Beranda / Fantasi / Aku Dan Tuan Duke / 13. Malam Pertama

Share

13. Malam Pertama

Penulis: cyllachan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-06 20:00:40

Aku samar dalam memahami apa yang akan dilakukan oleh sepasang suami istri saat malam pengantin. Hal yang tidak bisa dibicarakan oleh orang. Aku pun tidak memiliki khayalan itu, karena mimpiku untuk menikah telah kubuang jauh bertahun yang lalu.

Pesan dari ibuku dahulu ... seorang istri yang baik harus patuh pada suami. Yulia dan Elena pun tak menjelaskan apa-apa. Aku tidak bernyali untuk tanya. Mungkin mereka pikir aku sudah tahu. Yang kupahami, aku harus patuh pada perintah dan diam di tempat, apapun yang ia lakukan.

Yang pasti, melepas bajuku bukan perintah yang kuharapkan untuk kupatuhi tanpa pertanyaan. Dan pria asing ini sudah berlutut hendak menarik sisa gaunku.

Hawa dingin menggerayangi punggungku. Kedua lenganku telah menutupi apapun sebisanya.

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Aku Dan Tuan Duke   14. Istri Sah

    Tubuh Lord Korzakov yang besar bagai beruang langsung menindihku. Kakiku kembali berontak, semakin gemetar hebat karena rasa nyeri dan ngilu yang terjadi di bawah sana. Sakit sekali. Kulit dengan kulit. Ia sudah menekan dadaku hingga rata, lalu melesakkan benda itu semakin dalam padaku. "My lord! Sakit!" keluhku. Dengan tak berdaya, aku berusaha mendorong-dorong bahunya yang keras dan pejal. "Sial! Sempit sekali!" umpatnya. Kemudian berseri-seri kata kasar keluar dari mulut pria itu. Aku bisa melihatnya memejam sambil menggigit bibir bawah. Dia mengerang kecil. "Ngghh!" Apa dia juga sama sakitnya denganku? Apa ini adalah siksaan pertamanya untukku?

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-07
  • Aku Dan Tuan Duke   15. Lelakiku

    Saat membuka mata, sinar matahari siang merasuk ke kamar mewahku. Yulia, Elena, dan beberapa pelayan lain tengah menyapu dan membereskan barang-barang. Mereka ada pada pandanganku yang masih pudar."Selamat siang,my lady," sapa Yulia sambil memeluk segumpal kain. Aku mengerjap cepat. Aku ingat. Itu gaun tidurku! Yang artinya ...."Oh!" Kulongok ke dalam selimut. Aku bisa melihat seluruh kulit tubuhku, kemudian balik memandang Yulia. Seakan wanita itu bisa membaca wajahku, ia tersenyum."Tadi pagi pendeta sudah memeriksa kamar ini,my lady. Mereka menyatakan bahwa pernikahan Nyonya dan Tuan adalah suci, sakral, dan sah."Dahiku mengerut t

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-08
  • Aku Dan Tuan Duke   16. Keluarga Baru

    "Aku tidak menyangka akan bisa makan bersama dengan keluarga lengkap begini."Lady Vera Durnovko tersenyum senang. Aku, Alexey, Lord Stepan Durnovko dan anak kembar mereka Mikhail dan Maria, sudah ada di meja makan. Aku dan Alexey bersebelahan, di depanku Vera, dan Stepan di samping kanan wanita itu. Sementara Mikhail dan Maria duduk di sebelah kiri Vera."Suatu kehormatan bagi saya,Your Grace," ucapku sopan."Ah! Anya ... tidak usah formal begitu. Kita sudah jadi keluarga loh. Jangan kaku-kaku!"Meski Vera bilang begitu dengan santai, tapi aku bisa melihat kalau Alexey dalam posisi yang sangat formal dan kaku seperti sebuah balok kayu. Wajahnya datar, seolah ini seperti momen makannya yang biasa. Sem

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-09
  • Aku Dan Tuan Duke   17. Bangsawan dan Mobil

    Sepanjang pagi ini, aku baru melihat sebuah raut lain dari wajah tampan nan serius milik Alexey. Muka bangsawannya itu mengernyit terlihat sungkan dan agak dongkol. Ia bersedekap sembari menghela nafas malas."Tadaaa .... Bagaimana? Kau suka?" Stepan menyeringai, sedikit mengejek kalau menurutku.Kami semua sudah ada di pelataran kastil. Ada sebuah benda berwarna hitam yang tidak terlalu aku mengerti. Apakah itu kereta kuda? Tapi dimana kudanya?"Kakak Ipar ... apa kau sungguh-sungguh memberiku ini sebagai hadiah pernikahan?"Untuk pertama kalinya aku mendengar ia memanggil sebutan keluarga pada Stepan. Bukan 'Your Grace' seperti biasanya."Haha! Tentu

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-10
  • Aku Dan Tuan Duke   18. Kecelakaan di Pelataran

    "Apa ... maksud Anda,my lord?" tanyaku gugup."Tak apa ... kau bisa bicara jujur padaku. Aku tak akan bilang siapapun termasuk Alexey."Pria itu menyandar pada kursi mobil, tangannya sudah lepas. Ia membiarkanku mengendalikan benda ini sepenuhnya. Stepan dan mata hitam arangnya menatap lurus ke pelataran kastil.Apa aku benar-benar bisa jujur pada pria ini? Tapi ... tidak seharusnya siapapun tahu alasanku menikahi Alexey. Hanya aku, Alexey, dan Vadim yang tahu soal ini. Memang benar aku menikah dengan Alexey karena alasan uang. Aku butuh melunasi utang-utang pamanku.Aku cuma diam.Rasa senangku mengendarai mobil ini telah pudar.

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-11
  • Aku Dan Tuan Duke   19. Nyeri

    Kakiku! Kakiku kananku tersangkut di sela-sela besi pijakan mobil! Benda itu sudah oleng. Pergelanganku sakit! Aku hanya bisa memejamkan mata sambil mengerang.Beberapa pengawal, pelayan dan tukang kebun berbondong menghampiri kami. Stepan dan Vera juga berlari ke arah kami."Cepat! Tolong Nyonya dan Tuan!" seru mereka.Aku hanya bisa memejam kesakitan saat mereka berusaha mengeluarkan kakiku yang terjepit."Panggil dokter!" teriak Alexey."Ya ampun! Anya!" seru Vera cemas."Sakit ...," rintihku. Aku bisa merasakan air mataku menetes. Sungguh, ini nyeri, kakiku serasa habis dipuntir.

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-12
  • Aku Dan Tuan Duke   20. Aku, Seva, dan Paman

    Satu lagi ciuman yang buas mendarat di bibirku. Aku mulai merasakan lidahnya yang kasar memenuhi mulut. Nafasku terengah, tubuhku memanas. Aku hanya bisa melihat Alexey terpejam, lalu mendengar deruan nafasnya yang memburu.Pria ini mulai melepas sabuk baju tidurnya selama ia melumatku. Tubuhnya yang kekar terlihat di keremangan malam. Lalu tangannya yang kasar mulai berani menyentuh tubuhku yang terbalut gaun malam tipis."M-My lord! A-Alexey!" seruku seraya mendorongnya. Ciuman kami lepas. "Ja-jangan! Kumohon jangan .... Kakiku ... kakiku sedang sakit. Tolong jangan lakukan," pintaku memelas.Ia menoleh pada kakiku yang terbalut perban. Kemudian seringai yang lain muncul lagi untukku."Bukankah itu bagus? Kau tidak akan bisa bergerak, apalagi melawan."Oh! Tidak!Aku takut sekali. Aku takut akan merasakan nyeri seperti kemarin. Aku merasa air mataku menetes hanya dengan membayangkan penyiksaan itu. Tapi Lord Korzakov sudah mengger

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-13
  • Aku Dan Tuan Duke   21. Si Kembar dan Lady Durnovko

    "Selamat pagi, Bibi Anya," ucap mereka bersamaan. Dua pasang mata hitam arang itu kompak memandangiku."K-Kenapa ... kalian ada di sini?" Aku merengkuh seluruh selimut untuk menutupi bagian atas tubuhku. Alexey benar-benar tak menyisakan pakaian apa-apa untukku.Si kembar Mikhail dan Maria sudah ada di dekat ranjang. Sepertinya mereka memperhatikan obat herbal yang ada di kakiku."Kami cuma khawatir dengan Bibi," ucap Mikhail. Sementara Maria memandangku datar. "Katanya kemarin Bibi jatuh dari mobil ya?""I-Iya ... begitulah ... haha," kataku sambil tertawa kering. "Bagaimana kalian masuk kemari?""Pintunya tidak dikunci. Tadi aku lihat Paman sudah berangkat su

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-14

Bab terbaru

  • Aku Dan Tuan Duke   57. Surat Cinta

    Esok harinya, pagi-pagi saat jam besuk sudah buka, kami berbondong ke penjara bawah tanah. Membawa makanan, teko berisi teh panas, dan buku-buku untuk menghilangkan kebosanan Alexey di sini.Aku cuma balas menggalaki petugas setelah mereka menegurku karena membawa terlalu banyak barang ke sel.Kubilang, "Suamiku seharusnya adalah tahanan rumah! Bukan tahanan penjara untuk sel ini! Dia hanya suka rela untuk berdiam di sini! Jadi dia bukan tahananmu!"Dia jadi ciut setelah kugalaki. Beruntungnya Alfons juga selalu lengkap dengan surat-surat dari pengadilan. Ia menyerocos untuk menjelaskan bagaimana Alexey adalah bukan tahanan di sel ini.Di rumah tadi, Alfons menerangkan, jika ini bukan perintah dari pengadil

  • Aku Dan Tuan Duke   56. Senampan Makanan

    Aku belum pernah ke penjara ruang bawah tanah seumur hidupku. Sama sekali.Tempat ini temaram, nyaris sulit melihat apapun. Dingin dan lembap, serta pengap. Tidak ada apa-apa di tempat ini, tidak ada kasur, selimut, atau setidaknya tumpukan jerami yang bisa membuat lebih hangat. Hanya ada sebuah ember untuk buang air.Aku tidak pernah menyangka akan mendatangi tempat seperti ini. Di sinilah aku, berdiam duduk di lantai, menemani suamiku."Apa kau sudah makan?"Ia menggeleng pelan. "Kenapa?! Apa mereka tidak memberimu makan?"Ia hening.

  • Aku Dan Tuan Duke   55. Lantai Dingin

    "Bagaimana ini bisa terjadi?!" Aku berteriak sekuatku tanpa menahan diri. "Bukankah seharusnya suamiku adalah tahanan rumah?! Kenapa mereka membawanya?!"Vadim tertunduk. Masih meringis. Masih juga dengan tangannya yang memegangi es di dahi."Maafkan saya, my lady. Saya berusaha menghalau mereka, tapi saya malah dihajar. Padahal saya juga meminta surat perintah atau surat penahanan Tuan. Mereka menolak. Katanya saya bukan siapa-siapa. Hanya pengacara yang bisa membaca surat itu.""Lalu? Sudah? Begitu saja? Mereka membawanya pergi?!" Kali ini aku mendelik padanya."Pengawal kita juga mencoba melawan, tapi ... Tuan melarang kami. Tuan tidak ingin masalahnya jadi lebih besar lagi."

  • Aku Dan Tuan Duke   54. Santo Peterkov

    'Anya, istriku.Kau sedang apa? Di sini membosankan. Berisik sekali. Aku tidak tahu bagaimana orang-orang ini bertahan hidup. Mereka berteriak-teriak, dan kau tahu soal mobil yang Stepan berikan untuk kita? Mereka mulai memakainya di jalan-jalan. Ada pompa-pompa yang mereka pakai untuk membunyikan suara terompet yang melengking. Mereka menyebutnya klakson. Kemarin dari jendela aku melihat ada dua orang kaya bergulat di tepi jalan setelah mereka saling adu klakson. Menggelikan. Kalau kau ada di sini kau pasti akan mengata-ngatai mereka juga.Aku cuma bisa baca buku. Tidak ada hal lain yang bisa kulakukan. Rasanya aku bisa gila kalau begini terus. Aku ingin cepat pulang.'Surat yang singkat. Berhasil membuatku tersenyum. Aku bisa bilang dia memang baik-baik saja kalau bisa mengomel begini.'Aku harus balas apa ya?'Aku mengawang ke langit-langit seolah di atas sana ada contekan untuk suratku berikutnya. Tiba-tiba aku kepikiran sesuatu."Elena, bisa kau panggil Igor?""Tentu, my lady."D

  • Aku Dan Tuan Duke   53. Penahanan

    Kami menuju perjalanan pulang. Aku dan Seva sudah berjanji untuk sering-sering mengirim surat mulai sekarang. Alexey juga berpesan pada Maxim, supaya dia tak perlu segan untuk meminta bantuan apapun jika diperlukan.Aku lega. Rasanya seluruh beban di pundakku terangkat. Aku tidak pernah merasa seringan ini.Meskipun begitu, aku kepikiran dengan pertanyaan Seva waktu itu. Seva mungkin tidak tahu banyak hal, tapi yang jelas dia jauh lebih tahu soal cinta daripada aku.Apa aku mencintai Alexey?Aku meliriknya. Sedari tadi ia masih menggenggam tanganku. Pria itu memandang keluar jendela kereta kuda. Hari mulai sore. Mungkin sebentar lagi kami akan tiba di kediaman, di Kota Balazmir. Di kastil yang menjulang paling tingg

  • Aku Dan Tuan Duke   52. Memaafkan

    Pipiku masih basah air mata, tapi bisa-bisanya Alexey punya pikiran seperti itu. Padahal barusan dia melihatku menangis hebat hingga sesenggukan. Dasar aneh.Aku tidak ingat kapan terakhir kali kami bercumbu atau bercinta. Sepertinya sudah lama sekali. Tapi di sinilah ia. Di tengah kunjunganku yang jauh dan melelahkan ke tempat adikku yang telah lama tidak bersua, dia malah merampas bibirku semena-mena.Kedua tangan Alexey menangkup wajahku, berusaha menguasaiku. Sementara bibirnya kian melumat seluruh mulutku. Aku tidak melawan, tentu saja. Meski ini begitu tiba-tiba, aku menikmatinya. Aku merindukan lelaki ini.Alexey melepas singkat ciuman kami. Ia memandangiku dekat."Manis," gumamnya. Kemudian ia kembali menciu

  • Aku Dan Tuan Duke   51. Kakak Beradik

    "Seorang janda menikahi ksatria dari bangsawan kelas rendah," ucap Seva luwes. "Aku sudah sering mendengar itu kok. Kalau mau bicara begitu, langsung saja. Aku tidak akan tersinggung, Your Grace~," cemooh Seva dengan nada memuakkan."Seva ... aku tidak-.""Lady Seva, aku sama sekali tidak mengungkapkan kalimat yang merendahkanmu, atau calon suamimu."Aku terkejut mendapati Alexey yang kian tenang. Sementara Maxim beringsut kebingungan. Aku juga mulai risau. Takut mereka berdua akan menghadapi apa yang mereka tidak ketahui soal Alexey. Bahwa dia adalah pria yang berbahaya."Aku tidak ada bedanya dengan Anda dan Kakak, Your Grace.""S-Seva ... apa maksudmu?"

  • Aku Dan Tuan Duke   50. Marchioness Seva Gusev

    "Kukira kau akan senang karena akan bertemu dengan adikmu," kata Alexey tiba-tiba."Maksudmu?""Kita sudah dua hari melakukan perjalanan jauh untuk datang ke pernikahan adikmu. Kukira kau akan senang."Tempat Seva memang jauh. Kediaman mereka dari wastuku di desa mungkin lebih jauh lagi. Seperti ada di ujung dunia. Bisa empat hari perjalanan. Sedangkan tempat Alexey sekarang hanya butuh dua hari."Bertahun-tahun aku tidak bertemu dengannya."Yang terdengar kini adalah suara derap kaki kuda yang riuh menjejak tanah. Mungkin hanya beberapa jam lagi kereta kuda kami beserta iring-iringan ksatria sampai di kediaman Marchioness Seva Gusev. Adikku.

  • Aku Dan Tuan Duke   49. Undangan Pernikahan

    'Untuk adikku terkasih, Marchioness Seva Gusev.'Penaku telah melumuri kertas putih begitu kontras, tetapi tanganku berhenti.Selepas Paman Dimitri ditangkap, diadili dan dicabut gelarnya, situasi memburuk. Mereka bilang saat pengadilan berlangsung, dia menyebut-nyebut namaku. Meneriak-neriakkannya hingga melengking dan bikin suara serak. Namun kuasa hukum keluarga kami melakukan pekerjaannya dengan baik. Dia mewakiliku menjelaskan dan mengatakan segala yang diperlukan. Hingga aku sama sekali tidak perlu datang. Toh dari awal aku bukanlah tersangka.Meskipun begitu, aku dengar Alexey bicara pada Vadim tempo hari."Anya tidak boleh melihat orang itu lagi," begitu katanya. "Jangan pernah!"

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status