"Ini, aku sudah menggunakannya selama belasan tahun." Seno berkata sambil memberikan cangkir keramik yang tua kepadanya.Doni tiba-tiba melototkan mata. Dia juga tidak menyambut cangkir, melainkan berjalan dengan cepat ke depan meja, lalu menatap lekat pada batu tinta.Batu tinta ini mewujudkan semacam warna hitam abu-abu, sedangkan temperamen formasi di sebelahnya malah berubah. Betapa menguntungkannya formasi itu, maka betapa merugikannya batu tinta ini.Saat Doni menatap lekat pada batu tinta itu, Seno tertawa terbahak-bahak, "Ini baru saja diantarkan oleh Master Terry. Ini adalah antik dari zaman kerajaan, pasti ....""Jangan menyentuh benda ini!" Doni mengulurkan tangan untuk mengambil batu tinta Seno, "Batu tinta ini sudah dikutuk oleh orang!""Apa? Dikutuk?" Seno terkejut. Dia adalah orang tua, sehingga agak percaya sama hal seperti dikutuk ini. Dia mengerutkan kening dan berkata, "Apa benda seperti ini dapat menimbulkan kutukan?"Doni mengambil sebotol cuka dari dapur, lalu men
Hanya dalam waktu lebih dari satu jam, Terry telah menjinjing sebuah kotak kayu ke Keluarga Kusmoyo. Dia tetap tersenyum seperti orang besar. Saat ketemu Seno, dia tertawa terbahak-bahak, "Saudara Seno, hari ini aku baru saja mendapatkan sebuah antik yang bagus! Mari kita amati bersama-sama!"Seno berekspresi muram, "Hmph, Terry, kedatanganmu hari ini benar-benar sangat kebetulan. Mari masuk ke kamarku saja."Terry tertegun sejenak dan merasa sangat bingung. Kenapa Seno berekspresi muram pada dirinya. Akan tetapi, hubungan mereka telah berlangsung selama sekian banyak tahun, sehingga dia juga ikut Seno masuk ke kamar tanpa banyak pikir.Begitu masuk kamar, Terry langsung mengerutkan kening dan menoleh ke sekeliling. Ekspresinya sangat serius, "Saudara Seno, sudah berapa kali aku berkata padamu, setiap kamu mempermainkan antik-antik ini mesti meletakkannya di tempat awal! Begitu posisinya berubah, formasi yang aku atur untukmu bakal berubah juga. Nggak masalah kalau efek formasinya hila
Seno menoleh ke arah Doni dengan tatapan bingung, "Apa bukan Terry?"Doni menggelengkan kepala, "Bukan! Kalau Master Terry yang mengerahkan Kutukan Darah, sekarang dia setidaknya sudah mengalami cedera parah.""Kutukan Darah apa?" Terry sangat kesal, "Seno, kalian mesti jelaskan padaku! Kalau kalian sengaja mempermainkanku! Jangan salahkan aku nggak memandang persahabatan kita selama puluhan tahun!"Seno tersenyum pahit, "Apa kamu merasa sedih? Biar aku kasih tahu kamu, batu tinta yang kamu hadiahkan padaku tadi malam hampir saja merenggut nyawaku!""Apa?" Terry terkejut, "Apa yang terjadi?"Seno segera menceritakan hal terkait kemarin masuk rumah sakit karena kutukan pada batu tinta.Setelah mendengarkannya, Terry tertegun dalam waktu lama. Hal-hal ini telah melampaui pengetahuannya. Terutama tindakan Doni telah membuat dia merasa sangat ketakutan.Ternyata formasi fengsui bisa seperti itu!Dapat memengaruhi orang yang memberikan kutukan!Ternyata benar-benar ada orang dapat membuat f
Doni menulis tiga kata "bunuh" di kertas, lalu menutupi batu tinta yang terletak di jendela.Dengan kata "bunuh" sebagai jebakan, semua niat membunuh dalam formasi fengsui membunuh akan berefek pada orang yang membentuk formasi. Jika malam ini dia berani tidak datang, pasti akan mengalami cedera parah pada jiwanya akibat keluh kesah, bahkan menjadi orang bodoh.Setelah menyelesaikan semua ini, Doni, Seno dan Terry bertiga pun mengobrol di ruang tamu. Sherline merasa sangat muak menuangkan kopi kepada Doni. Padahal dia ingin mengomelinya, tetapi di bawah tatapan serius dari Seno, kata-kata dalam hatinya pun terpendam begitu saja.Seno menuangkan kopi kepada Terry secara pribadi, "Terry, maaf! Kopi ini lumayan bagus, nikmati saja untuk meredakan kekejutan."Terry menciumnya dengan keras, lalu berkata dengan tersenyum, "Hehe, akhirnya kamu tega menyerahkan kopi luwak! Hmph, terakhir kali kalau bukan aku, kopi ini sudah dipakai untuk memanggang kue!"Seno tertawa keras, "Sialan, apa kamu s
Kamar Seno gelap gulita. Seseorang sedang berdiri di balkon dan menatap tiga kata "bunuh" itu dengan ekspresi terkejut, "Sungguh kejam! Beraninya menggunakan kutukanku untuk menyerangku! Sungguh keji!"Saat ini, lampu dalam kamar tiba-tiba menyala, Seno dan Terry muncul di depan pintu.Seno berkata dengan marah, "Sekeji apa pun juga nggak sekeji kamu yang mencelakai orang dengan ilmu gelap! Siapa kamu sebenarnya? Kenapa kamu mau mencelakaiku?"Orang itu berpakaian hitam. Wajahnya ditutupi kain hitam, hanya menunjukkan mata yang penuh rasa jengkel. Dia menatap lekat pada Seno sambil tersenyum dengan nada sinis, "Cukup bernyali, ternyata masih berani menunjukkan wajah. Kalau begitu, aku nggak perlu repot lagi! Sekarang aku mau merenggut nyawamu!"Habis bicara, dia melompat dan mencakar ke arah tenggorokan Seno dengan kejam.Terry mengulurkan tangan untuk memindahkan posisi pot tanaman seperti yang dilakukan oleh Doni sebelumnya.Bum!Seolah-olah terdengar bunyi keras dalam kegelapan.Sos
Bernard juga merinding saat melihat orang mati di lantai. Dia marah pada Doni, "Bisa-bisanya kamu membunuh orang! Helen, apa kamu bawa ponsel? Lapor polisi! Cepat lapor polisi!"Raut wajah Helen telah pucat pasi saat menatap lantai yang bersimbah darah, sama sekali tidak mendengar teriakan Bernard. Dia berdiri di sana dengan ekspresi bingung."Lapor polisi!" Bernard mendesak, "Pria liar ini membunuh orang!""Diam! Aku lihat siapa berani lapor polisi!" Seno berteriak dengan marah, "Sikap macam apa kalian ini?"Bernard menunjuk pada mayat di lantai, "Ayah, ini adalah kasus pembunuhan! Kalau kita membelanya, kita juga bakal dijerumuskan ke penjara!"Sherline menambahkan, "Benar! Kita nggak boleh membiarkan bajingan ini melibatkan kita! Kita mesti segera melaporkannya ke polisi, biar dia tertangkap!""Doni! Kamu pergi menyerahkan diri saja, agar dapat keringanan!"Terry menatap Bernard dan istrinya seperti melihat orang bodoh. Apa mungkin mereka nggak tahu kemampuan Doni? Lapor polisi untu
Melvin menggelengkan kepala, "Aku juga hanya mendengarkan legenda saja, sulit untuk membedakan mana yang benar, mana yang nggak."Doni menghela napas, "Setelah menghubungi Beni untuk menanyakan informasi tentang Sekte Seragam Darah, aku selalu merasa Kota Timung makin misterius!"Melvin mengangguk dengan misterius, "Ya, mungkin Kota Timung bakal berantakan."...Saat Doni pulang, Terry masih belum pulang. Dia dan Seno sedang mengobrol tentang legenda Sekte Seragam Darah. Dilihat dari raut wajah Seno, mungkin sangat ketakutan.Saat mereka melihat Doni pulang, Seno tidak tahan bertanya, "Doni, apa Sekte Seragam Darah benar-benar begitu mengerikan?"Doni tersenyum, "Siapa yang bisa menjamin kebenaran hal dalam legenda? Bukannya kita baru saja membunuh seorang murid Sekte Seragam Darah?"Seno menghela napas, "Entah siapa yang mau mencelakaiku!""Kakek, jangan khawatir ...." Doni membujuk, "Aku sudah membentuk sebuah formasi fengsui. Aku jamin nggak ada ilmu gelap yang dapat mencederai Anda
Suara Harris dalam panggilan terdengar agak kecewa, "Tuan Muda Doni, sebelumnya kita sudah berjanji. Kamu menghadiri upacara pemotongan pita pusat perbelanjaan Grup Harris. Apa Anda melupakannya?"Doni tiba-tiba teringat, "Nggak lupa, aku masih ingat. Tapi, aku nggak dapat surat undangan, apa boleh langsung hadir?""Nggak masalah! Sebenarnya berdasarkan identitas Anda, sama sekali nggak memerlukan surat undangan. Anda boleh langsung datang saja!""Baik, aku mengerti."Setelah meletakkan panggilan, Doni selesai makan langsung keluar dengan terburu-buru.Dia mesti menyiapkan sedikit hadiah saat menghadiri upacara pemotongan pita. Doni berpikir untuk mengirimkan obat yang menyembuhkan penyakit Calvin kepadanya saja. Lagi pula, hadiah apa yang lebih penting daripada kesehatan?Doni membeli dua puluhan jenis obat dari apotek. Dia juga membeli sebuah botol kaca besar untuk menampung minuman keras, lalu mengisi arak putih dan merendam obat-obatan ke dalamnya. Langkah terakhir adalah memasukka