Share

Bab 47

Semua orang memandang kami dengan aneh. Ada yang sudah tahu kejadian kemarin, tetapi juga ada yang belum. Aku tidak ingin persepsi orang-orang tentang warung ini buruk. Jadi aku segera membantu Ibu untuk berdiri. Tubuhnya terasa bergetar hebat karena menahan tangis. Belum lagi dengan wajahnya yang sembab karena terus menangis. Mungkin memikirkan nasib Mas Aksa yang kini sedang di penjara.

Pandanganku beralih pada Rosi dan Syntia yang diam saja di belakang Ibu mereka. Aku mengira Rosi dan Syntia akan mengarahkan kamera ponsel untuk merekam kami tadi. Namun mereka hanya berdiri mematung tanpa suara. Tidak menggenggam ponsel sama sekali.

“Kalian bisa menunggu di lantai dua. Aku akan pergi ke dapur untuk mengambil minuman,” ucapku tenang.

“Terima kasih Nia.”

Rosi lalu membantu Ibunya menaiki tangga. Tidak mungkin aku meminta mereka ke dapur karena sudah ada Tia yang menunggu disana. Terpaksa aku menunda interview dengan gadis itu. Saat berjalan ke dapur, terlihat Tia tengah mengamati
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status