Bernard juga merinding saat melihat orang mati di lantai. Dia marah pada Doni, "Bisa-bisanya kamu membunuh orang! Helen, apa kamu bawa ponsel? Lapor polisi! Cepat lapor polisi!"Raut wajah Helen telah pucat pasi saat menatap lantai yang bersimbah darah, sama sekali tidak mendengar teriakan Bernard. Dia berdiri di sana dengan ekspresi bingung."Lapor polisi!" Bernard mendesak, "Pria liar ini membunuh orang!""Diam! Aku lihat siapa berani lapor polisi!" Seno berteriak dengan marah, "Sikap macam apa kalian ini?"Bernard menunjuk pada mayat di lantai, "Ayah, ini adalah kasus pembunuhan! Kalau kita membelanya, kita juga bakal dijerumuskan ke penjara!"Sherline menambahkan, "Benar! Kita nggak boleh membiarkan bajingan ini melibatkan kita! Kita mesti segera melaporkannya ke polisi, biar dia tertangkap!""Doni! Kamu pergi menyerahkan diri saja, agar dapat keringanan!"Terry menatap Bernard dan istrinya seperti melihat orang bodoh. Apa mungkin mereka nggak tahu kemampuan Doni? Lapor polisi untu
Melvin menggelengkan kepala, "Aku juga hanya mendengarkan legenda saja, sulit untuk membedakan mana yang benar, mana yang nggak."Doni menghela napas, "Setelah menghubungi Beni untuk menanyakan informasi tentang Sekte Seragam Darah, aku selalu merasa Kota Timung makin misterius!"Melvin mengangguk dengan misterius, "Ya, mungkin Kota Timung bakal berantakan."...Saat Doni pulang, Terry masih belum pulang. Dia dan Seno sedang mengobrol tentang legenda Sekte Seragam Darah. Dilihat dari raut wajah Seno, mungkin sangat ketakutan.Saat mereka melihat Doni pulang, Seno tidak tahan bertanya, "Doni, apa Sekte Seragam Darah benar-benar begitu mengerikan?"Doni tersenyum, "Siapa yang bisa menjamin kebenaran hal dalam legenda? Bukannya kita baru saja membunuh seorang murid Sekte Seragam Darah?"Seno menghela napas, "Entah siapa yang mau mencelakaiku!""Kakek, jangan khawatir ...." Doni membujuk, "Aku sudah membentuk sebuah formasi fengsui. Aku jamin nggak ada ilmu gelap yang dapat mencederai Anda
Suara Harris dalam panggilan terdengar agak kecewa, "Tuan Muda Doni, sebelumnya kita sudah berjanji. Kamu menghadiri upacara pemotongan pita pusat perbelanjaan Grup Harris. Apa Anda melupakannya?"Doni tiba-tiba teringat, "Nggak lupa, aku masih ingat. Tapi, aku nggak dapat surat undangan, apa boleh langsung hadir?""Nggak masalah! Sebenarnya berdasarkan identitas Anda, sama sekali nggak memerlukan surat undangan. Anda boleh langsung datang saja!""Baik, aku mengerti."Setelah meletakkan panggilan, Doni selesai makan langsung keluar dengan terburu-buru.Dia mesti menyiapkan sedikit hadiah saat menghadiri upacara pemotongan pita. Doni berpikir untuk mengirimkan obat yang menyembuhkan penyakit Calvin kepadanya saja. Lagi pula, hadiah apa yang lebih penting daripada kesehatan?Doni membeli dua puluhan jenis obat dari apotek. Dia juga membeli sebuah botol kaca besar untuk menampung minuman keras, lalu mengisi arak putih dan merendam obat-obatan ke dalamnya. Langkah terakhir adalah memasukka
Tuan Muda Yacob di sampingnya mendengus dengan kesal, "Buat apa buang waktu sama seorang satpam gembel? Benar-benar membosankan!"Habis bicara, dia memutar mata dan masuk ke dalam."Halo, Tuan Muda Yacob!"Para penyambut tamu menyapa secara serentak. Suara yang lembut dan manis membuat hati orang meleleh.Dalon memelototi Doni sebagai peringatan."Nak! Hari ini kamu cukup beruntung! Cepat pergi dari sini saja!""Dalam seumur hidupmu jangan berharap untuk menghadiri undangan seperti ini!""Jadilah satpam dengan baik!"Habis bicara, dia segera mengejar Yacob dan bergumam sama Yacob dengan ekspresi menyanjung.Setelah Teddy mengetahui bahwa Doni adalah seorang satpam, sikapnya pun menjadi makin arogan. Dia mengangkat kepala tinggi-tinggi."Nak! Jangan berdiri di sini, minggir ke samping sana!""Para tamu hari ini adalah tokoh-tokoh besar. Kamu hanya seorang satpam, ternyata berani menyelundup masuk!""Kalau kamu berani berbuat onar, apa kamu percaya bahwa aku bakal menangkapmu?"Doni menu
Orang itu adalah Jarson yang berasal dari Grup Kusmoyo. Di perusahaan, hubungan antara dia dan Jena lumayan baik. Biasanya mereka saling memanggil sesamanya sebagai kakak beradik dengan ramah.Berkenaan dengan mereka sama-sama bermarga Limanta, sehingga banyak orang di perusahaan benar-benar menganggap dia sebagai kakak beradik. Tiada satu pun yang berpikir bahwa sebenarnya mereka adalah sepasang kekasih.Perlu diketahui bahwa Jena tidak hanya berpenampilan cantik dan bertubuh seksi, juga lulusan kuliah. Meskipun sekarang hanya seorang resepsionis, semua orang merasa gadis seperti ini pasti tidak dapat dikejar oleh pria dari desa seperti Jarson. Jena pasti akan menikah sama orang kaya, setidaknya tingkat manajemen dalam perusahaan.Akan tetapi, Doni merasa hubungan mereka berdua pasti tidak sederhana. Meskipun mereka tidak menunjukkan hubungan yang mesra dalam perusahaan, tatapan itu tidak seperti kakak beradik.Jarson juga bekerja paruh waktu di sini, tetapi tugasnya adalah mengirim b
Jarson juga sangat gugup, tapi segera menghiburnya, "Jangan takut, ada aku di sini."Doni mengeluarkan ponselnya dan berkata, "Jangan lakukan apa pun dulu, biarkan aku menelepon."Doni tidak ingin membuat keributan besar. Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang baik untuk Grup Harris dan Harris sangat menghormatinya, jadi yang terbaik adalah tidak melakukan apa pun.Namun, Teddy tidak mau menunggu lebih lama lagi dan segera berteriak, "Nggak perlu telepon! Cepat serang!""Ya!"Beberapa penjaga keamanan mengerumuni dan bergegas menuju Doni serta yang lainnya."Doni, Jena, ikuti aku! Ayo cepat pergi!" Jarson membusungkan dadanya dan menyerang penjaga keamanan yang bergegas di depan dengan mengepalkan tangannya.Jarson juga memiliki pengalaman bertarung. Melihat situasi saat ini, pilihan terbaik adalah melarikan diri.Namun, Jarson bergegas maju, tapi Doni berdiri diam.Jena berbalik dan berkata dengan cemas, "Kenapa diam saja? Ikuti kami!"Begitu Jena selesai berbicara, Jarson berteriak
Doni tertawa, "Apa kamu masih akan memotong gaji Jena dan Jarson?"Teddy dengan cepat menggelengkan kepalanya. "Nggak, aku akan memberikannya, aku janji!"Doni tersenyum, berbalik dan berkata, "Jarson, Jena, kalian dengar? Dia nggak akan memotong gajimu."Jarson tersenyum dan menjawab, "Bagus sekali, terima kasih!"Jena terpaksa untuk tersenyum tetapi berhenti bicara.Memberikan gaji?Bagaimana mungkin?Mereka bersyukur Teddy tidak membalas setelah kejadian, mana mungkin mereka masih menginginkan gaji?Bagaimanapun, gaji paruh waktu dia dan Jarson bulan ini pasti sudah habis.Namun, saat ini, apa lagi yang bisa dikatakan Jena?Doni mengambil tongkat dan menepuk bahu Teddy dengan ringan. "Bagaimana kalau kamu ingkar janji?"Teddy meliriknya dan berkata, "Aku akan meminta seseorang untuk segera mengirimkan uangnya. Begini saja oke, 'kan?"Doni tersenyum dan mengangguk. "Oke, aku memperingatkanmu, jangan main-main!""Nggak akan! Sama sekali nggak akan ada kecurangan! Aku akan segera pergi
Jena gemetar dan bergumam, "Celaka, Harris benar-benar datang sendiri, kita pasti akan mati!"Jarson menggaruk rambutnya dan berkata, "Siapa Harris? Kedengarannya familier."Doni tersenyum dan berkata, "Bos Grup Harris, Harris Cahyo!"Jarson tiba-tiba menyadari dan kemudian terlihat ketakutan. "Celaka! Aku dengar Harris hebat sekali! Ayo ... ayo lari! Jena, kalau kamu lambat, aku bisa menggendongmu!"Doni melambaikan tangannya dan berkata, "Nggak perlu, aku akan pergi menemuinya!"Melihat Doni berjalan menuju Harris serta yang lainnya, Jena mengentakkan kakinya dengan cemas. "Dasar bodoh! Cepat kembali, kamu sudah memukul begitu banyak orang, kalau kamu ke sana, bukankah sama saja menjebak diri sendiri! Jarson, cepat hentikan dia! Cepat!""Kalian berdua tunggu di sini!" Doni menoleh dan berkata sambil tersenyum, "Nanti aku akan mengajakmu makan!"Teddy melihat Doni bukan hanya tidak melarikan diri, tapi juga berani mendatanginya, ekspresi kebencian mulai muncul di wajahnya. "Pak Harris