Beranda / Fantasi / Aku Dan Tuan Duke / 5. Anya dan Apel Bodoh

Share

5. Anya dan Apel Bodoh

Penulis: cyllachan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-16 11:00:06

"Haaah ...," erangku berat.

'Kenapa aku beli benda seperti ini sih?'

Aku, Anya Levitski, telah menyetujui lamaran Lord Alexey Korzakov di atas kereta kuda sebulan lalu. Hanya semudah itu, dengan cap keluarga Korzakov, seluruh asetku telah berpindah tangan. Pabrik dan gudang. Aku menolak menjual mansion karena itu satu-satunya yang menjadi milikku. Semua berkas telah dibereskan oleh Vadim.

Lord Korzakov telah membeli gudang dan pabrikku. Sekaligus membayarkan utang paman sebesar lima ribu keping Lyrac. Lalu, menurut kurator, pabrik dan gudangku hanya bisa dihargai dua ribu lima ratus keping Lyrac. Sedangkan Lord Korzakov memutuskan untuk membeli seharga tiga ribu keping Lyrac.

Itu uang yang bisa kupakai selama berbulan-bulan. Aku bisa membeli sepetak tanah, rumah kecil, mungkin beberapa sapi dan domba. Tapi tidak. Dengan konyolnya telah kuhabiskan dalam sehari.

Kini aku tengah memandangi benda itu. Kupegang di tangan.

Sepasang cufflink tersemat di tempatnya, di kotak kecil yang dilapis beludru merah. Cufflink adalah kancing yang disematkan di bagian pergelangan tangan kemeja laki-laki. Bisa dilepas pasang sehingga bisa dipakai sehari-hari.

Sudah menjadi tradisi keluarga bangsawan. Ketika menikah, kedua mempelai akan saling memberikan hadiah pada calon pasangannya. Semakin tinggi status calonnya, maka hadiah yang diberikan harus semakin bagus atau banyak. Itu untuk menjaga martabat dan menghormati status keluarganya.

Menikah tidak gratis.

Biasanya kalau anak perempuan, akan diurus orang tua atau walinya. Tapi ... aku sudah tidak punya siapa-siapa.

Kira-kira, hadiah pernikahan apa yang pantas diberikan untuk seorang Duke? Untuk seorang tangan kanan Tsar?

Dengan berbagai pertimbangan, aku memutuskan untuk memberikan calon suamiku sepasang cufflink sebagai hadiah pernikahan. Aku memesannya khusus, supaya kancingnya dicetak motif kepala harimau, sesuai lambang keluarga Korzakov. Dan dibuat dari orihalcum, logam langka yang mahal berwarna kuning keemasan.

Aku tidak tahu hadiah apa yang lebih pantas untuk keluarga setingkat Duke. Dan ... cuma benda ini yang bisa kubawa sebagai hadiah. Uangku habis. Ini adalah benda termahal yang pernah kubeli dalam hidupku. Bisa dibilang, aku tak punya apa-apa lagi. Uang hasil menjual pabrik dan gudangku sudah ludes.

Meskipun dia tidak pernah menulis atau mengatakan padaku, apa yang ia inginkan sebagai hadiah pernikahan, tapi aku ingat satu pasal dalam kontrak kami.

Yaitu selalu menjaga reputasi dan nama baik keluarga Korzakov.

'Apa pantas ya, membawa ini saja sebagai hadiah pernikahan?' batinku.

Mataku tertuju pada dua kerat apel yang telah kukumpulkan dari pohon apel dekat mansion. Itu adalah jenis 'Apel Ratu'. Rasanya manis dan buahnya besar-besar, airnya banyak juga. Harus menunggu musim semi tiba untuk memanennya.

Satu-satunya yang membuatku ceria dalam setahun adalah saat pohon 'Apel Ratu' di depan mansion kami berbuah. Kalau dijual dipasar bisa cukup mahal. Makanan orang kaya. Tadinya aku berpikir untuk menjadikannya hadiah pernikahan.

'Ahh ... kenapa aku harus miskin sih,' batinku mengerutuk.

Sekarang sudah terlambat untuk mundur. Aku telah menyetujui semua persyaratan dari Lord Korzakov. Dia juga telah memenuhi semua perjanjian kami. Meskipun semua perjanjian sudah tertulis secara rinci, tapi tidak ada bahasan soal harus seperti apa hadiah pernikahan yang kami berikan. Itu membuatku kepikiran berhari-hari.

"Lady Levitski, apa ini juga dibawa?" ia menunjuk pada apel-apel itu.

Suara Sir Sergei membangunkanku dari kebimbangan.

"Iya ... bawa saja," kataku lirih.

'Sudahlah ... aku tidak punya pilihan lain.'

Mataku menyapu pemandangan kediaman Levitski untuk yang terakhir kali. Aku sudah bersiap dengan gaun hijau zamrud dan mengemasi semua barang-barangku.

Aku menggeleng pelan sambil berkata lirih. "Aku pasti sudah gila, ayah."

"Lady Levitski, apa sudah semuanya?" tanya Sir Sergei lagi.

Dia adalah Sir Sergei, ksatria kiriman Lord Korzakov yang akan mengantarku ke Kota Balazmir, tempat istana keluarga Korzakov berada. Dua pelayan dan delapan ksatria lain menjemputku.

"Sudah, ser," kataku.

Dengan barang terakhir yang dimuat di kereta kuda, kami pergi dari desa. Aku tak bisa berhenti memandang mansion Levitski. Ia menyusut dari kejauhan. Aku telah tinggal di sana sendirian. Tanpa pelayan atau apapun. Cuma aku sendiri.

Akhirnya aku pun meninggalkan desa ini. Dulunya wilayah Barony Levitski, tapi semenjak ayah sakit-sakitan, kami harus menjual wilayah kekuasaan kami yang tidak seberapa ini. Barony Levitsky dibeli oleh seorang saudagar kaya dari ibukota. Lalu dia menjual secara sepetak-sepetak kepada siapapun warga desa yang bisa membeli dengan harga yang sudah dia tetapkan.

Yang kupunya saat itu hanya gelar bangsawanku. Aku nyaris berpikir untuk menjualnya. Untung saja kuurungkan niat itu. Karena bisa jadi aku akan kehilangan kesempatanku untuk menikah dengan bangsawan lain.

Apa alasanku menerima lamaran Lord Korzakov?

Putus asa karena utang? Tentu. Sejak pabrik sama sekali tidak beroperasi, aku sudah tidak tahu bagaimana harus membayar. Sekarang calon suamiku adalah pria yang buruk menurut rumor. Aku terus berusaha berpikir positif berhari-hari.

Tenang Anya, setelah ini ... kau tidak perlu lagi harus sembunyi dari rentenir. Kau bisa menikmati harta suamimu sesukamu. Kau tidak perlu bekerja dari subuh hingga petang lagi. Itu yang terus kuulang-ulang di dalam kepala.

Tapi ... hal sebenarnya yang membuatku setuju untuk menikah adalah ... kupikir dia berkata jujur.

Kupikir ... Lord Korzakov adalah 'segalanya' kecuali seorang pembohong.

Ya, dia kasar. Ya, dia tidak sabaran. Ya, dia membunuh orang, itu sudah pasti.

Tapi berbohong?

Sebetulnya ... kebenaran seperti apa yang ada pada Lord Korzakov?

Dua hari lamanya rombongan kami menyusuri jalanan di Dukedom Korzakov. Tak terasa sudah ada di Kota Balazmir. Tanganku meremas kuat kotak cufflink yang sulit kulepaskan selama perjalanan.

Jantungku berdebar begitu kencang saat kami memasuki pelataran istana keluarga Korzakov. Kereta kuda kami langsung berhenti di tangga pualam sebelum pintu utama bangunan istana. Saat aku turun dari kereta kuda, Igor dan beberapa pelayan di belakang telah berdiri menyambutku.

"Selamat datang, Lady Levitski," sambutnya sopan. "Kami sudah menyiapkan kamar untuk Anda. Barang-barang ini biar kami yang mengurusnya."

"Terimakasih, Igor," ucapku sambil tersenyum.

Kemudian para ksatria dan pelayan mulai memindahkan koper-koperku yang jumlahnya sedikit. Mereka juga mengangkut dua kerat 'Apel Ratu' dari kediamanku.

"Sergei!" seru seseorang. Ia melangkah begitu cepat dan jengkel keluar dari istana. "Kau terlambat! Seharusnya sudah sampai dari pagi 'kan?!"

Aku mengenali suaranya. Lord Korzakov.

"Maafkan kami, my lord. Tapi hujan turun lebat saat kami baru berangkat," Sergei membungkuk dalam.

Sebulan telah berlalu. Akhirnya aku melihat lagi wajah pria ini. Masih memasang raut jengkel dan buas setiap waktu. Aku ingat seperti baru kemarin. Aku tak tahu apa dia menyadari kehadiranku atau tidak.

"Dan kenapa kau beli apel sebanyak itu?!" tunjuknya sambil menuruni tangga pualam.

"I-ini ...," Sergei melirikku gugup. Aku bisa melihat ksatria dan pelayan lain yang ikut rombongan menatapku.

"Itu ... saya yang bawa, Your Grace," kataku. Langkah Lord Korzakov terhenti. Kali ini ... ia memandangku. "Itu ... hadiah pernikahan ... untuk Anda," ucapku lirih.

Lord Korzakov mematung. Semua ksatria dan pelayan juga sama. Aku berani bersumpah tidak mendengar apapun setelahnya. Mereka berhenti bicara dan berhenti dari kegiatan apapun yang mereka lakukan. Aku bisa merasakan semua mata menuju padaku. Rasanya tubuhku yang kecil ini semakin menyusut.

Aku tertunduk. Kepalaku menggantung penuh rasa malu. Jantungku mau copot rasanya. Wajahku sudah merah di bawah sini.

'Oh Anya! Seharusnya kau tinggalkan saja ini di rumah!'

Aku yakin ... para pelayan akan menjadikanku bahan olok-olok. Atau ... Lord Korzakov berpikir aku sedang menghinanya. Apel untuk hadiah pernikahan seorang bangsawan?! Aku pasti akan dihabisi setelah ini.

Hanya ada langkah kaki pria itu yang terdengar. Ia lanjut menuruni tangga, dan berdiri di dekat tumpukan buah apel merah. Darahku mendesir semua ke kepala. Kakiku lunak seperti spageti yang dimasak terlalu lama. Ingin menangis rasanya. Aku sudah tidak punya muka!

Mungkin dia akan mengamuk lebih dari kejengkelannya pada Sergei karena kami terlambat.

Aku tidak bernyali untuk menatap. Aku hanya bisa memandangi kaki pria itu. Ia memunggungiku. Agak lama, kemudian aku mendengar sebuah suara.

Kress.

Aku mendongak. Sudah ada sebuah apel dengan bekas gigitan di tangannya. Dia bergeming di sana beberapa detik. Aku tidak tahu apa yang terjadi. Aku juga tak bisa menerka wajahnya saat ini.

Tapi aku melihatnya menghela nafas.

'Tamat riwayatmu, Anya.'

Dia pasti tersinggung. Dia pasti akan membuang apel-apel itu. Aku sudah membuatnya malu! Bahkan sebelum hari pernikahan kami.

"Sajikan semua ini di makan malam pernikahanku! Jangan ada yang tersisa!" serunya dengan galak.

Aku terkejut.

"Baik, my lord!" jawab para pelayan kompak.

Dia ... apa dia marah? Apa dia tersinggung? Tapi ... kalau itu membuatnya terhina, dia tidak mungkin meminta para pelayan untuk menyajikan apel-apel itu.

Sejalan kemudian, ia menaiki tangga dengan langkah kaki yang cepat. Para pelayan kembali mengangkuti barang-barangku.

Ketika sampai di puncak tangga pualam, Lord Korzakov berhenti lagi. Dia menoleh, kuyakin mata birunya yang tajam menatapku. Aku menelan ludah.

"Layani calon istriku dengan baik."

"Baik, my lord," jawab Igor.

Kemudian ia berbalik dan melanjutkan langkahnya.

Dengan semua itu, aku lupa kalau aku masih punya sepasang cufflink sebagai hadiah!

"Tu-!"

Dia sudah pergi.

"Hhh," desahku. Tadi itu benar-benar menegangkan. Seharusnya ... jika aku bisa memberinya cufflink ini di depan semua orang, setidaknya bisa sedikit menyelamatkan mukaku.

Aku menatap nyeri pada sekerat apel yang mulai diangkut oleh para pelayan.

'Anya Levitski dan apel bodohnya.'

Sial.

Bab terkait

  • Aku Dan Tuan Duke   6. Penjahit Gaun

    Aku tak menyangka, meski Igor hanya kepala pelayan, tapi dia seperti telah dididik dengan tata krama bangsawan. Sedang aku, sepertinya telah memiliki ingatan yang kabur soal bagaimana cara berjalan ala bangsawan. Mungkin karena pekerjaan kasar yang bertahun-tahun melekat dalam diriku hari demi hari ....Membuatku semakin mirip rakyat jelata.Pasti ... mereka juga berpikir hal yang sama. Mataku melirik canggung pada dua orang pelayan yang ada di samping kiri dan kananku. Mereka begitu tenang. Igor di depan kami memandu jalan.Kami menyusuri koridor kastil kediaman keluarga Korzakov yang mewah. Dindingnya dibalut permadani, sepertinya diimpor dari luar negeri. Lampu gantung begitu setia mencengkram langit-langit kastil. Belum lagi di atas sana terhampar lukisan bertema ksa

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-20
  • Aku Dan Tuan Duke   7. Jari yang Hilang

    "Tuan ingin makan malam dengan Lady." Begitu kata Yulia.Kini aku sudah berada di meja makan dengan beberapa pelayan. Ini ruang makan yang sangat besar! Aku tidak yakin pernah berada di ruang makan seluas ini. Mejanya panjang dengan banyak sekali kursi. Mungkin dua puluh? Ada lampu gantung raksasa di sana.Kami semua menunggu Lord Korzakov, majikan nomor satu di kastil megah ini.Jantungku berdebar. Waktu terasa begitu lama kala aku menanti apa yang akan terjadi pada makan malam kami. Tak berapa lama kemudian, pintu ruang makan terbuka. Pria yang kami tunggu-tunggu akhirnya datang juga.Ketika Lord Korzakov melangkah, semua membungkuk. Sepatunya nyaris tak terdengar hentakan apapun. Aku tidak tahu apa aku juga harus

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-27
  • Aku Dan Tuan Duke   8. Daftar Undangan

    Apa barusan aku benar-benar mendengarnya?Bola mataku tak lagi tertancap pada bayangan di cermin, tapi pada Madam Petrov. Wanita gemuk nan ceria itu ... kecut."A-Apa ... maksud Anda,madam?""Apa Anda yakin dengan Tuan Duke?" tanyanya lagi. Begitu pelan. Aku yakin Yulia atau Elena yang sedang ikut menyiapkan pakaian lain tidak dengar."Memangnya kenapa?" bisikku juga."Jangan salah paham,my lady. Tapi ... saya juga membuat gaun untuk Her Royal Highness Prinsessa Sofia Romanov. Saya ... tidak ingin apa yang telah terjadi pada beliau, terjadi pada Anda," desis Madam Petrov cemas.

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-01
  • Aku Dan Tuan Duke   9. Pria di Altar

    "Aku tak menyangka kau adalah wanita yang serakah," sindir Lord Korzakov lagi. Alisku mengerut bingung. "S-Saya ... tidak mengerti ...my lord." "Apa yang sebenarnya kau inginkan dariku, Anya Levitski? Uang? Kebahagiaan? Apa?" cecarnya. "Aku sudah melakukan semua syaratmu. Lalu kau seenaknya membatalkan begitu saja?" Kedua mata birunya memicing tajam. Tubuh kami berdua masih dekat. Dia tak berteriak padaku, tapi suaranya yang serak dan dalam membuatku merinding setengah mati. "Sa ... saya ...," aku kehabisan kata-kata. "Katakan padaku yang sebenarnya. Kau ingin mempermainkanku? Saat aku telah menyi

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-02
  • Aku Dan Tuan Duke   10. Dansa Kami

    Paras yang rupawan, ia semakin terlihat gagah. Rambut emasnya rapi, wajahnya tak menyiratkan amarah atau hal yang menakutkan sama sekali. Ia begitu tenang. Yah ... wajar saja. Dia sudah pernah melakukan ini kan?Sedang aku, ini lumayan membuatku gugup.Di altar telah berdiri pendeta agung dengan baju yang paling ramai. Topinya yang tinggi dengan tunik putih dan bolero merah terlihat cukup mencolok.Saat aku tiba dan berdiri sejajar dengan Lord Korzakov musik dan paduan suara berhenti. Pendeta agung mulai berucap."Alexey Korzakov, apa Anda menerima wanita ini sebagai istri, dan hidup bersama dalam nama Tuhan, akan mencintainya, menghormatinya, dan menjaganya dalam sakit dan sehat, selama Anda hidup?"

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-03
  • Aku Dan Tuan Duke   11. Kakak Ipar

    "Aku tak menyangka kau bisa begitu," puji Lord Korzakov lagi."Aku hanya menjalankan apa yang tertulis pada perjanjian kita," simpulku. Kemudian membungkuk sedikit penuh kebanggaan. Lord Korzakov mengangguk-angguk sambil tersenyum geli."Tapi tadi itu baru permulaan. Bangsawan-bangsawan itu bisa lebih menyebalkan lagi. Count dan Countess Kaverin pernah terjerat kasus penggelapan upeti pada Tsar.""Begitu rupanya. Hari ini sebaiknya kita gencatan senjata untuk menghadapi orang-orang ini."Aku berdiri dari kursi. Setelah memberikan sapu tangan bekas air mata palsu pada Vadim, kami bersiap meninggalkan ruang serbaguna kediaman Korzakov.Lord Korzakov kembali mengg

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-04
  • Aku Dan Tuan Duke   12. Suami Baruku

    "M'lady... kami mohon biarkan kami untuk membantu," pinta Elena.Pesta pernikahan hampir rampung. Tapi sebelum itu selesai, Yulia dan Elena menjemputku."Tidak. Sungguh. Aku bisa mandi sendiri," kataku ngotot. Yulia dan Elena saling memandang."Tapi ... ini adalah malam pengantin Nyonya dan Tuan. Semuanya harus sempurna,m'lady," kukuh Elena lagi."My lady... kami mohon, agar Anda memperingan pekerjaan kami. Supaya Tuan tidak menegur nantinya," Yulia memelas.Ah ini menyebalkan. Tapi ... aku juga tidak mau kalau Yulia dan Elena kena masalah. Dengan sebuah tarikan nafas berat, aku mengangguk terpaksa.

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-05
  • Aku Dan Tuan Duke   13. Malam Pertama

    Aku samar dalam memahami apa yang akan dilakukan oleh sepasang suami istri saat malam pengantin. Hal yang tidak bisa dibicarakan oleh orang. Aku pun tidak memiliki khayalan itu, karena mimpiku untuk menikah telah kubuang jauh bertahun yang lalu.Pesan dari ibuku dahulu ... seorang istri yang baik harus patuh pada suami. Yulia dan Elena pun tak menjelaskan apa-apa. Aku tidak bernyali untuk tanya. Mungkin mereka pikir aku sudah tahu. Yang kupahami, aku harus patuh pada perintah dan diam di tempat, apapun yang ia lakukan.Yang pasti, melepas bajuku bukan perintah yang kuharapkan untuk kupatuhi tanpa pertanyaan. Dan pria asing ini sudah berlutut hendak menarik sisa gaunku.Hawa dingin menggerayangi punggungku. Kedua lenganku telah menutupi apapun sebisanya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-06

Bab terbaru

  • Aku Dan Tuan Duke   53. Penahanan

    Kami menuju perjalanan pulang. Aku dan Seva sudah berjanji untuk sering-sering mengirim surat mulai sekarang. Alexey juga berpesan pada Maxim, supaya dia tak perlu segan untuk meminta bantuan apapun jika diperlukan.Aku lega. Rasanya seluruh beban di pundakku terangkat. Aku tidak pernah merasa seringan ini.Meskipun begitu, aku kepikiran dengan pertanyaan Seva waktu itu. Seva mungkin tidak tahu banyak hal, tapi yang jelas dia jauh lebih tahu soal cinta daripada aku.Apa aku mencintai Alexey?Aku meliriknya. Sedari tadi ia masih menggenggam tanganku. Pria itu memandang keluar jendela kereta kuda. Hari mulai sore. Mungkin sebentar lagi kami akan tiba di kediaman, di Kota Balazmir. Di kastil yang menjulang paling tingg

  • Aku Dan Tuan Duke   52. Memaafkan

    Pipiku masih basah air mata, tapi bisa-bisanya Alexey punya pikiran seperti itu. Padahal barusan dia melihatku menangis hebat hingga sesenggukan. Dasar aneh.Aku tidak ingat kapan terakhir kali kami bercumbu atau bercinta. Sepertinya sudah lama sekali. Tapi di sinilah ia. Di tengah kunjunganku yang jauh dan melelahkan ke tempat adikku yang telah lama tidak bersua, dia malah merampas bibirku semena-mena.Kedua tangan Alexey menangkup wajahku, berusaha menguasaiku. Sementara bibirnya kian melumat seluruh mulutku. Aku tidak melawan, tentu saja. Meski ini begitu tiba-tiba, aku menikmatinya. Aku merindukan lelaki ini.Alexey melepas singkat ciuman kami. Ia memandangiku dekat."Manis," gumamnya. Kemudian ia kembali menciu

  • Aku Dan Tuan Duke   51. Kakak Beradik

    "Seorang janda menikahi ksatria dari bangsawan kelas rendah," ucap Seva luwes. "Aku sudah sering mendengar itu kok. Kalau mau bicara begitu, langsung saja. Aku tidak akan tersinggung, Your Grace~," cemooh Seva dengan nada memuakkan."Seva ... aku tidak-.""Lady Seva, aku sama sekali tidak mengungkapkan kalimat yang merendahkanmu, atau calon suamimu."Aku terkejut mendapati Alexey yang kian tenang. Sementara Maxim beringsut kebingungan. Aku juga mulai risau. Takut mereka berdua akan menghadapi apa yang mereka tidak ketahui soal Alexey. Bahwa dia adalah pria yang berbahaya."Aku tidak ada bedanya dengan Anda dan Kakak, Your Grace.""S-Seva ... apa maksudmu?"

  • Aku Dan Tuan Duke   50. Marchioness Seva Gusev

    "Kukira kau akan senang karena akan bertemu dengan adikmu," kata Alexey tiba-tiba."Maksudmu?""Kita sudah dua hari melakukan perjalanan jauh untuk datang ke pernikahan adikmu. Kukira kau akan senang."Tempat Seva memang jauh. Kediaman mereka dari wastuku di desa mungkin lebih jauh lagi. Seperti ada di ujung dunia. Bisa empat hari perjalanan. Sedangkan tempat Alexey sekarang hanya butuh dua hari."Bertahun-tahun aku tidak bertemu dengannya."Yang terdengar kini adalah suara derap kaki kuda yang riuh menjejak tanah. Mungkin hanya beberapa jam lagi kereta kuda kami beserta iring-iringan ksatria sampai di kediaman Marchioness Seva Gusev. Adikku.

  • Aku Dan Tuan Duke   49. Undangan Pernikahan

    'Untuk adikku terkasih, Marchioness Seva Gusev.'Penaku telah melumuri kertas putih begitu kontras, tetapi tanganku berhenti.Selepas Paman Dimitri ditangkap, diadili dan dicabut gelarnya, situasi memburuk. Mereka bilang saat pengadilan berlangsung, dia menyebut-nyebut namaku. Meneriak-neriakkannya hingga melengking dan bikin suara serak. Namun kuasa hukum keluarga kami melakukan pekerjaannya dengan baik. Dia mewakiliku menjelaskan dan mengatakan segala yang diperlukan. Hingga aku sama sekali tidak perlu datang. Toh dari awal aku bukanlah tersangka.Meskipun begitu, aku dengar Alexey bicara pada Vadim tempo hari."Anya tidak boleh melihat orang itu lagi," begitu katanya. "Jangan pernah!"

  • Aku Dan Tuan Duke   48. Kencan

    Makan malam.Aku dan Alexey masih belum bicara. Rasanya aku sangat lelah. Badanku pegal-pegal.Dmitri dibawa ke rumah tahanan bangsawan untuk penyelidikan. Nampaknya kejadian ini begitu serius. Aku tahu bangsawan bisa dicabut gelarnya apabila mereka melakukan pengkhianatan atau kegiatan-kegiatan kriminal lainnya. Aku baru pertama kali melihat sendiri kasus berat yang membuat orang lain terancam dengan pencabutan gelar."Apa kau mengkhawatirkan pamanmu?" tanya Alexey. Sepertinya ia menatap iba padaku.Aku menggeleng pelan. "Tidak.""Kau tidak makan?"Aku menghela. Daging panggang di atas piring rasanya tida

  • Aku Dan Tuan Duke   47. Fitnah

    Aku, Igor, Vadim, Alexey, Dmitri dan ... dua orang lagi yang kelihatannya sangat penting. Mereka adalah pegawai pemerintah, dari pengadilan.Dmitri begitu sumringah ketika dia tahu siapa orang-orang itu. Hanya dengan satu kalimat darinya, kami bisa langsung diseret ke gereja dan pengadilan untuk bercerai. Dia masih waliku."Saya tidak sangka kalau akan secepat ini, Your Grace. Apa Anda memang sangat buru-buru menginginkan restu dari saya?" katanya setengah mencemooh."Aku ingin menyelesaikan perkara aset-asetmu, Baron Levitski.""Tentu, tentu," jawab Dmitri dengan anggukan yang percaya diri. "Lebih cepat lebih baik. Aku tinggal tanda tangan untuk surat serah terimanya saja kan? Sesuai yang kita sepakati. Setelah itu

  • Aku Dan Tuan Duke   46. Suka

    Entah sudah berapa lama aku cuma berjalan mondar-mandir di dalam kamar. Gelisah. Bibirku merengut dengan kepalaku yang mungkin sudah berasap"Duh ... bagaimana ini," gumamku lirih."Apa ada yang bisa saya lakukan untuk Anda, my lady?" tanya Yulia menggugahku. Wajahnya yang kalem nampak seperti dia akan mematuhi perintahku tanpa pertanyaan."Hhh. Bukan apa-apa. Kau ... tidak perlu khawatir.""Apa ini soal paman Anda, my lady?"Kakiku berhenti dengan sendirinya, aku memandang Yulia lemas."Ya. Aku benar-benar tidak tahu harus berbuat apa," keluhku lirih. "Aku cuma ingin dia segera pergi dari rumah ini. Aku t

  • Aku Dan Tuan Duke   45. Si Pembuat Onar

    "Apa maksudmu?! Aku berhutang?! Justru kaulah yang membuatku membayar semua utang-utang yang kau tinggalkan! Sementara kau kabur seperti pengecut!"Susah payah aku menahan suaraku agar tak berteriak di ruang tamu."Hehe. Kau kira aku orang bodoh, hah?" sindir Dmitri. "Kau kira kau bisa membodohiku? Kau pikir aku tidak tahu berapa nilai asetku jika dibandingkan dengan utang-utangku?" Dmitri mulai menaikkan suaranya padaku."Asetmu?!" pekikku jengkel. "Bunga utangmu membengkak! Mansion, gudang dan pabrik kita bahkan tidak bisa melunasi semuanya!" sanggahku. Aku sudah tidak bisa menahan diri. Kubiarkan Vadim yang sedari tadi berdiri di sudut ruang tamu mendengarku. Aku sudah masa bodoh. "Kerjamu cuma minum-minum dan berjudi!"

DMCA.com Protection Status