Home / Fantasi / Aku Dan Tuan Duke / 10. Dansa Kami

Share

10. Dansa Kami

Author: cyllachan
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Paras yang rupawan, ia semakin terlihat gagah. Rambut emasnya rapi, wajahnya tak menyiratkan amarah atau hal yang menakutkan sama sekali. Ia begitu tenang. Yah ... wajar saja. Dia sudah pernah melakukan ini kan?

Sedang aku, ini lumayan membuatku gugup.

Di altar telah berdiri pendeta agung dengan baju yang paling ramai. Topinya yang tinggi dengan tunik putih dan bolero merah terlihat cukup mencolok.

Saat aku tiba dan berdiri sejajar dengan Lord Korzakov musik dan paduan suara berhenti. Pendeta agung mulai berucap.

"Alexey Korzakov, apa Anda menerima wanita ini sebagai istri, dan hidup bersama dalam nama Tuhan, akan mencintainya, menghormatinya, dan menjaganya dalam sakit dan sehat, selama Anda hidup?"

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Aku Dan Tuan Duke   11. Kakak Ipar

    "Aku tak menyangka kau bisa begitu," puji Lord Korzakov lagi."Aku hanya menjalankan apa yang tertulis pada perjanjian kita," simpulku. Kemudian membungkuk sedikit penuh kebanggaan. Lord Korzakov mengangguk-angguk sambil tersenyum geli."Tapi tadi itu baru permulaan. Bangsawan-bangsawan itu bisa lebih menyebalkan lagi. Count dan Countess Kaverin pernah terjerat kasus penggelapan upeti pada Tsar.""Begitu rupanya. Hari ini sebaiknya kita gencatan senjata untuk menghadapi orang-orang ini."Aku berdiri dari kursi. Setelah memberikan sapu tangan bekas air mata palsu pada Vadim, kami bersiap meninggalkan ruang serbaguna kediaman Korzakov.Lord Korzakov kembali mengg

  • Aku Dan Tuan Duke   12. Suami Baruku

    "M'lady... kami mohon biarkan kami untuk membantu," pinta Elena.Pesta pernikahan hampir rampung. Tapi sebelum itu selesai, Yulia dan Elena menjemputku."Tidak. Sungguh. Aku bisa mandi sendiri," kataku ngotot. Yulia dan Elena saling memandang."Tapi ... ini adalah malam pengantin Nyonya dan Tuan. Semuanya harus sempurna,m'lady," kukuh Elena lagi."My lady... kami mohon, agar Anda memperingan pekerjaan kami. Supaya Tuan tidak menegur nantinya," Yulia memelas.Ah ini menyebalkan. Tapi ... aku juga tidak mau kalau Yulia dan Elena kena masalah. Dengan sebuah tarikan nafas berat, aku mengangguk terpaksa.

  • Aku Dan Tuan Duke   13. Malam Pertama

    Aku samar dalam memahami apa yang akan dilakukan oleh sepasang suami istri saat malam pengantin. Hal yang tidak bisa dibicarakan oleh orang. Aku pun tidak memiliki khayalan itu, karena mimpiku untuk menikah telah kubuang jauh bertahun yang lalu.Pesan dari ibuku dahulu ... seorang istri yang baik harus patuh pada suami. Yulia dan Elena pun tak menjelaskan apa-apa. Aku tidak bernyali untuk tanya. Mungkin mereka pikir aku sudah tahu. Yang kupahami, aku harus patuh pada perintah dan diam di tempat, apapun yang ia lakukan.Yang pasti, melepas bajuku bukan perintah yang kuharapkan untuk kupatuhi tanpa pertanyaan. Dan pria asing ini sudah berlutut hendak menarik sisa gaunku.Hawa dingin menggerayangi punggungku. Kedua lenganku telah menutupi apapun sebisanya.

  • Aku Dan Tuan Duke   14. Istri Sah

    Tubuh Lord Korzakov yang besar bagai beruang langsung menindihku. Kakiku kembali berontak, semakin gemetar hebat karena rasa nyeri dan ngilu yang terjadi di bawah sana. Sakit sekali. Kulit dengan kulit. Ia sudah menekan dadaku hingga rata, lalu melesakkan benda itu semakin dalam padaku. "My lord! Sakit!" keluhku. Dengan tak berdaya, aku berusaha mendorong-dorong bahunya yang keras dan pejal. "Sial! Sempit sekali!" umpatnya. Kemudian berseri-seri kata kasar keluar dari mulut pria itu. Aku bisa melihatnya memejam sambil menggigit bibir bawah. Dia mengerang kecil. "Ngghh!" Apa dia juga sama sakitnya denganku? Apa ini adalah siksaan pertamanya untukku?

  • Aku Dan Tuan Duke   15. Lelakiku

    Saat membuka mata, sinar matahari siang merasuk ke kamar mewahku. Yulia, Elena, dan beberapa pelayan lain tengah menyapu dan membereskan barang-barang. Mereka ada pada pandanganku yang masih pudar."Selamat siang,my lady," sapa Yulia sambil memeluk segumpal kain. Aku mengerjap cepat. Aku ingat. Itu gaun tidurku! Yang artinya ...."Oh!" Kulongok ke dalam selimut. Aku bisa melihat seluruh kulit tubuhku, kemudian balik memandang Yulia. Seakan wanita itu bisa membaca wajahku, ia tersenyum."Tadi pagi pendeta sudah memeriksa kamar ini,my lady. Mereka menyatakan bahwa pernikahan Nyonya dan Tuan adalah suci, sakral, dan sah."Dahiku mengerut t

  • Aku Dan Tuan Duke   16. Keluarga Baru

    "Aku tidak menyangka akan bisa makan bersama dengan keluarga lengkap begini."Lady Vera Durnovko tersenyum senang. Aku, Alexey, Lord Stepan Durnovko dan anak kembar mereka Mikhail dan Maria, sudah ada di meja makan. Aku dan Alexey bersebelahan, di depanku Vera, dan Stepan di samping kanan wanita itu. Sementara Mikhail dan Maria duduk di sebelah kiri Vera."Suatu kehormatan bagi saya,Your Grace," ucapku sopan."Ah! Anya ... tidak usah formal begitu. Kita sudah jadi keluarga loh. Jangan kaku-kaku!"Meski Vera bilang begitu dengan santai, tapi aku bisa melihat kalau Alexey dalam posisi yang sangat formal dan kaku seperti sebuah balok kayu. Wajahnya datar, seolah ini seperti momen makannya yang biasa. Sem

  • Aku Dan Tuan Duke   17. Bangsawan dan Mobil

    Sepanjang pagi ini, aku baru melihat sebuah raut lain dari wajah tampan nan serius milik Alexey. Muka bangsawannya itu mengernyit terlihat sungkan dan agak dongkol. Ia bersedekap sembari menghela nafas malas."Tadaaa .... Bagaimana? Kau suka?" Stepan menyeringai, sedikit mengejek kalau menurutku.Kami semua sudah ada di pelataran kastil. Ada sebuah benda berwarna hitam yang tidak terlalu aku mengerti. Apakah itu kereta kuda? Tapi dimana kudanya?"Kakak Ipar ... apa kau sungguh-sungguh memberiku ini sebagai hadiah pernikahan?"Untuk pertama kalinya aku mendengar ia memanggil sebutan keluarga pada Stepan. Bukan 'Your Grace' seperti biasanya."Haha! Tentu

  • Aku Dan Tuan Duke   18. Kecelakaan di Pelataran

    "Apa ... maksud Anda,my lord?" tanyaku gugup."Tak apa ... kau bisa bicara jujur padaku. Aku tak akan bilang siapapun termasuk Alexey."Pria itu menyandar pada kursi mobil, tangannya sudah lepas. Ia membiarkanku mengendalikan benda ini sepenuhnya. Stepan dan mata hitam arangnya menatap lurus ke pelataran kastil.Apa aku benar-benar bisa jujur pada pria ini? Tapi ... tidak seharusnya siapapun tahu alasanku menikahi Alexey. Hanya aku, Alexey, dan Vadim yang tahu soal ini. Memang benar aku menikah dengan Alexey karena alasan uang. Aku butuh melunasi utang-utang pamanku.Aku cuma diam.Rasa senangku mengendarai mobil ini telah pudar.

Latest chapter

  • Aku Dan Tuan Duke   53. Penahanan

    Kami menuju perjalanan pulang. Aku dan Seva sudah berjanji untuk sering-sering mengirim surat mulai sekarang. Alexey juga berpesan pada Maxim, supaya dia tak perlu segan untuk meminta bantuan apapun jika diperlukan.Aku lega. Rasanya seluruh beban di pundakku terangkat. Aku tidak pernah merasa seringan ini.Meskipun begitu, aku kepikiran dengan pertanyaan Seva waktu itu. Seva mungkin tidak tahu banyak hal, tapi yang jelas dia jauh lebih tahu soal cinta daripada aku.Apa aku mencintai Alexey?Aku meliriknya. Sedari tadi ia masih menggenggam tanganku. Pria itu memandang keluar jendela kereta kuda. Hari mulai sore. Mungkin sebentar lagi kami akan tiba di kediaman, di Kota Balazmir. Di kastil yang menjulang paling tingg

  • Aku Dan Tuan Duke   52. Memaafkan

    Pipiku masih basah air mata, tapi bisa-bisanya Alexey punya pikiran seperti itu. Padahal barusan dia melihatku menangis hebat hingga sesenggukan. Dasar aneh.Aku tidak ingat kapan terakhir kali kami bercumbu atau bercinta. Sepertinya sudah lama sekali. Tapi di sinilah ia. Di tengah kunjunganku yang jauh dan melelahkan ke tempat adikku yang telah lama tidak bersua, dia malah merampas bibirku semena-mena.Kedua tangan Alexey menangkup wajahku, berusaha menguasaiku. Sementara bibirnya kian melumat seluruh mulutku. Aku tidak melawan, tentu saja. Meski ini begitu tiba-tiba, aku menikmatinya. Aku merindukan lelaki ini.Alexey melepas singkat ciuman kami. Ia memandangiku dekat."Manis," gumamnya. Kemudian ia kembali menciu

  • Aku Dan Tuan Duke   51. Kakak Beradik

    "Seorang janda menikahi ksatria dari bangsawan kelas rendah," ucap Seva luwes. "Aku sudah sering mendengar itu kok. Kalau mau bicara begitu, langsung saja. Aku tidak akan tersinggung, Your Grace~," cemooh Seva dengan nada memuakkan."Seva ... aku tidak-.""Lady Seva, aku sama sekali tidak mengungkapkan kalimat yang merendahkanmu, atau calon suamimu."Aku terkejut mendapati Alexey yang kian tenang. Sementara Maxim beringsut kebingungan. Aku juga mulai risau. Takut mereka berdua akan menghadapi apa yang mereka tidak ketahui soal Alexey. Bahwa dia adalah pria yang berbahaya."Aku tidak ada bedanya dengan Anda dan Kakak, Your Grace.""S-Seva ... apa maksudmu?"

  • Aku Dan Tuan Duke   50. Marchioness Seva Gusev

    "Kukira kau akan senang karena akan bertemu dengan adikmu," kata Alexey tiba-tiba."Maksudmu?""Kita sudah dua hari melakukan perjalanan jauh untuk datang ke pernikahan adikmu. Kukira kau akan senang."Tempat Seva memang jauh. Kediaman mereka dari wastuku di desa mungkin lebih jauh lagi. Seperti ada di ujung dunia. Bisa empat hari perjalanan. Sedangkan tempat Alexey sekarang hanya butuh dua hari."Bertahun-tahun aku tidak bertemu dengannya."Yang terdengar kini adalah suara derap kaki kuda yang riuh menjejak tanah. Mungkin hanya beberapa jam lagi kereta kuda kami beserta iring-iringan ksatria sampai di kediaman Marchioness Seva Gusev. Adikku.

  • Aku Dan Tuan Duke   49. Undangan Pernikahan

    'Untuk adikku terkasih, Marchioness Seva Gusev.'Penaku telah melumuri kertas putih begitu kontras, tetapi tanganku berhenti.Selepas Paman Dimitri ditangkap, diadili dan dicabut gelarnya, situasi memburuk. Mereka bilang saat pengadilan berlangsung, dia menyebut-nyebut namaku. Meneriak-neriakkannya hingga melengking dan bikin suara serak. Namun kuasa hukum keluarga kami melakukan pekerjaannya dengan baik. Dia mewakiliku menjelaskan dan mengatakan segala yang diperlukan. Hingga aku sama sekali tidak perlu datang. Toh dari awal aku bukanlah tersangka.Meskipun begitu, aku dengar Alexey bicara pada Vadim tempo hari."Anya tidak boleh melihat orang itu lagi," begitu katanya. "Jangan pernah!"

  • Aku Dan Tuan Duke   48. Kencan

    Makan malam.Aku dan Alexey masih belum bicara. Rasanya aku sangat lelah. Badanku pegal-pegal.Dmitri dibawa ke rumah tahanan bangsawan untuk penyelidikan. Nampaknya kejadian ini begitu serius. Aku tahu bangsawan bisa dicabut gelarnya apabila mereka melakukan pengkhianatan atau kegiatan-kegiatan kriminal lainnya. Aku baru pertama kali melihat sendiri kasus berat yang membuat orang lain terancam dengan pencabutan gelar."Apa kau mengkhawatirkan pamanmu?" tanya Alexey. Sepertinya ia menatap iba padaku.Aku menggeleng pelan. "Tidak.""Kau tidak makan?"Aku menghela. Daging panggang di atas piring rasanya tida

  • Aku Dan Tuan Duke   47. Fitnah

    Aku, Igor, Vadim, Alexey, Dmitri dan ... dua orang lagi yang kelihatannya sangat penting. Mereka adalah pegawai pemerintah, dari pengadilan.Dmitri begitu sumringah ketika dia tahu siapa orang-orang itu. Hanya dengan satu kalimat darinya, kami bisa langsung diseret ke gereja dan pengadilan untuk bercerai. Dia masih waliku."Saya tidak sangka kalau akan secepat ini, Your Grace. Apa Anda memang sangat buru-buru menginginkan restu dari saya?" katanya setengah mencemooh."Aku ingin menyelesaikan perkara aset-asetmu, Baron Levitski.""Tentu, tentu," jawab Dmitri dengan anggukan yang percaya diri. "Lebih cepat lebih baik. Aku tinggal tanda tangan untuk surat serah terimanya saja kan? Sesuai yang kita sepakati. Setelah itu

  • Aku Dan Tuan Duke   46. Suka

    Entah sudah berapa lama aku cuma berjalan mondar-mandir di dalam kamar. Gelisah. Bibirku merengut dengan kepalaku yang mungkin sudah berasap"Duh ... bagaimana ini," gumamku lirih."Apa ada yang bisa saya lakukan untuk Anda, my lady?" tanya Yulia menggugahku. Wajahnya yang kalem nampak seperti dia akan mematuhi perintahku tanpa pertanyaan."Hhh. Bukan apa-apa. Kau ... tidak perlu khawatir.""Apa ini soal paman Anda, my lady?"Kakiku berhenti dengan sendirinya, aku memandang Yulia lemas."Ya. Aku benar-benar tidak tahu harus berbuat apa," keluhku lirih. "Aku cuma ingin dia segera pergi dari rumah ini. Aku t

  • Aku Dan Tuan Duke   45. Si Pembuat Onar

    "Apa maksudmu?! Aku berhutang?! Justru kaulah yang membuatku membayar semua utang-utang yang kau tinggalkan! Sementara kau kabur seperti pengecut!"Susah payah aku menahan suaraku agar tak berteriak di ruang tamu."Hehe. Kau kira aku orang bodoh, hah?" sindir Dmitri. "Kau kira kau bisa membodohiku? Kau pikir aku tidak tahu berapa nilai asetku jika dibandingkan dengan utang-utangku?" Dmitri mulai menaikkan suaranya padaku."Asetmu?!" pekikku jengkel. "Bunga utangmu membengkak! Mansion, gudang dan pabrik kita bahkan tidak bisa melunasi semuanya!" sanggahku. Aku sudah tidak bisa menahan diri. Kubiarkan Vadim yang sedari tadi berdiri di sudut ruang tamu mendengarku. Aku sudah masa bodoh. "Kerjamu cuma minum-minum dan berjudi!"

DMCA.com Protection Status