Wanita jalang itu adalah keponakan wanita tua itu, lalu menjadi selir suaminya. Wanita jalang itu sudah melahirkan sepasang anak dan hamil lagi sekarang. Mungkin akan bersalin dalam beberapa hari ini.Putri Chelsea hanya akan jengkel jika pulang ke sana sekarang.Namun, ibu sudah memberi perintah sehingga dia harus pulang.Waktu itu, Putri Chelsea dengan sombong mengatakan dirinya akan pulang ke rumah ibu, tetapi sekarang dia pulang sendiri tanpa dijemput. Benar-benar memalukan.Mengangkat Shayna menjadi selir .... Wanita jalang itu sudah punya sepasang anak dan sekarang akan bersalin. Meski Shayna bodoh, Shayna masih muda dan cantik. Dia bisa membiarkan Shayna bersaing dengan wanita jalang itu dan mengambil keuntungan.Akan tetapi, Putri Chelsea sangat membenci Shayna. Gadis jalang itu membuatnya menderita kesusahan karena perbuatan sendiri.Putri Agung memejamkan mata dan memikirkan hal lain.Raja Emino ingin menikahi gadis Keluarga Wino, bahkan sudah melamar tak lama setelah kematia
Alfred menjadi emosi. Dia dengan pelan mendorong ibunya, lalu mencengkeram pergelangan tangan Intan. "Aku dengar tadi kamu bilang mau mencarikan selir untukku. Ikut aku, kamu harus dihukum."Alfred langsung menarik Intan ke luar.Nyonya Kartika terbengong. Itu hanya omongan belaka. Anaknya benar-benar sudah gila!"Dayang Gita, cepat pergi tengok mereka," perintah Nyonya Kartika dengan cemas. "Kalau Intan dipukuli Alfred, bagaimana aku jelaskan ke Kakak? Kakak paling sayang Intan."Dayang Gita mengembuskan napas. "Tengok bagaimana? Nyonya juga ingin mencarikan selir untuk Raja karena omongan Putri Agung dan Selir Deswita. Kalau aku pergi ke sana, bukankah Raja akan makin marah? Fisik Nyonya Intan sepertinya cukup kuat ....""Dasar bodoh! Pria mana yang memukuli istrinya? Kalau kamu tidak mau pergi, aku pergi sendiri."Dayang Gita mencegat Nyonya Kartika. "Baik, baik, baik. Aku cari Tuan Axel, Raja paling patuh padanya.""Cepat pergi!" Nyonya Kartika menepuk meja. Dia sangat cemas. Jika
Setelah sibuk sepanjang hari, ditambah cuaca sudah mulai panas, tidak bisa kalau tidak mandi.Alfred menggendong Intan dan berkata di telinganya dengan suara yang serak dan rendah, "Pas kita mandi bareng."Intan yang memeluk leher Alfred bertanya dengan heran, "Kita bersetubuh setiap malam, kenapa belum hamil juga?""Kamu mau hamil cepat-cepat?" Alfred menggendong Intan ke kamar mandi, lalu menanggalkan pakaian Intan."Bukan, hanya penasaran. Seingatku, ibu bilang ibu sudah didiagnosis hamil sebulan setelah menikah dengan ayahku.""Menurutku, kita tidak perlu punya anak cepat-cepat." Alfred menanggalkan pakaian Intan dari bahunya yang putih dan cerah. "Aku sudah minta obat dari Tabib Riel. Kamu harus jaga kesehatan tubuh, kamu sudah terluka di medan perang."Mata Intan membelalak. "Kamu minum obat kontrasepsi? Katanya itu sangat tidak baik bagi kesehatan.""Wanita boleh minum, kenapa pria tidak boleh?" Alfred terkekeh-kekeh. "Kondisi tubuhmu sudah lemah. Mana bisa suruh kamu minum obat
Amanda dan Shayna kembali ke Kediaman Jenderal dengan lesu.Begitu masuk, Amanda langsung menampar Shayna dengan sekuat tenaga dan meneriakinya, "Kenapa bisa ada gadis jalang sepertimu di Keluarga Wijaya? Kamu sudah merusak martabat Keluarga Wijaya hari ini. Ayo, ikut aku ke tempat Ibu. Biar Ibu yang menghukummu."Shayna gagal mewujudkan rencananya di Kediaman Aldiso, malah disentuh oleh Adipati Adam, lalu menjadi bahan tertawaan orang-orang. Shayna yang awalnya panik menjadi bengong karena ditampar ketika baru masuk ke kediaman, lalu dia mengamuk.Semua orang berani merundungnya sekarang?Shayna menampar Amanda dan berteriak dengan marah, "Siapa yang kamu katai jalang? Kamu sendiri tidak jalang? Kalau kamu tidak jalang, apa kamu akan menikah dengan Kak Rudi? Kalau kamu tidak jalang, kenapa kamu pergi ke acara Kediaman Aldiso malam ini? Kamu mau melihat Intan dipermalukan, justru kamu yang malu di depannya."Amanda tidak menyangka Shayna yang telah melakukan hal-hal tidak senonoh seper
Shayna berteriak dengan sedih pada Rudi, "Kenapa Kak Rudi memarahiku? Kalau bukan karena Kak Rudi turun jabatan, mana mungkin aku melakukannya?"Rudi membentak dengan tegas, "Kamu tidak perlu ikut campur tentang karierku, aku akan berusaha sendiri. Kamu melakukannya demi dirimu karena kamu suka Alfred. Apa keunggulan Alfred? Kenapa kalian semua menyukainya?"Melihat Rudi sudah tahu dan menjelekkan pria pujaannya, Shayna yang mengotot langsung marah, "Tentu saja Raja Aldiso unggul, jauh lebih unggul darimu. Intan bahkan cerai denganmu dan menikah dengan Raja Aldiso. Sudah jelas Raja Aldiso jauh lebih unggul darimu. Selain itu, nona mana di ibu kota ini yang tidak ingin menjadi Nyonya Raja Aldiso?"Wajah Rudi menjadi masam. "Kamu mau menjadi Nyonya Raja Aldiso? Raja Aldiso sudah punya istri. Mimpimu tidak akan terwujud."Shayna menangis seraya berkata, "Mana mungkin aku tidak tahu? Aku awalnya hanya mau jadi nyonya selir dan disukai Raja Aldiso. Cepat atau lambat, aku pasti bisa menggant
Shayna memegang pipinya, lalu melempar diri ke dalam pelukan Nyonya Besar Diana. "Ibu, Kak Rudi tampar aku."Nyonya Besar Diana membelai punggung Shayna. Ekspresinya menjadi kecewa ketika dia menoleh pada Rudi. "Kamu menampar adikmu hanya karena omongan belaka? Kamu benar-benar mengecewakan adikmu. Sekalipun adikmu tidak melakukan itu demi kamu, kamu juga akan mendapat keuntungan pada akhirnya.""Ibu, aku tampar Shayna karena dia berkata kasar pada kakak iparnya," sanggah Rudi dengan marah.Amanda sangat terharu. Demi pembelaan Rudi ini, seluruh pengorbanannya pun sepadan.Nyonya Besar Diana melirik Amanda sekilas, lalu berkata, "Sudah, kalian pergi saja. Aku nasihati Shayna pelan-pelan."Kemarahan bertubi-tubi di hati Rudi karena keributan tersebut. Dia berbalik badan dan berjalan keluar dengan langkah besar.Amanda tahu Rudi sangat marah dan segera menyusul ke luar. Dia menggandeng lengan Rudi. "Suamiku, karena kamu sudah membelaku malam ini, aku pasti akan membantu kariermu."Tubuh
Melihat Nyonya Falensia tampak tidak sehat, Intan menyuruh pelayan mengambilkan sup herbal. Sup herbal itu sebenarnya untuk Intan sendiri. Alfred menyuruh Intan memelihara kesehatan tubuh karena khawatir ada gejala lanjutan dari cedera semasa di medan perang.Napas Nyonya Falensia tidak teratur seperti biasa, sepertinya datang membawa amarah. Jadi, Intan berujar, "Nyonya Falensia tidak enak badan, tidak perlu datang kemari. Masalah tadi malam tidak ada hubungan dengan Nyonya."Nyonya Falensia minum sup herbal dan mengelus dadanya. Sesaat kemudian, dia berkata, "Aku justru berharap hal itu tidak ada hubungan dengan Keluarga Bangsawan Winata, tapi Putri Chelsea adalah bagian dari Keluarga Bangsawan Winata. Tentang semua yang terjadi kemarin, aku sudah melihat dengan mata kepala sendiri. Putri Chelsea ingin merusak nama baik Raja Aldiso, tapi malah suaminya yang terkena masalah. Dia menderita kesusahan sendiri atas perbuatannya, juga membuat Keluarga Bangsawan Winata terpaksa harus menika
Setelah Nyonya Falensia berpamitan, Nyonya Kartika buru-buru datang ke aula paviliun.Di sana, hanya ada Intan yang minum teh sambil merenung. Nyonya Kartika bertanya, "Katanya Nyonya Falensia datang? Aku buru-buru ke sini untuk mengobrol dengannya."Intan beranjak dari kursi dan memberi salam. "Ibu, Nyonya Falensia baru saja pergi.""Sudah pergi?" Nyonya Kartika terengah-engah dan duduk. "Bukannya dia mau mengobrol denganku?"Nyonya Kartika sedikit kecewa. Dia mengira Nyonya Falensia datang mencarinya.Nyonya Kartika sangat iri pada Putri Agung yang sering dikunjungi oleh nyonya-nyonya pejabat."Nyonya Falensia cari Ibu, tapi dengar Ibu belum bangun, Nyonya Falensia jadi tidak enak hati dan pergi dulu." Dari ekspresinya, Intan tahu apa yang dipikirkan oleh Nyonya Kartika.Pikiran ibu mertuanya ini terlalu mudah ditebak."Mabuk sesaat malah jadi masalah." Nyonya Kartika teringat akan putranya yang marah besar tadi malam, lalu melirik Intan dengan waswas. "Tadi malam, Alfred tidak melak