Alfred mengangguk dan memberi tatapan kagum pada Intan. "Benar. Keluarganya beranggotakan tiga belas orang, termasuk wanita itu sendiri. Dia membunuh dua belas orang. Ayah mertua, suami, dan tiga putranya, lima orang yang bertubuh kekar. Lalu, ibu mertua dan dua putri yang belum menikah. Sisanya adalah pelayan pria dan wanita. Masalahnya, kasus ini terjadi di petang hari, bukan di tengah malam ketika semua orang sudah tidur. Usai makan, wanita itu tiba-tiba mengambil pisau di dapur dan membunuh semua orang. Wanita itu tidak pernah belajar seni bela diri, bahkan sakit dan harus mengonsumsi obat untuk jangka lama.""Seorang wanita yang sering sakit dan kikir, sekalipun bisa bunuh satu orang, dia akan segera ditangkap. Apakah mereka semua diracuni sehingga pingsan semua?""Tidak, semuanya dalam keadaan sadar. Kata tetangga yang menyaksikan secara langsung, wanita itu seperti sudah gila dan tenaganya sangat besar. Dia membunuh semua orang yang dijumpai. Kalau tetangga-tetangga tidak segera
Tatapan mata Raja Emino kalem saat dia memutar cincin giok di ibu jarinya. "Itu tidak cukup, sebar luaskan lagi. Katakan Alfred sang Raja Aldiso membela wanita pembunuh itu untuk membuktikan dia kompeten menjabat sebagai Kepala Kejaksaan Agung, memanfaatkan penderitaan rakyat, dan ingin mencetak prestasi besar. Katakan juga Alfred hanyalah seorang jenderal, tidak tahu-menahu soal hukum dan pemerintahan.""Selain itu, katakan Kaisar dikelabui oleh Alfred, bahkan harus mengalah karena Alfred dijunjung tinggi."Orang itu bertanya, "Raja yakin Alfred akan melakukan sidang banding lagi?""Selama ada keraguan, tentu saja." Raja Emino tersenyum, tetapi tebersit kedinginan di matanya. "Aku tahu sifat Alfred, terlalu mementingkan nyawa manusia. Orang seperti itu akan sangat teliti. Kalau tidak melakukan sidang banding, padahal ada keraguan sebesar ini, Alfred tidak akan terima.""Baik, aku tahu apa yang harus kulakukan." Orang itu membungkuk, lalu mundur ke luar ruangan. Sosoknya segera menghil
Di Kejaksaan Agung, Jovian sudah tidak sabar. "Raja, sebenarnya untuk apa Raja mengundang Tabib Riel kemari? Tabib Riel belum pernah menangani mayat sebelumnya. Sehebat apa pun dalam bidang pengobatan, Tabib Riel bukan tabib forensik."Alfred tetap tenang dan berkata, "Tenang dulu, Tuan Jovian. Kasus ini sudah menimbulkan kegemparan besar. Kalau kita tidak teliti dan menyalahkan orang yang tidak bersalah, kita akan makin dihujat oleh masyarakat."Bagaimana mungkin Jovian yang telah menangani kasus sepanjang tahun tidak tahu bahwa ada keraguan dalam kasus tersebut? Akan tetapi, wanita pembunuh sudah mengakui kejahatannya, serta ada saksi mata dan barang bukti. Apakah masih ada kemungkinan untuk melakukan sidang banding?"Ini hanya membuang-buang waktu. Membiarkan wanita pembunuh itu hidup sehari lebih lama adalah bentuk ketidakhormatan pada orang yang telah dibunuh olehnya."Alfred berujar, "Di catatan kasus pemerintah Kota Borun, juga ditulis diberi vonis hukuman pemenggalan kepala set
Tabib Riel mengambil secarik kertas. Dia telah menuliskan beberapa macam obat atau racun, serta khasiat obat dan efek samping dari racun-racun tersebut.Tabib Riel memperlihatkan kertas itu pada setiap orang, lalu menjelaskan satu per satu.Pertama, api neraka. Api neraka dapat membuat orang berhalusinasi. Setelah dikonsumsi, obsesi dalam hati seseorang akan diperbesarkan sehingga orang itu memiliki tenaga yang lebih besar dari biasanya. Diperlukan penawar untuk efek halusinasi tersebut. Akan tetapi, setelah wanita itu membunuh keluarganya, dia juga ingin membunuh tetangga-tetangga. Saat aparat pemerintah tiba, wanita itu sudah kembali tenang. Jadi, penyebabnya bukan api neraka.Kedua, jamur payung beracun. Jamur tersebut dapat membuat orang berhalusinasi dan gila, bahkan menyakiti diri sendiri atau membunuh orang lain. Sebelum itu, mereka pasti akan menangis, tertawa, atau menari tidak jelas. Selain itu, jamur payung beracun tidak akan membuat seseorang memiliki tenaga besar, apalagi
Setelah laporan kasus diserahkan kepada Kaisar, Kaisar menunjuk Jovian sebagai utusan pemerintah untuk membawa tim penyidik ke Borun dan menyelidiki kasus tersebut. Niki juga pergi bersama mereka.Penyelidikan ulang oleh utusan pemerintah yang Kaisar tunjuk secara pribadi, apalagi utusannya adalah Kepala Departemen Hukum. Hal itu membuat para rakyat yang marah menjadi kebingungan.Dengan langkanya, Andi juga menulis artikel untuk membahas kasus tersebut dan mengungkapkan keraguan yang ada. Sebelumnya, para pelajar menulis kritikan karena kemarahan rakyat. Para anak muda ingin menuntut keadilan untuk korban. Pada saat yang sama, mereka tidak mengizinkan patriarki ditantang.Akan tetapi, setelah Andi mengungkapkan adanya keraguan dalam kasus tersebut, para pelajar langsung mengubah opini. Hanya saja, mereka tidak berani terlalu yakin. Mereka hanya mengatakan semoga hasil penyelidikan utusan pemerintah dapat memberikan kebenaran pada masyarakat dan memberikan penghiburan pada para korban
Untuk menguji kehebatan serangga pengendali, Niki menyuruh orang mengambilkan seekor ayam untuk memakan serangga pengendali, lalu membakar obat herbal untuk mengaktifkan serangga pengendali. Semua orang melihat bahwa ayam itu mematuk orang secara agresif, bahkan beterbangan di aula.Mereka juga mendatangkan ayam sabung yang paling populer di kota setempat untuk melawan serangga pengendali. Sebelah mata ayam gila itu dipatuk olehnya.Baru setelah Niki membakar obat herbal lagi, ayam gila itu berhenti dan memuntahkan serangga pengendali.Niki menjelaskan, "Serangga ini dinamakan serangga pengendali dan dikendalikan oleh orang. Saat dikonsumsi oleh Dina, serangga ini hanya berupa telur. Telur serangga tidak akan mati walau dalam suhu tinggi. Setelah masuk ke dalam tubuh, telur serangga akan mengikuti peredaran darah dan masuk ke otak. Prosesnya sekitar setengah tahun, pas sesuai dengan pengakuan Tabib Lukas. Sekarang, serangga pengendali sudah dewasa. Tidak peduli masuk ke tubuh siapa, ti
Alfred menanyakan kabar Arnesa. "Bagaimana Arnesa sekarang? Sudah lebih tenang? Feri harusnya sudah diam setelah lengser."Intan menggelengkan kepala. "Feri terus menyebut soal cinta sejati, mana mungkin akan diam? Tidak hanya tidak diam, sekarang Feri bahkan tidak pergi ke kamar Arnesa.""Cinta sejati?" Alfred mengernyit. "Feri menodai kata cinta sejati! Bukannya ada selir yang lain? Anak pengusaha yang membantunya membeli wanita itu.""Sejak masuk ke kediaman, Desi jarang melihat Feri." Intan berhenti menyulam. Tebersit kemarahan di wajahnya. "Tahun ini, Desi baru berumur 17 tahun. Dengan kesenjangan keluarganya dengan Keluarga Rinar, mustahil dia bisa lari dari tempat berbahaya itu. Desi telah dikorbankan oleh ayah dan kakaknya. Memangnya dia sukarela mau menjadi selir Feri?""Orang-orang juga mengatainya seperti itu," sahut Dayang Ita yang membawakan sup ke dalam.Intan berujar, "Aku tahu, mereka bilang Desi sukarela menjadi selir Keluarga Rinar untuk meninggikan status keluarganya
Mutiara segera berlari untuk membawakan sepoci teh dan menuangkan teh untuk Cadas terlebih dahulu.Cadas kembali menghabiskan teh itu dan berkata, "Putri terus menunggu kepulangannya dan kami tidak menghentikannya setelah datang. Kami berpikir suami istri pasti bisa menyelesaikan konfliknya dengan baik, setidaknya Putri bisa punya suasana hati yang baik sebelum melahirkan anak ini dan tidak perlu menangis lagi setiap malam."Intan berkata dengan cemas, "Dia masuk untuk memarahi Arnesa?""Memarahi? Aku tidak akan memukulnya kalau dia cuma memarahinya. Dia mendorong perut Putri ke sudut meja dan buat Putri kesakitan sampai berkeringat dingin, jadi aku memukulnya.""Mendorong Arnesa? Bagaimana kondisi Arnesa sekarang?" tanya Intan dengan cepat."Sudah panggil tabib dan dikatakan bahwa janinnya terpengaruh, jadi Putri harus beristirahat selama satu bulan," ujar Cadas sambil minum teh lagi. "Aku pergi ke Kediaman Raja Linuta dan mau undang mereka datang untuk melihat kondisi Putri karena Pu