Share

Bab 5 Hari Pernikahan

Langit pagi ini begitu cerah, awan-awan menggumpal di langit yang bewarna biru, burung-burung melompat kesana kemari bernyanyi memberikan semangat untuk gadis yang sedang gundah gulana, duduk diatas ranjang tempat tidur, memandangi teras rumahnya melalu jendela kamar.

Tiara nampak kurang semangat ketika bangun pagi ini, padahal ini adalah hari pernikahannya, beberapa kali menghela nafas, memikirkan pernikahannya yang akan terjadi enam jam lagi kedepan. Dirinya akan segera mengucapkan janji sehidup semati dihadapan Tuhan dan para tamu undangan.

"Tiara sayang...~" ujar Yanti, pagi ini menghampiri putrinya dengan mata berkaca-kaca.

"Mama..~" seru Tiara dengan suara parau, ternyata ia sedang menangis.

Yanti pun ikut meneteskan air mata. Nanti malam, putrinya tidak akan pulang ke rumah, ia akan tinggal di rumah suaminya mulai besok.

"Jangan menangis Tiara sayang, ini hari pernikahanmu.., kita tidak akan berpisah lama nak, setelah kamu menikah, kita masih bisa bertemu sayang, kamu juga masih bisa berkunjung ke rumah ini." ujar sang bunda, sambil memeluk erat Tiara dan mengusap-usap kepalanya dengan lembut.

"Hiks..hiks..huhuhu...mama." Tiara menangis tersedu-sedu.

"Hapus air matamu, ayo cuci muka dulu, penata rias pengantin sudah datang, selesaikan acara pernikahanmu dengan baik." Perintah Yanti mengingatkan.

"Iya ma.." Tiara mengangguk, dan berusaha menghentikan tangisannya.

Bukan rasa takut yang sedang Tiara rasakan pagi ini, bukan juga rasa gugup menjalani malam pengantin. Tapi ia sedih karena tidak akan lagi tinggal di rumah sederhana ini, rumah yang penuh kehangatan dan kasih sayang dari kedua orangtuanya, itulah yang akan selalu Tiara rindukan saat tinggal di rumah suaminya nanti.

Gedung pernikahan.

Enam jam telah berlalu, kedua mempelai berdiri berhadapan-hadapan di depan altar. Mereka akan segera mengucapkan janji pernikahan.

"Engkau Sagara Mahendra, apakah bersedia menerima Tiara Renata sebagai istrimu, tulang rusukmu, sampai maut memisahkan kalian."

"Ya.. saya bersedia." ucap Sagara dengan lantang.

"Engkau Tiara Renata apakah bersedia menerima Sagara Mahendra sebagai suamimu, kepala keluarga dan tetap setia padanya sampai maut memisahkan kalian."

"Ya saya bersedia." jawab Tiara sambil tersenyum malu-malu, hatinya sedang berdebar-debar. Hari ini penampilan suaminya sangatlah tampan dan menawan.

"Silahkan mencium istrimu..." ucap sang pemuka agama, mempersilakan kedua mempelai menunjukkan rasa kebahagiaan mereka di depan para tamu undangan.

Tanpa ragu Sagara langsung mencondongkan tubuhnya, lalu mengecup bibir istrinya.

.

"Cups...~."

.

"Kyaa....~." Hati Tiara bergetar. Ciuman pertama mereka dilakukan diatas altar. Perasaan Tiara tidak lagi bersedih seperti saat ia bangun tidur tadi pagi. Saat sudah make up dan mengenakan gaun pengantin, suasana hatinya jadi berubah, tiba-tiba begitu merasa bahagia, mungkin ini yang namanya kebahagiaan dihari pernikahan. Walaupun ada rasa sedih karena harus berpisah dengan keluarga tercinta, namun ada bahagia yang meluap-luap karena sudah menemukan pasangan hidup.

Setelah kedua mempelai mengucap janji, para tamu undangan langsung naik ke atas panggung memberikan selamat kepada kedua mempelai dan para orangtua mereka.

"Tiara bestie...~ happy wedding." sapa Hana memberikan pelukan pada sahabatnya.

"Thanks you Hana.." ujar Tiara dengan wajah yang memancarkan kebahagiaan.

"Cie~ udah jadi istri kilat sekarang ye.." sapa Reny memeluk erat.

"Hiks...Tiara~, kita bakalan kangen banget nih sama lu..." sapa Sonya memeluk erat Tiara.

"Tenang bestie, kita pasti masih bisa ketemuan kumpul-kumpul kayak biasa kok~." ujar Tiara dengan riang gembira.

"Pfftt..." Mendengar ungkapan itu, Sagara tidak bisa menahan tawa.

Reny, Sonya, dan Hana. Ketiganya adalah teman baik Tiara sejak SMA hingga sekarang.

"Congrats ya Tiara semoga pernikahan kalian bahagia." Rangga mantan Stella waktu SMA juga datang hadir di hari pernikahannya.

"Terimakasih Rangga kamu sudah mau hadir." ujar Tiara, walaupun sudah mantan, tapi mereka masih berteman baik sampai sekarang.

Sagara suami Tiara begitu tampan mempesona, ia selalu tersenyum ramah kepada siapa saja, kepada keluarga Tiara yang hadir dan juga kepada para teman-teman Tiara. Selama acara resepsi berlangsung, Tiara terus memandangi wajah tampan suaminya, ia merasa sangat amat beruntung bisa memiliki suami yang ganteng dan kaya raya, walaupun umur Sagara sudah 30 tahun, sepuluh tahun lebih tua darinya.

.

.

"Gak nyangka deh si Tiara tiba-tiba bisa dapat suami sesempurna kayak gitu..." Hana merasa iri pada temannya.

"Udah ganteng, tajir kaya melintir..., aku juga mau punya suami kayak gitu, gak perlu kerja urus rumah aja, hihihi~." Reny tertawa cekikikan.

"Jujur gua kaget, mereka pacaran cuma 3 bulan langsung nikah, dulu Tiara pacaran sama Rangga setahun malah putus." celetuk Sonya.

Rangga adalah mantan pacar Tiara saat masih SMA hingga lulus. Semuanya diawali dari pertemanan saat di kelas satu SMA. Namun Rangga baru meminta Tiara jadi pacarnya saat mereka duduk di kelas tiga SMA. Setelah menjalani masa berpacaran selama setahun. Ibu Rangga menyuruhnya putus, ia tidak suka pada keluarga Tiara yang sederhana, kedua orangtuanya hanya mengelola rumah makan kecil. Sedangkan Rangga telah mengambil kuliah kedokteran, ibunya merasa Tiara yang hanya lulusan SMA tidak pantas bersanding dengan Rangga yang akan menjadi seorang Dokter setelah lulus nanti.

Sebuah kenangan yang menyakitkan, kedua sejoli yang saling mencintai harus dipisahkan karena status pendidikan. Kini Rangga hanya bisa menghela nafas panjang, saat melihat mantan kekasihnya bersanding dengan pria lain diatas pelaminan.

"Semangat ya bro...." Bobby memberikan semangat pada Rangga yang sedang terlihat sedih. Bobby teman baik Rangga juga turut diundang oleh Tiara

Walaupun Tiara dan Rangga sudah lama putus mereka tetap berhubungan baik sebagai seorang teman.

"Kamu wanita yang sangat beruntung Tiara..." gumam Rangga lirih, ia menatap sendu pada wanita yang masih ia cintai sampai sekarang. Hari ini wanita itu begitu cantik, wajahnya berseri-seri bahagia, dalam balutan gaun pengantin yang mewah. Pesta pernikahan Tiara diadakan sangat megah ribuan tamu diundang, ditambah wajah suaminya yang begitu tampan dan murah senyum, kehidupan pernikahan Tiara pasti akan sangat sempurna.

.

.

Pesta pernikahan telah usai, semua tamu telah pulang, sanak keluarga dari pihak Tiara pun sudah berpamitan kepada orangtua Tiara dan kedua mempelai.

Grace sang ibu mertua amat baik hati, mengurus semua acara pernikahan yang megah ini, juga memesannya kamar hotel untuk orangtua Tiara dan keluarga yang datang dari luar kota.

"Nak..., kalian bisa beristirahat sekarang, sisanya biar ibu yang urus." ujar Grace, menyuruh pengantin baru untuk segera naik ke kamar pengantin mereka.

Sagara langsung menggandeng tangan Tiara, "Ayo Honey kita naik ke kamar pengantin kita." ujarnya dengan lembut.

Wajah Tiara langsung merah padam, ia sudah tahu apa yang akan mereka lakukan di malam pengantin ini. "Aku ingat...!! aku masih ingat kok sama yang mama ajarkan kemarin malam."

Disaat mereka berdua sedang menunggu lift turun, tiba-tiba seorang pria paruh baya beserta orang-orang yang berpakaian hitam di belakangnya, menghampiri mereka. Wajah pria asing itu mirip dengan Sagara.

"Tega sekali kamu tidak mengundangku." pria itu terkekeh dan menatap sinis kepada Sagara.

Sagara menoleh dan mengerutkan hening pada pria itu. "Halo ayah..., maaf tapi acara pernikahanku telah selesai." ujar Sagara dengan tatapan dingin.

Tiara nampak kebingungan oleh kedatangan pria asing ini. Yang ia tahu ayah mertuanya bukanlah pria ini, namun Sagara memanggilnya dengan sebutan ayah.

"Hmm..., mas dia siapa...?" Tiara coba bertanya.

Sebelum menjawab Sagara menghela nafas panjang. "Maafkan aku Honey..., dia adalah ayah kandungku yang sebenarnya. Yang kemarin kamu temui sampai dengan bersanding dengan ibuku di panggung perkawinan, adalah ayah tiriku. Ibuku sudah lama bercerai dengan ayah kandungku." jawab Sagara dengan wajah yang terlihat sendu.

Tiara sangat terkejut mengetahui fakta yang sebenarnya tentang situasi keluarga Sagara, namun ia tidak berani bertanya lebih lanjut.

"Hei...., kalian jangan diam saja, anak muda jaman sekarang benar-benar tidak sopan, apa kalian tidak mau menyapaku yang jauh-jauh datang kesini." kekeh pria itu.

Tiara menunduk takut, ayah mertua yang baru ia temui punya aura yang menakutkan, membuat bulu kuduk Tiara berdiri. Berbeda jauh dengan Fernando si ayah tiri Sagara, dia murah senyum dan sangat ramah.

Bersambung.......

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status