eun terus berusaha mencari jawaban atas rasa penasarannya
"Bukan kehendakku" Ryi Hyun hanya fokus melihat kearah kerumunan manusia.
"Oh ya Tuan, katamu jiwa gadis itu tidak diambil olehmu ,lalu siapa yang akan mengambil jiwanya?" Yi Eun masih penasaran tentang hal itu.
"Jiwanya untuk sang penghisap jiwa ,ritual ini hanya dilakukan oleh kaum pemuja Imoogi" Ryi Hyun menghela nafas.
"Jiwanya bahkan sudah ditandai untuk persembahan yang bisa membangkitkan kekuatan bagi bangsa Imoogi yang sudah tiga ratus tahun disegel oleh leluhur bangsa kita dahulu, ritual ini sebenarnya sangat dilarang, karena akan menimbulkan petaka" sambung Ryi Hyun, ia menatap langit yang sangat cerah dengan wajah yang datar.
"Imoogi? Makhluk iblis itu?" terkaan Yi Eun membuat Ryi Hyun mengangguk pelan.
"Ya, kau tau tanda merah yang indah itu sebenarnya adalah tanda kepemilikkan bangsa Imoogi. Mereka sudah menandai manusia sejak lahir, tanda itu diciptakan dari jantung ibunya "Jelasnya membuat Yi Eun bergidik ngeri.
"Mengerikan adakah makhluk yang sekejam itu?"
"Ya tentu ada Yi Eun, bangsa Imoogi " Ryi Hyun sedikit terkekeh melihat kepolosan Yi Eun untuk mencairkan suasana
"Bangsa Imoogi akan menghasut manusia menjadi makhluk yang kejam tanpa perasaan, bahkan suatu hari nanti manusia-manusia itu akan saling membunuh,tidak ada rasa empati dan simpati dunia mereka akan gelap"
"Sungguh aku beruntung ditakdirkan menjadi rusa" Yi Eun mengusap lengannya, ia merasa merinding mendengar perkataan Ryi Hyun. Bangsa Imoogi itu sangat kuat jika benar bangkit kembali.
"Kita harus selamatkan gadis itu" pandangan Ryi Hyun masih tertuju pada gadis itu
"Tuan, bagaimana caranya? Tidak mungkinkan kita menampakkan wujud asli dihadapan banyak manusia? Jikapun kita berhasil menyelamatkan gadis itu maka mereka akan memburu kita. Aku sangat takut sekali dengan senjata manusia tuan" Yi Eun berusaha mengingatkan tuannya untuk tidak mengambil resiko yang membahayakan.
Dooonggggg..
Suara gong berukuran besar itu ditabuh dan suaranya menggema, orang-orang yang mendengarnya mengepalkan tangan dan menadahkan doa secara bersamaan.
Sedangkan disisi lain gadis itu kini sedang berdiri menghadap teriknya matahari yang begitu menyilaukan matanya. Hwa Shim segera membacakan mantra dengan tangannya memegang sebuah lonceng, ia membunyikan loncengnya. Hwa Shim mengelilingi tubuh Yeon Soo dan terus membunyikan lonceng itu.
Semuanya hening, mereka sedang berdoa kepada Yang Maha Kuasa untuk menurunkan hujan. Hanya terdengar suara lonceng milik dukun kerajaan Hwa Shim, ia terus membacakan mantra dengan suara yang pelan. Situasi yang menegangkan dialami Yeon Soo, ia merasa takut saat ini, hawanya sangat mencekam.Bergumam meminta tolong dalam hatinya agar bisa selamat dan ia ingin memeluk ayahnya.
“Turunkanlah hujan, selamatkan kami” ucap Hwa Shim dengan suara yang keras.
Tiba-tiba dari arah barat terdengar suara gemuruh angin yang keras membuat orang-orang memusatkan perhatiannya pada suara angin itu. Semakin lama semakin mendekat suara angin yang membentuk pusaran telah menggulung benda apa saja yang dilalui angin itu. Seperti angin tornado, angin kencang berputar-putar bahkan wujud angin itu kini terbentuk dari debu, dedaunan, bahkan terlihat ranting pohon yang tergulung kerasnya tiupan angin itu.
Sebagian orang langsung berhamburan untuk menghindari angin tornado, menyelamatkan diri masing masing bahkan raja pun segera dikawal untuk segera berlindung. Sedangkan Yeon Soo dan Hwa Shim masih berdiri di panggung kayu itu dengan penuh kekhawatiran Tubuh Yeon Soo bergetar, ia memejamkan matanya. Mungkin ini akhir hidupnya.
“Wushhhh…”
Angin itu segera menelan bulat-bulat tubuh Yeon Soo dan terus berputar-putar hingga angin itu masuk ke area hutan. Dan detik selanjutnya angin itu menghilang bersamaan dengan Yeon Soo. Hwa Shim tertegun dengan ekspresi wajah yang marah“Siapa yang berani-beraninya membawa gadis itu!” teriak Hwa Shim ,semua orang disana tidak bisa melihat jelas kejadian yang berlangsung singkat itu akibat debu yang berhamburan, kini tempat yang dipijak sudah hancur berserakan akibat angin yang tiba-tiba itu.
”Putriku…” Han Gil Soo berteriak sembari menangis melihat putrinya hilang entah kemana.
Di sebuah istana bernuansa hitam dan merah, seseorang pria tengah berdiri mengenakan pakaian serba merah itu berdecak marah. Ia merutuki siapa saja yang berani menggagalkan ritual itu. Pandangannya masih melihat ke sebuah portal lingkaran berbentuk cermin yang menampakkan kejadian di tempat ritual. Tangannya ia genggam dengan keras bahkan terlihat urat-urat ditangannya yang menegang.“Pangeran, gadis itu hilang ” lapor sang pengawalnya yang datang tiba-tiba, tanpa diberitahupun sang pangeran sudah melihat jelas kejadian itu melalui portal ajaibnya.
“Kenapa kau tidak mengikuti angin itu hah? Beraninya kau menampakkan dirimu tanpa membawanya!” ia semakin marah sampai kilatan berwarna orange itu tampak dimatanya.
“Maafkan hamba Pangeran Hwa Yu Geun” pengawal pria itu menundukkan kepalanya takut.
“Bawa dia kesini, jangan sampai dia ditemukan makhluk lain! CEPAT! ”
titahnya ia sudah sangat marah gadis itu menghilang. Harusnya gadis itu sudah ada di istana Shi Hwanya.“Baik Pangeran” setelah mengucapkan itu tubuhnya menghilang berteleportasi untuk mencari keberadaan gadis yang menjadi persembahan ritual hujan.
Digunung Seorak
Yeon Soo mengerjapkan matanya, tubuhnya menyender disebuah pohon berukuran besar, ia melihat cahaya sunset yang menyilaukan dari arah kirinya, Yeon Soo tersadar dan melihat betapa indahnya dedaunan berwarna kuning serta bunga yang berwara pink itu memenuhi tempat ini yang disselimuti kabut putih. Pertama kalinya ia melihat pemandangan yang menakjubkan ini.
Kupu-kupu berwarna biru berterbangan mengitari bunga dan ilalang yang tumbuh di tanah subur itu, bahkan ia mencium aroma yang sangat harum, memabukkan penciumannya .Gadis itu menghirup udara dalam-dalam, ia kemudian berjalan untuk melihat lebih dekat kupu-kupu yang memikat dirinya, serta bunga berwarna putih sangat indah. Saking menikmati pemandangan ini, Yeon Soo tidak sadar bahwa dirinya sedang dimana bahkan ia belum mengingat apa yang terjadi padanya.Yeon Soo meraih satu tangkai bunga dan memetiknya. Betapa kagetnya saat bunga itu dipetik langsung layu berubah hitam seperti terbakar dan perlahan hilang menjadi abu. Yeon Soo ketakutan dan segera menjauhkan tubuhnya dari bunga itu. “Bunga apa ini?”ucap Yeon Soo segera mengedarkan pandangannya melihat kembali dengan jeli tempat ini. Apakah ia sudah mati dan berada di surga?batinnya terus bertanya-tanya. Setelah beberapa saat, Yeon Soo melihat seseorang menghampirinya dengan pakaian serba put
Ryi Hyun mengajak Yeon Soo untuk mengikutinya mencari sesuatu yang bisa dimakan di hutan ini. Sedangkan gadis di belakangnya tidak berhenti mengedarkan pandangannya dan berdecak kagum melihat pemandangan yang begitu indah. Pohon maple mewarnai yang hutan ini dengan daunnya yang berwarna merah dan jingga. Ingin sekali Yeon Soo menyapa bunga-bunga cantik serta kupu-kupu berwarna biru yang berterbangan mengikuti Ryi Hyun melangkah. Seperti tubuhnya memiliki harum yang menarik perhatian makhluk kecil tersebut. Bahkan dibahunya ada seekor kupu-kupu yang hinggap dengan tenang disana. Yeon Soo yang berada di belakang Ri Hyun menjulurkan tangannya ke arah kupu-kupu yang hinggap dibahu pria tinggi itu. Pandangannya tertuju pada makhluk kecil yang bersayap indah, ia ingin menyentuh kupu-kupu biru itu namun Yeon Soo tidak memperhitungkan jarak antara dia dengan Ryi Hyun yang tiba-tiba menghentikan langkahnya dan... “Dugghh” Kening Yeon Soo menghantam keras
Ryi Hyun menelan salivanya terpaksa ketika melihat gadis itu mengangguk cepat dan ekspresi wajahnya sangat ceria, bahkan Ryi Hyun melihat mata gadis itu sedang berbinar. “Sungguh? Kau ingin? Buah ini sepet dan agak pahit” tawarnya.Ryi Hyun mencoba membujuk Yeon Soo agar ia tidak menyuruhnya mengambil buah itu. Sungguh Ryi Hyun tidak ingin memanjat pohon ini. Namun ia tidak ingin menjatuhkan harga diri di depan manusia jika ia tidak bisa memanjatnya. “Baiklah, aku akan memanjat” tegas Ryi Hyun mengibaskan bajunya dengan menggelengkan kepalanya menatap pohon Kam yang besar nan tinggi itu bahkan jika ia merentangkan kedua tangannya tidak bisa memeluk pohon itu. Di sisi lainYeon Soo tidak sabar untuk mencoba buah itu, ia berdiri tidak jauh dari pohon itu dengan senyum yang sumringah. Ryi Hyun masih menatap batang pohon Kam yang besar itu, ia menyentuh batang pohon dan merasakan pohon ini tumbuh dengan baik sampai sebesar ini. Ia senang pohonnya tumbuh
“Pangeran, hamba menemukan aura sang gadis di sekitar Gunung Seorak, namun saat mencoba memasukinya, hamba tidak bisa menembus portal pembatas Gunung Seorak yang sangat kuat ” kata sang pengawal Pangeran Hwa Yu Geun dengan hati-hati takut tuannya kembali marah karena tidak bisa menemukan sang gadis. Ilmu pengawal tersebut masih rendah sampai tidak bisa merusak portal pembatas yang dibuat oleh sang penjaga Gunung Seorak. Sedangkan tuannya masih terduduk sila di altar kebesarannya sembari bersemedi melakukan kutlivasi, memejamkan matanya dengan kedua telapak tangan yang terbuka di atas pahanya.“Dan sepertinya portal itu milik makhluk dengan kekuatan tinggi ” tambah sang pengawal, ia masih memperhatikan Pangeran Hwa Yu Geun di hadapannya. Detik kemudian tuannya membuka mata lalu menatap pengawal yang sudah mengabdi selama ratusan tahun.“Aku tahu siapa makhluk itu” ucap Pangeran Hwa Yu Geun kemudian berdiri dan melangkah menuju jendela
Arizona, Amerika SerikatSebuah mobil menelusuri jalan di tengah hutan dengan kangit yang do terang bulan purnama sangat indah.Seorang anak laki-laki duduk di dekat kaca mobil yang dibuka, ia terus tersenyum melihat pemandangan malam dengan langit penuh bintang yang indah. Ia duduk di samping ibunya di kursi belakang yang selalu memperhatikannya. Ibunya ikut tersenyum lalu mengusap puncak kepala anak laki-laki itu."Mom, jika besar nanti aku akan membelikan bintang untukmu"ucap anak laki-laki tampan itu pada ibunya, sang ibu tersenyum."Benarkah?""Hmm benar. Aku harus banyak menabung untuk membeli satu bintang"jawabnya dengan penuh antusias. Anak laki-laki berusia 12 tahun itu sangat serius dengan ucapannya, sang ibu tersenyum."Terimakasih sayang"ucap ibunya yang terlihat senang karena puteranya memiliki keinginan besar."Tuan Muda sangat baik" ucap seorang pria yang tengah memegang kemudi."Aku juga akan membelikan satu untukmu, Sir" ujar anak laki-laki dengan tegas."Tidak perlu T
"Semoga tidak terlalu menyeramkan" gumamnya sembari melangkah dengan menjinjing sebuah paperbag hitam yang berisi sebuah kotak kecil yang tertutup rapat dan terkunci, ia tidak tahu apa didalamnya dan tidak memperdulikan apa isinya, ia hanya berfokus pada pengiriman barang tersebut.Di tempat lain, di atap gedung yang sama ada enam orang pria yang mengenakan jaket kulit sedang berdiri berhadapan dengan dua orang pria tinggi yang mengenakan setelan jas, suasana ke enam orang tersebut terlihat menegangkan dan mencekam. "Sudah jangan bertele-tele, apa maksudmu meminta bertemu di tempat kumuh ini" geram Nadeo ia melipatkan tangannya di dada dengam menatap tajam seorang pria dewasa yang mengenakan topi dan jaket kulit warna hitam. Pria yang ditatapnya berdesis dan tersenyum ketir."Santai saja bukankah waktu masih panjang" jawab pria paruh baya yang terlihat sangar."Waktuku memang masih panjang tapi aku tidak mau membuangnya disini" timpal Nadeo menatap tajam pria itu."Dasar bocah, kau sa
Ucapan Yi Eun membuat langkah Ryi Hyun terhenti sejenak, dirinya tengah berpikir entahlah ia juga tidak tahu jenis makhluk apa, awalnya mengira bahwa dirinya vampir, namun salah besar karna ia tidak pernah memakan darah ataupun daging. Hal paling dilarang adalah membunuh hewan yang menjadi temannya selama ratusan tahun ini, bagaimana ia bisa membunuh hewan yang tidak berdosa untuk jadi santapannya. Sedangkan Ryi Hyun adalah makhluk vegetarian, yang sangat suka bercocok tanam untuk menghijaukan tempat tinggalnya. ”Aku sangat membenci manusia, mereka adalah makhluk perusak alam,bahkan alam sedang menegur mereka dengan kekeringan selama tiga tahun ini bukan?” ketus Ryi Hyun. “Iya, tapi tidak semua manusia itu jahat. Ada juga yang baik seperti gadis yang menolongku tempo hari itu. Aku tidak bisa melupakan kebaikannya yang sudah menolong aku dari perangkap. Lalu aku bertemu dengan mu” terangnya yang mengingat betapa menyakitkan saat itu kala ia terjebak dan
Kerajaan sudah mencari berbagai solusi untuk menghentikan kekeringan, doa bersama sudah dipanjatkan, berbagai ritual sudah diadakan namun kemarau ini belum berakhir. Semakin lama kekeringan ini terjadi maka semakin banyak makhluk hidup yang mati karena kekeringan dan berimbas pada kehidupan rakyatnya. Kekeringan ini harus segera dihentikan. “Yang Mulia, kita harus segera mencari jalan untuk menyelamatkan rakyat Joseon, mereka satu persatu mati. Bahkan sumur-sumur di kerajaan sudah mulai mengering.” ujar seorang bangsawan pada Raja Joseon yang sedang duduk dikursi singgah sana. Terlihat raut wajah Raja Yi yang memasang raut kesedihan. “Mohon pertimbangan Yang Mulia” ucap serentak para bangsawan diaula kerajaan. “Yang Mulia, Ijinkan hamba memberi saran” suara seseorang wanita yang mengenakan pakaian serba hitam itu dengan riasan aksesoris dirambutnya yang disanggul. Sang Raja menatap kearah wanita itu seraya berkata “Ya, katakanlah”. “Yang Mulia,
“Pangeran, hamba menemukan aura sang gadis di sekitar Gunung Seorak, namun saat mencoba memasukinya, hamba tidak bisa menembus portal pembatas Gunung Seorak yang sangat kuat ” kata sang pengawal Pangeran Hwa Yu Geun dengan hati-hati takut tuannya kembali marah karena tidak bisa menemukan sang gadis. Ilmu pengawal tersebut masih rendah sampai tidak bisa merusak portal pembatas yang dibuat oleh sang penjaga Gunung Seorak. Sedangkan tuannya masih terduduk sila di altar kebesarannya sembari bersemedi melakukan kutlivasi, memejamkan matanya dengan kedua telapak tangan yang terbuka di atas pahanya.“Dan sepertinya portal itu milik makhluk dengan kekuatan tinggi ” tambah sang pengawal, ia masih memperhatikan Pangeran Hwa Yu Geun di hadapannya. Detik kemudian tuannya membuka mata lalu menatap pengawal yang sudah mengabdi selama ratusan tahun.“Aku tahu siapa makhluk itu” ucap Pangeran Hwa Yu Geun kemudian berdiri dan melangkah menuju jendela
Ryi Hyun menelan salivanya terpaksa ketika melihat gadis itu mengangguk cepat dan ekspresi wajahnya sangat ceria, bahkan Ryi Hyun melihat mata gadis itu sedang berbinar. “Sungguh? Kau ingin? Buah ini sepet dan agak pahit” tawarnya.Ryi Hyun mencoba membujuk Yeon Soo agar ia tidak menyuruhnya mengambil buah itu. Sungguh Ryi Hyun tidak ingin memanjat pohon ini. Namun ia tidak ingin menjatuhkan harga diri di depan manusia jika ia tidak bisa memanjatnya. “Baiklah, aku akan memanjat” tegas Ryi Hyun mengibaskan bajunya dengan menggelengkan kepalanya menatap pohon Kam yang besar nan tinggi itu bahkan jika ia merentangkan kedua tangannya tidak bisa memeluk pohon itu. Di sisi lainYeon Soo tidak sabar untuk mencoba buah itu, ia berdiri tidak jauh dari pohon itu dengan senyum yang sumringah. Ryi Hyun masih menatap batang pohon Kam yang besar itu, ia menyentuh batang pohon dan merasakan pohon ini tumbuh dengan baik sampai sebesar ini. Ia senang pohonnya tumbuh
Ryi Hyun mengajak Yeon Soo untuk mengikutinya mencari sesuatu yang bisa dimakan di hutan ini. Sedangkan gadis di belakangnya tidak berhenti mengedarkan pandangannya dan berdecak kagum melihat pemandangan yang begitu indah. Pohon maple mewarnai yang hutan ini dengan daunnya yang berwarna merah dan jingga. Ingin sekali Yeon Soo menyapa bunga-bunga cantik serta kupu-kupu berwarna biru yang berterbangan mengikuti Ryi Hyun melangkah. Seperti tubuhnya memiliki harum yang menarik perhatian makhluk kecil tersebut. Bahkan dibahunya ada seekor kupu-kupu yang hinggap dengan tenang disana. Yeon Soo yang berada di belakang Ri Hyun menjulurkan tangannya ke arah kupu-kupu yang hinggap dibahu pria tinggi itu. Pandangannya tertuju pada makhluk kecil yang bersayap indah, ia ingin menyentuh kupu-kupu biru itu namun Yeon Soo tidak memperhitungkan jarak antara dia dengan Ryi Hyun yang tiba-tiba menghentikan langkahnya dan... “Dugghh” Kening Yeon Soo menghantam keras
Kupu-kupu berwarna biru berterbangan mengitari bunga dan ilalang yang tumbuh di tanah subur itu, bahkan ia mencium aroma yang sangat harum, memabukkan penciumannya .Gadis itu menghirup udara dalam-dalam, ia kemudian berjalan untuk melihat lebih dekat kupu-kupu yang memikat dirinya, serta bunga berwarna putih sangat indah. Saking menikmati pemandangan ini, Yeon Soo tidak sadar bahwa dirinya sedang dimana bahkan ia belum mengingat apa yang terjadi padanya.Yeon Soo meraih satu tangkai bunga dan memetiknya. Betapa kagetnya saat bunga itu dipetik langsung layu berubah hitam seperti terbakar dan perlahan hilang menjadi abu. Yeon Soo ketakutan dan segera menjauhkan tubuhnya dari bunga itu. “Bunga apa ini?”ucap Yeon Soo segera mengedarkan pandangannya melihat kembali dengan jeli tempat ini. Apakah ia sudah mati dan berada di surga?batinnya terus bertanya-tanya. Setelah beberapa saat, Yeon Soo melihat seseorang menghampirinya dengan pakaian serba put
Ryi Hyun melirik Yi Eun sejenak "Tidak bisa, itu kehendak langit" "Benarkah tidak bisa? Lantas kenapa di tempat kita bisa hujan tuan bahkan hampir setiap hari ? Bukankah kau yang menurunkan hujan untuk membasahi seluruh gunung dengan kekuatanmu?" "Hmm benar, tapi aku tidak bisa melakukan untuk menolong mereka." "Mengapa tidak bisa?" Yi Eun terus berusaha mencari jawaban atas rasa penasarannya "Bukan kehendakku" Ryi Hyun hanya fokus melihat kearah kerumunan manusia. "Oh ya Tuan, katamu jiwa gadis itu tidak diambil olehmu ,lalu siapa yang akan mengambil jiwanya?" Yi Eun masih penasaran tentang hal itu. "Jiwanya untuk sang penghisap jiwa ,ritual ini hanya dilakukan oleh kaum pemuja Imoogi" Ryi Hyun menghela nafas. "Jiwanya bahkan sudah ditandai untuk persembahan yang bisa membangkitkan kekuatan bagi bangsa Imoogi yang sudah tiga ratus tahun disegel oleh leluhur bangsa kita dahulu, ritual ini sebenarnya sangat dilaran
Lima hari kemudian... Wusshhhh……Ryi Hyun mendongakkan kepalanya merasakan sesuatu ketika angin ini yang berhembus kencang. Angin itu dengan keras menerpa dedaunan, bahkan daun yang sudah mulai menguning terjatuh berguguran ke tanah. Angin ini memberitahukannya bahwa ada yang bermasalah di arah selatan. Kemudian tubuhnya langsung terbang melesat dari pohon ke pohon dengan cepat mencari sumber ke gaduhan tersebut. Di sebuah lahan kosong yang gersang, terlihat orang-orang berkumpul mengerumuni sebuah panggung yang terbuat dari kayu, disana terdapat bendera lambang dinasti Joseon dan juga ada sebuah gong besar. Raja Yi dan para bangsawan juga Hwa Shim ada disana dengan pakaian khasnya serba hitam berteduh di sebuah tenda. Di sekeliling area itu dijaga oleh ratusan prajurit yang siap siaga. Hari ini adalah hari ritual pemanggilan hujan yang diadakan oleh Raja Yi dan seluruh rakyatnya yang terkena dampak kekeringan. Setelah p
Yi Eun berhenti di sebuah toko pakaian yang menjual berbagai bahan. Dirinya segera masuk seraya berkata kepada pelayan “ Aku ingin pakaian pria dengan kain sutra berwarna putih,biru,dan hitam jangan terlalu banyak coraknya”. “Baik Nona” pelayan itu segera mencarikan pakaian sesuai permintaan Yi Eun. Setelah membeli makanan dan pakaian yang dipesan Ryi Hyun, Yi Eun berjalan untuk pulang, ia membawa sebuah tas dari kain berisi pakaian milik tuannya dan beberapa kantong makanan yang dibeli di pasar. Menyenangkan baginya jika sudah berbelanja, ia sudah melakukan hal ini selama beberapa tahun ini. Yi Eun sangat berterimakasih kepada Ryi Hyun yang menyelamatkan hidupnya dan memberikan semua ini kepadanya. Termasuk yang membuat dia bisa berwujud manusia cantik. Memang kekuatan tuannya sangat hebat, menurutnya makhluk mitos yang paling hebat dan tentunya baik adalah Ryi Hyun. Bruukkk Tubuhnya tidak sengaja menabrak seorang gadis yang tengah membawa na
Kerajaan sudah mencari berbagai solusi untuk menghentikan kekeringan, doa bersama sudah dipanjatkan, berbagai ritual sudah diadakan namun kemarau ini belum berakhir. Semakin lama kekeringan ini terjadi maka semakin banyak makhluk hidup yang mati karena kekeringan dan berimbas pada kehidupan rakyatnya. Kekeringan ini harus segera dihentikan. “Yang Mulia, kita harus segera mencari jalan untuk menyelamatkan rakyat Joseon, mereka satu persatu mati. Bahkan sumur-sumur di kerajaan sudah mulai mengering.” ujar seorang bangsawan pada Raja Joseon yang sedang duduk dikursi singgah sana. Terlihat raut wajah Raja Yi yang memasang raut kesedihan. “Mohon pertimbangan Yang Mulia” ucap serentak para bangsawan diaula kerajaan. “Yang Mulia, Ijinkan hamba memberi saran” suara seseorang wanita yang mengenakan pakaian serba hitam itu dengan riasan aksesoris dirambutnya yang disanggul. Sang Raja menatap kearah wanita itu seraya berkata “Ya, katakanlah”. “Yang Mulia,
Ucapan Yi Eun membuat langkah Ryi Hyun terhenti sejenak, dirinya tengah berpikir entahlah ia juga tidak tahu jenis makhluk apa, awalnya mengira bahwa dirinya vampir, namun salah besar karna ia tidak pernah memakan darah ataupun daging. Hal paling dilarang adalah membunuh hewan yang menjadi temannya selama ratusan tahun ini, bagaimana ia bisa membunuh hewan yang tidak berdosa untuk jadi santapannya. Sedangkan Ryi Hyun adalah makhluk vegetarian, yang sangat suka bercocok tanam untuk menghijaukan tempat tinggalnya. ”Aku sangat membenci manusia, mereka adalah makhluk perusak alam,bahkan alam sedang menegur mereka dengan kekeringan selama tiga tahun ini bukan?” ketus Ryi Hyun. “Iya, tapi tidak semua manusia itu jahat. Ada juga yang baik seperti gadis yang menolongku tempo hari itu. Aku tidak bisa melupakan kebaikannya yang sudah menolong aku dari perangkap. Lalu aku bertemu dengan mu” terangnya yang mengingat betapa menyakitkan saat itu kala ia terjebak dan