Share

Chapter 42

“Mai, aku minta waktu sebentar.”

Aku duduk dengan sikap enggan. Membuang muka. Sebenarnya tidak tega melakukan ini. Tapi sewaktu ingatanku menangkap wajah setan betina itu. Aku mendadak muak.

“Maafkan aku untuk kejadian hari itu.” Dia berkata dengan intonasi sangat rendah. Tatapannya nyaris tak berkedip. Memandang tajam.

“Kalau aku memaafkan kamu, apa kamu bisa untuk tidak lagi mengangguku?”

Dia terpekur sejenak. Menelaah ucapanku. Lantas menunduk. Cahaya matanya menyuram. Kulihat kucewa tergambar di mimik wajahnya. Tapi kucoba untuk tidak peduli.

“Apa tidak ada kesempatan lagi untuk kita?”

“Jangan menyebut 'kita' karena bagiku aku dan kamu sekarang adalah dua orang asing yang kebetulan pernah saling mengenal.”

“Aku mencintai kamu Mai.”

“Dan aku mencintai orang lain,” tukasku menegaskan ucapan. Dia tersentak dengan nada bicaraku. Tapi siapa peduli. Apa dia pikir selama ini hatiku tidak tercacah karena perbuatannya?

“Maaf, sebentar lagi aku akan menikah. Jadi silakan undur diri.”

“Meni
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status