Share

Bab 6 Panasnya Malam Pertama

Khusus pembaca (18+)...!!!

.

.

.

Dalam suasana malam yang sunyi, ditemani lampu ruangan yang remang-remang. Kedua insan yang baru dipersatukan dalam ikatan pernikahan, saling bercumbu diatas ranjang.

Kedua mata mereka saling tertutup, tangan Sagara meraba-raba tubuh wanita yang kini sudah sah menjadi istrinya. Ciumannya semakin menuntut dan memaksa, tubuh Tiara bergidik saat merasakan lidah suaminya menyelusup masuk menelusuri setiap ruang di rongga mulut Tiara.

Dengan tidak sabar Sagara mengangkat tubuh istrinya keatas pangkuan, sambil masih beradu lidah. Perlahan-lahan ia menurunkan resleting gaun pengantin istrinya hingga jatuh meluncur ke pinggang.

"Ah mas....!!" Tiara bergidik, saat kedua jemari besar itu, mulai meremas benda kenyal miliknya. Benar-benar pengalaman pertama bagi Tiara.

Susana kamar di malam pengantin begitu mendukung. Saat memasuki kamar, Tiara melihat banyak kelopak mawar merah yang bertaburan di atas ranjang hingga ke karpet lantai, ditambahkan sepasang handuk berbentuk angsa. Lalu tersedia juga sebotol minuman dengan dua gelas kristal dan kartu ucapan "Happy Wedding".

Namun sang suami tidak memberikan waktu untuknya membasuh diri. Sagara langsung menjatuhkan tubuh Tiara ke atas ranjang king size. dan menghujaninya dengan banyak ciuman dan belaian.

"Aku tidak sabar ingin aku memilikimu seutuhnya malam ini..." ucap Sagara, dari wajahnya terlihat jelas, ia sedang dikuasai kabut gairah.

Mendengar permintaan Sagara dengan wajah mupeng, Tiara tersipu malu dan merasa deg-degan. Sebagai istri ia harus siap memberikan tubuhnya malam ini. Namun hatinya terus berdebar tidak karuan, ia merasa sangat gugup, dadanya terasa amat panas, nafasnya pun kian memburu.

Tiara mencoba memantapkan hatinya. Dengan perasaan terpaksa Tiara mengangguk pelan, mau tidak mau ia harus siap melayani sang suami di malam pengantin ini.

.

.

.

Sagara menarik paksa gaun pengantin sang istri, hingga menyisakan kain berbentuk segitiga diantara pa ha cantik putih dan mulus itu. Sungguh pemandangan yang indah bagi Sagara. Selama empat bulan masa berpacaran, Sagara terus menahan diri agar tidak menyentuh sesuatu yang belum sah menjadi miliknya. Namun kini tidak ada lagi penghalang bagi Sagara, karena Tiara akan menjadi miliknya seorang.

Sambil memandangi tubuh indah sang istri yang berbaring polos diatas ranjang. Sagara mulai membuka seluruh pakaian yang ia kenakan.

"Astaga....!!" mata Tiara terbelalak, untuk pertama kalinya ia melihat langsung benda perkasa seorang pria. Spontan Tiara langsung menutup mata, tidak berani memandang milik suaminya terus

"Oow mirip terong..., sebesar itu apa bisa masuk...!!" batinnya saat melihat benda asing.

"Gak perlu kaget gitu..., Kamu juga bisa menikmatinya..." kekeh Sagara, sikap malu-malu istrinya begitu menggemaskan.

Perlahan Sagara naik ke atas ranjang dan berbaring disamping istrinya. Manik mata menyelusuri tubuh indah istrinya lebih dekat. Wajahnya pun terasa panas, saat memandangi tubuh bagian bawah istrinya yang masih tertutup kain segitiga. Ia pun segera meraih kain itu dan menariknya.

"Eh...!! Mas..tung tunggu ah...!!" Tiara panik.

Namun Sagara tidak peduli, ia membuka paksa, malam ini nafsu birahi sudah menguasai hati dan pikiran Sagara. Dengan rakus ia meng u lum pucuk kembar berwarna pink itu secara bergantian.

"Aahh..!! Uugghh...!!" e r an g Tiara saat menahannya rasa geli yang luar biasa dari sentuhan lidah yang bertubi-tubi bergerak nakal di pucuk bukit miliknya.

Suara rintihan Tiara, semakin membuat Sagara bergairah. Hingga ciumannya mulai meluncur ke bawah sana. "Mas... jangan....!!" rintih Tiara, ia merasa sangat malu saat melihat wajah suaminya berada dekat dibawah sana.

"Sudah kamu diam saja, aku mau lihat...!!" Sagara memaksa, ia menyibakkan kedua kaki istrinya.

Tiara langsung memejamkan kedua mata. Hatinya sangat gugup, baru kali ini seumur hidupnya ia merasa benar-benar ketakutan.

Mata Sagara langsung membulat, saat pertama kali melihat jelas daerah terlarang milik seorang wanita. Ia tidak bisa berpaling dari bibir keindahan itu, beberapa kali ia menelan kasar salivanya.

"Aduh aku malu...~." Tiara merengek, tidak sanggup melihat ekspresi wajah suami yang sedang memandangi bagian bawah sana.

.

.

.

"Aahh...!!" tubuh Tiara menggelinjang saat sentuhan hangat dan basah menyapu area miliknya. Perlahan kepalanya menunduk, lalu dengan jelas ia melihat kepala suaminya yang sedang berada diantara kakinya.

"Uugghh..!! Katanya mau liat, kenapa.....Malah nyosor...Sih...!!" teriakan hati.

Tidak ada rasa jijik saat Sagara mencium area terlarang ini, ia terus saja asik memainkan lidahnya disitu, walaupun makin lama terasa sangat basah, namun Sagara masih tidak ingin berhenti.

"Hmmp..!!" Tiara menutup mulutnya, dari tadi ia terus mengeluarkan suara rintihan yang amat keras, sampai merasa malu sendiri. Dirinya ingin sekali pipis, rasa geli di sekujur tubuhnya tidak bisa ditahan lagi.

"Aahh....udah....a...aku ...mau ...pipis....!!" rintih Tiara memohon agar suaminya berhenti menciumi bagian itu.

Sagara tidak peduli, terus saja ia menahan kaki istrinya dan makin mempercepat gerakan lidahnya.

Semburan hangat pun keluar dari bawah situ.

Sagara tersenyum puas, istrinya sudah mengalami pelepasan, kini tubuh Tiara sudah relaks. "Huf....huf...huf...huf..." Nafas Tiara tersengal, seluruh tubuhnya bergetar nikmat karena sensasi baru ini, padahal awalnya begitu merasa ketakutan, tapi malah kepingin lagi....

"Mas itu apa....??" tanya Tiara dengan nafas tersengal.

"Ini pengaman...~, biar kamu gak cepat hamil..." ujar Sagara santai, sambil merobek bungkusan kecil.

"Ooh..., Kukira itu permen..." ujar Tiara yang polos.

"Pfftt..." Sagara tertawa geli mendengarnya, benda ini saja istrinya gak tau.

"Uh.., jangan meledekku gitu..." Tiara merasa malu. Ia cemberut, lalu berbalik membelakangi suaminya, hatinya sedang merasa gugup karena sebentar lagi benda perkasa itu akan masuk kedalam intinya.

"Hei..., menghadap kesini dong..." Sagara membalikan kembali tubuh Tiara agar menghadapnya, lalu ia memeluknya dengan erat dan mencium kening sang istri.

Kini wajah mereka sangat dekat, nafas Tiara kian memburu. Tubuh mereka saling menempel tanpa jeda. Tiara bisa merasakan benda keras dibawah sana, hatinya makin berdebar-debar, karena belum paham sepenuhnya, bagaimana bisa benda besar itu, memasuki intinya.

"Kamu takut...??" tanya Sagara, ia melihat kegugupan di wajah Tiara.

Tiara mengangguk pelan.

"Relaks honey..., Aku akan melakukannya perlahan, anggap saja seperti digigit semut..." Sagara terkekeh.

"Uh.... Kamu jangan bohong, pasti rasanya lebih sakit dari itu..." Tiara memukul pelan dada polos suaminya.

"Hehe..., Pokoknya habis merasakan sakit, kamu baru akan merasakan nikmatnya~." Sagara menyeringai, istrinya yang masih perawan, sungguh menggemaskan. Perlahan ujung jari Sagara mengangkat dagu Tiara, lalu melumat bibir ranum itu.

"Hmm...~." Tiara menikmati ciuman lembut, lalu ia mengalungkan kedua lengan di pundak Sagara.

Secara perlahan ciuman Sagara, turun ke gunung indah milik istri, Tiara melenguh nikmat. Dirasa sang istri sudah relaks Sagara mulai mencoba masuk.

Mata Tiara langsung terbelalak, menatap langit-langit kamar hotel, terasa ada besar dan besar yang sedang menerobos intinya.

"Ooh...~." d e sa h Sagara mencoba berkonsentrasi untuk masuk.

"Mas...!! hiks...huhuhu...sakit...!!!" isak tangis Tiara, ia mencoba melawan, kedua tangannya berusaha mendorong tubuh suaminya, namun percuma.

Sagara tidak peduli ia terus memaksa masuk. Tiara semakin menjerit, tidak kuat menahan rasa sakit dan perih itu, kedua tangannya meremas kencang seprei ranjang, lalu ada sesuatu yang robek didalam tubuhnya.

"BLE SSS..."

"Aahkkk....~." d e sa h Sagara, kini benda miliknya sudah berhasil masuk ke dalam gawang.

Kepala Tiara mengadah ke langit-langit kamar, seperti ada benda besar yang mengganjal. Penyatuan yang menyakitkan ini membuat air matanya tidak berhenti menetes, sampai membasahi ranjang.

"Maaf honey...~." lirih Sagara, mengecup kening Tiara, lalu perlahan-lahan Sagara mulai menggerakkan pinggulnya, sambil memeluk erat tubuh istrinya, dalam sekejap sensasi yang luar biasa pun tercipta diantara mereka, tiba-tiba ada perasaan yang membahagiakan yang tak akan pernah Sagara lupakan saat bisa bersatu dengan istrinya.

"Aah..ah..ah..ah...nngh~." Tiara men g e ra ng keras, ada rasa sakit yang bercampur nikmat dibawah sana, sensasi yang sama sekali belum pernah ia rasakan. Semakin cepat suaminya bergerak rasanya jadi semakin basah. Lama-lama rasa sakit dan nyeri seperti yang di awal, hilang begitu saja.

"Ooh...~." Lenguh Sagara saat mencapai klimaksnya.

"Hmmm....!!" Seluruh tubuh Tiara bergidik, saat merasakan semburan hangat didalam sana.

"Huf....huf....huf...huf...." Sagara langsung ambruk, berbaring diatas tubuh sang istri, deru nafasnya tersengal-sengal di telinga Tiara.

Sambil berbaring Sagara tersenyum puas, tidak ada rasa penyesalan sama sekali. Walaupun pernah berpacaran dengan beberapa wanita, namun ini pengalaman pertama bagi Sagara. Ia memberikan keperjakaannya kepada sang istri. Wanita yang ia cintai dan juga sudah sah menjadi istrinya.

Walaupun pergulatan mereka telah usai, air mata Tiara terus mengalir deras. Lalu ujung jemari Sagara mengusap lembut cairan bening itu. Mata birunya menatap lekat wajah manis sang istri, lalu berkata...

"I love you Tiara...~." lirih Sagara, keringatnya masih bercucuran membasahi rambut dan wajahnya.

Hati Tiara berbunga-bunga, habis memberikan keperawanannya. Dirinya disuguhi kata-kata cinta.

"I love you too..mas...~" lirih Tiara dengan, dengan senyum mengembang.

Bersambung.......

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status