Share

Chapter 35

Penulis: List
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-04 11:08:17

“Iya, Mbak. Ini ruangan Pak Baskara. Maaf, mbak siapa ya?” jawabku sopan.

“Perkenalkan saya Sella, istri Mas Yuda.”

Mataku langsung membulat begitu mendengar apa yang dikatakan oleh wanita yang sedang berdiri di depan pintu. Tidak hanya aku, Mas Utomo pun terlihat sama terkejutnya denganku. Bahkan dari ekspresi Mas Utomo terlihat sekali sepertinya pria itu juga tidak tahu akan hal ini.

“Istri Yuda? Apa saya tidak salah dengar?” sela ibu mengalihkan perhatian kami, “Istri Yuda itu Indah, bukan Sella,” lanjut ibu membuatku dan Mas Utomo saling menatap dengan raut wajah binggung.

Ibu yang tadinya duduk, kini sudah berdiri sambil memandangi wanita yang masih berdiri di depan pintu itu dari atas hingga ke bawah. Terlihat sekali dari sorot mata ibu, dia terlihat tidak suka dengan kehadiran wanita yang ada di hadapan kami saat ini.

“Siapa yang menyuruhmu datang kemari dan memintamu mengaku sebagai istri Yuda?” ketus ibu sambil menatap tajam wanita itu.

Melihat situasi yang terjadi saat
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Aku Bukan Pelakor   Chapter 36

    “Apa kabar, Bu? Mas Utomo?” sapa pria yang sedang berdiri di depan pintu sambil tersenyum dan menatap ibu dan Mas Utomo secara bergantian.Karena tidak mendapat jawaban dari dua orang yang berada di depanku, pria itu kemudian menyapaku. Namun aku hanya bisa terpaku, karena tidak menyangka akan bertemu dengan pria itu di tempat ini.Bagaimana bisa dia sampai di tempat ini, dan menemukanku? Apakah dia mengirim seseorang untuk membuntutiku? Ataukah?Rasanya benar-benar frustasi memikirkan semua itu. Herannya lagi, mengapa Johan tidak memberitahuku tentang hal ini sebelumnya. Apakah telepon dari Johan tadi ingin memberitahuku tentang hal ini?“Sebaiknya kalian bicara di luar,” bisik Mas Utomo membubarkan lamunanku.Aku yang masih membeku kemudian menatap putra sulung keluarga ini dan mengangguk. Tapi baru saja aku akan melangkah, ibu mencegahku dengan menarik lenganku.“Tidak ada yang perlu kalian bicarakan di sini.

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-06
  • Aku Bukan Pelakor   Chapter 37

    “Biarkan saja, Dara. Pria ini pantas menerimanya!” geram Mas Utomo masih sambil mengayunkan tangannya ke tubuh pria yang ada di depannya saat ini.“Tapi dia bisa mati, Mas!” teriakku tak mau kalah sambil berusaha menarik Mas Utomo agar menghentikan apa yang dia lakukan.Tapi pria itu masih saja menyerang lawan yang ada dihadapannya dengan membabi buta hingga semua yang melihat kejadian itu tidak bisa melerai mereka berdua. Bahkan aku sendiri sampai terpental hingga terjatuh karena Mas Utomo menepis tanganku yang memegangnya.“Dara!” teriak ibu sambil berlari ke arahku.Kedua pria yang sedang berkelahi itu sontak langsung berhenti ketika mendengar suara teriakan ibu yang memanggil namaku, dan berlari di belakang ibu menuju ke arahku.“Aku baik-baik saja, Bu.” Ujarku sambil berusaha berdiri sambil dibantu oleh ibu dan kedua kakakku.“Baik-baik saja apanya? Orang kamu tadi jatuh terduduk begitu!” seri Mas Utomo sambil memperhatikanku dari atas hingga ke bawah.“Iya, Dara. Sebaiknya kamu

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-05
  • Aku Bukan Pelakor   Chapter 38

    “Sebenarnya Indah itu bukan istri pertama mas, Dara. Tapi Sella lah istri pertama mas,” ucap Mas Yuda.Apa yang baru saja Mas Yuda katakan benar-benar membuatku terkejut untuk kedua kalinya. Bagaimana tidak, karena aku tidak menyangka ternyata Mbak Indah lah wanita kedua dalam hidup kakak keduaku itu.“Apa aku tidak salah dengar, Mas? Kalau Mbak Indah istri kedua mas, terus kapan mas menikah dengan Mbak Sella?” tanyaku semakin penasaran.“Kapan-kapan mas akan menceritakannya kepadamu, Dara. Sekarang lebih baik kita kembali ke kamar ayah,” jawab Mas Yuda lirih sambil memberiku kode agar aku melihat ke arah samping.Ternyata Mas Utomo tengah berdiri tak jauh dari tempat kami berada saat ini, dan tatapannya mengarah kepada kami berdua seperti elang yang mengintai mangsanya.“Iya, Mas. Ayo kita kembali ke kamar ayah,” jawabku mengalihkan pembicaraan.Aku dan Mas Yuda kemudian berjalan bergandengan

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-04
  • Aku Bukan Pelakor   Chapter 39

    “Tapi, Bu Andara—.” Ucap pria yang aku ketahui bernama Alan.“Saya bilang berhenti, ya berhenti!” bentakku paksa.Mobil yang tadinya masih melaju perlahan, langsung berhenti begitu aku membentak pria yang mengantarku. Tanpa mempedulikannya aku langsung bergegas keluar dari mobil dan menghampiri orang mencuri perhatianku.“Apa yang kalian lakukan! Lepaskan dia!” bentakku pada dua pria yang mengenakan pakaian hitam.“Dara,” ucap wanita yang dipegangi oleh dua pria yang tidak aku kenal itu.“Ini bukan seperti yang anda kira, Nona Dara.” Ucap salah salah satu pria.Bukan main terkejutnya aku ketika pria yang memegangi istri pertama Mas Yuda itu mengetahui namaku. Siapa mereka? Bagaimana mereka tahu namaku, sedangkan aku tidak pernah bertemu dengan mereka sebelumnya? Apakah mereka?“Bu Andara,” panggil Alan mengejutkanku sambil berlari mendekatiku, “Sebaikn

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-06
  • Aku Bukan Pelakor   Chapter 40

    “Bu Andara,” ucap Alan lirih begitu melihatku.“Mas, apa yang terjadi di sini?” tanyaku begitu melihat Mas Tio ada di depan Alan masih dengan tangan yang mengepal ingin memukul Alan, “Mengapa kalian berdua bertengkar?” lanjutku.Mas Tio yang tadinya masih memegang kerah baju Alan dan mengepalkan tangannya langsung melapaskan pria yang ada di hadapannya.Pria itu kemudian berusaha mendekatiku. Namun Alan segera menghentikan jalan pria yang aku cintai itu.“Minggir!” bentak Mas Tio pada pria yang menghadangnya.“Maaf, bukankah sudah saya bilang. Anda tidak bisa menemui Bu Andara!” tegas Alan.Melihat ketegangan antara dua pria yang ada di hadapanku membuatku harus turun tangan. Kalau tidak, maka bisa timbul keributan yang aku sendiri tidak bisa mencegahnya.“Biarkan dia lewat, Alan.” Perintahku.“Tapi, Bu Andara. Saya diberi perintah oleh Pak Utomo untuk menjaga anda dari pria ini,” jelas Alan.“Perintah?” ucapku terkejut.“Perintah! Perintah! Saya tidak peduli! Ini rumah saya dan saya

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-05
  • Aku Bukan Pelakor   Chapter 41

    “Bapak meminta saya untuk segera kembali,” jawab Alan mengulangi apa yang dia katakan.Mendengar jawaban Alan membuatku sedikit lega dan juga was-was. Karena perintah yang diberikan oleh kakak tertuaku itu tiba-tiba sekali. Bukankah sebelumnya Alan mengatakan dia akan berada di sini sampai aku kembali, dan sekarang? Apakah ini ada hubungannya dengan Mas Tio?“Bu Andara, Bu Andara. Apa anda baik-baik saja?” panggil Alan membubarkan lamunanku.“Iya, saya baik-baik saja,” jawabku masih sambil berusaha menguasai diriku yang masih sedikit terkejut, “Jadi, kapan kamu akan pergi?” lanjutku.“Sekarang, Bu Andara.” Jawab Alan tegas.Jawaban Alan benar-benar membuatku ternganga. Bagaimana tidak? Mas Utomo memerintahkan orang kepercayaannya untuk pergi sekarang juga. Apakah itu artinya, Mas Utomo benar-benar marah ketika mendengar suara Mas Tio ada di rumah ini? Ataukah? “Kalau begitu saya pamit dulu, Bu Andara.” Pamit Alan.Aku hanya mengangguk menjawab Alan. Karena pikiranku saat ini masih di

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-29
  • Aku Bukan Pelakor   Chapter 42

    “Johan, bagaimanapun caranya kamu harus menghentikan mereka. Jangan biarkan orang-orang Mas Utomo membawa wanita itu!” perintahku pada orang di seberang telepon.Setelah mendengar jawaban dari Johan, aku segera memikirkan cara agar bisa keluar dari rumah ini tanpa diketahui oleh orang-orang Mas Utomo dan Mas Tio. Tapi semakin aku memikirkannya, otakku terasa buntu dan aku tidak menemukan cara tepat untuk bisa keluar dari rumah ini.“Butik!” gumamku setelah lama merenung.Setelah mendapatkan ide untuk keluar dari rumah ini, aku segera menghubungi Dita untuk menyiapkan apa yang aku butuhkan untuk bertemu dengan Johan, dan orang kepercayaanku itupun menyanggupi apa yang aku minta.“Sayang, kamu mau ke mana?” tanya Mas Tio begitu aku keluar dari kamar dengan pakaian yang sudah rapi.“Aku akan ke butik, Mas.”“Ke butik? Sekarang?” ujar Mas Tio dengan raut wajah tampak terkejut.“Hmmm,” jawabku malas sambil berjalan melewati Mas Tio tanpa memperhatikan bagaimana reaksinya. Mau dia megizinka

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-03
  • Aku Bukan Pelakor   Chapter 43 …

    “Maaf, Nona. Apa bisa keluar sebentar?” ujar Alan ketika aku membuka setengah dari kaca mobilku.Aku yang gugup berusaha untuk menenangkan hatiku dan bersikap layaknya anak muda saat ini. Tentu saja dengan sedikit mengubah gaya bahasaku.“Memangnya ada urusan apa gue harus keluar? Apa gue nabrak mobil lu? Gak ‘kan?” tolakku sedikit ketus sambil menatap lurus ke depan menghindari kontak mata dengan Alan.“Ini! Tas anda tadi terjatuh,” ujar Alan sambil menunjukkan paper bag berwarna biru berlogo butik milikku.Aku yang tidak menyadari kalau aku menjatuhkan benda itu segera mengambilnya dari tangan Alan melalui jendela. Namun, pria itu tidak memberikannya begitu mudah. Hingga membuatku harus menoleh kepadanya.“Kalau anda tidak bersikap sopan, paling tidak hargai orang lain sedikit saja!” ucap Alan membuatku sedikit terkejut. Tapi apa yang dikatakan oleh pria itu memang benar, dan sayangnya saat in

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-05

Bab terbaru

  • Aku Bukan Pelakor   Chapter 60

    “Maaf,” ucapku sambil mengingat-ingat apakah aku pernah bertemu dengan wanita yang menegurku saat ini.“Apa kamu lupa dengan tante, Sayang?” sapa wanita anggun yang sepertinya seumuran dengan ibuku.“Maaf, apa anda mengenal saya?” tanyaku sopan sambil masih mencoba mengingat-ingat.“Kamu Andara ‘kan?” tanya wanita itu.“Iya, Tante. Saya Andara,” jawabku.Wanita yang masih berdiri itu lalu duduk di kursi yang berada di sebelahku sambil tersenyum. Dia lalu memegang tanganku dan memperkenalkan dirinya, dan itu membuatku membeku.“Ta –tante Ana?”“Iya, Sayang. Sekarang kamu sudah ingat ‘kan?”“Mama,” sela Anton ketika aku baru saja akan menjawab pertanyaan dari Tante Ana, “Sejak kapan mama ada di sini?” lanjut Anton sambil duduk.“Apa mama tidak boleh menemui calon menantu mama?” jawab Tan

  • Aku Bukan Pelakor   Chapter 59

    “Oh, jadi ini yang kamu namakan kerja, Andara? Baru saja mas keluar sebentar, tapi kamu sudah bermesraan dengan pria lain di tempat ini,” tuduh Mas Tio yang terlihat marah.“Mas!” bentakku tidak terima.Aku yang tadinya duduk langsung berdiri ketika mendengar Mas Tio menuduhku untuk kesekian kalinya. Tuduhan yang tidak mendasar dan selalu saja menyalahkan aku tanpa mau mendengrkan penjelasanku.“Maaf, Bu Andara. Saya tadi sudah memberitahu Pak Tio kalau anda sedang ada tamu. Tapi Pak Tio terus saja memaksa untuk masuk,” jelas Dita.“Tutup pintunya, Dita.” Perintahku, dan Dita pun melakukan apa yang aku perintahkan. Sekarang tinggal kami bertiga di ruangan ini, “Sekarang jelaskan kepadaku apa mau mas? Dia tamuku, dan kami tidak melakukan apa yang mas tuduhkan itu!” lanjutku geram.“Andara,” ucap Anton.Aku yang sudah naik pitam tidak mengalihkan pandanganku dari pria yang

  • Aku Bukan Pelakor   Chapter 58

    “Bisa kamu ulangi siapa nama pria tadi, Laura?” aku sengaja bertanya seperti itu untuk memastikan bahwa apa baru saja aku dengar tidak salah.“Tuan Anton, Bu Andara.” Jawab Laura mengulangi apa yang dia katakan.Mendengar nama Anton disebut, aku dan Dita saling menatap untuk beberapa saat. Aku lalu memerintahkan Laura untuk memberitahu pria itu agar menunggu sampai urusanku dengan Dita selesai.“Maaf, Bu Andara. Siapa pria itu? Apa anda mengenalnya? Karena menurut jadwal hari ini, anda tidak memiliki janji dengan klien manapun” tanya Dita terlihat penasaran seperti biasanya.“Dia bukan klien kita,” jawabku malas.“Kalau dia bukan klien kita. Siapa pria itu, Bu Andara? Apa dia teman anda?”“Hmmm.”Dita yang duduk di sampingku segera berdiri begitu aku mengatakan kalau Anton adalah temanku. Wanita itu lalu memberitahuku agar aku segera menemuinya. Menurutnya sangat

  • Aku Bukan Pelakor   Chapter 57

    “Mas Tio?” ucapku begitu melihat siapa yang baru saja memanggil namaku.Mas Tio keluar dari mobilnya begitu aku menyebut namanya. Pria itu lalu berjalan mendekatiku. Tapi Anton lebih dulu menarikku dan memintaku untuk masuk ke dalam mobilnya kembali.“Lepaskan Andara!” teriak Mas Tio sambil melempar tinju ke arah Anton.“Mas Tio!” teriakku reflek karena terkejut.Aku tidak menyangkan Mas Tio akan melakukan tindakan kasar seperti saat ini. Ketika dia akan mengulangi lagi tindakannya, aku langsung menghentikannya dengan melindungi Anton.“Minggir, Andara! Biar aku memberinya pelajaran karena sudah mengganggu istri orang!” teriak Mas Tio sambil berusaha menarikku menjauh dari Anton.“Mas!” bentakku tak mau kalah.Tapi pria yang sudah terbakar emosi itu malah mendorongku dan kembali melempar tinjunya ke arah Anton. Namun Anton kali ini dapat menangkisnya dan dua orang itu akhirny

  • Aku Bukan Pelakor   Chapter 56

    “Ada apa, Andara? Apa ada yang tertinggal?” tanya Anton setelah mobil kami berhenti mendadak.“Tidak, Anton.” Jawabku masih sambil tetap fokus pada mobil yang menarik perhatianku, “Bisa kamu mundur sebentar, Anton?” lanjutku.“Mundur?” ucap Anton terlihat binggung.“Iya, mundur.”Anton yang masih terlihat binggung akhirnya mengikuti apa yang aku katakan. Anehnya, mobil yang aku lihat sudah tidak ada.“Ada apa, Andara? Apa kamu melihat seseorang yang kamu kenal?”Pertanyaan Anton seperti angin yang melewati telingaku. Walau aku mendengarnya, tapi aku memilih mengabaikannya dan mencari mobil yang menjadi pusat perhatianku tadi.“Anton, apa kamu lihat mobil merah yang tadi terparkir di tempat itu?” tanyaku sambil menunjuk ke arah tempat mobil merah tadi berada.“Mobil merah? Mobil merah apa maksudmu, Andara?”“Mobil merah y

  • Aku Bukan Pelakor   Chapter 55

    “Dokter Mita,” ujar Anton masih sambil memegang tanganku.Melihat Dokter Mita menatap kami dengan tatapan tidak suka, aku lalu berusaha untuk melepaskan tanganku dari tangan Anton. Namun, pria itu tidak membiarkan tanganku lepas darinya.“Apa yang kamu lakukan di sini, Anton?” tanya wanita itu sambil sesekali menatapku.“Makan malam,” jawab Anton sambil menatapku.Kali ini aku berusaha lagi melepaskan tanganku dari tangan Anton ketika wanita yang bernama Mita itu masih saja menatap tangan kami, dan itu membuatku merasa tidak nyaman. Sehingga aku kemudian memanggil nama Anton dan memberinya kode agar melepaskan tanganku, dan kali ini pria itu mau melakukannya.“Hanya makan malam?”“Hmmm.”“Maaf, saya harus ke belakang sebentar,” selaku agar mereka berdua bisa bicara. Karena situasi saat ini sungguh tidak nyaman dan juga canggung.“Apa kamu ingin aku me

  • Aku Bukan Pelakor   Chapter 54

    “Ada apa, Bu Andara? Apa ada yang salah?” tanya Johan membubarkan lamunanku.“Tidak ada apa-apa, Johan. Bisa kamu mengantar saya ke tempat lain? Saya lupa kalau hari ini saya ada janji dengan seseorang, dan orang tersebut meminta saya menemuinya di kafe tak jauh dari tempat ini,” jawabku berbohong.“Baik, Bu Andara.”Ketika mobil yang aku tumpangi mulai berjalan, ternyata sosok yang aku lihat tadi tidak berjalan ke arah mobil yang aku tumpangi, melainkan dia menuju mobil yang tak jauh dari tempatku berhenti tadi.“Maaf, Bu Andara. Kafe mana yang anda maksud?” tanya Johan membubarkan lamunanku.Aku yang masih terpaku pada mobil yang menarik perhatianku langsung menoleh begitu Johan bertanya kepadaku. Akhirnya aku memilih salah satu kafe secara acak yang tak jauh dari kami berada saat ini. Aku juga langsung mengirimi Dita pesan agar menemuiku di kafe tersebut dengan membawa mobilku.“Apa kafe ini, Bu Andara?” tanya Johan begitu kami berhenti di salah satu kafe yang aku tunjuk.“Iya, ber

  • Aku Bukan Pelakor   Chapter 53

    “Saya … saya ingin meminta maaf kepada anda, Bu Andara,” ujar Dokter Ricci.Apa yang baru saja Dokter Ricci katakan sungguh di luar dugaan. Bagaimana mungkin pria dingin seperti dia bisa meminta maaf kepada seseorang? Apakah pria ini sedang mengigau, atau memang aku yang memang dengar?“Saya minta maaf karena saya sudah bertindak keterlaluan kepada anda, Bu Andara.” Ujar Dokter Ricci mengulangi apa yang dia katakan sambil sedikit menundukkan kepala.Aku yang malas menanggapi permintaan maaf pria yang ada di depanku saat ini memilih untuk mengalihkan pandanganku ke arah lain. Karena apa yang sudah dia lakukan benar-benar membuatku kecewa, dan aku tidak ingin berbicara dengannya saat ini.“Apa anda tidak mau memaafkan saya, Bu Andara?” tanya Dokter Ricci ketika aku tetap bungkam menanggapi permintaan maafnya, dan aku tidak menyangka pria itu masih berani bertanya seperti itu kepadaku.“Saya maafkan ata

  • Aku Bukan Pelakor   Chapter 52

    “Apa yang kamu minta, Andara? Cepat katakan, jangan membuang-buang waktu mas,” protes Mas Utomo ketika aku tidak langsung mengutarakan keinginanku.“Mas harus janji dulu kepada Andara. Kalau mas akan mengabulkan permintaan Andara, baru Andara akan mengatakannya,” tawarku.“Kalau begitu lupakan!” tolak Mas Utomo.Pria itu lalu bergegas akan masuk ke dalam mobilnya setelah menolak permintaanku, tapi aku lalu menahannya dan tidak membiarkannya masuk ke dalam mobil.“Tidak ada permintaan!” tolak Mas Utomo lagi dengan raut wajah lebih serius dari sebelumnya.“Sekali ini saja, Mas.” Tawarku tak mau kalah.Mas Utomo terlihat berpikir sambil memandangku, dan dia akhirnya setuju untuk mengabulkan apa yang aku minta. Walaupun dia belum tahu apa yang akan aku minta darinya.“Cepat katakan,” ujar Mas Utomo.“Tolong jangan cari informasi lagi tentang Sovia. Masala

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status