Share

Bab 9

Penulis: Cahaya Pagi
Hari ini, di depan kompleks rumah Keluarga Nurdin sangat ramai.

Semua pejabat dari Kota Jigara ada di sini dan segala jenis mobil mewah diparkir di luar.

Hari ini adalah ulang tahun kedelapan puluh Wiyono Nurdin dari Keluarga Nurdin.

Wiyono juga dianggap sebagai sosok legendaris, dia adalah prajurit tingkat tiga dan punya banyak properti atas namanya.

Selain Grup Hayan, dia juga menjalankan lebih dari sepuluh tempat hiburan dan memiliki jaringan kontak yang sangat luas.

Keluarga Nurdin bisa dianggap sebagai keluarga terkaya di Kota Jigara.

"Dambi Real Estate memberikan hadiah sepasang Batu Giok Putih."

"Direktorat Barang Antik memberikan hadiah untaian manik-manik."

"Pegadaian Cimara menghadiahkan sepasang Giok Keberuntungan."

...

Pengurus rumah yang ada di depan pintu terus mengumumkan hadiah dari masing-masing keluarga dengan suara lantang.

Setiap barang yang ada di sini bernilai miliaran.

Yohan telah tiba di rumah Keluarga Nurdin.

Dengan ekspresi wajah yang dingin, dia memegang sebuah kantong plastik hitam di tangannya.

Begitu dia muncul, dia langsung menarik banyak perhatian banyak orang.

Di acara yang sangat penting seperti itu semua orang berdandan rapi, tetapi dia satu-satunya yang mengenakan baju olahraga. Jelas itu sangat melanggar aturan.

Yohan terus berjalan ke pintu dan mengabaikan tatapan aneh semua orang.

Dia dihentikan dengan cepat oleh pengawal yang ada di sana.

Seorang pengawal yang mengenakan jas dan kacamata hitam berkata dengan serius, "Siapa kamu?"

"Aku akan mengucapkan selamat ulang tahun kepada Wiyono, minggir."

Aura Yohan terbuka dan pengawal itu langsung terkejut.

Ketika dia tersadar kembali, Yohan sudah melewatinya.

Ketika Yohan mendatangi pengurus rumah tangga, dia dengan santai memberikan apa yang ada di tangannya.

Pengurus rumah tangga tanpa sadar mengambilnya. Dia membuka dan melihatnya. Ternyata itu adalah sebuah jam.

"Tamu memberikan hadiah sebuah jam."

Setelah dia selesai mengumumkannya, tiba-tiba dia tersadar dan ekspresi wajahnya berubah drastis, "Apa? Apa kamu sengaja melakukannya?"

Saat ini, Yohan telah tiba di aula dalam.

Orang yang duduk di dalam adalah Jeremi Handoko, seorang pemimpin di semua lapisan masyarakat.

Wiyono tahun ini berusia delapan puluh tahun, tetapi dia masih terlihat begitu energik.

Sesekali ada kilatan di matanya yang membuat orang tidak berani meremehkannya.

Suasana yang awalnya ramai dan meriah berubah menjadi dingin ketika terdengar suara dari luar, bahwa ada seseorang yang memberi hadiah sebuah jam.

Senyum Wiyono pun memudar.

Darto yang sedang menunggu di samping, menggebrak meja dan menjadi marah. "Siapa yang berani mengirimkan barang sial di hari seperti ini!"

"Aku!"

Yohan masuk dan menatap Darto dengan mata yang berbinar, "Berani sekali kamu menipuku!"

"Jadi, itu si orang udik!" Darto mendengus dingin, "Kamu nggak bisa sembarangan datang ke sini. Sekarang berlutut dan bersujud kepada Ayahku sembilan kali, lalu keluar dari sini!"

Yohan berdiri dengan tangan di belakang punggungnya, "Kamu pikir kamu ini siapa? Dua hal. Pertama, transfer uang 400 miliar padaku sekarang juga. Kedua, seluruh keturunan Keluarga Nurdin harus berlutut meminta maaf padaku."

Yohan menganggap hukuman ini sangat ringan.

Kalau bukan karena kata-kata terakhir gurunya yang berkata bahwa mereka yang berakal tidak boleh menggunakan kekerasan, dia tidak perlu membuang waktu seperti ini dan akan langsung menghancurkan Keluarga Nurdin.

"Ha, ha, ha!"

Begitu mendengar perkataan Yohan, semua tamu di aula tertawa.

"Dari mana asal bocah ini? Dia lucu sekali."

"Apa dia tahu apa yang dia bicarakan?"

"Seorang bocah udik ingin Keluarga Nurdin bersujud dan meminta maaf?"

"Dia pasti akan mati."

...

Ekspresi wajah Zidan tampak menakutkan, "Dasar berengsek, kamu adalah orang pertama yang berani memeras Keluarga Nurdin. Apa kamu sudah bosan hidup?"

Yohan merasa yang Zidan katakan sangat lucu, "Pemerasan? Apa kalian nggak tahu malu? Saat guruku menyelamatkan Darto, kalian memberikan 5% saham padanya. Kemarin, aku mau menjual saham kepada kalian, tetapi pada akhirnya, uang itu nggak di transfer. Benar-benar nggak tahu malu!"

Yohan juga diam-diam merenung, ini semua terjadi karena pengalaman sosialnya yang kurang bagus.

"Omong kosong!" Zidan sangat marah. "Aku adalah orang yang jujur. Jangan memfitnahku. Pengawal, usir dia dari sini!"

"Tunggu sebentar." Wiyono berkata sambil menatap langsung ke arah Yohan. "Anak muda, hari ini adalah hari ulang tahunku dan aku nggak ingin menimbulkan ketidaknyamanan. Begini saja, aku akan memberimu 200 juta dan pergilah dari sini."

Zidan segera mengerti, dia mengeluarkan cek dari dalam sakunya. Kemudian, menulis 200 juta di cek itu dan berjalan ke arah Yohan.

"Aku sudah melihat banyak orang sepertimu. Bukankah kamu hanya mau uang? Ambillah. Uang 200 juta ini sudah bisa kamu gunakan dalam waktu lama."

Cek yang ada di tangannya diangkat di depan wajah Yohan, lalu tiba-tiba dilepaskan dan cek itu jatuh ke tanah.

Ekspresi wajah Zidan penuh senyuman. "Ambil ceknya dan pergi dari sini, dasar orang kampung."

Seluruh orang yang ada di dalam ruangan itu tertawa terbahak-bahak. Semua bos besar dari semua sisi memandang Yohan dengan wajah penuh hinaan, seolah-olah mereka sedang melihat badut.

Yohan bahkan tidak peduli dengan cek yang jatuh ke tanah, "Kalian yang memilih sendiri jalan kalian. Sekarang aku umumkan bahwa Keluarga Nurdin akan musnah."

Setelah mendengar itu, suara tawa terdengar lagi.

Semua orang memandangnya seolah-olah dia adalah orang bodoh.

Membuat Keluarga Nurdin musnah?

Keluarga Nurdin sekarang berada pada puncaknya dan sangat berkuasa.

Bagaimana bocah nakal sepertimu bisa memusnahkan Keluarga Nurdin? Itu sama konyolnya dengan mengatakan ingin memetik bulan dari langit.

Wajah Wiyono berubah menjadi muram. "Anak muda, Keluarga Nurdin adalah keluarga yang baik hati. Kami sudah memberimu uang, apa lagi yang kamu mau? Kamu nggak boleh jadi orang yang serakah, kalau nggak kamu akan mudah dapat masalah."

Perkataan Wiyono penuh ancaman.

Yohan terlalu malas untuk bertele-tele, dia melihat sekeliling dan berkata, "Hari ini adalah dendam pribadi antara aku dan Keluarga Nurdin. Sebaiknya kalian pergi untuk menghindari cedera yang nggak disengaja."

"Beraninya kamu!" Seorang pria paruh baya dengan wajah seram berdiri dan berteriak pada Yohan, "Kamu sudah bosan hidup, ya? Beraninya kamu mengancam kami!"

Seorang wanita gemuk dan cantik berkata dengan ekspresi dingin, "Tuan Wiyono memiliki hati yang baik dan nggak mau menyerangmu, jadi biarkan kami yang menangani masalah kecil ini."

Setiap pejabat yang ada di sana membela Wiyono.

Ini adalah kesempatan bagus bagi mereka untuk membuat Keluarga Nurdin berutang budi pada mereka dan tidak ada yang mau melewatkan kesempatan ini.

Dengan cepat, mereka menyuruh para pengawal mereka untuk bergegas masuk. Ada sekitar ratusan pengawal yang ada di sana.

Mereka semua bertubuh kekar dan tatapan mata mereka sangat tajam.

Saat ini, Zidan berkata dengan munafik, "Meski kamu datang ke sini untuk memeras keluarga kami, tapi Keluarga Nurdin sangat baik hati. Sekarang aku akan memberimu satu kesempatan lagi, ambil uang itu dan pergi dari sini, lalu lupakan tentang masalah ini."

Plak!

Yohan menamparnya. "Kamu terlalu banyak bicara omong kosong, itu nggak masuk akal."

Dia menggunakan sedikit tenaganya dan tubuh Zidan berputar 360 derajat di udara, kemudian jatuh dengan keras ke tanah.

Separuh wajahnya bengkak, matanya melebar, kemudian dia jatuh pingsan.

Yohan menambahkan kekuatan rahasia dalam tamparannya itu.

Sekarang, tidak akan terlihat efek apa pun. Akan tetapi, setelah beberapa hari akan terasa efeknya. Kalau tidak ada prajurit level tingkat tujuh ke atas yang mengambil tidakan, dia pasti akan mati.

Tamparan ini membuat seluruh aula menjadi sangat sunyi.

Darto berteriak histeris, "Dasar berengsek, beraninya kamu menampar anakku? Apa yang kalian lakukan? Hajar dia sampai mati!"

Setelah mengatakan itu, dia langsung berlari menghampiri Zidan.

Setelah mendapat perintah, banyak pengawal mengayunkan batang besi di tangan mereka dan memukul kepala Yohan dengan kejam.

Ekspresi wajah Yohan berubah menjadi dingin. Sepertinya dia akan melakukan pembunuhan besar-besaran hari ini.

Gelombang energi yang sangat kuat sedang berenang di dalam tubuhnya. Begitu gelombang itu pecah, pasti akan menggemparkan dunia.

"Berhenti!"

Namun, pada saat ini, terdengar suara teriakan keras dari luar!

Bab terkait

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 10

    Saat situasi sedang tegang, Susilo masuk ke dalam aula.Seketika, semua orang yang ada di sana berdiri.Aura kuat yang terpancar dari tubuh Susilo membuat para pengawal tidak berani bergerak sedikit pun."Pak Susilo!" Wiyono sangat senang dan segera menghampirinya. "Mengapa Anda ada di sini?"Darto bahkan lebih senang lagi. "Apa Pak Susilo datang ke sini untuk memberi selamat pada ayahku?"Setelah mendengar itu, banyak tamu yang memandang Wiyono dengan tatapan iri.Ini adalah suatu kehormatan besar karena Susilo sendiri yang datang untuk mengucapkan selamat ulang tahun secara langsung.Kalau Keluarga Nurdin diibaratkan seperti ular, maka Susilo adalah naga raksasa.Menghancurkan Keluarga Nurdin adalah hal sepele baginya.Wiyono mengulurkan tangannya, tapi Susilo hanya memasang wajah dingin dan mengabaikannya. Susilo malah memakinya, "Kamu pikir kamu layak berjabat tangan denganku?"Senyuman di wajah Wiyono membeku.Semua tamu juga bertanya-tanya, apa yang sebenarnya terjadi?Susilo ber

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 11

    Yohan dengan mudah menahan pukulannya dan berkata dengan tenang, "Aku cuma mau mencari seseorang dan aku nggak ingin mengganggumu."Banyak siswa di dekatnya yang tampak terkejut saat melihat betapa mudahnya Yohan menahan tinju pemuda kekar itu."Dia kuat sekali, dia menahan serangan Tio dengan mudah.""Itu hanya kebetulan. Tio itu pemegang sabuk hitam Taekwondo tingkat delapan. Dia sangat kuat. Aku sudah melihatnya mengalahkan lima sampai enam orang dewasa sendirian.""Ya, benar."Tio Baskara terkejut dan marah. Dia sadar kalau dia tidak bisa lepas dari cengkeraman tangan Yohan. Wajahnya memerah karena mengerahkan seluruh kekuatannya. Akhirnya, dia berteriak dengan marah, "Berengsek, lepaskan aku, kamu cari mati, ya!"Yohan melepaskan tangannya dan berkata dengan nada tulus, "Hei, aku cuma mau masuk dan mencari seseorang. Bisa minggir nggak?"Dia belum pernah bersekolah, jadi dia memiliki emosi khusus terhadap teman-teman sekelasnya. Dia tidak ingin menyakiti mereka kecuali benar-benar

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 12

    Yohan mengabaikan peringatan Bagas dan berjalan ke arah Lusi.Apa yang dilakukan Yohan membuat kilatan dingin di mata Bagas semakin menjadi-jadi.Hanya saja dia tidak langsung menyerangnya di sini.Dia selalu menunjukkan sikap yang lembut dan anggun kepada dunia luar, karena itu adalah cara yang sangat penting baginya untuk memikat hati seorang gadis.Dia tidak bisa melakukan apa pun pada Yohan di depan semua orang, tetapi dia diam-diam sudah memikirkan cara bagaimana menghadapi Yohan.Saat ini, para mahasiswa lain juga menerobos masuk, ini membuat Bagas makin kesal.Tidak ada cara untuk menghentikan mereka karena banyak sekali orang yang masuk ke sana.Saat ini, Yohan sudah ada di sebelah Lusi.Lusi memang sangat tinggi, apalagi kakinya yang indah ramping dan lurus. Bisa dibilang sosoknya seperti model dengan kaki yang jenjang.Dia tidak perlu melakukan gerakan apa pun, ke mana pun dia pergi, dia selalu menjadi pusat perhatian banyak orang."Halo, apa kamu Lusi?"Lusi yang sedang berb

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 13

    Bagas segera membalas pesannya dan mengetik menggunakan kedua tangannya."Nggak masalah, akan aku kirim uangnya sekarang."Di asrama tempat Lusi tinggal, Liana Kuswanto melihat pesan yang dikirim oleh Bagas di ponselnya.Ada ekspresi aneh di sudut mulutnya.Dia mengirimkan nomor rekeningnya. Lalu, tidak lama kemudian dia menerima pemberitahuan kalau uang telah masuk di rekeningnya.Dia langsung menghapus pemberitahuan itu dan duduk di tempat tidur Lusi. Dia berkata sambil tersenyum, "Lusi, ayo kita makan hot pot pedas malam ini.""Malam ini? Tapi, aku mau belajar di kamar."Lusi adalah gadis yang pendiam. Selama kuliah, teman-teman sekelasnya sibuk pacaran, tetapi dia satu-satunya yang fokus belajar."Yah .... Kamu kan bisa membaca kapan saja. Lagi pula, kamu nggak bisa membaca terus-menerus. Kamu akan membuat orang lain terlihat bodoh. Nggak perlu belajar malam ini. Setelah makan, kita langsung pulang. Kamu nggak lama kok.""Tapi ...." Lusi ragu-ragu, tetapi Liana tidak memberinya kes

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 14

    Bruk! Bruk!Tio dan anak buahnya langsung berlutut dan bersujud dengan cepat.Bahkan seseorang seperti serigala bermata satu yang kejam saja dipukuli seperti ini oleh Yohan, apalagi mereka."Yohan, kami salah, tolong lepaskan kami.""Jangan bunuh aku. Aku masih punya keluarga yang harus aku nafkahi dan aku jaga, jadi anggap saja aku nggak ada.""Yohan, kalau kamu nggak membunuhku, aku akan kenalkan adik perempuanku padamu, pacarku juga akan aku berikan padamu."...Tatapan mata Yohan sangat dingin, orang-orang ini tidak layak mati, tetapi mereka tidak bisa dilepaskan begitu saja.Setelah memikirkannya, dia mengeluarkan pil dari tasnya dan menghancurkannya.Kemudian, dia dengan brutal membuka mulut mereka, memasukkan obatnya ke dalam mulut mereka dan menyuruh mereka menelannya.Tio dan yang lainnya tampak sangat ketakutan."Jangan khawatir, obat ini nggak punya efek samping yang besar. Kamu cukup meminum penawarnya setahun sekali, kalau nggak kalian akan mati kehabisan darah.""Dalam wa

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 15

    Akhirnya, karena bos itu memintanya dengan tulus, Yohan menerima amplop yang berisi 4 juta di dalamnya.Dia mendapat makanan gratis dan menerima 4 juta setelahnya. Tidak ada yang lebih baik dari itu.Yohan berdiri, dia sudah hampir kenyang, kemudian dia bersiap untuk menyapa Lusi.Namun, begitu dia berdiri, dia melihat Bagas membuka pintu dan memasuki ruang pribadi tempat Lusi dan sahabatnya berada.Liana yang ada di dalam ruang pribadi dengan penuh semangat menyajikan makanan kepada Lusi. Saat Lusi tidak memperhatikan, dia memasukkan pil kecil ke dalam mangkuk dan pil itu segera larut di dalamnya."Lusi, cobalah ini. Ini enak sekali, loh!"Lusi mencobanya dan merasa ada yang aneh. "Hari ini aku merasa ada yang nggak beres denganmu.""Itu perasaan kamu saja, jangan berpikir aneh-aneh. Ayo cepat makan, ini enak sekali."Lusi masih merasa bingung dan merasa ada yang tidak beres.Namun, dia tidak tahu di mana letak keanehan itu.Dia mengambil piring dan sendok, dia ingin makan sepotong da

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 16

    Lampu-lampu kota yang indah menyala dengan terang.Yohan dan Lusi berdiri di jalan. Pria tampan dan wanita cantik. Bagi orang lain, mereka berdua tampak sangat serasi.Lusi merapikan rambut di dahinya, menatap Yohan dengan mata berair dan berkata dengan suara yang sangat lembut. "Hei, siapa namamu?""Aku Yohan Andreas."Cahaya di mata Lusi menjadi lebih cerah. "Terima kasih banyak, Yohan. Kalau bukan karena kamu, seluruh hidupku akan hancur.""Nggak masalah. Sebenarnya, aku punya alasan menyelamatkanmu." Yohan mengatakan yang sejujurnya."Hah?"Lusi berseru dan dia sudah berpikir yang aneh-aneh.Dia teringat ajakan Yohan untuk makan malam sebelumnya. Apa Yohan menyukainya dan mau menjadikannya pacarnya dengan menyelamatkannya?Lusi diam-diam menatap Yohan, lalu segera membuang muka.Wajahnya memerah.Hatinya diliputi kebingungan. 'Bagaimana ini? Dia baru saja menyelamatkanku. Kalau aku nggak setuju menjadi pacarnya, rasanya itu nggak baik. Yohan juga terlihat cukup tampan dan memiliki

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 17

    Sekarang masalah tentang Lusi menjadi prioritas utama bagi Yohan.Jadi, dia secara pribadi mengantar Lusi pulang.Setelah dikhianati oleh Liana, dia tidak bisa lagi tinggal di asrama dan hanya bisa menyewa rumah di luar kampus."Besok, aku akan menemanimu menyewa rumah," kata Yohan di dalam taksi.Lusi tersenyum manis. "Nggak perlu, aku punya beberapa apartemen di dekat kampus."Yohan terdiam.Yohan terlalu terburu-buru.Di tengah perjalanan, Yohan tiba-tiba menurunkan jendela mobil taksi dan melihat ke kanan. Ada sebuah mobil putih melaju di sampingnya.Pengemudinya adalah seorang wanita berambut pendek dan dia sangat cakap.Menurut penglihatan Yohan, bisa dilihat kalau wanita itu adalah wanita dengan kekuatan yang besar."Kamu kenal dia?" Yohan menunjuk wanita itu dan bertanya pada Lusi.Wanita itu mengikuti mereka sepanjang jalan, tetapi tidak menunjukkan aura berbahaya pada dirinya.Lusi memiringkan tubuhnya dan melihat keluar melalui jendela mobil. Matanya tiba-tiba berbinar, "Itu

Bab terbaru

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 177

    "Kalian bisa keluar untuk menerima pelatihan formal, dan saat kalian mendapatkan sertifikat yang relevan, kalian bisa kembali bekerja."Yohan memberikan hukuman dan hadiah bersamaan, dan dia juga melakukannya dengan sangat lancar.Benar saja, orang-orang ini langsung menjadi penuh harapan.Setelah mengusir mereka, Yohan fokus pada 25 orang ini, termasuk Nurdin.Pertama, dia berkata kepada Nurdin, "Posisi manajer umum tetap menjadi milikmu, tapi aku hanya akan memberimu evaluasi selama tiga bulan.""Kalau kamu nggak bisa memimpin perusahaan ke arah yang baru saat itu, mundurlah."Nurdin dengan cepat menyatakan kesetiaannya, "Jangan khawatir, bos. Saya akan melakukan yang terbaik dan mengabdikan diri pada perusahaan."Yohan mengangguk, lalu melihat yang lain, "Sedangkan kalian, kalian bertanggung jawab untuk memberikan keamanan di vilaku.""Kalau kinerja kalian baik, selain promosi dan kenaikan gaji, aku juga bisa membantu kalian menjadi pejuang sejati."Di seluruh perusahaan keamanan, h

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 176

    "Menurutku, banyak dari kalian yang nggak memenuhi syarat dan harus dipecat.""Kedepannya, manajemen perusahaan nggak boleh melakukan tindakan ilegal lagi. Sekarang, berdirilah kalau aku panggil!"Yohan mulai memanggil nama mereka.Dia memilih 25 lima orang dari lebih dari 200 orang.Lima di antaranya adalah laki-laki dan 20 sisanya adalah perempuan.Yohan sudah pernah bertemu mereka, dan mereka relatif baik.Orang lain yang tidak disebutkan namanya sedikit cemas, mereka diam-diam berpikir bahwa Yohan akan memecat mereka semua.Yohan melanjutkan, "Aku telah melihat struktur gaji kalian dalam enam bulan terakhir. Rata-rata sekitar 16 juta per bulan."Gaji ini sudah sangat bagus di Kota Jigara.Gaji bulanan rata-rata orang hanya 8 hingga 10 juta.Saat mereka merasa khawatir, Yohan mengatakan sesuatu yang mengejutkan mereka."Mulai sekarang, akan ada tingkatan yang berlaku.""Dibagi menjadi tingkat satu sampai sepuluh. Prinsip promosinya adalah setelah menyelesaikan tugas, akan ada poin y

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 175

    Energi dalam ini biasanya tidak berdampak apa pun pada mereka.Namun jika energi dan darah mereka melonjak, kemarahan mereka akan meledak dan menyebabkan kerusakan pada tubuh mereka.Sederhananya, kalau mereka tidak melakukan kejahatan lagi, energi dalam yang ada di tubuh mereka akan hilang dalam beberapa bulan."Pergilah, jangan sampai aku melihat kalian lagi."Seolah diberi amnesti, orang-orang ini tidak berani tinggal di sini lebih lama lagi dan kabur.Yohan menarik Melia masuk ke perusahaan.Nurdin dan yang lainnya bahkan tidak berani mengambil napas. Mereka menunggu sampai Yohan menghilang dari pandangan mereka dan baru berani bertanya dengan suara pelan."Bos, siapa pemilik baru perusahaan kita itu?""Dia sangat menakutkan. Satu orang bisa menjatuhkan lebih dari dua ratus orang dengan mudah.""Bahkan di dalam drama nggak ada yang seperti ini."....Ekspresi wajah Nurdin berubah masam, "Jangan tanyakan yang nggak perlu ditanyakan, ikut aku menemui bos baru. Kita akan melakukan apa

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 174

    Sepeda motor dan mobil van itu berhenti.Ada tiga orang yang duduk di atas sepeda motor, dan ketika mobil van dibuka, belasan orang bergegas keluar.Segerombolan kawanan datang dan memblokir gerbang perusahaan."Siapa yang mengganggu temanku?""Keluarlah! Siapa yang berani melakukannya?""Sial, ada wanita yang sangat cantik di sini!"....Lebih dari dua ratus gangster keluar dari mobil dan dengan cepat tatapan mereka tertuju pada MeliaMeski dia hanya berdiri tanpa melakukan apa pun, dia seperti permata yang bersinar yang menarik banyak perhatian sepanjang waktu.Salah satu orang yang diusir menunjuk ke arah Yohan, "Teman-teman, orang ini yang mengusir kami. Ayo kita serang dan pukul dia sampai mati dan gadis di sebelahnya akan menjadi milik kita hari ini!"Para gangster ini mulai tertawa dan mengeluarkan berbagai macam senjata dan berjalan menuju Yohan.Wajah Melia menjadi pucat dan tanpa sadar dia meraih lengan Yohan, "Kak Yohan, apa yang harus kita lakukan sekarang?"Yohan mengusap

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 173

    "Benar Bos, kami adalah tulang punggung keluarga, tolong jangan pecat kami."Tadi mereka begitu sombong, dan sekarang mereka sangat malu.Begitu Nurdin mendengar kata-kata mereka, dia langsung tahu bahwa keadaan sedang buruk.Meski orang-orang ini telah bersamanya sejak lama, tetapi saat ini dia cemberut dan tidak mengucapkan sepatah kata pun.Pikiran orang-orang ini benar-benar buruk. Kalau mereka terus di sini, tidak ada yang tahu seberapa besar kerugian yang akan mereka timbulkan nanti.Bos baru turun tangan dan memecat mereka sekarang adalah yang terbaik.Ekspresi Yohan sangat dingin dan tidak berbelas kasih, "Nggak perlu bicara lagi, selesaikan gajinya lalu suruh mereka pergi!"Melihat tekad Yohan, orang-orang ini sangat marah. Mereka semua berdiri dan menyingsingkan lengan baju mereka.Tatapan mereka tampak berbahaya."Bos, sebaiknya lakukan sesuatu dengan benar.""Kami punya banyak teman di luar. Kalau Anda benar-benar mengusir kami, saya jamin perusahaan Anda nggak akan pernah

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 172

    "Eh, ada gadis secantik ini!""Aku nggak mimpi, 'kan? Dia seperti malaikat yang turun dari surga!""Nona, ada urusan apa kamu ke sini? Aku akan menemanimu."....Orang-orang ini memandang Melia dengan tatapan serakah dan tidak bisa menahan menelan air liur mereka.Karena Melia benar-benar sangat cantik.Terlebih lagi, orang-orang ini adalah orang-orang yang pengangguran.Dulu, saat melihat seorang gadis cantik, mereka akan datang dan menggodanya.Tanpa sadar Melia bersembunyi di belakang Yohan, karena orang-orang ini tampak galak dan menakutkan."Hei, siapa pria ini? Apa dia pacarmu?""Dia sangat kurus dan lemah, apa dia bisa menahan pukulanku?""Nona, kamu nggak akan punya masa depan kalau bersama pria seperti itu. Sini ... sini sama aku."....Orang-orang itu meremehkan Yohan.Melihat Yohan yang tinggi, kurus, dan lembut mereka mengira dia pria lemah.Penampilan Melia yang polos dan menggoda membuat mereka merasa tidak tahan, akhirnya mereka mulai bertindak.Yohan terlihat sangat kes

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 171

    Yohan sedang menghilangkan kemerahan dan bengkak di kaki Yulia ketika hidungnya tiba-tiba bergerak, "Mengapa ada bau yang aneh?""Mungkin karena ruangan ini jarang dibersihkan, jadi ada bau," jelas Yulia.Yohan mengangguk, tanpa banyak berpikir dan memberikan saran, "Dalam beberapa minggu ke depan, sebaiknya kamu memakai sepatu olahraga atau sepatu datar. Tulangmu relatif rapuh dan rentan patah.""Terima kasih, Tuan Yohan," Yulia mengucapkan terima kasih dengan tulus."Kamu bisa istirahat di sini sebentar. Kamu nggak perlu mengantar kami, kami bisa pergi sendiri."Mereka berdua berjalan keluar.Setelah keluar dari Bank, Yohan melihat waktu dan sadar kalau sudah jam lima sore.Dia menolak ajakan Nikita pergi ke klub untuk bermain.Yohan pergi ke kampus dan menjemput Melia.Setelah masuk ke dalam mobil, penyamaran di wajah Melia menghilang, memperlihatkan senyuman polos, berceloteh tentang apa yang dia alami di kampus hari ini.Yohan mendengarkan dengan senyuman di wajahnya.Saat mobil s

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 170

    Karena baru beberapa hari berada di sini, dia belum mengetahui kekuatan dua orang di depannya ini.Saat itulah asistennya meletakkan dua dokumen di hadapannya.Yulia berbicara dengan mereka berdua sambil melihat dokumen. Makin dia melihatnya, makin dia terkejut.Senyuman di wajahnya semakin kuat.Setelah mendengarkan permintaan Yohan, Yulia tersenyum dan berkata, "Dengan kualifikasi Tuan Yohan, tidak ada masalah dengan pinjaman sebesar 40 triliun, dan saya akan memberi Anda bunga dengan harga terbaik."Dia sangat senang, dia tidak menyangka hal sebesar itu akan datang ke kantornya setelah dia datang ke sini.Karena jumlahnya relatif besar, meski Yulia memberi pelayanan khusus untuk Yohan, masih membutuhkan waktu dua hari untuk menyelesaikannya.Setelah menandatangani lebih dari selusin kontrak, Yohan dan Nikita berdiri, lalu bersiap untuk pergi.Yulia juga berdiri dan mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Yohan.Mungkin karena terlalu lama duduk, atau mungkin karena sepatu hak ya

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 169

    Yohan hanya bertanya dan tidak ada keinginan untuk melakukan itu.Dia bukan tipe orang yang akan melakukan apa pun demi keuntungan.Selain itu, karena saudara perempuan Nikita bisa memberinya informasi orang dalam seperti ini sekali, dia pasti bisa memberikan informasi untuk kedua kalinya.Kalau sekarang dia bekerja sama dengannya, dia akan mendapatkan keuntungan tanpa akhir di masa depan.Tidak peduli apa pun itu, Yohan tidak punya alasan untuk berbuat curang."Oke, aku setuju!"Nikita tidak terkejut dengan jawaban ini, kemudian dia bertanya, "Lalu, berapa banyak uang yang akan kamu keluarkan untuk membeli tanah?""Tunggu sebentar."Setelah mengatakan itu, Yohan menelepon Sinta."Berapa banyak uang tunai yang ada di rekening perusahaan saat ini?"Sinta baru saja selesai mandi dan bersiap untuk tidur.Setelah menerima telepon Yohan, dia menyalakan komputernya dan berkata, "Kita akan segera membayar gaji para karyawan. Selain itu, kita perlu sisihkan sejumlah dana darurat. Ada sekitar 2

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status