Jika seorang veteran yang sangat dihormati dibunuh oleh Indra, reputasinya akan hancur total dan mungkin tidak bisa menyelamatkan nyawanya sendiri.Memperlakukan orang seperti Yanto mirip dengan memperlakukan kaisar di zaman dahulu.Seharusnya bisa disembuhkan, tapi mungkin tidak membawa banyak manfaat.Jika pasien tidak dapat disembuhkan, dokter akan melakukan kejahatan yang tidak dapat dimaafkan, paling tidak akan dipenjara dan paling buruk, akan dibunuh dan bahkan kerabat serta teman-temannya akan terkena akibatnya.Indra merasa pahit di hatinya, dirinya sudah mempelajari teknik akupunktur hebat, apa sekarang nyawanya juga tidak akan bisa diselamatkan?Ketika Yana melihat ada yang tidak beres, ekspresi hormatnya segera berubah menjadi ganas."Indra, bagaimana kondisi ayahku? Bisakah kamu menyembuhkannya?""Kalau nggak bisa, katakan saja! Kalau gagal, tutup klinik medis ini!"Raut wajah Indra menjadi semakin jelek, keringat di dahinya jatuh ke tanah setetes demi setetes.Intan hampir
Raut wajah Seno menjadi sedikit suram. Kali ini Doni benar-benar menyinggung Keluarga Hartadi.Helen menatap Doni, tatapan matanya terlihat dingin dan penuh kekecewaan. Bagaimanapun, Doni tidak pernah mengubah sifatnya, benar-benar mengecewakan kakeknya!Namun, setelah mendengar kata-kata Doni, Indra tiba-tiba menjadi energik dan diam-diam marah karena dirinya begitu bodoh. Sekarang di hadapannya ada dokter hebat bernama Doni, dirinya memang bukan apa-apanya.Indra dengan cepat berteriak, "Tuan Muda Doni! Bisakah Tuan Yanto diselamatkan? Kalau bisa, tolong cepat selamatkan Tuan Yanto. Kamu memang malaikat penyelamat Klinik Omnia!"Begitu kata-kata ini keluar, semua orang di ruangan itu tercengang. Dokter Indra yang bermartabat sebenarnya meminta bantuan kepada seorang pria kampung."Biarkan aku mencobanya," kata Doni sambil berjalan menuju Tuan Yanto."Doni! Apa yang kamu lakukan?" Bernard berteriak ketakutan, "Jangan main-main, ini bukan kampungmu! Kamu nggak akan bisa tanggung jawab
"Ayah! Aku cemas!""Cepat minta maaf! Kalau nggak mau, aku akan menghajarmu sampai mati!"Melihat ayahnya sangat kesal, Yana dengan cepat dan enggan berkata pada Indra, "Dokter Indra, barusan sikapku kurang ajar, aku benar-benar minta maaf.""Lagi!" Tuan Yanto berkata dengan marah, "Bagaimana sikapmu terhadap Keluarga Kusmoyo? Cepat minta maaf!""Nggak perlu!" Bernard tidak berani meminta Keluarga Hartadi untuk meminta maaf. Bernard segera melambaikan tangannya dan berkata, "Ini salah paham, nggak apa-apa!""Ya! Itu semua salah paham. Nggak masalah, nggak perlu meminta maaf," kata Sherline.Doni melirik mereka berdua dan menggelengkan kepalanya diam-diam. Sepasang ayah mertua dan ibu mertua sangat menjijikkan!"Dokter Indra, terima kasih sudah menyelamatkanku!" Tuan Yanto berkata pada Indra dan kemudian berkata kepada Doni, "Nak, terima kasih! Kedua pukulanmu sungguh kejam!"Ekspresi Doni relatif dingin. Meskipun Yanto adalah orang baik, membesarkan anak seperti Yana pasti akan berdamp
Yanto juga tidak percaya bahwa Yana menderita kanker hati. Meskipun tidak puas dengan tindakan Yana, perkataan dan perbuatan Doni juga membuatnya sedikit kesal, benar-benar tidak tahan dengan sikap Doni.Yanto melihat waktu dan berkata, "Yana, ayo pergi, aku baik-baik saja. Kamu ada rapat penting yang harus diadakan besok, jadi jangan tunda lagi!"Yana kembali sadar dan pikirannya penuh dengan "kanker hati". Yana memikirkan hari di mana dirinya bisa pergi untuk memeriksa keadaan. Yana tidak berniat berdebat dengan Doni untuk saat ini, jadi memanggil anggota keluarganya dan pergi satu per satu.Doni berkata, "Hei, hei, hei! Kalian belum membayar biaya pengobatan! Keluarga Hartadi nggak akan lepas tanggung jawab, 'kan?""Heh! Diam!" Helen tidak tahan lagi dan menarik Doni pergi. "Kamu ingin cari masalah, 'kan?"Doni mengangkat bahunya dan berkata, "Apa kalian ingin Dokter Indra bekerja dengan sia-sia? Keluarga kami sudah membayar biayanya, mengapa Keluarga Hartadi nggak bayar?""Apa menu
Bagaimana mungkin Helen yang sebagai cucu membiarkan orang lain mengerjakan hal ini. Dia segera menyambutnya, tetapi karena kaki dan tangannya kaku, sehingga obatnya tumpah beberapa kali.Seno benar-benar tidak tahan, sehingga langsung menyambar satu mangkuk dan menenggak sampai habis. Tindakan ini membuat Helen ingin menyembunyikan diri karena malu.Dalam perjalanan pulang, Doni tidak tahan tertawa saat teringat raut wajah Helen yang terasa malu.Helen memperhatikan ekspresi Doni. Meskipun dia sedang menyetir, tetap saja meliriknya, "Apa yang kamu tertawakan?""Lucu dong! Tadi saking bodohnya seperti penguin.""Kamu! Hmph! Aku malas meladenimu!""Hehe, tangan istriku bukan digunakan untuk melayani orang lain." Doni berbicara sambil menyerahkan sebuah cek kepada Helen, "Ini untukmu.""Buat apa kasih aku? Ini adalah uang untuk biaya medismu.""Pria adalah sapu untuk mengumpulkan uang, sedangkan wanita adalah peti untuk menyimpan uang! Kamu terima saja!" Doni sembari menyematkan sebuah c
Doni memeriksa denyut nadi, memeriksa lidah dan mata, sedangkan Bernard dan istrinya malah tidak sabar memutar mata."Dokter Indra sudah bilang nggak masalah, apa yang kamu khawatirkan?""Apa kamu pikir keterampilan medismu lebih hebat daripada Dokter Indra?""Hari sudah larut malam, kamu masih saja sibuk seperti ini!""Kamu hanya berhasil menyembuhkan Yanto secara kebetulan, apa kamu benar-benar merasa dirimu adalah dokter ajaib?"Sindiran dari mereka berdua membuat Seno menyunggingkan ekspresi yang tidak senang, "Kamu diam! Kalian sudah hebat, ya! Kalian dipermalukan di luar, malah melampiaskan amarah di rumah? Kalau ngantuk, pergi tidur saja! Jangan membuat orang kesal di sini!"Meskipun Bernard dan istrinya merasa kesal, juga tidak berani banyak berbicara, melainkan hanya berdiri diam di samping.Akhirnya, Doni mengakhiri pemeriksaan dan agak mengerutkan kening."Doni." Helen bertanya, "Bagaimana dengan kondisi Kakek?""Benar-benar aneh, Kakek sangat sehat."Tidak menunggu Helen bu
"Ini, aku sudah menggunakannya selama belasan tahun." Seno berkata sambil memberikan cangkir keramik yang tua kepadanya.Doni tiba-tiba melototkan mata. Dia juga tidak menyambut cangkir, melainkan berjalan dengan cepat ke depan meja, lalu menatap lekat pada batu tinta.Batu tinta ini mewujudkan semacam warna hitam abu-abu, sedangkan temperamen formasi di sebelahnya malah berubah. Betapa menguntungkannya formasi itu, maka betapa merugikannya batu tinta ini.Saat Doni menatap lekat pada batu tinta itu, Seno tertawa terbahak-bahak, "Ini baru saja diantarkan oleh Master Terry. Ini adalah antik dari zaman kerajaan, pasti ....""Jangan menyentuh benda ini!" Doni mengulurkan tangan untuk mengambil batu tinta Seno, "Batu tinta ini sudah dikutuk oleh orang!""Apa? Dikutuk?" Seno terkejut. Dia adalah orang tua, sehingga agak percaya sama hal seperti dikutuk ini. Dia mengerutkan kening dan berkata, "Apa benda seperti ini dapat menimbulkan kutukan?"Doni mengambil sebotol cuka dari dapur, lalu men
Hanya dalam waktu lebih dari satu jam, Terry telah menjinjing sebuah kotak kayu ke Keluarga Kusmoyo. Dia tetap tersenyum seperti orang besar. Saat ketemu Seno, dia tertawa terbahak-bahak, "Saudara Seno, hari ini aku baru saja mendapatkan sebuah antik yang bagus! Mari kita amati bersama-sama!"Seno berekspresi muram, "Hmph, Terry, kedatanganmu hari ini benar-benar sangat kebetulan. Mari masuk ke kamarku saja."Terry tertegun sejenak dan merasa sangat bingung. Kenapa Seno berekspresi muram pada dirinya. Akan tetapi, hubungan mereka telah berlangsung selama sekian banyak tahun, sehingga dia juga ikut Seno masuk ke kamar tanpa banyak pikir.Begitu masuk kamar, Terry langsung mengerutkan kening dan menoleh ke sekeliling. Ekspresinya sangat serius, "Saudara Seno, sudah berapa kali aku berkata padamu, setiap kamu mempermainkan antik-antik ini mesti meletakkannya di tempat awal! Begitu posisinya berubah, formasi yang aku atur untukmu bakal berubah juga. Nggak masalah kalau efek formasinya hila