Share

Chapter 37

Sepeningal lelaki itu kami sama diam. Aku membenamkan tatapan pada gelas yang baru sedikit kusesap. Sedangkan dia meneguk kopinya dengan tidak tenang. Sebenarnya sudah sejauh mana hubungan Akhtar dengan perempuan itu? Jika memang tidak memiliki perasaan khusus seharusnya dia tak perlu terlihat panik seperti itu.

“Kenapa diam?” Dia bertanya pelan.

Aku menggeleng.

“Sudah malam. Sebaiknya kita pulang.” Aku bangkit dengan hati ingin menyangkal bahwa sebenarnya merasa cemburu

“Kenapa tiba-tiba. Bahkan kita belum membicarakan apapun, Mai.”

“Lain waktu saja. Saya sudah mengantuk.” Aku melangkah meninggalkan dia yang ternganga menatapku dengan mimik bingung.

“Maikana?”

Sementara aku terus melangkah menuju pintu keluar terdengar dia memanggil pelayan. Membuatku refleks kembali berbalik. Aku baru teringat sesuatu. Seharusnya aku yang mentraktirnya malam ini.

“Maaf seharusnya saya yang membayar kopinya,” lirihku. Nyaris menubruknya lantaran mataku tidak fokus menatap ke depan. Tak menyadari d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status