Kupu-kupu berwarna biru berterbangan mengitari bunga dan ilalang yang tumbuh di tanah subur itu, bahkan ia mencium aroma yang sangat harum, memabukkan penciumannya .Gadis itu menghirup udara dalam-dalam, ia kemudian berjalan untuk melihat lebih dekat kupu-kupu yang memikat dirinya, serta bunga berwarna putih sangat indah.
Saking menikmati pemandangan ini, Yeon Soo tidak sadar bahwa dirinya sedang dimana bahkan ia belum mengingat apa yang terjadi padanya.
Yeon Soo meraih satu tangkai bunga dan memetiknya. Betapa kagetnya saat bunga itu dipetik langsung layu berubah hitam seperti terbakar dan perlahan hilang menjadi abu. Yeon Soo ketakutan dan segera menjauhkan tubuhnya dari bunga itu.“Bunga apa ini?” ucap Yeon Soo segera mengedarkan pandangannya melihat kembali dengan jeli tempat ini.
Apakah ia sudah mati dan berada di surga?batinnya terus bertanya-tanya.
Setelah beberapa saat, Yeon Soo melihat seseorang menghampirinya dengan pakaian serba putih, matanya biru dan dibalik tubuhnya terpencar secercah cahaya. Cahaya matahari berwarna kejinggaan itu menyelinap disela tubuh seorang pria tinggi.
Yeon Soo sedikit takut dan beranggapan bahwa yang menghampirinya adalah seorang malaikat. Ia memundurkan tubuhnya dengan cepat hingga tanpa melihat kebelakang tubuhnya menabrak pohon berukuran kecil namun berbuah lebat. Yeon Soo meringis kesakitan, sedangkan pohon yang ia tabrak dengan keras sedikit bergoyang dan
"Plukk"
Yeon Soo segera memegangi kepalanya yang terasa sakit akibat sesuatu terjatuh dari pohon itu. Pria itu langsung terkekeh sembari mengambil buah persik yang jatuh dari pohon sebelumnya menimpa kepala gadis itu. Ia langsung mendekatkan buah persik ke mulutnya dan memakannya sembari berjalan mendekati gadis yang masih memegangi kepala itu.
Dari raut wajah gadis itu terlihat kesakitan setelah tertimpa buah sebesar kepalan tangan orang dewasa .Ya, buah persik ini cukup membuat kepala Yeon Soo pusing.
“Ternyata buah ini lebih nikmat saat sudah jatuh menimpa seseorang” ujarnya Ryi Hyun memakan buah sembari terus memandangi orang yang dihadapannya.
”Kau mau mencobanya?” tawar Ryi Hyun yang sudah menyodorkan buah persik bekas ia gigit.
Yeon Soo hanya terdiam menatap buah persik yang terlihat sangat menggoda, sesekali menatap tajam pria yang dihadapannya.Yeon Soo meratapi dirinya sangat malang. Bahkan di tempat yang indah ini dia menemukan kesialannya. Tidak adakah tempat yang bisa membuatnya selalu beruntung.
Yeon Soo menghentakkan kakinya ke tanah, dan menghembuskan nafasnya keras merasa sangat kesal. Kemudian dirinya melihat kembali buah persik yang sudah matang, merasa dirinya juga lapar tanpa pikir panjang ia langsung merebut buah persik di tangan Ryi Hyun dan langsung melahapnya.
“Buah itu beracun!” seru Ryi Hyun seketika Yeon Soo kaget lalu memuntahkan buah yang baru saja ia kunyah dan melempar buah persik ke tanah. Tangannya memegangi dadanya ia sedikit terbatuk.
“Kau sangat mudah sekali percaya bahwa buah itu beracun” Ryi Hyun menggelengkan kepalanya dan sedikit tersenyum jail, Yeon Soo ingin merutuki Ryi Hyun yang sudah menipunya mengatakan buah itu beracun padahal pria yang dihadapannya tidak terjadi apa-apa setelah memakan buah itu.
Detik kemudian Yeon Soo memandangi buah yang sudah jatuh ke tanah. Sayang sekali bahkan dia sangat menginginkan buah persik yang segar itu untuk mengisi perutnya yang lapar. Ia kemudian mendongakkan wajahnya ke atas lalu melihat pohon persik itu berbuah lebat dan terlihat banyak buah persik yang sudah merah di atas sana. Kemudian terbesar sebuah ide.
Yeon Soo mengambil kuda-kuda dan langsung menendang pohon persik itu dengan kekuatan penuhnya berkali-kali, tidak sia-sia selama ia hidup belajar ilmu beladiri selain mempelajari pengobatan ayahnya. Ryi Hyun yang melihatnya sangat di luar dugaan gadis itu telah menyakiti pohonnya. Beberapa buah berjatuhan dan daunnya berguguran akibat serangan dari Yeon Soo. Tenaganya kuat sekali.
Ryi Hyun tidak ingin melihat pohon kesayangannya tersakiti oleh tendangan- tendangan Yeon Soo, ia segera menarik tangan gadis itu untuk segera menjauhi pohon persik yang kini daunnya terlihat rontok. Tangannya mencengkram kuat dan menatap tajam gadis itu seraya berkata
“ Hentikan, kau akan menyakitinya”
Yeon Soo merasa tidak nyaman dan langsung menghempaskan cengkraman pria itu dengan kasar kemudian ia berlari memunguti buah persik yang terjatuh.
Setelah memunguti buah persik, ia segera melangkah ke sebuah batang pohon yang tumbang didekatnya kemudian menaruh lima buah persik disampingnya. Ia mengambil dan mengusap-usap buah persik sebelum melahapnya.Yeon Soo tidak memperdulikan Ryi Hyun yang menatap tajam kearahnya, ia sangat geram atas tingkah laku manusia itu. Bagaimana bisa gadis yang terlihat lemah dengan tubuh mungil namun tenaganya kuat. Di luar dugaan Ryi Hyun.
“Makanlah buah itu” ucap Ryi Hyun ia melangkah menuju gadis yang tengah duduk di batang pohon. Terlihat sangat bahagia mengenggam buah persik ditangannya sebelum memasukkan ke mulut.
Ryi Hyun menjentikkan jarinya seraya tersenyum ketir. Memberi sedikit pelajaran kepada gadis itu karena bertindak tidak sopan.
Yeon Soo yang baru saja mengigit buah persik itu mengernyitkan dahinya sampai kedua halisnya nyaris menyatu, ia merasakan rasa yang pahit luar biasa mencekik kerongkongannya. Buah persik ini sangat pahit sekali, ia memuntahkan buah persik.“Kau tidak akan bisa memakannya sedikitpun” suara yang khas itu membuat Yeon Soo melihat ke arah pria yang sudah berdiri dihadapannya.
Yeon Soo tidak menyerah, ia segera mengambil kembali buah persik yang lainnya ,namun baru satu gigitan ia sudah memuntahkan kembali buah itu. Rasanya sangat pahit, ia mengambil buah satunya lagi sampai buah yang kelima itu ia genggam dan ia melahapnya sama saja rasanya pahit. Semuanya pahit! Aneh sekali buah ini terasa pahit padahal sudah matang dan berwarna merah keunguan.
Yeon Soo kemudian menatap pria dihadapannya, sepertinya pria ini sangat aneh dan mencurigakan. Dengan wajahnya yang memelas, Yeon Soo mengambil satu ranting yang berserakan ditanah, kemudian ia berdiri melangkah beberapa langkah dan berjongkong menuliskan sesuatu ditanah dengan ranting itu. Ryi Hyun hanya mencoba membaca apa yang ditulisnya.
“Tuan, aku sangat lapar” tulisan itu sudah dibaca Ryi Hyun.
Ryi Hyun kemudian tersadar pantas saja gadis itu hanya diam saja tidak pernah menanggapi perkataannya.
”Apa kau tidak bisa berbicara?” Yeon Soo mengangguk dan menulis lagi
“Aku bisu sejak lahir” Ryi Hyun menatap gadis yang tengah berjongkok dihadapannya, ia merasa sedikit iba dengan gadis itu.
“Tolong berikan sesuatu yang bisa dimakan. Aku sangat lapar ” gadis itu terus menggerakkan ranting dan menulis di tanah. Ryi Hyun hanya menatap gadis itu dengan lekat setelah membaca tulisan tersebut.
Ryi Hyun mengajak Yeon Soo untuk mengikutinya mencari sesuatu yang bisa dimakan di hutan ini. Sedangkan gadis di belakangnya tidak berhenti mengedarkan pandangannya dan berdecak kagum melihat pemandangan yang begitu indah. Pohon maple mewarnai yang hutan ini dengan daunnya yang berwarna merah dan jingga. Ingin sekali Yeon Soo menyapa bunga-bunga cantik serta kupu-kupu berwarna biru yang berterbangan mengikuti Ryi Hyun melangkah. Seperti tubuhnya memiliki harum yang menarik perhatian makhluk kecil tersebut. Bahkan dibahunya ada seekor kupu-kupu yang hinggap dengan tenang disana. Yeon Soo yang berada di belakang Ri Hyun menjulurkan tangannya ke arah kupu-kupu yang hinggap dibahu pria tinggi itu. Pandangannya tertuju pada makhluk kecil yang bersayap indah, ia ingin menyentuh kupu-kupu biru itu namun Yeon Soo tidak memperhitungkan jarak antara dia dengan Ryi Hyun yang tiba-tiba menghentikan langkahnya dan... “Dugghh” Kening Yeon Soo menghantam keras
Ryi Hyun menelan salivanya terpaksa ketika melihat gadis itu mengangguk cepat dan ekspresi wajahnya sangat ceria, bahkan Ryi Hyun melihat mata gadis itu sedang berbinar. “Sungguh? Kau ingin? Buah ini sepet dan agak pahit” tawarnya.Ryi Hyun mencoba membujuk Yeon Soo agar ia tidak menyuruhnya mengambil buah itu. Sungguh Ryi Hyun tidak ingin memanjat pohon ini. Namun ia tidak ingin menjatuhkan harga diri di depan manusia jika ia tidak bisa memanjatnya. “Baiklah, aku akan memanjat” tegas Ryi Hyun mengibaskan bajunya dengan menggelengkan kepalanya menatap pohon Kam yang besar nan tinggi itu bahkan jika ia merentangkan kedua tangannya tidak bisa memeluk pohon itu. Di sisi lainYeon Soo tidak sabar untuk mencoba buah itu, ia berdiri tidak jauh dari pohon itu dengan senyum yang sumringah. Ryi Hyun masih menatap batang pohon Kam yang besar itu, ia menyentuh batang pohon dan merasakan pohon ini tumbuh dengan baik sampai sebesar ini. Ia senang pohonnya tumbuh
“Pangeran, hamba menemukan aura sang gadis di sekitar Gunung Seorak, namun saat mencoba memasukinya, hamba tidak bisa menembus portal pembatas Gunung Seorak yang sangat kuat ” kata sang pengawal Pangeran Hwa Yu Geun dengan hati-hati takut tuannya kembali marah karena tidak bisa menemukan sang gadis. Ilmu pengawal tersebut masih rendah sampai tidak bisa merusak portal pembatas yang dibuat oleh sang penjaga Gunung Seorak. Sedangkan tuannya masih terduduk sila di altar kebesarannya sembari bersemedi melakukan kutlivasi, memejamkan matanya dengan kedua telapak tangan yang terbuka di atas pahanya.“Dan sepertinya portal itu milik makhluk dengan kekuatan tinggi ” tambah sang pengawal, ia masih memperhatikan Pangeran Hwa Yu Geun di hadapannya. Detik kemudian tuannya membuka mata lalu menatap pengawal yang sudah mengabdi selama ratusan tahun.“Aku tahu siapa makhluk itu” ucap Pangeran Hwa Yu Geun kemudian berdiri dan melangkah menuju jendela
Arizona, Amerika SerikatSebuah mobil menelusuri jalan di tengah hutan dengan kangit yang do terang bulan purnama sangat indah.Seorang anak laki-laki duduk di dekat kaca mobil yang dibuka, ia terus tersenyum melihat pemandangan malam dengan langit penuh bintang yang indah. Ia duduk di samping ibunya di kursi belakang yang selalu memperhatikannya. Ibunya ikut tersenyum lalu mengusap puncak kepala anak laki-laki itu."Mom, jika besar nanti aku akan membelikan bintang untukmu"ucap anak laki-laki tampan itu pada ibunya, sang ibu tersenyum."Benarkah?""Hmm benar. Aku harus banyak menabung untuk membeli satu bintang"jawabnya dengan penuh antusias. Anak laki-laki berusia 12 tahun itu sangat serius dengan ucapannya, sang ibu tersenyum."Terimakasih sayang"ucap ibunya yang terlihat senang karena puteranya memiliki keinginan besar."Tuan Muda sangat baik" ucap seorang pria yang tengah memegang kemudi."Aku juga akan membelikan satu untukmu, Sir" ujar anak laki-laki dengan tegas."Tidak perlu T
"Semoga tidak terlalu menyeramkan" gumamnya sembari melangkah dengan menjinjing sebuah paperbag hitam yang berisi sebuah kotak kecil yang tertutup rapat dan terkunci, ia tidak tahu apa didalamnya dan tidak memperdulikan apa isinya, ia hanya berfokus pada pengiriman barang tersebut.Di tempat lain, di atap gedung yang sama ada enam orang pria yang mengenakan jaket kulit sedang berdiri berhadapan dengan dua orang pria tinggi yang mengenakan setelan jas, suasana ke enam orang tersebut terlihat menegangkan dan mencekam. "Sudah jangan bertele-tele, apa maksudmu meminta bertemu di tempat kumuh ini" geram Nadeo ia melipatkan tangannya di dada dengam menatap tajam seorang pria dewasa yang mengenakan topi dan jaket kulit warna hitam. Pria yang ditatapnya berdesis dan tersenyum ketir."Santai saja bukankah waktu masih panjang" jawab pria paruh baya yang terlihat sangar."Waktuku memang masih panjang tapi aku tidak mau membuangnya disini" timpal Nadeo menatap tajam pria itu."Dasar bocah, kau sa
Ucapan Yi Eun membuat langkah Ryi Hyun terhenti sejenak, dirinya tengah berpikir entahlah ia juga tidak tahu jenis makhluk apa, awalnya mengira bahwa dirinya vampir, namun salah besar karna ia tidak pernah memakan darah ataupun daging. Hal paling dilarang adalah membunuh hewan yang menjadi temannya selama ratusan tahun ini, bagaimana ia bisa membunuh hewan yang tidak berdosa untuk jadi santapannya. Sedangkan Ryi Hyun adalah makhluk vegetarian, yang sangat suka bercocok tanam untuk menghijaukan tempat tinggalnya. ”Aku sangat membenci manusia, mereka adalah makhluk perusak alam,bahkan alam sedang menegur mereka dengan kekeringan selama tiga tahun ini bukan?” ketus Ryi Hyun. “Iya, tapi tidak semua manusia itu jahat. Ada juga yang baik seperti gadis yang menolongku tempo hari itu. Aku tidak bisa melupakan kebaikannya yang sudah menolong aku dari perangkap. Lalu aku bertemu dengan mu” terangnya yang mengingat betapa menyakitkan saat itu kala ia terjebak dan
Kerajaan sudah mencari berbagai solusi untuk menghentikan kekeringan, doa bersama sudah dipanjatkan, berbagai ritual sudah diadakan namun kemarau ini belum berakhir. Semakin lama kekeringan ini terjadi maka semakin banyak makhluk hidup yang mati karena kekeringan dan berimbas pada kehidupan rakyatnya. Kekeringan ini harus segera dihentikan. “Yang Mulia, kita harus segera mencari jalan untuk menyelamatkan rakyat Joseon, mereka satu persatu mati. Bahkan sumur-sumur di kerajaan sudah mulai mengering.” ujar seorang bangsawan pada Raja Joseon yang sedang duduk dikursi singgah sana. Terlihat raut wajah Raja Yi yang memasang raut kesedihan. “Mohon pertimbangan Yang Mulia” ucap serentak para bangsawan diaula kerajaan. “Yang Mulia, Ijinkan hamba memberi saran” suara seseorang wanita yang mengenakan pakaian serba hitam itu dengan riasan aksesoris dirambutnya yang disanggul. Sang Raja menatap kearah wanita itu seraya berkata “Ya, katakanlah”. “Yang Mulia,
Yi Eun berhenti di sebuah toko pakaian yang menjual berbagai bahan. Dirinya segera masuk seraya berkata kepada pelayan “ Aku ingin pakaian pria dengan kain sutra berwarna putih,biru,dan hitam jangan terlalu banyak coraknya”. “Baik Nona” pelayan itu segera mencarikan pakaian sesuai permintaan Yi Eun. Setelah membeli makanan dan pakaian yang dipesan Ryi Hyun, Yi Eun berjalan untuk pulang, ia membawa sebuah tas dari kain berisi pakaian milik tuannya dan beberapa kantong makanan yang dibeli di pasar. Menyenangkan baginya jika sudah berbelanja, ia sudah melakukan hal ini selama beberapa tahun ini. Yi Eun sangat berterimakasih kepada Ryi Hyun yang menyelamatkan hidupnya dan memberikan semua ini kepadanya. Termasuk yang membuat dia bisa berwujud manusia cantik. Memang kekuatan tuannya sangat hebat, menurutnya makhluk mitos yang paling hebat dan tentunya baik adalah Ryi Hyun. Bruukkk Tubuhnya tidak sengaja menabrak seorang gadis yang tengah membawa na
“Pangeran, hamba menemukan aura sang gadis di sekitar Gunung Seorak, namun saat mencoba memasukinya, hamba tidak bisa menembus portal pembatas Gunung Seorak yang sangat kuat ” kata sang pengawal Pangeran Hwa Yu Geun dengan hati-hati takut tuannya kembali marah karena tidak bisa menemukan sang gadis. Ilmu pengawal tersebut masih rendah sampai tidak bisa merusak portal pembatas yang dibuat oleh sang penjaga Gunung Seorak. Sedangkan tuannya masih terduduk sila di altar kebesarannya sembari bersemedi melakukan kutlivasi, memejamkan matanya dengan kedua telapak tangan yang terbuka di atas pahanya.“Dan sepertinya portal itu milik makhluk dengan kekuatan tinggi ” tambah sang pengawal, ia masih memperhatikan Pangeran Hwa Yu Geun di hadapannya. Detik kemudian tuannya membuka mata lalu menatap pengawal yang sudah mengabdi selama ratusan tahun.“Aku tahu siapa makhluk itu” ucap Pangeran Hwa Yu Geun kemudian berdiri dan melangkah menuju jendela
Ryi Hyun menelan salivanya terpaksa ketika melihat gadis itu mengangguk cepat dan ekspresi wajahnya sangat ceria, bahkan Ryi Hyun melihat mata gadis itu sedang berbinar. “Sungguh? Kau ingin? Buah ini sepet dan agak pahit” tawarnya.Ryi Hyun mencoba membujuk Yeon Soo agar ia tidak menyuruhnya mengambil buah itu. Sungguh Ryi Hyun tidak ingin memanjat pohon ini. Namun ia tidak ingin menjatuhkan harga diri di depan manusia jika ia tidak bisa memanjatnya. “Baiklah, aku akan memanjat” tegas Ryi Hyun mengibaskan bajunya dengan menggelengkan kepalanya menatap pohon Kam yang besar nan tinggi itu bahkan jika ia merentangkan kedua tangannya tidak bisa memeluk pohon itu. Di sisi lainYeon Soo tidak sabar untuk mencoba buah itu, ia berdiri tidak jauh dari pohon itu dengan senyum yang sumringah. Ryi Hyun masih menatap batang pohon Kam yang besar itu, ia menyentuh batang pohon dan merasakan pohon ini tumbuh dengan baik sampai sebesar ini. Ia senang pohonnya tumbuh
Ryi Hyun mengajak Yeon Soo untuk mengikutinya mencari sesuatu yang bisa dimakan di hutan ini. Sedangkan gadis di belakangnya tidak berhenti mengedarkan pandangannya dan berdecak kagum melihat pemandangan yang begitu indah. Pohon maple mewarnai yang hutan ini dengan daunnya yang berwarna merah dan jingga. Ingin sekali Yeon Soo menyapa bunga-bunga cantik serta kupu-kupu berwarna biru yang berterbangan mengikuti Ryi Hyun melangkah. Seperti tubuhnya memiliki harum yang menarik perhatian makhluk kecil tersebut. Bahkan dibahunya ada seekor kupu-kupu yang hinggap dengan tenang disana. Yeon Soo yang berada di belakang Ri Hyun menjulurkan tangannya ke arah kupu-kupu yang hinggap dibahu pria tinggi itu. Pandangannya tertuju pada makhluk kecil yang bersayap indah, ia ingin menyentuh kupu-kupu biru itu namun Yeon Soo tidak memperhitungkan jarak antara dia dengan Ryi Hyun yang tiba-tiba menghentikan langkahnya dan... “Dugghh” Kening Yeon Soo menghantam keras
Kupu-kupu berwarna biru berterbangan mengitari bunga dan ilalang yang tumbuh di tanah subur itu, bahkan ia mencium aroma yang sangat harum, memabukkan penciumannya .Gadis itu menghirup udara dalam-dalam, ia kemudian berjalan untuk melihat lebih dekat kupu-kupu yang memikat dirinya, serta bunga berwarna putih sangat indah. Saking menikmati pemandangan ini, Yeon Soo tidak sadar bahwa dirinya sedang dimana bahkan ia belum mengingat apa yang terjadi padanya.Yeon Soo meraih satu tangkai bunga dan memetiknya. Betapa kagetnya saat bunga itu dipetik langsung layu berubah hitam seperti terbakar dan perlahan hilang menjadi abu. Yeon Soo ketakutan dan segera menjauhkan tubuhnya dari bunga itu. “Bunga apa ini?”ucap Yeon Soo segera mengedarkan pandangannya melihat kembali dengan jeli tempat ini. Apakah ia sudah mati dan berada di surga?batinnya terus bertanya-tanya. Setelah beberapa saat, Yeon Soo melihat seseorang menghampirinya dengan pakaian serba put
Ryi Hyun melirik Yi Eun sejenak "Tidak bisa, itu kehendak langit" "Benarkah tidak bisa? Lantas kenapa di tempat kita bisa hujan tuan bahkan hampir setiap hari ? Bukankah kau yang menurunkan hujan untuk membasahi seluruh gunung dengan kekuatanmu?" "Hmm benar, tapi aku tidak bisa melakukan untuk menolong mereka." "Mengapa tidak bisa?" Yi Eun terus berusaha mencari jawaban atas rasa penasarannya "Bukan kehendakku" Ryi Hyun hanya fokus melihat kearah kerumunan manusia. "Oh ya Tuan, katamu jiwa gadis itu tidak diambil olehmu ,lalu siapa yang akan mengambil jiwanya?" Yi Eun masih penasaran tentang hal itu. "Jiwanya untuk sang penghisap jiwa ,ritual ini hanya dilakukan oleh kaum pemuja Imoogi" Ryi Hyun menghela nafas. "Jiwanya bahkan sudah ditandai untuk persembahan yang bisa membangkitkan kekuatan bagi bangsa Imoogi yang sudah tiga ratus tahun disegel oleh leluhur bangsa kita dahulu, ritual ini sebenarnya sangat dilaran
Lima hari kemudian... Wusshhhh……Ryi Hyun mendongakkan kepalanya merasakan sesuatu ketika angin ini yang berhembus kencang. Angin itu dengan keras menerpa dedaunan, bahkan daun yang sudah mulai menguning terjatuh berguguran ke tanah. Angin ini memberitahukannya bahwa ada yang bermasalah di arah selatan. Kemudian tubuhnya langsung terbang melesat dari pohon ke pohon dengan cepat mencari sumber ke gaduhan tersebut. Di sebuah lahan kosong yang gersang, terlihat orang-orang berkumpul mengerumuni sebuah panggung yang terbuat dari kayu, disana terdapat bendera lambang dinasti Joseon dan juga ada sebuah gong besar. Raja Yi dan para bangsawan juga Hwa Shim ada disana dengan pakaian khasnya serba hitam berteduh di sebuah tenda. Di sekeliling area itu dijaga oleh ratusan prajurit yang siap siaga. Hari ini adalah hari ritual pemanggilan hujan yang diadakan oleh Raja Yi dan seluruh rakyatnya yang terkena dampak kekeringan. Setelah p
Yi Eun berhenti di sebuah toko pakaian yang menjual berbagai bahan. Dirinya segera masuk seraya berkata kepada pelayan “ Aku ingin pakaian pria dengan kain sutra berwarna putih,biru,dan hitam jangan terlalu banyak coraknya”. “Baik Nona” pelayan itu segera mencarikan pakaian sesuai permintaan Yi Eun. Setelah membeli makanan dan pakaian yang dipesan Ryi Hyun, Yi Eun berjalan untuk pulang, ia membawa sebuah tas dari kain berisi pakaian milik tuannya dan beberapa kantong makanan yang dibeli di pasar. Menyenangkan baginya jika sudah berbelanja, ia sudah melakukan hal ini selama beberapa tahun ini. Yi Eun sangat berterimakasih kepada Ryi Hyun yang menyelamatkan hidupnya dan memberikan semua ini kepadanya. Termasuk yang membuat dia bisa berwujud manusia cantik. Memang kekuatan tuannya sangat hebat, menurutnya makhluk mitos yang paling hebat dan tentunya baik adalah Ryi Hyun. Bruukkk Tubuhnya tidak sengaja menabrak seorang gadis yang tengah membawa na
Kerajaan sudah mencari berbagai solusi untuk menghentikan kekeringan, doa bersama sudah dipanjatkan, berbagai ritual sudah diadakan namun kemarau ini belum berakhir. Semakin lama kekeringan ini terjadi maka semakin banyak makhluk hidup yang mati karena kekeringan dan berimbas pada kehidupan rakyatnya. Kekeringan ini harus segera dihentikan. “Yang Mulia, kita harus segera mencari jalan untuk menyelamatkan rakyat Joseon, mereka satu persatu mati. Bahkan sumur-sumur di kerajaan sudah mulai mengering.” ujar seorang bangsawan pada Raja Joseon yang sedang duduk dikursi singgah sana. Terlihat raut wajah Raja Yi yang memasang raut kesedihan. “Mohon pertimbangan Yang Mulia” ucap serentak para bangsawan diaula kerajaan. “Yang Mulia, Ijinkan hamba memberi saran” suara seseorang wanita yang mengenakan pakaian serba hitam itu dengan riasan aksesoris dirambutnya yang disanggul. Sang Raja menatap kearah wanita itu seraya berkata “Ya, katakanlah”. “Yang Mulia,
Ucapan Yi Eun membuat langkah Ryi Hyun terhenti sejenak, dirinya tengah berpikir entahlah ia juga tidak tahu jenis makhluk apa, awalnya mengira bahwa dirinya vampir, namun salah besar karna ia tidak pernah memakan darah ataupun daging. Hal paling dilarang adalah membunuh hewan yang menjadi temannya selama ratusan tahun ini, bagaimana ia bisa membunuh hewan yang tidak berdosa untuk jadi santapannya. Sedangkan Ryi Hyun adalah makhluk vegetarian, yang sangat suka bercocok tanam untuk menghijaukan tempat tinggalnya. ”Aku sangat membenci manusia, mereka adalah makhluk perusak alam,bahkan alam sedang menegur mereka dengan kekeringan selama tiga tahun ini bukan?” ketus Ryi Hyun. “Iya, tapi tidak semua manusia itu jahat. Ada juga yang baik seperti gadis yang menolongku tempo hari itu. Aku tidak bisa melupakan kebaikannya yang sudah menolong aku dari perangkap. Lalu aku bertemu dengan mu” terangnya yang mengingat betapa menyakitkan saat itu kala ia terjebak dan