Teriakan Mardi membangunkan para pengawal yang terbengong.Mereka takut akan disalahkan oleh Mardi karena gagal melindunginya. Jadi, mereka semua berancang-ancang.Orang yang telah menampar Tuan Muda Mardi harus mati tragis!Dalam tatapan mata semua orang saat melihat Doni, ada orang yang bersimpati, ada juga yang mengejek.Orang gila yang berani bersikap lancang pada Tuan Muda Keluarga Winta itu akan segera mati.Helen memejamkan mata dengan putus asa, tidak tega melihat Doni dipukul sampai mati."Hentikan!"Tepat saat itu, terdengar suara yang dingin. Suaranya tidak nyaring, tetapi terdengar dengan jelas oleh semua orang.Semua orang menoleh ke lobi hotel di mana seorang wanita cantik berjalan ke sana. Tubuhnya yang seksi dibungkus dalam gaun panjang yang elegan. Tebersit sedikit keganasan dalam mata wanita itu. Wanita itu mengernyit, tampak berwibawa seperti sang pemimpin.Sebelum sosoknya muncul, wanita itu sudah menyita perhatian semua orang.Irene Siregar!Mata Harris berbinar. T
Mardi menekan kemarahannya dan mendengus. "Nyonya Irene! Anak biadab ini menamparku! Aku yakin reaksi Nyonya Irene akan sama sepertiku kalau dia juga bersikap lancang padamu."Irene mengedipkan mata. "Aneh sekali, kenapa dia tampar kamu? Kota Timung terkenal akan kota beretika. Seharusnya nggak ada orang yang mencari masalah!""Nyonya Irene! Apa maksudmu?""Nggak bermaksud apa-apa! Aku hanya ingin cari tahu kebenarannya!" Irene menunjuk Helen. "Nona Helen, ya? Apa yang terjadi barusan? Kenapa saudara itu menampar orang?"Helen terkesiap. Helen akhirnya mengerti mengapa Irene membela mereka. Walau tidak mengenal Irene, Helen tahu bahwa suami Irene adalah tangan kanan kepercayaan Herman Sirait sang Pemimpin Kota Timung, serta adalah anggota dari keluarga elite di Kota Ditus.Oleh karena itu, Helen menjernihkan pikiran dan menceritakan bahwa Mardi memaksanya untuk minum bersama.Irene mengangguk, lalu menoleh pada Mardi. "Ini salahmu. Kamu mengganggu istri orang, tentu saja suaminya marah
Mendengar teriakan Risna, empat wanita jangkung bergegas memasuki lobi hotel. Mereka mengenakan kaus hitam ketat, celana kulit hitam, dan sepatu bot kulit tinggi.Sebagian besar petinggi dalam organisasi Reani adalah wanita. Masing-masing dari keempat wanita itu adalah jagoan yang telah menjalani pelatihan intensif."Hentikan!"Irene mengadang di depan mereka dan berkata dengan suara tegas, "Risna, kalau kamu macam-macam, awas ....""Awas akan kamu masukkan ke penjara?" Risna mengangkat dagu dengan sombong. "Tangkap saja, aku nggak peduli. Paling-paling hanya belasan hari. Tapi ... setelah aku keluar, jangan salahkan aku kalau Kota Timung di bawah kepemimpinan suamimu dilanda masalah!"Tebersit kemarahan di wajah Irene. Orang dari dunia persilatan sungguh sulit dilawan. Jika itu sepuluh tahun lalu, Irene pasti akan membawa Risna ke ruang sidang di Istana Senorim. Akan tetapi, sekarang Irene adalah istrinya Petrus. Identitas Irene sudah berubah sehingga Irene tidak dapat menghadapi Risn
Semua orang tercengang ketika mendengar teriakan Doni."Astaga! Apa yang dia lakukan?""Astaga! Apa aku nggak salah dengar?""Beraninya dia sebut nama lengkap Bos Melvin?""Benar-benar idiot!""Sejauh ini, belum pernah aku lihat idiot seperti itu."Siapakah Melvin Huston?Melvin adalah bos yang terkenal akan kekejamannya!Itu tidak akan menjadi masalah jika Melvin tidak berada di sana. Jika benar-benar didengar oleh Melvin, bocah itu akan hancur dalam sekejap."Siapa yang panggil aku?"Disertai suara yang berwibawa, Melvin berjalan keluar dari belokan lobi hotel.Wah!Seluruh lobi hotel menjadi gempar."Ah! Melvin ... uhm ... Bos Melvin ada di sini!""Astaga! Bos Melvin datang!""Mampus dia! Dia sudah menyinggung Tuan Muda Mardi, Nyonya Irene, dan Risna. Sekarang dia juga sudah menyinggung Bos Melvin.""Biar kita tebak akan bagaimana dia mati hari ini."...Helen yang berdiri di samping merasa pusing hingga harus bersandar di tiang agar tidak jatuh.Mampus!Tamatlah!Kakek! Lihat cucu
"Kamu!" Risna menggertakkan gigi dengan gusar.Jika ibunya, Reani Pangestu, di sini, ibu pasti bisa melawan Melvin. Sayangnya, kekuatan Risna masih terlalu dangkal. Risna tiba-tiba tersenyum dan berteriak ke luar, "Paman Yogi! Paman Yogi! Cepat bantu aku!"Ekspresi Melvin berubah seketika.Di Kota Timung, hanya ada satu orang yang bisa dipanggil Paman Yogi oleh Risna, yaitu Yogi Bonardi!Mengapa Keluarga Bonardi, Keluarga Pangestu, dan Keluarga Winta bersekongkol?Keseriusan melanda hati Melvin.Sesaat kemudian, Yogi tidak kunjung masuk. Risna mengernyit dan berteriak lagi, "Paman Yogi! Paman harus selesaikan masalah ini!""Hahaha, Risna, Paman datang!"Yogi memasuki lobi hotel sambil tertawa.Yogi tidak setinggi Melvin, tetapi tubuhnya kekar. Baju hitam yang dikenakan menjadi melar karena otot-otot yang besar. Ada banyak bekas luka di wajah dan lengan Yogi. Semua itu bukti perjuangan Yogi dari nol.Begitu melihat Yogi, orang-orang di lobi tanpa sadar mundur beberapa langkah lagi.Ada
Semua orang tercengang oleh omongan Doni. Ada apa lagi dengan pria itu?Helen terkesiap oleh omongan Doni. Helen buru-buru membekap mulut Doni, tanpa mengindahkan citranya.Doni langsung menggenggam tangan Helen dan membawanya ke depan Melvin. Doni tersenyum saat berujar, "Bos Melvin, Mardi sudah mengganggu istriku. Lihat betapa takutnya istriku! Kalau kubilang, dia harus berlutut dan minta maaf dulu sebelum pergi!"Helen terhuyung dan nyaris pingsan.Apakah bajingan ini ingin menimbulkan korban jiwa?Apa ini?Belalang hendak menjadi elang?Bukannya mengambil kesempatan untuk mengakhiri konflik, mengapa kamu malah mencari masalah lagi?Selain itu, mana bisa kamu menyuruh-nyuruh Melvin?Sebelum Helen sempat berbicara, Melvin tertawa terbahak-bahak."Benar, benar! Nggak bisa pergi begitu saja setelah menganiaya orang! Mardi, berhenti kamu! Berlutut dan minta maaf!"Seketika, lobi hotel menjadi hening. Semua orang menatap Melvin dengan kaget.Perbuatan Melvin tadi bisa dijelaskan sebagai
"Cih! Mardi, jangan buang-buang waktu!" Melvin berkata dengan jengkel, "Kalau kamu nggak berlutut dalam hitungan ketiga, aku akan turun tangan!""Satu ...."Detik berikutnya, anak buah Melvin perlahan mendesak ke arah rombongan Mardi. Mereka akan menyerbu ke depan ketika hitungan mundur berakhir.Ada beberapa orang yang gemetar karena tekanan yang terlalu besar."Dua ...."Mardi berada di pusat dari segala tekanan.Semua orang memusatkan perhatian pada Mardi, melihat apakah Tuan Muda Ketiga Keluarga Winta dari Kota Arina akan berlutut atau tidak.Tubuh Mardi gemetar hebat. Gusinya sampai berdarah karena menggertakkan gigi terlalu kuat.Melvin menyebutkan angka terakhir, "Tiga!"Melihat Mardi masih berdiri, Melvin tersenyum bengis. "Maju! Patahkan kakinya!""Tunggu! Aku ... berlutut!"Garis pertahanan psikologis Mardi hancur total.Teriakan itu seolah-olah menguras semua stamina Mardi. Mardi langsung berlutut di lantai."Nona Helen, mohon maafkan kelancanganku sebelumnya."Seketika, Hel
Ketika Harris sedang dilema, Melvin tersenyum sinis."Benar! Nggak bisa hanya minta maaf saja!""Harris, bagaimana dia tampar kamu, kamu tampar balik seperti itu!""Kenapa? Omonganku sudah nggak berbobot?""Hah?" Harris benar-benar ingin menangis.Bos-bos sekalian, tolong jangan menjatuhkanku ke dalam masalah!'Bukankah jelas kalian mempermainkanku?'Menampar Mardi?'Harris tidak berani.Membangkang Melvin?Harris lebih tidak berani lagi.Harris melihat Melvin dan langsung merinding ketakutan karena aura pembunuh di dalam matanya. Harris sama sekali tidak berani menolak.Jadi, Harris membulatkan tekad dan mengangkat tangan.Namun, Harris menjadi ragu ketika melihat wajah Mardi.Mardi memelotot dengan mata merah padam, seperti binatang buas yang mengamuk.Harris benar-benar tidak berani menampar mardi."Kenapa kamu bertele-tele?"Doni memprotes dengan jengkel. Lalu, Doni memegang pergelangan tangan Harris dan membuatnya menampar Mardi.Plak!Plak!Plak!...Bunyi tamparan yang nyaring b