Share

4. Ternyata Karena Wasiat

Keesokan harinya, Aruna kembali ke ruangan Ganindra untuk menandatangani perjanjian pernikahan kontrak yang telah mereka bicarakan sebelumnya. Namun, berbeda dengan kemarin, kali ini di dalam ruangan Ganindra ada orang lain selain mereka berdua.

"Aruna, perkenalkan. Ini adalah Pak Bambang Wijatmiko. Dia adalah pengacara saya," beritahu Ganindra.

"Halo, Pak. Saya Aruna," pungkas Aruna seraya menyodorkan tangannya ke hadapan pria paruh baya bertubuh tambun yang katanya bernama Pak Bambang Wijatmiko ini.

"Bambang Wijatmiko," ucap Pak Bambang seraya membalas jabatan tangan Aruna.

Setelah melakukan perkenalan singkat dengan Pak Bambang, Ganindra kembali menyodorkan sebuah map hitam ke hadapan Aruna.

"Itu adalah perjanjian yang sudah diperbaharui. Kamu bisa membacanya dulu," ujar Ganindra.

Setelah mengatakan hal ini, Ganindra tidak ikut duduk di sofa panjang yang berada di tengah ruangan bersama mereka. Pria itu justru berjalan ke arah kaca besar yang menampakkan bangunan-bangunan tinggi di seberang. Sambil tangan kirinya dimasukkan ke dalam saku celana dan tangan kanannya memegang cerutu.

Dari tempat Aruna duduk, dia hanya bisa melihat punggung lebar Ganindra yang tampak nyaman untuk dijadikan sebagai tempat bersandar.

'Aruna bodoh, sekarang bukan waktunya untuk mengagumi pria itu!' maki Aruna dalam hati.

Dia lalu menundukkan kepala untuk menatap map hitam yang ada di hadapannya. Kalimat yang sama masih menjadi judul besar yang tertulis paling depan.

Perjanjian Pernikahan Kontrak

1. Dilarang mencampuri urusan satu sama lain.

2. Dilarang jatuh cinta.

3. Bercerai setelah satu tahun menikah.

4. Pernikahan ini tidak boleh diketahui orang lain selain keluarga dan pengacara kedua belah pihak.

5. Ganindra Karta Widjaja akan memberikan nafkah sebanyak 100 juta setiap bulan kepada Aruna Anastasia.

6. Ganindra Karta Widjaja akan membantu Aruna Anastasia untuk menyingkirkan preman yang mengganggunya.

Aruna membaca setiap poin perjanjian ini berulang kali hingga dia tidak menemukan ada keanehan di dalamnya. Setelah merasa mantap, barulah Aruna membubuhkan tanda tangannya di atas materai.

"Baiklah. Karena Anda sudah menandatangani surat perjanjian ini, maka sekarang saya akan memberitahukan alasan kenapa Pak Ganindra ingin menikah dengan Anda. Dan saya juga yakin, Anda pasti penasaran dengan alasannya 'kan?" tukas Pak Bambang.

Aruna yang tidak menduga akan hal ini sebelumnya pun mengangguk gamang sebagai jawaban. Tadinya Aruna berpikir bahwa akan membutuhkan waktu lama baginya untuk menguak tabir misteri soal pernikahan ini. Siapa yang tahu akan menjadi secepat ini?

"Jadi begini, sebelum Pak Gumelar Adi Widjaja meninggal dunia, beliau secara khusus menulis surat wasiat untuk Anda. Pertama-tama nama Anda adalah Aruna Anastasia yang juga merupakan putri dari Ibu Belinda Wirawan, benar?" tanya Pak Bambang memastikan.

Aruna masih menganggukkan kepala dengan kaku seperti robot karena orang ini bahkan mengetahui nama lengkap ibunya.

"Benar," jawab Aruna.

"Di dalam surat wasiatnya, Pak Gumelar mengatakan bahwa jika dalam waktu satu tahun setelah meninggalnya beliau, sang putra Ganindra Karta Widjaja tidak kunjung menikahi Aruna Anastasia, maka setengah dari harta warisan keluarga Widjaja akan secara otomatis jatuh ke tangan Aruna Anastasia, selaku putri dari Ibu Belinda Hermawan. Dan jika Aruna Anastasia menolak untuk menikah dengan Ganindra Karta Widjaja, maka setengah dari harta warisan keluarga Widjaja juga akan secara otomatis jatuh ke tangan Aruna Anastasia. Tapi jika Aruna Anastasia bersedia menikah dengan Ganindra Karta Widjaja, maka harta warisan keluarga Widjaja akan jatuh sepenuhnya ke tangan Ganindra. Tentu saja pernikahan antara Aruna Anastasia dan Ganindra Karta Widjaja harus sah secara agama maupun negara," ungkap Pak Bambang.

Sepanjang Pak Bambang membeberkan isi surat wasiat yang dimaksudkan, Aruna sama sekali tidak melakukan interupsi. Hanya saja nafasnya tercekat dan bibirnya terus terbuka lebar. Matanya juga beberapa kali mengerjap dengan penuh ketidakpercayaan.

Begitu Pak Bambang selesai menyampaikan informasinya, Aruna otomatis menatap penuh arti ke arah punggung Ganindra yang sedang berdiri membelakanginya.

Pantas saja Ganindra menolak memberitahukan alasan pernikahan ini padanya. Ternyata karena pria ini takut kalau setengah dari harta warisan keluarga Widjaja akan jatuh ke tangannya.

Betapapun sukanya Aruna pada Ganindra, dia hanya bisa mendecih agak sinis saat ini.

"Tidak hanya itu saja, Pak Gumelar Widjaja juga berpesan untuk menyerahkan kembali sebuah rumah di kawasan X dan sebuah hotel bernama The Oasis untuk kalian. Rumah dan hotel itu dulunya adalah milik keluarga Hermawan. Kemudian ada juga sejumlah tabungan yang merupakan hasil dari pengelolaan hotel The Oasis selama puluhan tahun ini. Pak Gumelar mengatakan bahwa beliau sangat menyesal karena tidak bisa membantu banyak. Beliau juga sangat menyesal karena baru menemukan kalian saat dirinya dilanda sakit keras dan umurnya sudah tidak lama lagi," pungkas Pak Bambang menambahkan.

" ... "

Lidah Aruna semakin kelu. Dia tidak bisa mengatakan apapun untuk menimpali rentetan kalimat panjang yang disampaikan Pak Bambang karena dirinya terlalu syok. Aruna masih tidak mempercayai apa yang baru saja didengar. Dan butuh banyak waktu baginya untuk mencerna informasi mengejutkan ini. Terutama tentang Pak Gumelar serta hubungan apa yang dimiliki dengan sang ibu.

"Jadi begitu ... " Hanya itu kata yang mampu Aruna keluarkan setelah waktu yang cukup lama.

"Begitulah," balas Pak Bambang sambil terus menyunggingkan senyum bisnis.

Jika begini ceritanya, entah kenapa Aruna merasa dirinya baru saja ditipu oleh Ganindra.

"Tapi Pak Bambang, kalau saya boleh tahu, ada hubungan apa antara ibu saya dengan Pak Gumelar?" tanya Aruna mengemukakan pertanyaan yang mengganggunya ini.

Akan tetapi, bukannya memberikan jawaban yang gamblang, Pak Bambang justru hanya tersenyum tipis seraya berkata. "Mungkin nanti Anda bisa menanyakan langsung soal ini pada Ibu Belinda Hermawan saja."

"Ah~" Aruna berdengung agak kecewa.

"Untuk sertifikat kepemilikan rumah, hotel The Oasis dan juga tabungan, nanti baru akan diserahkan kepada Anda begitu Anda sudah sah menjadi istri Ganindra,"

Aruna pun menganggukkan kepalanya asal-asalan. Hanya dalam satu kedipan mata, dia diberitahu bahwa sebenarnya dia bukan orang miskin? Hanya saja kekayaannya dititipkan pada orang lain?

* * *

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status