"Helen? Sudah selesai makan? Pas sekali, ayo kita pulang."Helen akhirnya menemukan target pelampiasan. "Doni! Kenapa kamu bisa di sini? Kamu mengikutiku?""Ini hanya kebetulan. Aku nggak mengikutimu!"Helen jelas tidak percaya. Helen makin marah ketika melihat pakaian norak Doni. Separuh alasan mengapa dia dipermalukan hari ini adalah karena kampungan itu.Mengapa dia disuruh menikah dengan anak biadab yang tidak berguna itu?Mata Helen memerah. Lalu, Helen menunjuk Doni. "Dasar nggak tahu malu, penipu! Cepat pergi! Aku nggak mau lihat kamu!"Detik berikutnya, Doni merasakan aura pembunuh dari belakang. Aura itu berasal dari Melvin.Melvin memiliki dorongan untuk membunuh orang karena Helen tidak menghormati Doni.Namun, sebelum Doni sempat menghentikan Melvin, Susi dan Susan buru-buru menarik Melvin ke tempat jauh."Paman Melvin, jangan ke sana!""Itu urusan keluarga Tuan Muda Doni!""Wanita itu adalah nyonya ketua kita!"Melvin tercengang. "Bagaimana kalian tahu?""Tuan Muda Doni pe
Calvin memegang pipinya dan terbengong oleh tamparan itu. "Kamu ... kamu berani tampar aku?""Ya! Aku berani!"Plak!Doni menampar lagi. "Aku tampar kamu! Kenapa?""Beraninya kamu ...." Mata Calvin merah padam.Plak!Plak!Kali ini, Doni menamparnya dua kali. "Ya, sudah kujawab dua kali. Aku berani!"Calvin terbengong. Dari kecil hingga sekarang, tidak ada orang yang berani menamparnya di depan umum. Calvin berteriak, "Kamu harus mati! Kamu harus mati!"Tidak hanya Calvin, Pingky dan yang lain juga terbengong.Berani sekali kampungan itu!Calvin adalah tuan muda Grup Harris!Dari mana kampungan itu mendapat keberanian?Sungguh cari mati!Helen juga tidak menyangka Doni berani menampar Calvin di depan banyak orang, bahkan menamparnya beberapa kali berturut-turut.Apakah kampungan itu tidak pernah berpikir sebelum bertindak?Calvin adalah putra dari pemilik Grup Harris!Grup Harris setara dengan belasan Grup Kusmoyo!Di kalangan anak elite di Kota Timung, Calvin adalah berada di kelas at
Doni menyeringai. "Ayahmu mau datang?""Kenapa? Takut? Jangan pergi kalau kamu berani!"Doni mengangkat bahu dengan ekspresi geli, bahkan agak menantikan.Pingky tetap mengadang di depan Doni sambil merentangkan tangan, ditemani oleh teman-temannya. Tatapan mata mereka saat melihat Doni seperti sedang melihat mayat."Kampungan, kamu pasti mati!""Cepat berlutut dan minta maaf.""Sudah nggak ada gunanya minta maaf sekarang. Kamu hanya bisa mohon Tuan Muda Calvin berbelas kasihan untuk membiarkanmu mati dengan cepat!""Ayahnya Calvin adalah bos dari Grup Harris, orang kaya di Kota Timung!""Mudah sekali kalau mau bunuh kamu!""Helen, cepat tinggalkan dia. Jangan sampai kamu terlibat dalam masalah!"...Helen sangat cemas. Jika berpangku tangan terhadap Doni, dia tidak akan bisa memberi pertanggungjawaban pada kakek! Akan tetapi, Helen tidak tahu harus berbuat apa.Dasar Doni si keparat! Apakah Doni tidak pernah memikirkan konsekuensinya sebelum bertindak?Hanya dalam beberapa menit, Harr
Calvin menoleh pada Harris yang ekspresinya ganas seperti binatang buas. Calvin benar-benar ketakutan.Calvin menyadari bahwa dia akan menderita jika tidak mematuhi perintah ayahnya hari ini.Oleh karena itu, Calvin berkata dengan sungguh-sungguh pada Doni. "Maaf, ini salahku."Harris bergegas menghampiri Doni dengan sikap rendah hati."Tuan Muda Doni, didikanku kurang ketat. Mohon maaf.""Aku pasti akan mendidiknya dengan lebih ketat lagi. Mohon Tuan Muda Doni jangan ambil ke dalam hati.""Tolong beri aku muka dan maafkan Calvin kali ini."...Doni merangkul pinggang ramping Helen dengan bangga. Sentuhan kenyal itu menggerakkan hati Doni. Akan tetapi, Doni mengangguk dengan ekspresi kalem."Ini istriku. Suruh dia menjauh dan jangan ganggu istriku lagi!""Kalau nggak, aku nggak akan memberimu muka!"Harris terperanjat. Sialan, aku benar-benar punya anak durhaka!Di antara semua orang, mengapa kamu harus mengganggu istrinya Tuan Muda Doni?Tunggu saja! Setelah pulang nanti, akan kuhabis
Entah sudah berapa kali Calvin ditampar hari ini.Doni menamparnya.Ayah menamparnya.Pria entah dari mana ini juga menamparnya.Calvin tidak tahan lagi!"Berengsek!" Calvin naik pitam. "Kubunuh kamu! Akan kubunuh kamu!"Harris berjalan ke depan untuk menghentikan Calvin yang mulai tidak waras. Tatapan mata Harris dingin saat melihat pria berjas putih. "Kamu tahu nggak siapa yang kamu tampar?"Pria berjas putih bersikap cuek. "Cuma anjing gila. Punyamu?"Harris tertawa saking marah. "Kelihatannya kamu nggak tahu kehebatan Grup Harris. Apa karena aku, Harris Cahyo, terlalu ramah biasanya? Hari ini, kalau kamu ...."Plak!Plak!Perkataan Harris terpotong karena ditampar dua kali oleh pria berjas putih."Kamu!" Mata Harris merah padam. Harris berteriak, "Kenapa bengong saja? Hajar dia! Hajar sampai mati!"Detik berikutnya, delapan pria kekar yang memegang tongkat karet berlari menuju pria berjas putih."Hentikan! Jangan membuat onar di hotelku!"Disertai teriakan marah, seorang pria paruh
Melihat adegan itu, semua orang di lobi hotel merasa tidak keruan.Ada yang bersimpati pada Harris. Harris begitu terkenal di Kota Timung, tetapi harus menerima penghinaan dan berlutut di depan Mardi.Itulah takdir orang yang lemah.Walau enggan, apa yang bisa dilakukan?Ada yang iri pada Mardi, Tuan Muda Ketiga Keluarga Winta dari Kota Arina, yang bisa secara terbuka memerintahkan Harris untuk berlutut.Itulah keagungan orang yang kuat.Dapat menginjak dan menindas orang yang lemah....Lobi hotel menjadi hening. Semua orang menunggu Harris untuk berlutut.Tiba-tiba, terdengar tawaan sinis."Yang baju putih, ada keluargamu yang mati?""Harris, kasih uang duka seratus ribu saja. Nggak perlu berlutut. Bangun."Semua orang menoleh ke asal datangnya suara itu yang ternyata adalah Doni.Wajah Helen memucat seketika. Helen ingin sekali mencekik Doni. Apakah ini saat yang tepat bagimu untuk berbicara?Helen menegur dengan suara yang rendah, "Diam! Kamu mau menghancurkan Keluarga Kusmoyo bers
Teriakan Mardi membangunkan para pengawal yang terbengong.Mereka takut akan disalahkan oleh Mardi karena gagal melindunginya. Jadi, mereka semua berancang-ancang.Orang yang telah menampar Tuan Muda Mardi harus mati tragis!Dalam tatapan mata semua orang saat melihat Doni, ada orang yang bersimpati, ada juga yang mengejek.Orang gila yang berani bersikap lancang pada Tuan Muda Keluarga Winta itu akan segera mati.Helen memejamkan mata dengan putus asa, tidak tega melihat Doni dipukul sampai mati."Hentikan!"Tepat saat itu, terdengar suara yang dingin. Suaranya tidak nyaring, tetapi terdengar dengan jelas oleh semua orang.Semua orang menoleh ke lobi hotel di mana seorang wanita cantik berjalan ke sana. Tubuhnya yang seksi dibungkus dalam gaun panjang yang elegan. Tebersit sedikit keganasan dalam mata wanita itu. Wanita itu mengernyit, tampak berwibawa seperti sang pemimpin.Sebelum sosoknya muncul, wanita itu sudah menyita perhatian semua orang.Irene Siregar!Mata Harris berbinar. T
Mardi menekan kemarahannya dan mendengus. "Nyonya Irene! Anak biadab ini menamparku! Aku yakin reaksi Nyonya Irene akan sama sepertiku kalau dia juga bersikap lancang padamu."Irene mengedipkan mata. "Aneh sekali, kenapa dia tampar kamu? Kota Timung terkenal akan kota beretika. Seharusnya nggak ada orang yang mencari masalah!""Nyonya Irene! Apa maksudmu?""Nggak bermaksud apa-apa! Aku hanya ingin cari tahu kebenarannya!" Irene menunjuk Helen. "Nona Helen, ya? Apa yang terjadi barusan? Kenapa saudara itu menampar orang?"Helen terkesiap. Helen akhirnya mengerti mengapa Irene membela mereka. Walau tidak mengenal Irene, Helen tahu bahwa suami Irene adalah tangan kanan kepercayaan Herman Sirait sang Pemimpin Kota Timung, serta adalah anggota dari keluarga elite di Kota Ditus.Oleh karena itu, Helen menjernihkan pikiran dan menceritakan bahwa Mardi memaksanya untuk minum bersama.Irene mengangguk, lalu menoleh pada Mardi. "Ini salahmu. Kamu mengganggu istri orang, tentu saja suaminya marah