Yi Eun berhenti di sebuah toko pakaian yang menjual berbagai bahan. Dirinya segera masuk seraya berkata kepada pelayan “ Aku ingin pakaian pria dengan kain sutra berwarna putih,biru,dan hitam jangan terlalu banyak coraknya”.
“Baik Nona” pelayan itu segera mencarikan pakaian sesuai permintaan Yi Eun.
Setelah membeli makanan dan pakaian yang dipesan Ryi Hyun, Yi Eun berjalan untuk pulang, ia membawa sebuah tas dari kain berisi pakaian milik tuannya dan beberapa kantong makanan yang dibeli di pasar.
Menyenangkan baginya jika sudah berbelanja, ia sudah melakukan hal ini selama beberapa tahun ini. Yi Eun sangat berterimakasih kepada Ryi Hyun yang menyelamatkan hidupnya dan memberikan semua ini kepadanya. Termasuk yang membuat dia bisa berwujud manusia cantik. Memang kekuatan tuannya sangat hebat, menurutnya makhluk mitos yang paling hebat dan tentunya baik adalah Ryi Hyun.
Bruukkk
Tubuhnya tidak sengaja menabrak seorang gadis yang tengah membawa nampan berisi dedaunan kering yang kini berserakan. Yi Eun segera berdiri dan membereskan barang-barangnya yang terjatuh tadi.
“Nona apa kau tidak apa apa?” Yi Eun membantu gadis itu memunguti dedaunan kering.
“Maafkan aku “ ucap Yi Eun, ia belum melihat wajah gadis itu, namun ia tertegun saat melihat pergelangan tangan gadis itu. Sesuatu yang hanya bisa dilihat makhluk sepertinya tidak bisa dilihat oleh manusia biasa, sebuah benda yang melingkar bersinar warna merah seperti gelang menarik perhatiannya. Yi Eun yakin itu adalah sebuah tanda yang tidak asing, ia pernah menemui tanda itu tapi entahlah Yi Eun tidak mengingatnya.
Gadis itu membalas dengan senyum dan mengangguk pelan, ia seperti akan mengatakan sesuatu namun tidak bisa. Apakah gadis ini tidak bisa berbicara? Yi Eun langsung tersadar saat gadis itu menggerakan tangan kanannya yang tidak memegang nampan, mengisyaratkan 'Tidak apa apa'.Yi Eun langsung mengangguk paham.
” Baik, maafkan aku ya sekali lagi” gadis itu hanya mengangguk lalu pergi meninggalkan Yi Eun yang masih menatap punggung gadis itu memasuki sebuah gerbang yang bertulis Pengobatan Han An.
Di gunung Seorak.
Hari sudah malam, Yi Eun sudah sampai tepat waktu sesuai perintah tuannya. Didalam gua terlihat terang dengan bantuan cahaya obor di setiap sisi gua dan kunang-kunang yang berterbangan. Ryi Hyun menatap gadis itu yang sibuk mengeluarkan barang hasil dari pasar di sebuah meja batu.
“Tuan coba ini” Yi Eun mengarahkan sosis panggang, Ryi Hyun yang menerimanya langsung mengendus makanan itu lalu ia bergidik ngeri seraya berkata “Apa ini terbuat dari daging?” ucapnya sembari menatap tajam Yi Eun.
“Heum ya, itu enak sekali” jawab Yi Eun ringan membuat Ryi Hyun langsung melempar makanan itu dengan kasar.
“Sejak kapan kau suka memakan daging?” Yi Eun yang mendengarnya tersentak lalu menatap tuannya yang sedang melemparkan tatapan tajam kepadanya, mata birunya itu menyeramkan.
“Waeyo? Hanya tadi saja saat di pasar aku memakan itu tuan” mendengarnya Ryi Hyun berdecak kesal, ia meletakan tangan kirinya dipinggang, sungguh dirinya marah mengetahui Yi Eun mulai memakan daging. Hal yang paling dirinya larang adalah memakan daging.
“Kau tau apa efeknya memakan sebangsamu?”
“Hem apa maksud tuan? Bukankah itu daging sapi sedangkan aku adalah rusa” Yi Eun semakin ketakutan dengan tatapan Ryi Hyun matanya masih biru dengan wajahnya menampilkan amarah.
“Sama saja kalian adalah binatang, bangsa binatang, Yi Eun kau tidak boleh lupa kau adalah rusa yang memakan tumbuhan, apa jadinya kau memakan daging yang tidak boleh kamu makan. Daging itu akan mengeraskan hatimu dan perlahan kau menjadi binatang buas pemakan daging” terang Ryi Hyun.
Ia langsung memegang tangan Yi Eun mengajaknya untuk naik ke tempat tidur yang tidak jauh dari meja itu dan memerintahkan Yi Eun duduk di hadapannya. Ryi Hyun merentangkan kedua tangannya sebelum tangan itu ia letakkan di punggung Yi Eun. Ia memejamkan mata mulai mentransfer kekuatannya untuk menyelamatkan gadis tersebut.
“Akhh!!” teriak Yi Eun memegangi perutnya yang terasa panas, membakar di dalam sana. Wajah Yi Eun berubah pucat dan keringat mulai membasahi dahinya.
”Sakit sekali”liriknya.
“Tahanlah” ucap Ryi Hyun tangannya masih diletakkan di punggung Yi Eun, ia harus segera membersihkan makanan yang mengandung daging yang sudah diserap tubuh gadis itu.
Ryi Hyun sangat mengkhawatirkan gadis rusanya yang ia selamatkan dengan bantuan kekuatan dari dirinya, ia menggunakan kekuatan kultivasinya selama seratus tahun untuk membuat Yi Eun tatap hidup sebagai siluman rusa dan berubah wujud manusia seperti ini.
Mengingat dia adalah makhluk suci penjaga gunung yang sangat berpegang teguh dengan aturan terhadapnya bahwa dia tidak diijinkan untuk membunuh makhluk hidup seperti para binatang dan manusia apalagi memakannya, ia menjaga dirinya dari itu agar ia tidak menjadi lemah. Dahulu dia tidak sengaja membunuh seekor rusa jantan dengan kekuatannya yang hilang kendali, dan saat itu juga tubuhnya ambruk dan melemah untuk beberapa hari.
“Uhukk….” Yi Eun memuntahkan darah berwarna merah pekat, rasanya sangat sakit sekali, ia sangat menyesal telah memakan makanan yang mengandung daging.
“Ini akan meringankan efeknya, semoga kau tidak mengulanginya lagi” ucap Ryi Hyun yang terdengar serak dan nafasnya sedikit tersendat, ia juga merasakan tubuhnya menyerap energi negatif yang dihasilkan daging tersebut. Rasanya ia juga kehilangan sebagian kekuatannya sesaat. Yi Eun segera berbalik melihat Ryi Hyun dengan khawatir.
“Tuan.. apa kau tidak apa apa? "
"Terimakasih,tuan sudah menyelamatkan aku lagi”ucap Yi Eun dengan tulus, Ryi Hyun hanya mengangguk membalas tatapannya.
Lima hari kemudian... Wusshhhh……Ryi Hyun mendongakkan kepalanya merasakan sesuatu ketika angin ini yang berhembus kencang. Angin itu dengan keras menerpa dedaunan, bahkan daun yang sudah mulai menguning terjatuh berguguran ke tanah. Angin ini memberitahukannya bahwa ada yang bermasalah di arah selatan. Kemudian tubuhnya langsung terbang melesat dari pohon ke pohon dengan cepat mencari sumber ke gaduhan tersebut. Di sebuah lahan kosong yang gersang, terlihat orang-orang berkumpul mengerumuni sebuah panggung yang terbuat dari kayu, disana terdapat bendera lambang dinasti Joseon dan juga ada sebuah gong besar. Raja Yi dan para bangsawan juga Hwa Shim ada disana dengan pakaian khasnya serba hitam berteduh di sebuah tenda. Di sekeliling area itu dijaga oleh ratusan prajurit yang siap siaga. Hari ini adalah hari ritual pemanggilan hujan yang diadakan oleh Raja Yi dan seluruh rakyatnya yang terkena dampak kekeringan. Setelah p
Ryi Hyun melirik Yi Eun sejenak "Tidak bisa, itu kehendak langit" "Benarkah tidak bisa? Lantas kenapa di tempat kita bisa hujan tuan bahkan hampir setiap hari ? Bukankah kau yang menurunkan hujan untuk membasahi seluruh gunung dengan kekuatanmu?" "Hmm benar, tapi aku tidak bisa melakukan untuk menolong mereka." "Mengapa tidak bisa?" Yi Eun terus berusaha mencari jawaban atas rasa penasarannya "Bukan kehendakku" Ryi Hyun hanya fokus melihat kearah kerumunan manusia. "Oh ya Tuan, katamu jiwa gadis itu tidak diambil olehmu ,lalu siapa yang akan mengambil jiwanya?" Yi Eun masih penasaran tentang hal itu. "Jiwanya untuk sang penghisap jiwa ,ritual ini hanya dilakukan oleh kaum pemuja Imoogi" Ryi Hyun menghela nafas. "Jiwanya bahkan sudah ditandai untuk persembahan yang bisa membangkitkan kekuatan bagi bangsa Imoogi yang sudah tiga ratus tahun disegel oleh leluhur bangsa kita dahulu, ritual ini sebenarnya sangat dilaran
Kupu-kupu berwarna biru berterbangan mengitari bunga dan ilalang yang tumbuh di tanah subur itu, bahkan ia mencium aroma yang sangat harum, memabukkan penciumannya .Gadis itu menghirup udara dalam-dalam, ia kemudian berjalan untuk melihat lebih dekat kupu-kupu yang memikat dirinya, serta bunga berwarna putih sangat indah. Saking menikmati pemandangan ini, Yeon Soo tidak sadar bahwa dirinya sedang dimana bahkan ia belum mengingat apa yang terjadi padanya.Yeon Soo meraih satu tangkai bunga dan memetiknya. Betapa kagetnya saat bunga itu dipetik langsung layu berubah hitam seperti terbakar dan perlahan hilang menjadi abu. Yeon Soo ketakutan dan segera menjauhkan tubuhnya dari bunga itu. “Bunga apa ini?”ucap Yeon Soo segera mengedarkan pandangannya melihat kembali dengan jeli tempat ini. Apakah ia sudah mati dan berada di surga?batinnya terus bertanya-tanya. Setelah beberapa saat, Yeon Soo melihat seseorang menghampirinya dengan pakaian serba put
Ryi Hyun mengajak Yeon Soo untuk mengikutinya mencari sesuatu yang bisa dimakan di hutan ini. Sedangkan gadis di belakangnya tidak berhenti mengedarkan pandangannya dan berdecak kagum melihat pemandangan yang begitu indah. Pohon maple mewarnai yang hutan ini dengan daunnya yang berwarna merah dan jingga. Ingin sekali Yeon Soo menyapa bunga-bunga cantik serta kupu-kupu berwarna biru yang berterbangan mengikuti Ryi Hyun melangkah. Seperti tubuhnya memiliki harum yang menarik perhatian makhluk kecil tersebut. Bahkan dibahunya ada seekor kupu-kupu yang hinggap dengan tenang disana. Yeon Soo yang berada di belakang Ri Hyun menjulurkan tangannya ke arah kupu-kupu yang hinggap dibahu pria tinggi itu. Pandangannya tertuju pada makhluk kecil yang bersayap indah, ia ingin menyentuh kupu-kupu biru itu namun Yeon Soo tidak memperhitungkan jarak antara dia dengan Ryi Hyun yang tiba-tiba menghentikan langkahnya dan... “Dugghh” Kening Yeon Soo menghantam keras
Ryi Hyun menelan salivanya terpaksa ketika melihat gadis itu mengangguk cepat dan ekspresi wajahnya sangat ceria, bahkan Ryi Hyun melihat mata gadis itu sedang berbinar. “Sungguh? Kau ingin? Buah ini sepet dan agak pahit” tawarnya.Ryi Hyun mencoba membujuk Yeon Soo agar ia tidak menyuruhnya mengambil buah itu. Sungguh Ryi Hyun tidak ingin memanjat pohon ini. Namun ia tidak ingin menjatuhkan harga diri di depan manusia jika ia tidak bisa memanjatnya. “Baiklah, aku akan memanjat” tegas Ryi Hyun mengibaskan bajunya dengan menggelengkan kepalanya menatap pohon Kam yang besar nan tinggi itu bahkan jika ia merentangkan kedua tangannya tidak bisa memeluk pohon itu. Di sisi lainYeon Soo tidak sabar untuk mencoba buah itu, ia berdiri tidak jauh dari pohon itu dengan senyum yang sumringah. Ryi Hyun masih menatap batang pohon Kam yang besar itu, ia menyentuh batang pohon dan merasakan pohon ini tumbuh dengan baik sampai sebesar ini. Ia senang pohonnya tumbuh
“Pangeran, hamba menemukan aura sang gadis di sekitar Gunung Seorak, namun saat mencoba memasukinya, hamba tidak bisa menembus portal pembatas Gunung Seorak yang sangat kuat ” kata sang pengawal Pangeran Hwa Yu Geun dengan hati-hati takut tuannya kembali marah karena tidak bisa menemukan sang gadis. Ilmu pengawal tersebut masih rendah sampai tidak bisa merusak portal pembatas yang dibuat oleh sang penjaga Gunung Seorak. Sedangkan tuannya masih terduduk sila di altar kebesarannya sembari bersemedi melakukan kutlivasi, memejamkan matanya dengan kedua telapak tangan yang terbuka di atas pahanya.“Dan sepertinya portal itu milik makhluk dengan kekuatan tinggi ” tambah sang pengawal, ia masih memperhatikan Pangeran Hwa Yu Geun di hadapannya. Detik kemudian tuannya membuka mata lalu menatap pengawal yang sudah mengabdi selama ratusan tahun.“Aku tahu siapa makhluk itu” ucap Pangeran Hwa Yu Geun kemudian berdiri dan melangkah menuju jendela
Arizona, Amerika SerikatSebuah mobil menelusuri jalan di tengah hutan dengan kangit yang do terang bulan purnama sangat indah.Seorang anak laki-laki duduk di dekat kaca mobil yang dibuka, ia terus tersenyum melihat pemandangan malam dengan langit penuh bintang yang indah. Ia duduk di samping ibunya di kursi belakang yang selalu memperhatikannya. Ibunya ikut tersenyum lalu mengusap puncak kepala anak laki-laki itu."Mom, jika besar nanti aku akan membelikan bintang untukmu"ucap anak laki-laki tampan itu pada ibunya, sang ibu tersenyum."Benarkah?""Hmm benar. Aku harus banyak menabung untuk membeli satu bintang"jawabnya dengan penuh antusias. Anak laki-laki berusia 12 tahun itu sangat serius dengan ucapannya, sang ibu tersenyum."Terimakasih sayang"ucap ibunya yang terlihat senang karena puteranya memiliki keinginan besar."Tuan Muda sangat baik" ucap seorang pria yang tengah memegang kemudi."Aku juga akan membelikan satu untukmu, Sir" ujar anak laki-laki dengan tegas."Tidak perlu T
"Semoga tidak terlalu menyeramkan" gumamnya sembari melangkah dengan menjinjing sebuah paperbag hitam yang berisi sebuah kotak kecil yang tertutup rapat dan terkunci, ia tidak tahu apa didalamnya dan tidak memperdulikan apa isinya, ia hanya berfokus pada pengiriman barang tersebut.Di tempat lain, di atap gedung yang sama ada enam orang pria yang mengenakan jaket kulit sedang berdiri berhadapan dengan dua orang pria tinggi yang mengenakan setelan jas, suasana ke enam orang tersebut terlihat menegangkan dan mencekam. "Sudah jangan bertele-tele, apa maksudmu meminta bertemu di tempat kumuh ini" geram Nadeo ia melipatkan tangannya di dada dengam menatap tajam seorang pria dewasa yang mengenakan topi dan jaket kulit warna hitam. Pria yang ditatapnya berdesis dan tersenyum ketir."Santai saja bukankah waktu masih panjang" jawab pria paruh baya yang terlihat sangar."Waktuku memang masih panjang tapi aku tidak mau membuangnya disini" timpal Nadeo menatap tajam pria itu."Dasar bocah, kau sa
“Pangeran, hamba menemukan aura sang gadis di sekitar Gunung Seorak, namun saat mencoba memasukinya, hamba tidak bisa menembus portal pembatas Gunung Seorak yang sangat kuat ” kata sang pengawal Pangeran Hwa Yu Geun dengan hati-hati takut tuannya kembali marah karena tidak bisa menemukan sang gadis. Ilmu pengawal tersebut masih rendah sampai tidak bisa merusak portal pembatas yang dibuat oleh sang penjaga Gunung Seorak. Sedangkan tuannya masih terduduk sila di altar kebesarannya sembari bersemedi melakukan kutlivasi, memejamkan matanya dengan kedua telapak tangan yang terbuka di atas pahanya.“Dan sepertinya portal itu milik makhluk dengan kekuatan tinggi ” tambah sang pengawal, ia masih memperhatikan Pangeran Hwa Yu Geun di hadapannya. Detik kemudian tuannya membuka mata lalu menatap pengawal yang sudah mengabdi selama ratusan tahun.“Aku tahu siapa makhluk itu” ucap Pangeran Hwa Yu Geun kemudian berdiri dan melangkah menuju jendela
Ryi Hyun menelan salivanya terpaksa ketika melihat gadis itu mengangguk cepat dan ekspresi wajahnya sangat ceria, bahkan Ryi Hyun melihat mata gadis itu sedang berbinar. “Sungguh? Kau ingin? Buah ini sepet dan agak pahit” tawarnya.Ryi Hyun mencoba membujuk Yeon Soo agar ia tidak menyuruhnya mengambil buah itu. Sungguh Ryi Hyun tidak ingin memanjat pohon ini. Namun ia tidak ingin menjatuhkan harga diri di depan manusia jika ia tidak bisa memanjatnya. “Baiklah, aku akan memanjat” tegas Ryi Hyun mengibaskan bajunya dengan menggelengkan kepalanya menatap pohon Kam yang besar nan tinggi itu bahkan jika ia merentangkan kedua tangannya tidak bisa memeluk pohon itu. Di sisi lainYeon Soo tidak sabar untuk mencoba buah itu, ia berdiri tidak jauh dari pohon itu dengan senyum yang sumringah. Ryi Hyun masih menatap batang pohon Kam yang besar itu, ia menyentuh batang pohon dan merasakan pohon ini tumbuh dengan baik sampai sebesar ini. Ia senang pohonnya tumbuh
Ryi Hyun mengajak Yeon Soo untuk mengikutinya mencari sesuatu yang bisa dimakan di hutan ini. Sedangkan gadis di belakangnya tidak berhenti mengedarkan pandangannya dan berdecak kagum melihat pemandangan yang begitu indah. Pohon maple mewarnai yang hutan ini dengan daunnya yang berwarna merah dan jingga. Ingin sekali Yeon Soo menyapa bunga-bunga cantik serta kupu-kupu berwarna biru yang berterbangan mengikuti Ryi Hyun melangkah. Seperti tubuhnya memiliki harum yang menarik perhatian makhluk kecil tersebut. Bahkan dibahunya ada seekor kupu-kupu yang hinggap dengan tenang disana. Yeon Soo yang berada di belakang Ri Hyun menjulurkan tangannya ke arah kupu-kupu yang hinggap dibahu pria tinggi itu. Pandangannya tertuju pada makhluk kecil yang bersayap indah, ia ingin menyentuh kupu-kupu biru itu namun Yeon Soo tidak memperhitungkan jarak antara dia dengan Ryi Hyun yang tiba-tiba menghentikan langkahnya dan... “Dugghh” Kening Yeon Soo menghantam keras
Kupu-kupu berwarna biru berterbangan mengitari bunga dan ilalang yang tumbuh di tanah subur itu, bahkan ia mencium aroma yang sangat harum, memabukkan penciumannya .Gadis itu menghirup udara dalam-dalam, ia kemudian berjalan untuk melihat lebih dekat kupu-kupu yang memikat dirinya, serta bunga berwarna putih sangat indah. Saking menikmati pemandangan ini, Yeon Soo tidak sadar bahwa dirinya sedang dimana bahkan ia belum mengingat apa yang terjadi padanya.Yeon Soo meraih satu tangkai bunga dan memetiknya. Betapa kagetnya saat bunga itu dipetik langsung layu berubah hitam seperti terbakar dan perlahan hilang menjadi abu. Yeon Soo ketakutan dan segera menjauhkan tubuhnya dari bunga itu. “Bunga apa ini?”ucap Yeon Soo segera mengedarkan pandangannya melihat kembali dengan jeli tempat ini. Apakah ia sudah mati dan berada di surga?batinnya terus bertanya-tanya. Setelah beberapa saat, Yeon Soo melihat seseorang menghampirinya dengan pakaian serba put
Ryi Hyun melirik Yi Eun sejenak "Tidak bisa, itu kehendak langit" "Benarkah tidak bisa? Lantas kenapa di tempat kita bisa hujan tuan bahkan hampir setiap hari ? Bukankah kau yang menurunkan hujan untuk membasahi seluruh gunung dengan kekuatanmu?" "Hmm benar, tapi aku tidak bisa melakukan untuk menolong mereka." "Mengapa tidak bisa?" Yi Eun terus berusaha mencari jawaban atas rasa penasarannya "Bukan kehendakku" Ryi Hyun hanya fokus melihat kearah kerumunan manusia. "Oh ya Tuan, katamu jiwa gadis itu tidak diambil olehmu ,lalu siapa yang akan mengambil jiwanya?" Yi Eun masih penasaran tentang hal itu. "Jiwanya untuk sang penghisap jiwa ,ritual ini hanya dilakukan oleh kaum pemuja Imoogi" Ryi Hyun menghela nafas. "Jiwanya bahkan sudah ditandai untuk persembahan yang bisa membangkitkan kekuatan bagi bangsa Imoogi yang sudah tiga ratus tahun disegel oleh leluhur bangsa kita dahulu, ritual ini sebenarnya sangat dilaran
Lima hari kemudian... Wusshhhh……Ryi Hyun mendongakkan kepalanya merasakan sesuatu ketika angin ini yang berhembus kencang. Angin itu dengan keras menerpa dedaunan, bahkan daun yang sudah mulai menguning terjatuh berguguran ke tanah. Angin ini memberitahukannya bahwa ada yang bermasalah di arah selatan. Kemudian tubuhnya langsung terbang melesat dari pohon ke pohon dengan cepat mencari sumber ke gaduhan tersebut. Di sebuah lahan kosong yang gersang, terlihat orang-orang berkumpul mengerumuni sebuah panggung yang terbuat dari kayu, disana terdapat bendera lambang dinasti Joseon dan juga ada sebuah gong besar. Raja Yi dan para bangsawan juga Hwa Shim ada disana dengan pakaian khasnya serba hitam berteduh di sebuah tenda. Di sekeliling area itu dijaga oleh ratusan prajurit yang siap siaga. Hari ini adalah hari ritual pemanggilan hujan yang diadakan oleh Raja Yi dan seluruh rakyatnya yang terkena dampak kekeringan. Setelah p
Yi Eun berhenti di sebuah toko pakaian yang menjual berbagai bahan. Dirinya segera masuk seraya berkata kepada pelayan “ Aku ingin pakaian pria dengan kain sutra berwarna putih,biru,dan hitam jangan terlalu banyak coraknya”. “Baik Nona” pelayan itu segera mencarikan pakaian sesuai permintaan Yi Eun. Setelah membeli makanan dan pakaian yang dipesan Ryi Hyun, Yi Eun berjalan untuk pulang, ia membawa sebuah tas dari kain berisi pakaian milik tuannya dan beberapa kantong makanan yang dibeli di pasar. Menyenangkan baginya jika sudah berbelanja, ia sudah melakukan hal ini selama beberapa tahun ini. Yi Eun sangat berterimakasih kepada Ryi Hyun yang menyelamatkan hidupnya dan memberikan semua ini kepadanya. Termasuk yang membuat dia bisa berwujud manusia cantik. Memang kekuatan tuannya sangat hebat, menurutnya makhluk mitos yang paling hebat dan tentunya baik adalah Ryi Hyun. Bruukkk Tubuhnya tidak sengaja menabrak seorang gadis yang tengah membawa na
Kerajaan sudah mencari berbagai solusi untuk menghentikan kekeringan, doa bersama sudah dipanjatkan, berbagai ritual sudah diadakan namun kemarau ini belum berakhir. Semakin lama kekeringan ini terjadi maka semakin banyak makhluk hidup yang mati karena kekeringan dan berimbas pada kehidupan rakyatnya. Kekeringan ini harus segera dihentikan. “Yang Mulia, kita harus segera mencari jalan untuk menyelamatkan rakyat Joseon, mereka satu persatu mati. Bahkan sumur-sumur di kerajaan sudah mulai mengering.” ujar seorang bangsawan pada Raja Joseon yang sedang duduk dikursi singgah sana. Terlihat raut wajah Raja Yi yang memasang raut kesedihan. “Mohon pertimbangan Yang Mulia” ucap serentak para bangsawan diaula kerajaan. “Yang Mulia, Ijinkan hamba memberi saran” suara seseorang wanita yang mengenakan pakaian serba hitam itu dengan riasan aksesoris dirambutnya yang disanggul. Sang Raja menatap kearah wanita itu seraya berkata “Ya, katakanlah”. “Yang Mulia,
Ucapan Yi Eun membuat langkah Ryi Hyun terhenti sejenak, dirinya tengah berpikir entahlah ia juga tidak tahu jenis makhluk apa, awalnya mengira bahwa dirinya vampir, namun salah besar karna ia tidak pernah memakan darah ataupun daging. Hal paling dilarang adalah membunuh hewan yang menjadi temannya selama ratusan tahun ini, bagaimana ia bisa membunuh hewan yang tidak berdosa untuk jadi santapannya. Sedangkan Ryi Hyun adalah makhluk vegetarian, yang sangat suka bercocok tanam untuk menghijaukan tempat tinggalnya. ”Aku sangat membenci manusia, mereka adalah makhluk perusak alam,bahkan alam sedang menegur mereka dengan kekeringan selama tiga tahun ini bukan?” ketus Ryi Hyun. “Iya, tapi tidak semua manusia itu jahat. Ada juga yang baik seperti gadis yang menolongku tempo hari itu. Aku tidak bisa melupakan kebaikannya yang sudah menolong aku dari perangkap. Lalu aku bertemu dengan mu” terangnya yang mengingat betapa menyakitkan saat itu kala ia terjebak dan