Share

Bab 8 Mimpi Buruk Telah Datang

Tiara sungguh tidak menyangka, suaminya Sagara, yang ia kenal sebagai pria yang lembut dan penyayang. Telah tega bertindak kasar dan kejam terhadapnya. Untuk pertama kali dalam hidupnya, Tiara di sakiti baik secara fisik dan mental. Ayah Tiara saja tidak pernah menarik rambut atau menampar pipi putri. Sangat miris, Tiara harus mengalami kdrt yang bertubi-tubi dari suami yang ia cintai. Laki-laki yang seharusnya menjadi tempat bersandar dan berlindung bagi Tiara.

.

"Hikss....huhuhu...." isak tangis Tiara tidak kunjung berhenti, Alferd sudah berusaha mencegah tindakan brutal Sagara terhadap istrinya. Namun ia terlalu tua dan ringkih untuk melindungi seorang wanita.

Entah ada masalah apa sehingga Sagara pulang dalam keadaan marah dan mengamuk. Tiara hanya bisa pasrah terduduk di lantai yang dingin. Tangan kanannya memegangi pipi yang merah. Rambut yang tadinya sudah ia tata dengan rapi dan baik untuk makan malam, malah ditarik dan dibuat menjadi berantakan. Tangan lebar yang biasa digunakan untuk membelai mesra dirinya, digunakan untuk melayangkan satu tamparan membuat perasaan Tiara hancur berkeping-keping.

BRAKK....!!

BRAKK....!!

BRAKK....!!

Setelah menyakiti Tiara. Sagara belum merasa puas, ia membuang semua makanan yang tersaji ke lantai. Membanting kursi dan benda-benda yang di sekitaran ruang makan. Sagara terus melampiaskan kekesalannya tenaganya sungguh kuat, merasa tubuhnya telah berubah seperti mahluk hijau yang ada di film super hero.

"Nyonya lari....., kunci pintu kamar anda." bisik Alfred, sambil membantu Tiara berdiri.

Tiara yang ketakutan langsung lari terbirit-birit sambil menangis. Dengan aman ia berhasil memasuki kamar tidurnya. Mengunci rapat pintu itu. Tiara merasa takut sekali kalau malam ini sagara mendatanginya. Suaminya benar-benar berubah seperti hewan liar yang tidak terkendali.

.

"Ini mimpi buruk, pasti hanya mimpi...!!" teriak Tiara berkali-kali sambil duduk meringkuk di lantai. Sepanjang malam ia terus menangis, malam yang harusnya jadi makan malam spesial dan penuh cinta. Berubah jadi mimpi yang sangat buruk. Tiara merasa sangat menyesal telah mau menikahi Sagara yang baru ia kenal sebentar. Tanpa tahu kalau ada monster yang bersemayam dalam jiwa suaminya.

.

.

(Flashback off.)

Tiga bulan sudah berlalu semenjak kejadian yang bagaikan mimpi buruk itu. Namun mimpi buruk itu terus berlanjut dan menghantui dirinya hingga sekarang.

Dalam kesendirian di pagi hari yang cerah ini. Hati Tiara merasa sangat hampa. Rasanya tidak mungkin bertahan dalam keadaan rumah tangga yang seperti neraka penyiksaan. Sosok pria yang dulu sangat ia cintai, sudah tidak adalagi sudah hilang.

"Aku ingin menyerah...." lirih Tiara. Setetes air mata pun jatuh dari satu sudut matanya.

.

.

Malam pun tiba. Sagara baru saja pulang bekerja. Ia masuk ke dalam rumah dan di sambut oleh Alfred.

"Selamat datang tuan." sapa Alfred, segera mengambil tas kerja milik Sagara dan memberikannya pada salah satu pelayan rumah.

"Dimana istriku, aku sangat rindu dengannya." ucapnya dengan nada riang.

"Nyonya sedang menunggu tuan di ruang makan. Nyonya juga sudah menyiapkan sendiri makanan spesial kesukaan anda." ujar Alfred tersenyum ramah, pria yang sudah lama mengenai tuannya dari kecil. Alfred bisa melihat kalau suasana hati Sagara sedang baik-baik saja.

Sagara juga sudah tidak sabar ingin segera makan, cacing lokal di perutnya sudah bunyi minta sesuap nasi.

.

Cekrek.

.

"Honey..." sapa Sagara dengan wajah yang nampak cerah. Tiara pun tersenyum menyambut kedatangan suaminya. Malam ini ia berpenampilan lebih cantik dan terbuka. Tiara mengenakan gaun koktail bewarna merah maroon dengan belahan dada yang rendah, membentuk huruf V.

Sagara datang memeluk dan menghampiri istrinya, mengecup singkat kening Tiara.

"Sayang..., kamu pasti lapar setelah seharian ini bekerja. Ayo kita makan malam dulu." ucap Tiara dengan senyum sumringah.

Sagara mengangguk, menghempaskan bokongnya di kursi meja makan. Tiara duduk di sampingnya, lalu dengan sigap ia melayani suaminya. Menuangkan nasi dan lauk pauk keatas piring kosong milik Sagara.

"Apa segini cukup??" tanya Tiara dengan nada lembut.

"Iya.., terimakasih honey." Ucapnya sambil tersenyum.

Untuk beberapa saat keduanya terus makan. di ruangan yang luas itu, hanya terdengar suara garpu dan sendok yang menyentuh piring. Tiara makan dengan wajah yang tenang, hanya sedikit menyuap lauk pauk. Berbeda dengan Sagara yang nampak lahap seperti sedang kelaparan.

"Dandananmu terlihat berbeda sekali malam ini..." ucap Sagara sambil melirik istrinya. Tidak biasanya Tiara berdandan agak menor, dengan lipstik merah menyala.

"Ya,,,,aku hanya ingin memberikan tampilan yang baru, malam ini." ucapnya pelan, seperti nada berbisik.

"Tapi aku lebih suka penampilan alami kamu honey, katakan padaku apa yang sedang kamu inginkan...?? Tas branded...?? Atau set perhiasan yang aku berikan kemarin masih kurang, kamu mau lagi." kekehnya dengan nada menghina dan merendahkan.

Seperti sebelum-sebelumnya, kata-kata Sagara selalu membuat hati Tiara menjadi pilu.

Klang...!!

Tiara menaruh sendok dan garpu dengan kasar di atas piringnya.

"Mas..., seperti yang kamu sudah tahu, aku memang sengaja mau menikah denganmu karena uang, adikku butuh biaya kuliah, papa dan mama sudah terlalu tua jika mengelola restoran tanpa ada yang membantu. Memang keadaan ekonomi keluargaku sangat berbeda dengan mu mas...., itu juga yang membuat aku jadi sangat rendah di matamu kan..." ucap Tiara lirih, air matanya mulai menetes dari kedua sudut mata.

Sagara tersentak kaget mendengar ucapan tiba-tiba dari istrinya ini. Entah kenapa timbul rasa sakit yang muncul di hati Sagara.

"Aku sudah rela meninggalkan keluargaku..., aku juga rela menjauh dari temanku, aku rela jadi tahanan rumah ini....!!! APA SEMUA YANG AKU LAKUKAN UNTUKMU MASIH BELUM CUKUP JUGGAAA....!!!" teriak Tiara sambil menatap nyalang pada suaminya.

Emosinya kian membuncah, tidak bisa lagi ia tahan. Fisik dan batinnya terus tersiksa, membuat Tiara hampir jadi gila. Sampai rasanya memilih ingin mati saja.

"Kenapa kamu tiba-tiba marah begini....!!! Aku tidak bermaksud begi-----" ucapan Sagara terhenti, tiba-tiba Tiara mengeluarkan sebuah benda pipih yang tajam.

.

.

"Tiara...!! Buang pisau itu...!!" perintah Sagara, perlahan mendekat, untuk menghentikan istrinya berbuat hal yang berbahaya.

Keputusasaan dan tekanan batin, membuat Tiara berbuat nekat. Tiara berencana mengakhiri hidupnya di depan Sagara.

"Aku sudah muak mas...!!! Aku ini manusia...!!! Bukan boneka...!!! Yang bisa kamu siksa dan jadi pelampiasan...!!! Lebih baik kamu ceraikan aku saja sekarang, atau aku---." ancam Tiara, menaruh ujung pisau kecil tepat di tengah lehernya. Air mata terus mengalir deras. Kalaupun ia mati sekarang, keluarganya sudah tidak kesulitan ekonomi lagi. Rasanya sudah cukup ia menderita selama tiga bulan. Tiara ingin segera mengakhiri semua sumber kesedihan dan kekecewaannya.

"Jangan gila kamu..., taruh pisau itu...!!!" teriak Sagara dengan sangat keras. Membuat beberapa pelayan jadi masuk ke ruang makan.

"NYONYAAA...!!!" Alfred berteriak kaget, beberapa pelayan pun teriak histeris. Melihat Tiara bersiap bunuh diri di hadapan semua yang ada di ruangan.

.

.

"Aku sudah tidak tahan denganmu, ceraikan aku sekarang. Atau aku mati dihadapan mu sekarang...!!!" ancaman Tiara tidaklah main-main. Kedua tangannya semakin terangkat dan menekan pisau itu lebih dalam. Setetes darah pun mulai merembes pada leher jenjangnya.

Sagara menjadi kalut, terlihat dari ekspresinya yang kembali menggila. Ingin mendekat namun ia takut kalau-kalau Tiara benar-benar mati di hadapannya.

"Nyonya..., tenangkan diri anda dahulu. Berikan pisaunya padaku nyonya,,,,," Alfred mencoba mendekati.

Derai airmata Tiara jatuh semakin deras. Ia sendiri semakin ketakutan, kalau dirinya melepaskan pisau yang ada di tangannya sekarang dan tidak jadi mati. Pasti Sagara akan kembali menyiksanya, sama saja akan tetap mengulang kesedihan dan kepedihan. Kematian sepertinya pilihan yang terbaik saat ini.

"Selamat... tinggal..., suamiku." ucapnya untuk terakhir kali pada Sagara. Sembari menatap nanar wajah tampan yang sedang ketakutan.

Sreeet...!!!

Klang....!!!

Bruk....!!!

.

*Bersambung~~~

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status