Share

Chapter 43

"Ada rasa takut kehilangan. Padahal kita belum saling memiliki. "

____

“Apa yang membuat kamu begitu khawatir?” Dia bertanya setelah kusampaikan perihal keberatanku jika kami menikah secepat itu. Aku beralasan butuh rencana yang matang membuat momen yang sangat sakral ini agar menjadi sangat berkesan

“Maafkan saya Akhtar.” Kupandangi dia lamat-lamat dengan perasaan tak tega. Dia diam sejenak bekerjap-kerjap. Mengembangkan senyum. Meski raut kecewa terpampang jelas di wajahnya.

“Tidak perlu meminta maaf. Saya selalu siap memaklumi kamu. Apa pun asalkan itu membuat kamu nyaman.” Dia manarik sudut bibirnya. Tertawa lirih. Menyibak anak-anak rambut yang jatuh di keningku.

Aku semakin terpana memandangi matanya yang bercahaya. Mata yang menenteramkan Merasa sangat terharu. Yang terjadi jauh dari prasangka. Aku sempat mengira dia akan menolak usulku sebab dia tahu sejak awal memang bermaksud menunda. Tapi syukurlah dia menjadi sangat pengertian.

“Jangan bermuka masam seperti itu. Tersenyu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status