Yanto juga tidak percaya bahwa Yana menderita kanker hati. Meskipun tidak puas dengan tindakan Yana, perkataan dan perbuatan Doni juga membuatnya sedikit kesal, benar-benar tidak tahan dengan sikap Doni.Yanto melihat waktu dan berkata, "Yana, ayo pergi, aku baik-baik saja. Kamu ada rapat penting yang harus diadakan besok, jadi jangan tunda lagi!"Yana kembali sadar dan pikirannya penuh dengan "kanker hati". Yana memikirkan hari di mana dirinya bisa pergi untuk memeriksa keadaan. Yana tidak berniat berdebat dengan Doni untuk saat ini, jadi memanggil anggota keluarganya dan pergi satu per satu.Doni berkata, "Hei, hei, hei! Kalian belum membayar biaya pengobatan! Keluarga Hartadi nggak akan lepas tanggung jawab, 'kan?""Heh! Diam!" Helen tidak tahan lagi dan menarik Doni pergi. "Kamu ingin cari masalah, 'kan?"Doni mengangkat bahunya dan berkata, "Apa kalian ingin Dokter Indra bekerja dengan sia-sia? Keluarga kami sudah membayar biayanya, mengapa Keluarga Hartadi nggak bayar?""Apa menu
Bagaimana mungkin Helen yang sebagai cucu membiarkan orang lain mengerjakan hal ini. Dia segera menyambutnya, tetapi karena kaki dan tangannya kaku, sehingga obatnya tumpah beberapa kali.Seno benar-benar tidak tahan, sehingga langsung menyambar satu mangkuk dan menenggak sampai habis. Tindakan ini membuat Helen ingin menyembunyikan diri karena malu.Dalam perjalanan pulang, Doni tidak tahan tertawa saat teringat raut wajah Helen yang terasa malu.Helen memperhatikan ekspresi Doni. Meskipun dia sedang menyetir, tetap saja meliriknya, "Apa yang kamu tertawakan?""Lucu dong! Tadi saking bodohnya seperti penguin.""Kamu! Hmph! Aku malas meladenimu!""Hehe, tangan istriku bukan digunakan untuk melayani orang lain." Doni berbicara sambil menyerahkan sebuah cek kepada Helen, "Ini untukmu.""Buat apa kasih aku? Ini adalah uang untuk biaya medismu.""Pria adalah sapu untuk mengumpulkan uang, sedangkan wanita adalah peti untuk menyimpan uang! Kamu terima saja!" Doni sembari menyematkan sebuah c
Doni memeriksa denyut nadi, memeriksa lidah dan mata, sedangkan Bernard dan istrinya malah tidak sabar memutar mata."Dokter Indra sudah bilang nggak masalah, apa yang kamu khawatirkan?""Apa kamu pikir keterampilan medismu lebih hebat daripada Dokter Indra?""Hari sudah larut malam, kamu masih saja sibuk seperti ini!""Kamu hanya berhasil menyembuhkan Yanto secara kebetulan, apa kamu benar-benar merasa dirimu adalah dokter ajaib?"Sindiran dari mereka berdua membuat Seno menyunggingkan ekspresi yang tidak senang, "Kamu diam! Kalian sudah hebat, ya! Kalian dipermalukan di luar, malah melampiaskan amarah di rumah? Kalau ngantuk, pergi tidur saja! Jangan membuat orang kesal di sini!"Meskipun Bernard dan istrinya merasa kesal, juga tidak berani banyak berbicara, melainkan hanya berdiri diam di samping.Akhirnya, Doni mengakhiri pemeriksaan dan agak mengerutkan kening."Doni." Helen bertanya, "Bagaimana dengan kondisi Kakek?""Benar-benar aneh, Kakek sangat sehat."Tidak menunggu Helen bu
"Ini, aku sudah menggunakannya selama belasan tahun." Seno berkata sambil memberikan cangkir keramik yang tua kepadanya.Doni tiba-tiba melototkan mata. Dia juga tidak menyambut cangkir, melainkan berjalan dengan cepat ke depan meja, lalu menatap lekat pada batu tinta.Batu tinta ini mewujudkan semacam warna hitam abu-abu, sedangkan temperamen formasi di sebelahnya malah berubah. Betapa menguntungkannya formasi itu, maka betapa merugikannya batu tinta ini.Saat Doni menatap lekat pada batu tinta itu, Seno tertawa terbahak-bahak, "Ini baru saja diantarkan oleh Master Terry. Ini adalah antik dari zaman kerajaan, pasti ....""Jangan menyentuh benda ini!" Doni mengulurkan tangan untuk mengambil batu tinta Seno, "Batu tinta ini sudah dikutuk oleh orang!""Apa? Dikutuk?" Seno terkejut. Dia adalah orang tua, sehingga agak percaya sama hal seperti dikutuk ini. Dia mengerutkan kening dan berkata, "Apa benda seperti ini dapat menimbulkan kutukan?"Doni mengambil sebotol cuka dari dapur, lalu men
Hanya dalam waktu lebih dari satu jam, Terry telah menjinjing sebuah kotak kayu ke Keluarga Kusmoyo. Dia tetap tersenyum seperti orang besar. Saat ketemu Seno, dia tertawa terbahak-bahak, "Saudara Seno, hari ini aku baru saja mendapatkan sebuah antik yang bagus! Mari kita amati bersama-sama!"Seno berekspresi muram, "Hmph, Terry, kedatanganmu hari ini benar-benar sangat kebetulan. Mari masuk ke kamarku saja."Terry tertegun sejenak dan merasa sangat bingung. Kenapa Seno berekspresi muram pada dirinya. Akan tetapi, hubungan mereka telah berlangsung selama sekian banyak tahun, sehingga dia juga ikut Seno masuk ke kamar tanpa banyak pikir.Begitu masuk kamar, Terry langsung mengerutkan kening dan menoleh ke sekeliling. Ekspresinya sangat serius, "Saudara Seno, sudah berapa kali aku berkata padamu, setiap kamu mempermainkan antik-antik ini mesti meletakkannya di tempat awal! Begitu posisinya berubah, formasi yang aku atur untukmu bakal berubah juga. Nggak masalah kalau efek formasinya hila
Seno menoleh ke arah Doni dengan tatapan bingung, "Apa bukan Terry?"Doni menggelengkan kepala, "Bukan! Kalau Master Terry yang mengerahkan Kutukan Darah, sekarang dia setidaknya sudah mengalami cedera parah.""Kutukan Darah apa?" Terry sangat kesal, "Seno, kalian mesti jelaskan padaku! Kalau kalian sengaja mempermainkanku! Jangan salahkan aku nggak memandang persahabatan kita selama puluhan tahun!"Seno tersenyum pahit, "Apa kamu merasa sedih? Biar aku kasih tahu kamu, batu tinta yang kamu hadiahkan padaku tadi malam hampir saja merenggut nyawaku!""Apa?" Terry terkejut, "Apa yang terjadi?"Seno segera menceritakan hal terkait kemarin masuk rumah sakit karena kutukan pada batu tinta.Setelah mendengarkannya, Terry tertegun dalam waktu lama. Hal-hal ini telah melampaui pengetahuannya. Terutama tindakan Doni telah membuat dia merasa sangat ketakutan.Ternyata formasi fengsui bisa seperti itu!Dapat memengaruhi orang yang memberikan kutukan!Ternyata benar-benar ada orang dapat membuat f
Doni menulis tiga kata "bunuh" di kertas, lalu menutupi batu tinta yang terletak di jendela.Dengan kata "bunuh" sebagai jebakan, semua niat membunuh dalam formasi fengsui membunuh akan berefek pada orang yang membentuk formasi. Jika malam ini dia berani tidak datang, pasti akan mengalami cedera parah pada jiwanya akibat keluh kesah, bahkan menjadi orang bodoh.Setelah menyelesaikan semua ini, Doni, Seno dan Terry bertiga pun mengobrol di ruang tamu. Sherline merasa sangat muak menuangkan kopi kepada Doni. Padahal dia ingin mengomelinya, tetapi di bawah tatapan serius dari Seno, kata-kata dalam hatinya pun terpendam begitu saja.Seno menuangkan kopi kepada Terry secara pribadi, "Terry, maaf! Kopi ini lumayan bagus, nikmati saja untuk meredakan kekejutan."Terry menciumnya dengan keras, lalu berkata dengan tersenyum, "Hehe, akhirnya kamu tega menyerahkan kopi luwak! Hmph, terakhir kali kalau bukan aku, kopi ini sudah dipakai untuk memanggang kue!"Seno tertawa keras, "Sialan, apa kamu s
Kamar Seno gelap gulita. Seseorang sedang berdiri di balkon dan menatap tiga kata "bunuh" itu dengan ekspresi terkejut, "Sungguh kejam! Beraninya menggunakan kutukanku untuk menyerangku! Sungguh keji!"Saat ini, lampu dalam kamar tiba-tiba menyala, Seno dan Terry muncul di depan pintu.Seno berkata dengan marah, "Sekeji apa pun juga nggak sekeji kamu yang mencelakai orang dengan ilmu gelap! Siapa kamu sebenarnya? Kenapa kamu mau mencelakaiku?"Orang itu berpakaian hitam. Wajahnya ditutupi kain hitam, hanya menunjukkan mata yang penuh rasa jengkel. Dia menatap lekat pada Seno sambil tersenyum dengan nada sinis, "Cukup bernyali, ternyata masih berani menunjukkan wajah. Kalau begitu, aku nggak perlu repot lagi! Sekarang aku mau merenggut nyawamu!"Habis bicara, dia melompat dan mencakar ke arah tenggorokan Seno dengan kejam.Terry mengulurkan tangan untuk memindahkan posisi pot tanaman seperti yang dilakukan oleh Doni sebelumnya.Bum!Seolah-olah terdengar bunyi keras dalam kegelapan.Sos
Denada berteriak ketakutan dan berbalik untuk melarikan diri, tetapi rasa pusingnya begitu luar biasa dan dia langsung jatuh ke lantai setelah berlari beberapa langkah. Sebuah lubang besar juga muncul di stokingnya dan lututnya juga terluka karena jatuh.Tin, tin, tin!Tepat saat beberapa penduduk desa hendak menangkap Denada, klakson mobil terdengar di luar dan Helen tiba.Dia membuka pintu dan keluar dari mobil. Dia melihat lokasi proyek yang kacau dan menggertakkan gigi karena marah. Helen benar-benar kecewa terhadap Doni."Bu Helen ...." Denada merasa seolah telah mendapatkan kepercayaan diri setelah melihat Helen dan berteriak dengan lemah.Helen bergegas mendekat dan membantu Denada, melihat kepalanya berlumuran darah dan wajahnya pucat. Akan tetapi, Doni tidak terlihat di sana. Dia bertanya lagi kepada beberapa pekerja dan mereka semua bilang kalau Doni tidak pernah muncul.Helen tidak bisa menahan amarahnya.Doni ini!Bagaimana gadis lembut seperti Denada bisa menghadapi hal se
Denada perlahan mengangkat kepalanya dan menatap sekelompok penduduk desa yang marah. Wajahnya penuh darah dan sorot matanya dipenuhi dengan ketakutan.Ada luka berdarah sepanjang tiga sentimeter di dahinya dan dagingnya terkelupas.Sebelumnya, dia sedang memeriksa lokasi konstruksi ketika sekelompok besar penduduk desa tiba-tiba muncul. Mereka berkata jalan di desa tersebut dihancurkan oleh kendaraan dari lokasi konstruksi dan orang-orang juga dipukul oleh satpam proyek. Penduduk desa menyuruh Denada untuk menyerahkan si pelaku dan membayar ganti rugi.Denada memberikan penjelasan dan kepalanya dipukul oleh batu bata yang muncul entah dari mana. Para pekerja di lokasi konstruksi agak marah dan bentrok dengan penduduk desa.Meskipun sebagian besar pekerja dan satpam di lokasi konstruksi kekar, mereka tidak mampu menahan jumlah penduduk desa yang sangat banyak dan terpaksa mundur selangkah demi selangkah.Penduduk desa telah memperingatkan kalau mereka tidak menyerahkan pelaku dan memba
Irene menatap Erika. "Sepertinya apa yang Doni katakan masuk akal."Erika berkata dengan kesal, "Kak Irene, kamu juga membantu adikmu menindasku, ya?"Irene tersenyum dan berkata, "Mana mungkin aku berani? Kalian berdua ini adikku. Meskipun bisa dikatakan sebagai keluarga, Doni telah membuat keputusan bulat. Nggak masalah bagaimana mendiskusikan masalah dalam keluarga, jangan sampai menghancurkan keharmonisan."Setelah mendengar ini, Doni pun tidak bisa menahan senyuman. Kata-kata indah ini diucapkan dengan sempurna, tetapi sebenarnya Irene juga menyetujui caranya.Erika tentu saja mengerti dan menghela napas, "Kak Irene, bagaimana kalau aku mengalah sedikit. Bagaimana dengan 6 triliun?"Doni menggelengkan kepalanya, "Nona Erika, aku benar-benar minta maaf. 6 triliun terlalu jauh dari harga yang kuinginkan. Sebenarnya kamu juga tahu kalau aku nggak akan setuju ...."Saat Doni sedang berbicara, ponselnya tiba-tiba berdering. Itu adalah panggilan dari lokasi proyek.Doni menekan tombol j
Saat berbicara, Erika memasang wajah menyedihkan seolah telah mengalami penganiayaan.Irene menjadi semakin bingung, "Ada kesalahpahaman di antara kalian berdua?"Erika berkata perlahan, "Kak Irene, ada sebuah bisnis yang kudiskusikan dengan Doni dengan sangat tulus dan menawarkan harga yang sangat sesuai, tapi Doni malah menolaknya tanpa ampun dan bahkan nggak memberiku kesempatan untuk bernegosiasi.""Bisnis?" Irene tertegun sejenak, lalu tiba-tiba sadar.Dia langsung berpikir ada peluang 80% bahwa apa yang Erika sebut bisnis adalah sebidang tanah di tangan Doni.Seketika, Irene diam-diam mengatakan kalau dia salah perhitungan.Erika adalah putri Damian sang orang terkaya di Kota Timung, Grup Damian juga pasti sudah mengetahui tentang pembangunan zona perdagangan di persimpangan Kota Horia dan Grup Damian. Bukannya mustahil untuk mengetahui tanah tersebut sudah menjadi milik Doni.Grup Damian tidak akan rela melepaskan keuntungan besar ini.Hanya saja kecepatan aksi Erika agak di lua
Doni menyentuh dagunya, "Kalau begitu, kamu harus menyiapkan kacamata berbingkai emas lagi untukku.""Untuk apa kamu pakai itu?""Itu akan membuatku terlihat seperti orang berpendidikan yang diam-diam menghanyutkan.""Hah?" Irene mengangkat alisnya.Doni buru-buru menutup telinganya dan berkata, "Cuma bercanda, cuma bercanda.""Heh! Biar kuberi tahu kamu, hari ini orang yang akan datang adalah temanku. Kalau kamu nggak menghormatinya, itu sama saja dengan kamu nggak menghormatiku," kata Irene dengan wajah dingin, "Kalau dia punya kesan buruk tentang kamu, awas saja aku akan membereskanmu! Lihat pohon di halaman belakang itu? Pohon itu sangat mirip dengan yang ada di dasar gunung saat itu!"Tubuh Doni tanpa sadar menegang dan tanpa sadar teringat adegan saat diikat ke pohon. Irene di depannya tidak lagi terlihat anggun dan malah seperti seorang penyihir yang akan melahapnya."Kak, tenang saja!" Doni buru-buru berkata, "Aku pasti akan memberimu muka!"Saat ini bel pintu berbunyi."Dudukl
Irene menyuruh Doni untuk datang dan dia tidak berani mengabaikannya. Selain itu, Doni tahu Irene tidak akan mencarinya tanpa ada masalah penting. Yang disebut "wanita cantik" yang akan diperkenalkan kepadanya hari ini pastilah orang yang sangat penting.Doni bergegas pergi ke rumah Irene secepat mungkin.Irene sudah menunggu di sana. Karena hari ini akan menerima tamu, dia berpakaian cukup formal. Gaun berwarna cerah membalut tubuhnya, sosoknya terlihat sangat seksi dan perangainya anggun. Akan tetapi, di mata Doni, dia selalu merasa ada hantu kecil yang tersembunyi di balik kecantikan dan keanggunan yang luar biasa itu."Kak, hari ini dandananmu sangat cantik!" Doni bercanda, "Terlihat seperti akan pergi ke kencan buta."Irene memelototinya dan mengulurkan tangan untuk menarik telinganya dengan akurat, "Bajingan kecil, besar sekali nyalimu! Beraninya kamu nggak sopan padaku!?""Maaf, maaf." Doni memiringkan kepalanya dan ditarik ke kamar oleh Irene, "Kak, sebenarnya siapa yang akan k
"Bukankah CEO Grup Damian itu Damian sendiri?" Beni berkata dengan heran, "Damian bukan hanya direktur, tapi juga CEO.""Aneh, mungkinkah itu penipu?" kata Doni sambil mengeluarkan ponselnya untuk memeriksa Internet. Doni menemukan artikel tentang penunjukan CEO baru di berandau Grup Damian dan tiba-tiba mengangguk. "Baru saja diganti, Damian mengundurkan diri. Posisi CEO digantikan oleh Erika yang pulang dari luar negeri.""Pak Doni, apa Grup Damian barusan mencarimu?""Ya! Katanya mereka akan membicarakan bisnis, sore ini aku akan pergi menemuinya." Doni tersenyum dan dengan kasar menebak niat Erika. Doni segera bergumam pada dirinya, benar-benar sasaran empuk....Pada pukul tiga sore, Doni tiba di Kafe Avior sesuai jadwal. Di meja dekat jendela, Doni bertemu Erika.Erika adalah wanita yang sangat cantik. Hari ini Erika mengenakan kemeja putih dengan rok tinggi. Rambut panjangnya diikat rapi di belakang kepalanya, memperlihatkan lehernya yang mulus serta putih. Saat duduk di sana, a
Sebelum Doni sempat bertanya, Helen menambahkan, "Ada sesuatu yang perlu aku sampaikan padamu.""Oh ...." Doni tersenyum, "Biar kuberi tahu, Kakek nggak ada di rumah, jadi pasti ada masalah."Helen di tempat tidur dan Doni tidur di lantai.Helen berkata, "Ayahku menandatangani proyek dengan Grup Waleri di belakangku.""Apa?" Doni langsung duduk. "Apa dia sudah gila? Nggak bisa! Aku akan merobek kontraknya!""Nggak ada gunanya." Helen berkata, "Aku sudah menanyakannya. Beberapa hari yang lalu, ayahku berinisiatif pergi ke rumah sakit untuk menandatangani kontrak dengan Thomas, bahkan menyerahkan proyek tersebut pada Yulia dan Selly.""..." Doni terdiam beberapa saat lalu berkata, "Seharusnya hari itu buat Thomas menjadi cacat saja."Helen menghela napas lalu berkata, "Belakangan ini, perkembangan perusahaan terlalu lancar, ayahku sedikit terbawa suasana."Doni berpikir sejenak lalu berkata, "Apa rencanamu?""Aku juga nggak tahu." Helen berkata dengan cemas, "Aku pikir ada masalah dengan
"Ayolah! Aku malas sekali dengan wanita jelek itu!""Huh! Apa kamu nggak takut aku akan mengatakan ini padanya?""Apa untungnya bagimu?""Nggak ada, tapi aku senang!" Yulia berpikir sejenak lalu berkata, "Berjanjilah padaku satu hal lagi. Hanya setelah kamu setuju, aku akan memijatmu. Terserah kamu mau pijat bagian mana!""Apa? Katakan padaku."Yulia berkata dengan senang, "Aku ingin menyerang Denada! Keluarkan Denada dari perusahaan!""Hah? Kenapa?""Aku nggak suka padanya!" Yulia berkata, "Lihat penampilannya yang arogan hari ini. Apa hebatnya dia? Bukankah hanya karena dukungan putrimu saja? Aku harus membuatnya nggak bisa melanjutkan proyek ini!"Bernard terkejut. "Perusahaan akan rugi kalau kamu melakukan ini.""Apa salahnya proyek sebesar itu ditunda selama beberapa hari?" Yulia mendengus, "Bukankah kamu juga ingin proyek itu dikendalikan oleh Doni? Manfaatkan kesempatan ini untuk mengambil kembali proyek itu!"Bernard berpikir sejenak lalu berkata, "Ya, keterlaluan sekali! Doni