Share

Bab 48

Meskipun Varo tidak bisa melihatku, tetap saja aku merasa tidak tenang. Dada ini berdetak lebih keras. Hampir saja tubuhku limbung jika tidak bisa menguasai diri. Kuhela nafas berulang kali agar lebih tenang. Pandangan beralih pada Tia yang sedang meminum es tehnya.

“Sebentar ya Tia. Aku mau mengirim pesan dulu.”

“Iya Mbak.”

Kuambil ponsel dari dalam saku gamis lalu membuka kontak Lia. Dia adalah orang terakhir yang ditanya Varo. Aku ingin tahu apa saja yang mereka bicarakan dan memintanya untuk melihat ke depan warung agar bisa memastikan keberadaan Varo. Tidak lama kemudian pesan sudah berubah menjadi centang biru. Artinya Lia sudah membaca pesanku.

Dari balik penghalang di antara dapur dan warung, aku bisa melihat Lia yang berjalan keluar. Dia kembali untuk melayani pembeli lalu mengambil ponselnya. Pesanku sudah dibalas.

[Tadi Pak Varo menanyakan apakah Mbak Nia selalu masuk kerja setiap siang dan baru pulang pada malam harinya lalu aku jawab jika Mbak Nia tidak pernah masuk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status