Ruangan itu dipenuhi suara tamparan dan tangisan Reani.Doni sangat marah pada Reani.Sial, masih saja belum berakhir!Doni mengira wanita gila itu akan lebih patuh kali ini, tapi tidak menyangka wanita gila itu benar-benar menggunakan cara kotor seperti ini.Wanita seperti ini akan menjadi kurang ajar jika tidak ditaklukkan sepenuhnya.Sebanyak lima ratus tamparan dilayangkan, tanpa kurang sama sekali dan diselesaikan secara penuh. Setiap tamparan juga dilakukan dengan sangat keras. Setelah lima ratus tamparan ini, telapak tangan Doni sedikit mati rasa.Doni menjambak rambut Reani dan berkata dengan kejam, "Dasar jalang, ini akibat melawanku!"Reani menangis begitu keras hingga suaranya menjadi serak dan seluruh tubuhnya terasa seperti terkoyak tulangnya. Reani sangat lemas hingga tidak memiliki kekuatan sama sekali. Ujung punggungnya bengkak, celananya hampir sobek juga. Seluruh tubuhnya basah oleh keringat, tercium bau hangat serta manis di udara.Reani tersedak dan berkata, "Ak
"Pembunuh dari Pulau Damaka.""Bagaimana bisa menemukanmu? Apa lagi yang kalian temukan?"Beni menggelengkan kepalanya. "Aku hanya bisa memastikan identitasnya. Nama asli orang ini adalah Felix Argania. Dia adalah pembunuh internasional, bisa disewa dengan uang."Doni semakin bingung. "Tuan yang mempekerjakan orang itu untuk membunuhmu ... haha, berapa banyak informasi yang kamu temukan tentang orang itu?"Beni menggelengkan kepalanya. "Sulit untuk memeriksa informasi orang ini, jadi hanya bisa melakukannya dengan pelan-pelan."Doni mengangguk. "Periksa juga di Kota Timung, karena ... aku merasa ada orang berbahaya di Kota Timung yang ingin membunuhku! Mungkin orang yang sama! Lagi pula, itu seharusnya bukan orangnya Mardi."Beni dan Melvin terkejut."Tuan Muda Doni diserang?"Doni tersenyum tipis lalu berkata, "Ini bukan serangan, hanya perasaan saja. Kita lihat informasi selanjutnya."Beni mengeluarkan informasi lain. "Orang-orang ini semua adalah teman-teman lama yang setia pada Ist
Ketika mendengar bahwa Seno dikirim untuk diperiksa oleh Indra, Doni merasa agak lega. Setidaknya di Kota Timung, hampir tidak ada orang yang bisa melampaui Indra dalam keterampilan medis.Namun, untuk berjaga-jaga, Doni segera mengucapkan selamat tinggal pada Beni dan yang lainnya dan bergegas ke Klinik Omnia secepat mungkin.Saat ini, pintu Klinik Omnia sudah ditutup dan lingkungan sekitarnya remang-remang. Doni mengetuk pintu tanpa berpikir sama sekali."Hari ini sudah tutup! Datang besok lagi saja!"Doni mengerutkan kening dan berkata, "Anggota keluarga pasien, aku mencari Indra!""Ini bukan rumah sakit. Dari mana adanya anggota keluarga pasien? Kamu bisa memanggil Dokter Indra begitu saja? Pergi dari sini, kalau nggak aku nggak akan sungkan-sungkan!""Sialan!" Doni mengutuk dalam hati, benar-benar sudah malas berurusan dengannya. Doni tidak sungkan-sungkan lagi lalu langsung menendangnya dengan keras.Ada dua pria berdiri di belakang pintu, mereka sepertinya tidak menyangka ada or
Indra menjawab dengan tidak sabar, "Suruh dia segera pergi! Jangan berteriak di sini, aku nggak akan bertanggung jawab kalau sampai mengganggu Kakek!""Ya, ya! Pastinya!"Bernard kemudian menoleh ke arah Doni. "Doni, apa kamu dengar? Cepat pergi! Jangan buat masalah di sini! Aku nggak akan mengampunimu kalau sampai mengganggu pengobatan Kakek!"Semua orang di Klinik Omnia segera setuju."Dokter Indra, jangan biarkan pergi seperti ini, dia mendobrak pintu kita!""Lihat pintu kita, dia berani menendangnya!"..."Hah?" Indra melirik ke arah gerbang dan menjadi sangat marah. Indra menunjuk ke sosok di kegelapan dan bertanya kepada Bernard. "Dia kerabatmu?"Bernard tersenyum masam di wajahnya. "Jangan marah, Dokter Indra, dia dari kampung dan nggak tahu apa-apa! Kami pasti akan memperbaiki pintu ini nanti!"Indra mendengus, "Sementara ini Kakek sudah melewati masa kritisi! Sekarang bawa dia pergi, jangan sampai orang ini datang ke sini lagi!""Uh! Dokter Indra, harap tenang!" Bernard menjad
Indra mengabaikan Bernard dan buru-buru berlari ke arah Doni.Doni menatapnya sambil tersenyum. "Indra, pintumu sangat sulit untuk dimasuki!"Wajah Indra dipenuhi dengan senyuman yang menyanjung. "Aduh! Jangan bilang seperti itu!""Pintunya rusak. Aku akan membelikanmu yang baru, yang lebih kuat.""Nggak perlu!" Indra dengan cepat melambaikan tangannya dan berbalik untuk menatap semua orang di Klinik Omnia. "Bagaimana biasanya aku mengajari kalian? Begitukah caramu memperlakukan pelanggan? Cepat minta maaf!"Semua orang di Klinik Omnia tercengang. Apa maksud Indra ini?"Kenapa diam saja?" Indra merasa cemas, "Kalian sudah nggak mau kerja di Klinik Omnia lagi! Cepat minta maaf!""Maaf!""Maaf! Mohon maafkan aku!"...Semua orang di Klinik Omnia meminta maaf satu demi satu.Bernard dan putrinya yang berdiri tidak jauh segera saling memandang. Apa maksud Indra ini? Benar-benar tidak bisa dipahami.Doni melambaikan tangannya. "Lupakan saja, jangan berdebat dengan mereka. Indra, ada apa den
Namun, ini adalah urusan keluarga Doni, Indra ragu untuk bertanya, jadi hanya berpura-pura tidak melihatnya.Doni sepertinya tidak mendengar sarkasme Sherline dan terus memeriksa Seno, tapi pada akhirnya tidak menemukan apa pun.Doni tersenyum pada Indra dan berkata, "Terima kasih atas kerja kerasmu, Dokter Indra. Kakek seharusnya baik-baik saja."Indra merasa lega. Jika melakukan kesalahan seperti pada Tuan Herman lagi, dirinya tidak akan bisa bergaul di Kota Timung lagi."Aku meminta seseorang membuatkan obat untuk Kakek. Pulang saja setelah minum obatnya.""Oke! Terima kasih, Dokter Indra!""Kalau begitu aku akan ke belakang untuk melihat bagaimana obatnya dimasak. Jangan sembarangan memberikan obat pada Kakek!"Helen yang berada di samping merasa semakin bingung ketika melihat adegan di mana Doni dan Dokter Indra sedang berbicara.Untuk mengantarkan Kakek ke Dokter Indra, Keluarga Kusmoyo harus melakukan banyak bantuan, tapi Doni baru saja menerobos masuk. Dokter Indra tidak marah
Yana tersanjung dan tersanjung di mana-mana di Kota Timung, tapi sekarang dimarahi oleh orang kampung. Yana tidak bisa menahan amarahnya dan menunjuk ke arah Doni dengan ekspresi dingin. "Dari mana asalmu, orang kampung? Kamu nggak pantas bicara denganku! Suruh pria itu turun dari tempat tidurnya! Kalau nggak, aku akan mengusir kalian semua!"Doni menyipitkan matanya dan berkata, "Coba saja!""Dasar bajingan nggak tahu diri!" Yana melambaikan tangannya dan berkata, "Usir keluarga ini!"Begitu melihat orang-orang Yana hendak bergegas, Bernard dengan cepat berteriak, "Kita akan pindah! Doni, kemarilah! Apa ini seseorang yang bisa kamu lawan? Jangan buat masalah bagi Keluarga Kusmoyo lagi!"Meskipun muak dengan perilaku Yana, Helen merasa metode penanganan Doni terlalu kasar. Helen berjalan mendekat dan menarik Doni. "Jangan bicara lagi."Yana benar-benar kagum dengan Helen. Jika situasi saat ini tepat, Yana pasti akan meminta nomor Helen. Yana meliriknya dan berkata, "Keluarga Kusmoyo, '
Jika seorang veteran yang sangat dihormati dibunuh oleh Indra, reputasinya akan hancur total dan mungkin tidak bisa menyelamatkan nyawanya sendiri.Memperlakukan orang seperti Yanto mirip dengan memperlakukan kaisar di zaman dahulu.Seharusnya bisa disembuhkan, tapi mungkin tidak membawa banyak manfaat.Jika pasien tidak dapat disembuhkan, dokter akan melakukan kejahatan yang tidak dapat dimaafkan, paling tidak akan dipenjara dan paling buruk, akan dibunuh dan bahkan kerabat serta teman-temannya akan terkena akibatnya.Indra merasa pahit di hatinya, dirinya sudah mempelajari teknik akupunktur hebat, apa sekarang nyawanya juga tidak akan bisa diselamatkan?Ketika Yana melihat ada yang tidak beres, ekspresi hormatnya segera berubah menjadi ganas."Indra, bagaimana kondisi ayahku? Bisakah kamu menyembuhkannya?""Kalau nggak bisa, katakan saja! Kalau gagal, tutup klinik medis ini!"Raut wajah Indra menjadi semakin jelek, keringat di dahinya jatuh ke tanah setetes demi setetes.Intan hampir