Bagaimana mungkin Helen yang sebagai cucu membiarkan orang lain mengerjakan hal ini. Dia segera menyambutnya, tetapi karena kaki dan tangannya kaku, sehingga obatnya tumpah beberapa kali.Seno benar-benar tidak tahan, sehingga langsung menyambar satu mangkuk dan menenggak sampai habis. Tindakan ini membuat Helen ingin menyembunyikan diri karena malu.Dalam perjalanan pulang, Doni tidak tahan tertawa saat teringat raut wajah Helen yang terasa malu.Helen memperhatikan ekspresi Doni. Meskipun dia sedang menyetir, tetap saja meliriknya, "Apa yang kamu tertawakan?""Lucu dong! Tadi saking bodohnya seperti penguin.""Kamu! Hmph! Aku malas meladenimu!""Hehe, tangan istriku bukan digunakan untuk melayani orang lain." Doni berbicara sambil menyerahkan sebuah cek kepada Helen, "Ini untukmu.""Buat apa kasih aku? Ini adalah uang untuk biaya medismu.""Pria adalah sapu untuk mengumpulkan uang, sedangkan wanita adalah peti untuk menyimpan uang! Kamu terima saja!" Doni sembari menyematkan sebuah c
Doni memeriksa denyut nadi, memeriksa lidah dan mata, sedangkan Bernard dan istrinya malah tidak sabar memutar mata."Dokter Indra sudah bilang nggak masalah, apa yang kamu khawatirkan?""Apa kamu pikir keterampilan medismu lebih hebat daripada Dokter Indra?""Hari sudah larut malam, kamu masih saja sibuk seperti ini!""Kamu hanya berhasil menyembuhkan Yanto secara kebetulan, apa kamu benar-benar merasa dirimu adalah dokter ajaib?"Sindiran dari mereka berdua membuat Seno menyunggingkan ekspresi yang tidak senang, "Kamu diam! Kalian sudah hebat, ya! Kalian dipermalukan di luar, malah melampiaskan amarah di rumah? Kalau ngantuk, pergi tidur saja! Jangan membuat orang kesal di sini!"Meskipun Bernard dan istrinya merasa kesal, juga tidak berani banyak berbicara, melainkan hanya berdiri diam di samping.Akhirnya, Doni mengakhiri pemeriksaan dan agak mengerutkan kening."Doni." Helen bertanya, "Bagaimana dengan kondisi Kakek?""Benar-benar aneh, Kakek sangat sehat."Tidak menunggu Helen bu
"Ini, aku sudah menggunakannya selama belasan tahun." Seno berkata sambil memberikan cangkir keramik yang tua kepadanya.Doni tiba-tiba melototkan mata. Dia juga tidak menyambut cangkir, melainkan berjalan dengan cepat ke depan meja, lalu menatap lekat pada batu tinta.Batu tinta ini mewujudkan semacam warna hitam abu-abu, sedangkan temperamen formasi di sebelahnya malah berubah. Betapa menguntungkannya formasi itu, maka betapa merugikannya batu tinta ini.Saat Doni menatap lekat pada batu tinta itu, Seno tertawa terbahak-bahak, "Ini baru saja diantarkan oleh Master Terry. Ini adalah antik dari zaman kerajaan, pasti ....""Jangan menyentuh benda ini!" Doni mengulurkan tangan untuk mengambil batu tinta Seno, "Batu tinta ini sudah dikutuk oleh orang!""Apa? Dikutuk?" Seno terkejut. Dia adalah orang tua, sehingga agak percaya sama hal seperti dikutuk ini. Dia mengerutkan kening dan berkata, "Apa benda seperti ini dapat menimbulkan kutukan?"Doni mengambil sebotol cuka dari dapur, lalu men
Hanya dalam waktu lebih dari satu jam, Terry telah menjinjing sebuah kotak kayu ke Keluarga Kusmoyo. Dia tetap tersenyum seperti orang besar. Saat ketemu Seno, dia tertawa terbahak-bahak, "Saudara Seno, hari ini aku baru saja mendapatkan sebuah antik yang bagus! Mari kita amati bersama-sama!"Seno berekspresi muram, "Hmph, Terry, kedatanganmu hari ini benar-benar sangat kebetulan. Mari masuk ke kamarku saja."Terry tertegun sejenak dan merasa sangat bingung. Kenapa Seno berekspresi muram pada dirinya. Akan tetapi, hubungan mereka telah berlangsung selama sekian banyak tahun, sehingga dia juga ikut Seno masuk ke kamar tanpa banyak pikir.Begitu masuk kamar, Terry langsung mengerutkan kening dan menoleh ke sekeliling. Ekspresinya sangat serius, "Saudara Seno, sudah berapa kali aku berkata padamu, setiap kamu mempermainkan antik-antik ini mesti meletakkannya di tempat awal! Begitu posisinya berubah, formasi yang aku atur untukmu bakal berubah juga. Nggak masalah kalau efek formasinya hila
Seno menoleh ke arah Doni dengan tatapan bingung, "Apa bukan Terry?"Doni menggelengkan kepala, "Bukan! Kalau Master Terry yang mengerahkan Kutukan Darah, sekarang dia setidaknya sudah mengalami cedera parah.""Kutukan Darah apa?" Terry sangat kesal, "Seno, kalian mesti jelaskan padaku! Kalau kalian sengaja mempermainkanku! Jangan salahkan aku nggak memandang persahabatan kita selama puluhan tahun!"Seno tersenyum pahit, "Apa kamu merasa sedih? Biar aku kasih tahu kamu, batu tinta yang kamu hadiahkan padaku tadi malam hampir saja merenggut nyawaku!""Apa?" Terry terkejut, "Apa yang terjadi?"Seno segera menceritakan hal terkait kemarin masuk rumah sakit karena kutukan pada batu tinta.Setelah mendengarkannya, Terry tertegun dalam waktu lama. Hal-hal ini telah melampaui pengetahuannya. Terutama tindakan Doni telah membuat dia merasa sangat ketakutan.Ternyata formasi fengsui bisa seperti itu!Dapat memengaruhi orang yang memberikan kutukan!Ternyata benar-benar ada orang dapat membuat f
Doni menulis tiga kata "bunuh" di kertas, lalu menutupi batu tinta yang terletak di jendela.Dengan kata "bunuh" sebagai jebakan, semua niat membunuh dalam formasi fengsui membunuh akan berefek pada orang yang membentuk formasi. Jika malam ini dia berani tidak datang, pasti akan mengalami cedera parah pada jiwanya akibat keluh kesah, bahkan menjadi orang bodoh.Setelah menyelesaikan semua ini, Doni, Seno dan Terry bertiga pun mengobrol di ruang tamu. Sherline merasa sangat muak menuangkan kopi kepada Doni. Padahal dia ingin mengomelinya, tetapi di bawah tatapan serius dari Seno, kata-kata dalam hatinya pun terpendam begitu saja.Seno menuangkan kopi kepada Terry secara pribadi, "Terry, maaf! Kopi ini lumayan bagus, nikmati saja untuk meredakan kekejutan."Terry menciumnya dengan keras, lalu berkata dengan tersenyum, "Hehe, akhirnya kamu tega menyerahkan kopi luwak! Hmph, terakhir kali kalau bukan aku, kopi ini sudah dipakai untuk memanggang kue!"Seno tertawa keras, "Sialan, apa kamu s
Kamar Seno gelap gulita. Seseorang sedang berdiri di balkon dan menatap tiga kata "bunuh" itu dengan ekspresi terkejut, "Sungguh kejam! Beraninya menggunakan kutukanku untuk menyerangku! Sungguh keji!"Saat ini, lampu dalam kamar tiba-tiba menyala, Seno dan Terry muncul di depan pintu.Seno berkata dengan marah, "Sekeji apa pun juga nggak sekeji kamu yang mencelakai orang dengan ilmu gelap! Siapa kamu sebenarnya? Kenapa kamu mau mencelakaiku?"Orang itu berpakaian hitam. Wajahnya ditutupi kain hitam, hanya menunjukkan mata yang penuh rasa jengkel. Dia menatap lekat pada Seno sambil tersenyum dengan nada sinis, "Cukup bernyali, ternyata masih berani menunjukkan wajah. Kalau begitu, aku nggak perlu repot lagi! Sekarang aku mau merenggut nyawamu!"Habis bicara, dia melompat dan mencakar ke arah tenggorokan Seno dengan kejam.Terry mengulurkan tangan untuk memindahkan posisi pot tanaman seperti yang dilakukan oleh Doni sebelumnya.Bum!Seolah-olah terdengar bunyi keras dalam kegelapan.Sos
Bernard juga merinding saat melihat orang mati di lantai. Dia marah pada Doni, "Bisa-bisanya kamu membunuh orang! Helen, apa kamu bawa ponsel? Lapor polisi! Cepat lapor polisi!"Raut wajah Helen telah pucat pasi saat menatap lantai yang bersimbah darah, sama sekali tidak mendengar teriakan Bernard. Dia berdiri di sana dengan ekspresi bingung."Lapor polisi!" Bernard mendesak, "Pria liar ini membunuh orang!""Diam! Aku lihat siapa berani lapor polisi!" Seno berteriak dengan marah, "Sikap macam apa kalian ini?"Bernard menunjuk pada mayat di lantai, "Ayah, ini adalah kasus pembunuhan! Kalau kita membelanya, kita juga bakal dijerumuskan ke penjara!"Sherline menambahkan, "Benar! Kita nggak boleh membiarkan bajingan ini melibatkan kita! Kita mesti segera melaporkannya ke polisi, biar dia tertangkap!""Doni! Kamu pergi menyerahkan diri saja, agar dapat keringanan!"Terry menatap Bernard dan istrinya seperti melihat orang bodoh. Apa mungkin mereka nggak tahu kemampuan Doni? Lapor polisi untu