Indah adalah pelayan yang melayani Nyonya Kartika dan juga ingin pergi, tapi dihentikan oleh Intan dan berkata, "Kediamanku kekurangan orang dan kamu bisa melayaniku untuk sementara."Indah menurunkan pandangannya, "Baik!"Indah menghentikan langkah dan tidak mengejar Intan, tapi terdapat tatapan panik di matanya, apakah Nyonya Intan telah melihat sesuatu?Hanya saja Indah melihat Intan sedang berkata sambil tersenyum, "Aku dengar dari Ibu kalau kamu sangat pandai menyisir rambut, kamu bisa jadi pelayan yang bertugas untuk menyisir rambutku di masa depan."Indah bertanya saat melihat senyuman hangat di wajah Intan, "Nyonya, biasanya Mutiara yang menyisir rambut Nyonya. Sepertinya tidak baik kalau Hamba merebut pekerjaan Mutiara?"Intan berkata, "Aku punya rencana sendiri untuk Mutiara, jadi tidak ada yang namanya mencuri pekerjaan. Kamu tidak perlu khawatir."Indah baru merasa lega, "Baik, Hamba akan pergi ke Munaria untuk melayani Nyonya selama Nyonya Kartika bersedia."Indah diam-dia
Arnesa tidak bisa menahan air matanya setelah mendengar ucapan Nyonya Kartika yang begitu lembut.Pelayan di sisi Arnesa kembali menceritakan sambil menangis meski Cadas sudah menceritakan hal ini sebelumnya."Wanita itu juga dikurung sejak Tuan Feri diberhentikan, tapi kehidupan Putri sama sekali tidak damai karena Tuan Feri menyalahkan semuanya pada Putri. Putri pernah bertemu dengan Tuan Feri dua kali saat beri salam pada Nyonya Besar, Tuan Feri menunjuk Putri dan memarahi Putri karena telah berbicara omong kosong yang menyebabkannya dihentikan dari pekerjaannya.""Nyonya Besar membela Tuan Feri meski Nyonya membela Putri, Nyonya Besar bilang bahwa Putri sudah menikah ke Keluarga Rinar meski merupakan seorang putri dan harus memprioritaskan suami. Sama sekali tidak boleh mengatakan hal-hal buruk tentang suami sendiri pada orang lain di luar, kalau tidak maka Putri bukanlah seorang istri yang baik.""Jelas-jelas Selir Randa yang datang untuk cari masalah dan Putri cuma melihatnya dal
Marsila telah menyampaikan pesan Intan pada Nyonya Kartika di dalam kereta kuda, Intan menyuruh Nyonya Kartika untuk bersikap dengan baik terlebih dahulu sebelum memberi paksaan setelah tiba di Kediaman Rinar. Nyonya Kartika harus mengeluarkan wibawa terbesarnya selama kehidupan ini setelah melihat situasi mengenaskan Arnesa, tujuannya untuk mengejutkan semua orang termasuk nyonya besar di Keluarga Rinar.Marsila masuk sambil membawa Randa, "Wanita inilah yang berani melakukan trik di depan Putri? Tidak ada orang di Keluarga Rinar yang membela Putri dan semuanya membantu wanita jalang ini. Nyonya Kartika, tolong kembalikan keadilan untuk Putri!"Nyonya Silvia juga sangat membenci Randa, hanya saja Nyonya Silvia membiarkan Randa tinggal di kediaman karena dia adalah wanita kesayangan Feri, sedangkan Feri adalah cucu kesayangan Nyonya Besar.Terdapat sedikit rasa senang di dalam hati Nyonya Silvia saat melihat Randa yang diinjak di bawah kaki Marsila dengan tampang mengenaskan.Nyonya Ka
Adipati Harlo melihat raut wajah ibunya berubah dan segera berkata, "Ibu, bicarakan baik-baik ....""Tutup mulutmu, dasar orang tidak berguna. Tidak disangka kamu malah bersikap begitu pengecut setelah ada orang yang datang untuk menindas kita?" Nyonya Besar Desla berkata dengan marah, "Minggir kamu."Nyonya Besar Desla berjalan mendekat dan duduk, menarik napas dalam-dalam dan menatap mata Nyonya Kartika, "Bangsawan dan bawahan? Apa itu bangsawan dan bawahan? Putri adalah menantu dari Keluarga Rinar sejak dia menikah. Seorang wanita menuruti ayahnya sebelum menikah dan menuruti suaminya setelah menikah, tapi dia menimbulkan masalah dan membujuk istri Raja Aldiso untuk mengkritik suaminya hanya demi masalah kecil di rumah, pria mana yang tidak menikahi seorang selir? Bukannya mempelajari hal yang baik, tapi malah belajar hal yang buruk. Mempelajari seluruh rasa iri hati seseorang dan menjadi orang yang berpikiran sempit."Nyonya Kartika membuka matanya lebar-lebar, hm? Dia sedang membi
Pandangan Nyonya Besar Desla menggelap dan hampir meninggal karena marah, tubuhnya terhuyung selama beberapa saat dan baru bereaksi kembali setelah beberapa saat berlalu. Dia menunjuk Nyonya Kartika dan berkata, "A ... aku pasti akan memasuki istana untuk melaporkan hal ini pada Ibu Suri, tindakanmu sangat keterlaluan.""Pergi saja!" Nyonya Kartika mengangkat kepalanya tinggi-tinggi dan berkata, "Ibu Suri adalah kakakku dan merupakan orang yang bijaksana. Ibu Suri pasti akan menarik kembali gelar anakmu kalau tahu kalian menindas Arnesa sampai seperti ini, bagaimana kamu masih bisa punya gelar di masa depan? Jadi rakyat biasa saja.""Sejak kapan kamu bisa tarik kembali gelar anakku? Siapa kamu?"Nyonya Besar Desla benar-benar marah besar, dia membuang tongkat di tangan dan mengulurkan tangan untuk mendorong Nyonya Kartika yang membuat Nyonya Kartika terjatuh di tanah, kemudian berkata, "Tidak disangka kamu berani pukul aku? Beraninya Keluarga Rinar yang statusnya lebih rendah dariku me
Pertanyaan pertama yang diajukan oleh Alfred setelah duduk mengejutkan semua orang.Adipati Harlo bergegas menjawab, "Raja Aldiso, mohon maaf. Tidak ada orang yang merundung Nyonya Kartika ...."Alfred berujar dengan suara dingin, "Maksud Adipati Harlo, ibuku berbohong dan memfitnah kalian?""Bukan, bukan begitu maksudku." Adipati Harlo adalah pejabat pemerintah, tetapi dia menciut ketika menghadap jenderal yang berwibawa seperti Raja Aldiso. Tatapan Alfred yang tegas membuatnya merinding. "Salah paham, semua ini adalah salah paham.""Raja Aldiso ingin menyelewengkan kekuasaan?" tanya Nyonya Besar Desla segera setelah kembali sadar.Feri akhirnya teringat akan karakter sastrawannya yang paling tidak sudi terhadap raja dan keluarga kekaisaran. Feri juga berucap dengan suara dingin, "Nyonya Kartika sudah menyelewengkan kekuasaan, datang ke Kediaman Rinar untuk mencampuri urusan keluarga kami. Sekarang Raja Aldiso ingin membela Nyonya Kartika dan juga merundung Keluarga Rinar?"Mata Alfre
Tentu saja, aksi Nyonya Besar Desla gagal karena ada banyak orang di ruangan itu. Gerakan Nyonya Besar Desla juga begitu lambat sehingga anak cucunya sempat menghentikannya.Nyonya Besar Desla hanya bermaksud untuk menakuti-nakuti Alfred supaya Alfred menghentikan Tentara Kediaman Aldiso untuk menghancurkan barang.Alhasil, Alfred acuh tak acuh. Tentara Kediaman Aldiso juga tidak bermaksud untuk berhenti, terus menghancurkan segala sesuatu yang mereka lihat. Wanita-wanita yang penakut langsung berteriak dan berlari ke halaman belakang.Nyonya Besar Desla marah hingga pandangannya menghitam. Dia benar-benar tidak menyangka Alfred akan begitu sombong, bahkan tidak takut dia benar-benar menabrakkan dirinya hingga mati.Tentara Kediaman Aldiso tidak masuk ke halaman dalam yang tidak boleh sembarangan dimasuki oleh pria. Ranto tahu aturan itu. Oleh karena itu, mereka hanya menghancurkan paviliun utama dan aula paviliun.Melihat itu, wajah Adipati Harlo memucat. Dia tahu mengapa Raja Aldiso
Beberapa orang dari Keluarga Rinar berlari keluar. Kekacauan di luar sama seperti di dalam aula paviliun.Dengan ekspresi lesu, Adipati Harlo maju dan bersoja. "Raja sudah selesai melampiaskan emosi, 'kan?"Alfred memasang ekspresi dingin, tidak menjawab. Intan bertanya, "Apakah Adipati Harlo marah?"Adipati Harlo menggertakkan gigi. "Tidak berani.""Tidak berani?" Tidak ada senyuman di wajah Intan. "Paling baik kalau begitu. Kalau hal ini terulang lagi, aku jamin Kediaman Rinar akan diratakan."Adipati Harlo telah menyaksikan kegemparan ketika Intan menikah. Dia tahu Intan tidak hanya didukung oleh Kediaman Aldiso, tetapi juga banyak pesilat. Bahkan ada dua pesilat di Kediaman Rinar.Jangankan menghancurkan Kediaman Rinar, Intan pun bisa membunuh semua orang di Kediaman Rinar secara diam-diam.Hari ini, Adipati Harlo telah mempermalukan seluruh pendahulu. Jika kejadian malam ini tersebar luas, dia benar-benar malu.Adipati Harlo tidak bisa menjawab omongan Intan. Alhasil, Feri berseru