Nyonya Besar Tiara tidak menyelesaikan kalimatnya, tetapi semua orang paham. Nyonya Besar Tiara khawatir Nyonya Kartika akan menyulitkan Erik.Keluarga Kosasih jarang menghadiri acara dalam dua tahun terakhir, tetapi mereka pernah mendengar tentang kejadian-kejadian di luar.Terutama tentang Intan. Mereka menaruh perhatian, tetapi tidak pergi bertanya.Mereka semua tahu Nyonya Kartika tidak terlalu menyukai Intan. Jika Intan membawa Erik ke Kediaman Aldiso, Nyonya Kartika mungkin akan lebih tidak menyukai Intan lagi.Intan berucap, "Aku akan selalu mengutamakan Erik. Kalau Nyonya Kartika tidak menerima Erik, kami akan pulang ke Kediaman Adipati Belima. Aku berjanji pada kalian, Erik tidak akan dirundung."Janji Intan tidak menghilangkan kekhawatiran mereka. Bagaimanapun, Intan pernah menikah sebelumnya. Jika tidak disukai oleh ibu mertua, kehidupan Intan akan menjadi sulit.Sekalipun Raja Aldiso menegakkan keadilan, lama-kelamaan Raja Aldiso akan menjadi jengkel karena terapit di antar
Keesokan hari, Keluarga Kosasih mengantarkan makanan kesukaan Erik. Selain itu, nyonya-nyonya Keluarga Kosasih sedang menjahit pakaian, sepatu, dan kaus kaki untuk Erik.Keluarga Kosasih mengungkapkan cinta mereka pada Erik melalui aksi nyata.Hal itu melegakan hati Erik. Keluarga Kosasih menerimanya, juga sangat menyayanginya.Pada hari ini, Tabib Riel datang secara pribadi untuk melakukan pemeriksaan palpasi pada Erik, khawatir ada sesuatu yang terlewatkan.Sebenarnya, dengan keterampilan pengobatan Tabib Riel, Tabib Riel sudah mendiagnosis semua kondisi Erik kemarin. Tabib Riel begitu teliti karena sangat mementingkan keturunan Keluarga Adipati Belima.Begitu Tabib Riel pergi, Alfred datang bersama Darius.Alfred memberi tahu Intan bahwa dia datang untuk menengok Erik dan mendekatkan hubungan dengan Erik.Erik juga bergembira terhadap kedatangan Alfred. Erik bahkan memperlihatkan batu tinta pemberian Hendri kepada Alfred dan dengan murah hati mengatakan dia bisa memberikan satu batu
Intan mengedipkan mata. "Junior?"Ekspresi Alfred membeku. Lalu, Alfred memalingkan wajah dan mengeyel, "Aku bukan anggota Taliani. Guruku bilang aku tidak bergabung dengan Taliani, hanya jadi murid pribadinya.Mata Intan berbinar saat tersenyum. "Junior, jangan membohongi diri sendiri. Paman Guru adalah anggota Taliani. Sebagai muridnya, bagaimana mungkin kamu bukan anggota Taliani? Junior, kapan kamu masuk sekte?"Alfred berusaha untuk tersenyum dan mengubah topik. "Tadi kita bicarakan mau membawa Erik menemui Tuan Besar Simon. Kapan kamu berencana pergi ke sana?"Intan menopang dagu ke tangan dan mengedipkan mata pada Alfred. "Junior, Kakak dan Erik akan pergi ke sana besok."Entah mengapa, setelah tahu Alfred adalah anggota Taliani, Intan merasa lega dan jauh lebih leluasa di depan Alfred.Alfred terdiam dan memutar mata pada Intan. "Aku lebih tua darimu.""Ya, Junior, kamu lebih tua dariku." Intan tertawa girang. Tidak heran Alfred tidak pernah mengungkit hal ini, hanya mengatakan
Alfred adalah Panglima Pasukan Aldiso. Sekalipun harus menetap di ibu kota karena sudah tidak ada peperangan, kamp Pasukan Aldiso tidak jauh dari ibu kota. Ada banyak urusan militer, juga harus mengadakan pelatihan dari waktu ke waktu. Bagaimana bisa Alfred menjabat sebagai Ketua Kejaksaan Agung?Selain itu, Kejaksaan Agung bertanggung jawab atas kasus pidana dan peninjauan hukuman mati dalam kasus-kasus penting. Sebagian besar tugasnya bersifat administratif, sedangkan Alfred adalah jenderal.Jika Alfred menjadi Ketua Kejaksaan Agung, mengapa Alfred juga menjadi Komandan Pasukan Baja?Dengan dua jabatan itu, serta Panglima Pasukan Aldiso, bagaimana Alfred bisa membagi waktu?Alfred menjawab acuh tak acuh, "Token harimau dan kekuasaan militerku sudah diserahkan. Sekarang, Pasukan Aldiso sementara dipimpin oleh Petrus."Petrus Widyasono?Intan tahu, Petrus adalah seorang adipati. Dulu, Petrus memiliki reputasi yang tinggi di kemiliteran. Namun, setelah itu, Petrus terluka di medan peran
Ada banyak hal yang tidak dapat diungkapkan. Jadi, Alfred pamit.Intan merenung untuk waktu yang lama. Dia merasa dirinya sudah memahami beberapa hal, tetapi tidak sepenuhnya.Melihat Intan galau, Dayang Ita ragu sejenak dan hendak maju. Akan tetapi, Paman Toni menghentikan Dayang Ita dengan menggelengkan kepala. "Ambilkan makanan untuk Tuan Muda Erik. Sudah cukup lama Tuan Muda Erik latihan menulis, pasti capek."Dayang Ita menatap Paman Toni dan mengembuskan napas, lalu berucap, "Baik!"Dayang Ita pergi ke dapur. Paman Toni yang pincang menyusul ke dapur dan berbisik pada Dayang Ita, "Aku tahu kamu ingin beri tahu Nona, tapi sekarang bukan waktunya. Tunggu sampai mereka sudah menikah."Dayang Ita mengangguk. "Aku tahu. Aku hanya terbawa oleh suasana ketika melihat Nona galau. Aku tahu tidak boleh gegabah."Dayang Ita mengembuskan napas. "Aku juga baru tahu hari ini bahwa Raja Aldiso telah menyerahkan kekuasaan militer. Kalau dikaitkan dengan semua yang terjadi sebelumnya, aku tahu Ra
Sebagian besar anggota Keluarga Belima adalah pengusaha atau pemilih tanah. Tentu saja mereka memahami hal itu.Mereka adalah satu kesatuan. Bahkan jika tidak mendapatkan bantuan nyata, dengan status Keluarga Adipati Belima, orang lain akan waswas ketika ingin merundung anggota Keluarga Belima.Oleh karena itu, semua orang mendengarkan nasihat Tuan Besar Simon. Apalagi Keluarga Belima selalu bersatu. Seluruh Keluarga Adipati Belima pun hampir dibantai sehingga tidak ada orang yang benar-benar iri pada mereka.Setelah itu, Tuan Besar Simon lanjut berpidato. Erik mendengarkan dengan saksama dari samping.Dulu saat diadakan rapat keluarga, Erik yang masih tidak berhak untuk hadir. Jadi, Erik memiliki rasa tanggung jawab terhadap keluarga setelah mendengar pidato Tuan Besar SimonErik tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Akan tetapi, Erik tahu dirinya tidak boleh melakukan kesalahan, tidak boleh mempermalukan ayah dan saudara lainnya, serta tidak boleh mempermalukan Keluarga Belima.Pada
Tabib Riel mengangguk. "Pertama, mau bicarakan kemajuan detoksifikasi Erik. Setelah pengobatan selama beberapa hari ini, aku melakukan pemeriksaan palpasi pada Erik hari ini. Hasilnya lebih baik dari yang kuperkirakan. Bengkak di tenggorokan Erik juga sudah mereda.""Benarkah?" Kemarin, Ahmar sudah mengatakan bahwa kemajuan Erik cukup signifikan. Akan tetapi, mendengar Tabib Riel mengatakan hal yang sama setelah melakukan pemeriksaan palpasi, Intan lebih girang lagi. "Baguslah. Terima kasih banyak, Tabib Ahmar."Tabib Ahmar tersenyum dan menerimanya. Dia telah memberi banyak kontribusi dalam beberapa hari terakhir.Tabib Riel menyeruput teh dan melanjutkan, "Kedua, seperti yang kamu katakan tadi. Kondisi tubuh Erik sudah cukup baik sekarang, sudah waktunya mengobati kaki Erik. Seperti yang sudah kuberitahukan sebelumnya, untuk mengobati kaki Erik, tulang kakinya harus dipatahkan dan dibenarkan kembali."Hati Intan menegang. "Aku tahu, itu akan sangat menyakitkan.""Tentu akan sangat me
Setelah Tabib Riel pergi, Intan membicarakan hal itu dengan Erik. Erik bisa memberi pendapat terhadap masalah yang terkait dengan dirinya sendiri.Tentu saja, bukan menyuruh Erik membuat keputusan. Jika Erik punya pendapat sendiri, akan lebih mudah bagi Intan saat membicarakan hal itu dengan Keluarga Kosasih.Setelah mendengar omongan Intan, Erik bersandar dalam pelukan Intan seraya tersenyum dan menulis di telapak tangan Intan: "Tabib Ahmar sudah bilang, itu akan sangat menyakitkan. Saat patah tulang waktu itu, aku rasa aku hampir mati."Intan meminta Erik untuk menuliskan ulang karena ada beberapa kata yang kurang jelas. Baru setelah itu, Intan paham dan bertanya, "Jadi, kamu mau menutup titik meridian untuk menghilangkan rasa sakit?"Erik menggelengkan kepala dan lanjut menulis: "Tapi aku tidak mau kalau itu berisiko dan mungkin akan tetap pincang setelah diobati. Sesudah dewasa, aku akan memimpin Keluarga Adipati Belima. Bagaimana bisa kepala keluarga itu pincang?"Erik mendongakka