Benar saja!Tidak ada harta timbul dari langit!Semua barang yang diberikan oleh Harris hari ini bernilai sekitar ratusan juta. Sekalipun Harris ingin berterima kasih padanya karena telah memberi peringatan tentang penyakit Calvin, itu terlalu berlebihan.Mungkinkah Harris ingin memintaku menyembuhkan Calvin?Rumah sakit era sekarang tidak sepayah itu, 'kan? Bahkan tidak bisa menyembuhkan kanker stadium awal?Doni mengangguk dengan tenang. "Katakan saja. Kalau bisa kubantu, akan kuusahakan.""Mal plaza baru Grup Harris akan dibuka bulan depan. Aku ingin mengundang Tuan Muda Doni dan Nyonya Irene untuk menghadiri acara pengguntingan pita. Apa Tuan Muda Doni sempat?"Doni termangu karena hal itu berada di luar dugaannya. Doni menjawab, "Aku sepertinya sempat, tapi soal kakakku, aku bantu tanyakan saja."Astaga!Irene adalah kakaknya!Jantung Harris berdebar-debar setelah mendengar informasi itu.Untung Harris tidak punya penyakit jantung. Jika tidak, Harris pasti akan masuk ICU.Bibir Ha
Semua orang yang hadir di restoran sangat setia kepada Istana Senorim. Ketika ada harapan untuk membangkitkan kembali Istana Senorim, mereka benar-benar sangat bergembira. Suasana di restoran makin ramai.Sebagai pemimpin baru, Doni disulangi bir oleh banyak orang.Doni pun tidak sungkan. Entah sudah berapa gelas yang diteguk oleh Doni.Namun, Doni tetap menjaga pikiran jernih dengan cara menghilangkan pengaruh alkohol menggunakan energi sejati. Melalui perbincangan singkat, Doni secara garis besar menguasai karakteristik semua orang di Istana Senorim dan mengingatnya.Dari waktu ke waktu, tebersit rasa kegirangan di mata Irene yang cantik.Dilihat dari penampilan Doni di perjamuan ini, Doni sepenuhnya memenuhi kualifikasi sebagai pemimpin yang unggul.Jika di rumah, Irene pasti akan memeluk Doni dan berseru dengan bangga, "Juniorku nggak akan mempermalukan Kakak."...Berbeda dengan Doni yang bergembira di perjamuan, reuni Helen sangat kacau.Pada awalnya, acara tersebut seperti reuni
"Wah! Pengungkapan cinta!""Tuan Muda Calvin mengungkapkan cinta pada Helen!""Helen beruntung sekali! Ayo setuju!""Setuju!""Setuju!""Setuju!"...Seolah-olah sudah sepakat, semua orang di ruangan bertepuk tangan sambil bersorak.Helen menundukkan kepala dan memegang gelas bir dengan erat sampai buku tangannya memutih.Sungguh menjengkelkan!Ini bukan reuni teman sekelas. Mereka sengaja membuat acara ini untuk menjodohkannya dengan Calvin.Kenyataannya memang seperti itu. Orang yang mengadakan acara tersebut, Pingky, adalah petinggi di perusahaan keluarga Calvin.Calvin tahu Pingky berteman dekat dengan Helen semasa kuliah. Jadi, Calvin menyuruh Pingky mengadakan acara makan ini. Pingky juga sudah sepakat dengan beberapa teman sekelas yang lain guna menciptakan kesempatan bagi Calvin untuk mengungkapkan cinta.Kepala Helen penuh akan kemarahan karena dibohongi. Tatapan mata Helen yang dingin menyapu ke semua orang."Cukup!""Calvin, jangan ganggu aku lagi!""Aku nggak suka kamu.""S
"Helen? Sudah selesai makan? Pas sekali, ayo kita pulang."Helen akhirnya menemukan target pelampiasan. "Doni! Kenapa kamu bisa di sini? Kamu mengikutiku?""Ini hanya kebetulan. Aku nggak mengikutimu!"Helen jelas tidak percaya. Helen makin marah ketika melihat pakaian norak Doni. Separuh alasan mengapa dia dipermalukan hari ini adalah karena kampungan itu.Mengapa dia disuruh menikah dengan anak biadab yang tidak berguna itu?Mata Helen memerah. Lalu, Helen menunjuk Doni. "Dasar nggak tahu malu, penipu! Cepat pergi! Aku nggak mau lihat kamu!"Detik berikutnya, Doni merasakan aura pembunuh dari belakang. Aura itu berasal dari Melvin.Melvin memiliki dorongan untuk membunuh orang karena Helen tidak menghormati Doni.Namun, sebelum Doni sempat menghentikan Melvin, Susi dan Susan buru-buru menarik Melvin ke tempat jauh."Paman Melvin, jangan ke sana!""Itu urusan keluarga Tuan Muda Doni!""Wanita itu adalah nyonya ketua kita!"Melvin tercengang. "Bagaimana kalian tahu?""Tuan Muda Doni pe
Calvin memegang pipinya dan terbengong oleh tamparan itu. "Kamu ... kamu berani tampar aku?""Ya! Aku berani!"Plak!Doni menampar lagi. "Aku tampar kamu! Kenapa?""Beraninya kamu ...." Mata Calvin merah padam.Plak!Plak!Kali ini, Doni menamparnya dua kali. "Ya, sudah kujawab dua kali. Aku berani!"Calvin terbengong. Dari kecil hingga sekarang, tidak ada orang yang berani menamparnya di depan umum. Calvin berteriak, "Kamu harus mati! Kamu harus mati!"Tidak hanya Calvin, Pingky dan yang lain juga terbengong.Berani sekali kampungan itu!Calvin adalah tuan muda Grup Harris!Dari mana kampungan itu mendapat keberanian?Sungguh cari mati!Helen juga tidak menyangka Doni berani menampar Calvin di depan banyak orang, bahkan menamparnya beberapa kali berturut-turut.Apakah kampungan itu tidak pernah berpikir sebelum bertindak?Calvin adalah putra dari pemilik Grup Harris!Grup Harris setara dengan belasan Grup Kusmoyo!Di kalangan anak elite di Kota Timung, Calvin adalah berada di kelas at
Doni menyeringai. "Ayahmu mau datang?""Kenapa? Takut? Jangan pergi kalau kamu berani!"Doni mengangkat bahu dengan ekspresi geli, bahkan agak menantikan.Pingky tetap mengadang di depan Doni sambil merentangkan tangan, ditemani oleh teman-temannya. Tatapan mata mereka saat melihat Doni seperti sedang melihat mayat."Kampungan, kamu pasti mati!""Cepat berlutut dan minta maaf.""Sudah nggak ada gunanya minta maaf sekarang. Kamu hanya bisa mohon Tuan Muda Calvin berbelas kasihan untuk membiarkanmu mati dengan cepat!""Ayahnya Calvin adalah bos dari Grup Harris, orang kaya di Kota Timung!""Mudah sekali kalau mau bunuh kamu!""Helen, cepat tinggalkan dia. Jangan sampai kamu terlibat dalam masalah!"...Helen sangat cemas. Jika berpangku tangan terhadap Doni, dia tidak akan bisa memberi pertanggungjawaban pada kakek! Akan tetapi, Helen tidak tahu harus berbuat apa.Dasar Doni si keparat! Apakah Doni tidak pernah memikirkan konsekuensinya sebelum bertindak?Hanya dalam beberapa menit, Harr
Calvin menoleh pada Harris yang ekspresinya ganas seperti binatang buas. Calvin benar-benar ketakutan.Calvin menyadari bahwa dia akan menderita jika tidak mematuhi perintah ayahnya hari ini.Oleh karena itu, Calvin berkata dengan sungguh-sungguh pada Doni. "Maaf, ini salahku."Harris bergegas menghampiri Doni dengan sikap rendah hati."Tuan Muda Doni, didikanku kurang ketat. Mohon maaf.""Aku pasti akan mendidiknya dengan lebih ketat lagi. Mohon Tuan Muda Doni jangan ambil ke dalam hati.""Tolong beri aku muka dan maafkan Calvin kali ini."...Doni merangkul pinggang ramping Helen dengan bangga. Sentuhan kenyal itu menggerakkan hati Doni. Akan tetapi, Doni mengangguk dengan ekspresi kalem."Ini istriku. Suruh dia menjauh dan jangan ganggu istriku lagi!""Kalau nggak, aku nggak akan memberimu muka!"Harris terperanjat. Sialan, aku benar-benar punya anak durhaka!Di antara semua orang, mengapa kamu harus mengganggu istrinya Tuan Muda Doni?Tunggu saja! Setelah pulang nanti, akan kuhabis
Entah sudah berapa kali Calvin ditampar hari ini.Doni menamparnya.Ayah menamparnya.Pria entah dari mana ini juga menamparnya.Calvin tidak tahan lagi!"Berengsek!" Calvin naik pitam. "Kubunuh kamu! Akan kubunuh kamu!"Harris berjalan ke depan untuk menghentikan Calvin yang mulai tidak waras. Tatapan mata Harris dingin saat melihat pria berjas putih. "Kamu tahu nggak siapa yang kamu tampar?"Pria berjas putih bersikap cuek. "Cuma anjing gila. Punyamu?"Harris tertawa saking marah. "Kelihatannya kamu nggak tahu kehebatan Grup Harris. Apa karena aku, Harris Cahyo, terlalu ramah biasanya? Hari ini, kalau kamu ...."Plak!Plak!Perkataan Harris terpotong karena ditampar dua kali oleh pria berjas putih."Kamu!" Mata Harris merah padam. Harris berteriak, "Kenapa bengong saja? Hajar dia! Hajar sampai mati!"Detik berikutnya, delapan pria kekar yang memegang tongkat karet berlari menuju pria berjas putih."Hentikan! Jangan membuat onar di hotelku!"Disertai teriakan marah, seorang pria paruh