Share

Bab 3 Mengenang Kembali

Matahari pagi menyusup masuk melalui kaca jendela balkon. Tiara terbangun, perlahan ia membuka mata. Hatinya merasa lega saat melihat ranjang sebelahnya sudah kosong. Suaminya pasti sudah lebih dulu bangun dan berangkat bekerja.

Sambil masih meringis, Tiara memencet tombol panggilan di sebelah ranjang. Tidak lama kedua pelayan wanita masuk ke dalam kamarnya.

"Aku mau berendam di bathtub, tolong siapkan air panas." titah Tiara, yang masih menutup tubuh polosnya.

Kedua pelayan itu mengangguk, menyiapkan baju dan juga air hangat. Seperti biasanya, setiap pagi Tiara menikmati kedamaian. Ia membasuh dirinya. Menumpahkan jiwanya lelah di dalam bathtub air hangat. Menenggelamkan tubuhnya sampai dengan kepala. Tiara tidak ingin keluar. namun kedua pelayan mengawasi dirinya.

"Hahaha, mana bisa mati dengan cara seperti ini." batin Tiara, tersenyum smirk.

Setelah menuntaskan ritual mandinya. Tiara berpakaian menggunakan dress santai yang bergaya elegant minimalis. Lalu ia memoles dirinya di depan meja rias. Satu orang pelayan menyisir menata rambutnya. Satu orang lagi memakaikannya perhiasan.

Sebelum keluar kamar untuk sarapan. Tiara bercermin dahulu. Penampilannya sekarang sangat berbeda dengan yang dulu. Ia terlihat seperti nyonya konglomerat mirip seperti ibu mertuanya.

"Dulu aku bisa tersenyum bahagia melihat penampilan baruku ini. Hahahaha..., kenapa sekarang aku malah merasa seperti badut." gumamnya di depan cermin.

Tiara turun kebawah menggunakan lift, para pelayan menyambutnya. Mengantarkan dia ke ruang makan. Begitu melangkah masuk. Tercium lah aroma masakan yang menggugah selera. Tiara melihat ada banyak jenis sarapan yang disiapkan untuknya. Tiara segera duduk dan makan dengan lahap. Dirinya sudah terbiasa sarapan sendirian seperti ini. Sagara selalu bangun pagi dan berangkat pagi tanpa berpamitan.

Dalam kesendirian di pagi hari yang cerah ini. Tiara mulai mengingat kembali kenangan yang dulu.

(Flashback)

Stelah menerima lamaran dadakan kekasihnya. Sagara mengajak Tiara makan malam bersama kedua orangtuanya di sebuah kediaman rumah mewah dan megah.

Tiara datang berbalut gaun indah dan juga perhiasan cetar, Sagara mempersiapkan penampilan Tiara untuk menemui kedua orangtuanya.

Saat melangkah masuk, Tiara langsung terpana dengan design rumah milik calon mertuanya. Mirip istana kerajaan Eropa.

"Tiara..." sapa seorang wanita paruh baya, ia tersenyum ramah menyambut kedatangan Tiara, walaupun umurnya sudah setengah abad. Ibu Sagara tetaplah terlihat lebih muda dari umurnya, rambutnya hitam pekat tertata rapi, bola matanya berwarna biru sama seperti Sagara.

"Ha...halo Tante.." cicit Tiara yang gugup.

"Ya ampun jangan panggil saya tante, panggil aku mama. Sebentar lagi kamu akan menikah dengan putraku Sagara..." ujar Grace yang sangat ramah.

Grace memeluk erat Tiara, lalu menggandeng tangannya. Tiara mengulum senyum, tidak menyangka dirinya mendapatkan sambutan ramah dan hangat dari Grace ibu sagara.

"Syukurlah ibu Sagara tidak seperti emak-emak konglomerat yang ada di sinetron." ucap batinnya.

Hati Tiara merasa lega, sebenarnya sejak kemarin ia terus kepikiran soal orangtua pacarnya, ia takut kalau ibu Sagara menyiram dengan air atau mengusirnya. Bayangan kejadian itu membuat Tiara sulit tidur. Takut saja kalau orangtua Sagara akan merendahkan status Tiara, namun nyatanya tidak begitu.

Saat memasuki ruang makan, terlihat seorang pria paruh baya dan satu wanita muda yang seumuran dengan adik Tiara.

"Honey..., perkenalkan dia ayahku Fernando dan adik perempuanku Sabrina."

"Halo..., senang bisa berkenalan dengan calon menantuku yang cantik." kekeh Fernando tersenyum ramah pada Tiara.

Tiara pun ikut tersenyum pada ayah mertuanya yang ramah. Namun ia sedikit bingung, karena wajah ayah Sagara sangat berbeda jauh dari kekasihnya, sama sekali tidak ada kemiripan.

"Halo kak..., salam kenal." sapa Sabrina, cipika cipiki dengan Tiara.

Waktu makan malam di mulai, Tiara duduk di dekat kedua orangtua tua Sagara.

"Tiara saat ini sibuk bekerja atau kuliah..??" Tanya Grace kepada calon menantu.

"Saat ini aku cuma sibuk bantu-bantu mama dan papa kelola restoran kecil." ujar Tiara malu-malu, sebenarnya ia sendiri ingin mencari pekerjaan untuk menambah uang jajan, namun karena hanya lulusan SMA jadi sulit untuk bisa bekerja di posisi yang layak. Ibu dan ayahnya juga tidak mau Tiara bekerja sebagai OB kantor atau pramusaji di restoran lain.

Tiara menunduk malu, namun Grace dengan lembut menggenggam tangan Tiara yang gemetaran. " Kamu gak perlu merasa sungkan sama kami nak. Kami mau terima kamu apa adanya kok..., yang terpenting kalian menikah karena saling mencintai." ucap Grace sembari tersenyum hangat kepada Tiara dan putranya.

Tiara mengangguk setuju, namun sebenarnya ia sendiri masih merasa ragu untuk menikah diusianya yang sekarang. Bukan karena tidak cinta dengan Sagara. Atau karena masa berpacaran yang sebentar. Tapi sesungguhnya Tiara sendiri merasa belum siap untuk menikah diusianya yang sekarang, ia masih ingin bersenang-senang seperti teman-teman sebayanya.

Bersambung......

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status