Share

Bab 10

Author: Cahaya Pagi
Saat situasi sedang tegang, Susilo masuk ke dalam aula.

Seketika, semua orang yang ada di sana berdiri.

Aura kuat yang terpancar dari tubuh Susilo membuat para pengawal tidak berani bergerak sedikit pun.

"Pak Susilo!" Wiyono sangat senang dan segera menghampirinya. "Mengapa Anda ada di sini?"

Darto bahkan lebih senang lagi. "Apa Pak Susilo datang ke sini untuk memberi selamat pada ayahku?"

Setelah mendengar itu, banyak tamu yang memandang Wiyono dengan tatapan iri.

Ini adalah suatu kehormatan besar karena Susilo sendiri yang datang untuk mengucapkan selamat ulang tahun secara langsung.

Kalau Keluarga Nurdin diibaratkan seperti ular, maka Susilo adalah naga raksasa.

Menghancurkan Keluarga Nurdin adalah hal sepele baginya.

Wiyono mengulurkan tangannya, tapi Susilo hanya memasang wajah dingin dan mengabaikannya. Susilo malah memakinya, "Kamu pikir kamu layak berjabat tangan denganku?"

Senyuman di wajah Wiyono membeku.

Semua tamu juga bertanya-tanya, apa yang sebenarnya terjadi?

Susilo berjalan melewati Wiyono dan mengabaikannya, lalu dia berjalan menemui Yohan sambil memberi salam, "Kita bertemu lagi, Dokter Yohan."

Duar!

Seperti batu besar yang dijatuhkan ke danau yang tenang, itu akan menimbulkan gelombang yang besar.

Setiap pasang mata menatap Yohan dengan tatapan tidak percaya.

Dari mana asal pria ini? Bagaimana dia bisa membuat Pak Susilo menghormatinya?

Yohan sedikit terkejut. "Mengapa kamu bisa ada di sini?"

Susilo tersenyum dan berkata, "Aku dengar Dokter Yohan akan datang ke sini. Aku mengkhawatirkanmu, jadi aku datang untuk memastikannya sendiri. Nggak disangka ...."

Susilo menoleh menatap Wiyono dan langsung memakinya, "Berani-beraninya Keluarga Nurdin mempermalukan penyelamatku!"

Seluruh anggota Keluarga Nurdin langsung ketakutan.

Siapa yang bisa membayangkan kalau seorang pemuda udik seperti itu punya hubungan dengan Susilo?

Itu membuat banyak orang iri.

Menurut mereka, Yohan adalah orang beruntung karena bisa menyelamatkan Susilo di jalan.

Selain itu, Susilo juga bersyukur atas hal itu.

Ekspresi Wiyono terus berubah.

Wiyono mengerti dan tak lama kemudian dia tersenyum. "Oh, ternyata Yohan adalah penyelamat Pak Susilo, kalau begitu, dia adalah saudara kita. Orang bisa saja salah paham, 'kan? Aku akan meminta maaf padanya."

"Sudah terlambat," kata Yohan dengan ekspresi dingin. "Bersiaplah untuk dimusnahkan."

Setelah mengatakan itu, dia berjalan keluar sambil berkata, "Jam dua belas malam nanti, aku akan datang ke rumah Keluarga Nurdin sendirian. Kalau kalian nggak takut mati, tunggu saja aku."

Hari ini sudah tanggal 8 dan dia harus melapor ke Universitas Jigara dulu.

Setelah itu, dia akan menyelesaikan urusanku dengan Keluarga Nurdin.

Dia berkata akan datang sendirian untuk mencegah Keluarga Nurdin kabur.

Susilo tercengang mendengarnya. "Dokter Yohan, apa kamu nggak butuh bantuanku?"

Saat mengatakannya, aura kuat keluar dari tubuhnya.

Itulah keagungan dari prajurit tingkat empat!

Tiba-tiba, semua tamu di seluruh aula gemetar dan mata mereka tampak ketakutan.

"Apa kekuatan Pak Susilo sudah pulih?"

"Hiss, Keluarga Rismawan akan bangkit kembali."

"Lihat saja, Pak Susilo kelihatan lebih muda dari sebelumnya."

...

Wajah anggota Keluarga Nurdin terlihat pucat pasi.

Bahkan saat dia kehilangan kekuatan seni bela dirinya, dia masih punya energi yang besar.

Belum lagi, sekarang kekuatannya telah pulih, aku rasa seluruh Keluarga Nurdin akan bisa dihancurkan dengan mudah.

Yohan melambaikan tangannya. "Nggak perlu, aku bisa menangani keluarga kecil itu sendirian."

Dia tidak pernah mau berutang budi pada orang lain.

Susilo tidak memaksa setelah mendengar Yohan mengatakan itu sendiri, dia percaya Yohan pasti bisa menghadapi mereka sendiri.

Dia berhenti dan melirik Wiyono. "Jaga diri kalian baik-baik."

Dia mengikuti Yohan dan keduanya menghilang dengan cepat dari pandangan mereka.

Kemudian, semua orang menghela napas lega. Semua orang terlihat tidak seperti biasanya.

Meski Susilo mengatakan dia tidak akan ikut campur, tetapi Keluarga Nurdin telah menyinggung Susilo.

Wajah Zidan menjadi pucat saat dia menatap Wiyono. "Kakek, apa yang harus kita lakukan sekarang?"

Wiyono tersadar dan mendengus dingin, "Kamu nggak dengar si berengsek itu akan datang sendiri? Cih, sombong sekali dia. Meskipun Keluarga kita nggak terlalu kuat, bukan berarti kita bisa dikalahkan oleh satu orang. Cepat pergi dan panggil semua preman yang kamu besarkan, buat mereka bekerja dengan baik malam ini."

Ada kilatan dingin di matanya dan dia punya ide bagus.

Dia akan menangkap Yohan malam ini, dia memang tidak berani membunuhnya.

Akan tetapi, dia bisa menghubungi Susilo dan melepaskan Yohan.

Dengan begitu, hubungan kedua pihak bisa diperbaiki sampai batas tertentu.

Satu per satu tamu pergi dan pesta ulang tahun yang semula semarak tiba-tiba menjadi sepi.

Darto sendiri yang mulai mengaturnya, tetapi dia tahu kalau Yohan tidaklah lemah.

Susilo menyusul Yohan yang ada di luar dan berkata, "Dokter Yohan, Anda mau ke mana sekarang? Apa kamu mau aku antar?"

Yohan melambaikan tangannya, "Nggak perlu. Jangan panggil aku seperti itu, panggil saja aku Yohan. Pergilah, aku harus pergi ke kampus sekarang."

Susilo terlihat senang. "Kalau begitu, aku akan mengantarmu. Lagi pula, itu nggak jauh dari rumahku."

Dia mengatakan yang sebenarnya

"Baiklah, maaf merepotkanmu."

Yohan tidak menolak kebaikan Susilo lagi.

Susilo sangat senang sampai-sampai dia mengusir sopirnya dari mobil dan dia sendiri yang mengantar Yohan ke kampus.

Alasan sikapnya yang rendah hati ini adalah karena kemarin dia baru saja bertanya pada teman lamanya.

Teman lamanya itu mengatakan kalau keterampilan medis Yohan tidak ada tandingannya di dunia ini!

Tidak ada ruginya kalau bisa berteman dengan orang seperti itu.

Jadi, dia bersikap rendah hati.

Yohan tahu apa yang pria itu pikirkan, tetapi dia tidak keberatan.

Satu jam kemudian, mereka sudah sampai di Universitas Jigara.

Yohan keluar dari mobil dengan membawa tas yang baru saja dia beli di jalan, lalu dia berjalan masuk.

Penampilannya biasa saja dan tidak menarik perhatian.

Susilo tidak mengikutinya. Karena kalau dia masuk dengan identitasnya saat ini, mungkin itu malah akan menyusahkan Yohan.

Universitas Jigara sangat besar. Ada banyak gadis muda yang cantik dan menarik di mana-mana.

Udaranya dipenuhi aroma awet muda yang membuat orang rileks.

Yohan bertanya kepada orang yang lewat dan akhirnya dia menemukan tempat pendaftaran. Lalu, dia mendapatkan kartu mahasiswanya.

Sedangkan untuk asrama, dia tidak berencana tinggal di asrama karena terlalu merepotkan.

Setelah menyelesaikan semuanya, Yohan berjalan keluar.

Setelah menyelesaikan semuanya, sekarang waktunya untuk menemukan wanita bernama Lusi.

Melihat para siswa datang dan pergi, Yohan menghentikan seorang anak laki-laki berkacamata. "Halo, Lusi Mananta ada di kelas mana, ya?"

Anak laki-laki itu terkekeh dan menunjukkan ekspresi yang dimengerti semua pria, "Sekarang, dia berlatih di sanggar tari. Ada banyak orang yang pergi ke sana."

Yohan berterima kasih kepada anak itu, lalu dia menanyakan lokasi sanggar tari dan langsung pergi ke sana.

Tujuan utama dia ada di sini adalah untuk mendapatkan Obat Raja Mutiara.

Keterampilan medisnya akan meningkat lebih tinggi lagi setelah dia mendapatkannya.

Menurut catatan, Raja Obat sudah tidak muncul selama ratusan tahun.

Saat dia sudah sampai di depan pintu sanggar tari, dia diadang oleh sekelompok orang.

Pemimpinnya adalah seorang pemuda kekar dengan tatapan yang tajam. "Pergi, siapa kalian mau melihat Lusi menari?"

Banyak siswa yang tidak berani mengungkapkan amarahnya, pemuda ini berstatus tinggi dan mereka tidak mau punya urusan dengannya.

Yohan keluar dari kerumunan dan berjalan menuju pintu.

Pemuda kekar itu memiliki temperamen yang buruk, saat melihat apa yang dilakukan Yohan, dia langsung meninjunya. "Kamu nggak ngerti apa yang aku katakan, ya?"

Related chapters

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 11

    Yohan dengan mudah menahan pukulannya dan berkata dengan tenang, "Aku cuma mau mencari seseorang dan aku nggak ingin mengganggumu."Banyak siswa di dekatnya yang tampak terkejut saat melihat betapa mudahnya Yohan menahan tinju pemuda kekar itu."Dia kuat sekali, dia menahan serangan Tio dengan mudah.""Itu hanya kebetulan. Tio itu pemegang sabuk hitam Taekwondo tingkat delapan. Dia sangat kuat. Aku sudah melihatnya mengalahkan lima sampai enam orang dewasa sendirian.""Ya, benar."Tio Baskara terkejut dan marah. Dia sadar kalau dia tidak bisa lepas dari cengkeraman tangan Yohan. Wajahnya memerah karena mengerahkan seluruh kekuatannya. Akhirnya, dia berteriak dengan marah, "Berengsek, lepaskan aku, kamu cari mati, ya!"Yohan melepaskan tangannya dan berkata dengan nada tulus, "Hei, aku cuma mau masuk dan mencari seseorang. Bisa minggir nggak?"Dia belum pernah bersekolah, jadi dia memiliki emosi khusus terhadap teman-teman sekelasnya. Dia tidak ingin menyakiti mereka kecuali benar-benar

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 12

    Yohan mengabaikan peringatan Bagas dan berjalan ke arah Lusi.Apa yang dilakukan Yohan membuat kilatan dingin di mata Bagas semakin menjadi-jadi.Hanya saja dia tidak langsung menyerangnya di sini.Dia selalu menunjukkan sikap yang lembut dan anggun kepada dunia luar, karena itu adalah cara yang sangat penting baginya untuk memikat hati seorang gadis.Dia tidak bisa melakukan apa pun pada Yohan di depan semua orang, tetapi dia diam-diam sudah memikirkan cara bagaimana menghadapi Yohan.Saat ini, para mahasiswa lain juga menerobos masuk, ini membuat Bagas makin kesal.Tidak ada cara untuk menghentikan mereka karena banyak sekali orang yang masuk ke sana.Saat ini, Yohan sudah ada di sebelah Lusi.Lusi memang sangat tinggi, apalagi kakinya yang indah ramping dan lurus. Bisa dibilang sosoknya seperti model dengan kaki yang jenjang.Dia tidak perlu melakukan gerakan apa pun, ke mana pun dia pergi, dia selalu menjadi pusat perhatian banyak orang."Halo, apa kamu Lusi?"Lusi yang sedang berb

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 13

    Bagas segera membalas pesannya dan mengetik menggunakan kedua tangannya."Nggak masalah, akan aku kirim uangnya sekarang."Di asrama tempat Lusi tinggal, Liana Kuswanto melihat pesan yang dikirim oleh Bagas di ponselnya.Ada ekspresi aneh di sudut mulutnya.Dia mengirimkan nomor rekeningnya. Lalu, tidak lama kemudian dia menerima pemberitahuan kalau uang telah masuk di rekeningnya.Dia langsung menghapus pemberitahuan itu dan duduk di tempat tidur Lusi. Dia berkata sambil tersenyum, "Lusi, ayo kita makan hot pot pedas malam ini.""Malam ini? Tapi, aku mau belajar di kamar."Lusi adalah gadis yang pendiam. Selama kuliah, teman-teman sekelasnya sibuk pacaran, tetapi dia satu-satunya yang fokus belajar."Yah .... Kamu kan bisa membaca kapan saja. Lagi pula, kamu nggak bisa membaca terus-menerus. Kamu akan membuat orang lain terlihat bodoh. Nggak perlu belajar malam ini. Setelah makan, kita langsung pulang. Kamu nggak lama kok.""Tapi ...." Lusi ragu-ragu, tetapi Liana tidak memberinya kes

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 14

    Bruk! Bruk!Tio dan anak buahnya langsung berlutut dan bersujud dengan cepat.Bahkan seseorang seperti serigala bermata satu yang kejam saja dipukuli seperti ini oleh Yohan, apalagi mereka."Yohan, kami salah, tolong lepaskan kami.""Jangan bunuh aku. Aku masih punya keluarga yang harus aku nafkahi dan aku jaga, jadi anggap saja aku nggak ada.""Yohan, kalau kamu nggak membunuhku, aku akan kenalkan adik perempuanku padamu, pacarku juga akan aku berikan padamu."...Tatapan mata Yohan sangat dingin, orang-orang ini tidak layak mati, tetapi mereka tidak bisa dilepaskan begitu saja.Setelah memikirkannya, dia mengeluarkan pil dari tasnya dan menghancurkannya.Kemudian, dia dengan brutal membuka mulut mereka, memasukkan obatnya ke dalam mulut mereka dan menyuruh mereka menelannya.Tio dan yang lainnya tampak sangat ketakutan."Jangan khawatir, obat ini nggak punya efek samping yang besar. Kamu cukup meminum penawarnya setahun sekali, kalau nggak kalian akan mati kehabisan darah.""Dalam wa

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 15

    Akhirnya, karena bos itu memintanya dengan tulus, Yohan menerima amplop yang berisi 4 juta di dalamnya.Dia mendapat makanan gratis dan menerima 4 juta setelahnya. Tidak ada yang lebih baik dari itu.Yohan berdiri, dia sudah hampir kenyang, kemudian dia bersiap untuk menyapa Lusi.Namun, begitu dia berdiri, dia melihat Bagas membuka pintu dan memasuki ruang pribadi tempat Lusi dan sahabatnya berada.Liana yang ada di dalam ruang pribadi dengan penuh semangat menyajikan makanan kepada Lusi. Saat Lusi tidak memperhatikan, dia memasukkan pil kecil ke dalam mangkuk dan pil itu segera larut di dalamnya."Lusi, cobalah ini. Ini enak sekali, loh!"Lusi mencobanya dan merasa ada yang aneh. "Hari ini aku merasa ada yang nggak beres denganmu.""Itu perasaan kamu saja, jangan berpikir aneh-aneh. Ayo cepat makan, ini enak sekali."Lusi masih merasa bingung dan merasa ada yang tidak beres.Namun, dia tidak tahu di mana letak keanehan itu.Dia mengambil piring dan sendok, dia ingin makan sepotong da

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 16

    Lampu-lampu kota yang indah menyala dengan terang.Yohan dan Lusi berdiri di jalan. Pria tampan dan wanita cantik. Bagi orang lain, mereka berdua tampak sangat serasi.Lusi merapikan rambut di dahinya, menatap Yohan dengan mata berair dan berkata dengan suara yang sangat lembut. "Hei, siapa namamu?""Aku Yohan Andreas."Cahaya di mata Lusi menjadi lebih cerah. "Terima kasih banyak, Yohan. Kalau bukan karena kamu, seluruh hidupku akan hancur.""Nggak masalah. Sebenarnya, aku punya alasan menyelamatkanmu." Yohan mengatakan yang sejujurnya."Hah?"Lusi berseru dan dia sudah berpikir yang aneh-aneh.Dia teringat ajakan Yohan untuk makan malam sebelumnya. Apa Yohan menyukainya dan mau menjadikannya pacarnya dengan menyelamatkannya?Lusi diam-diam menatap Yohan, lalu segera membuang muka.Wajahnya memerah.Hatinya diliputi kebingungan. 'Bagaimana ini? Dia baru saja menyelamatkanku. Kalau aku nggak setuju menjadi pacarnya, rasanya itu nggak baik. Yohan juga terlihat cukup tampan dan memiliki

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 17

    Sekarang masalah tentang Lusi menjadi prioritas utama bagi Yohan.Jadi, dia secara pribadi mengantar Lusi pulang.Setelah dikhianati oleh Liana, dia tidak bisa lagi tinggal di asrama dan hanya bisa menyewa rumah di luar kampus."Besok, aku akan menemanimu menyewa rumah," kata Yohan di dalam taksi.Lusi tersenyum manis. "Nggak perlu, aku punya beberapa apartemen di dekat kampus."Yohan terdiam.Yohan terlalu terburu-buru.Di tengah perjalanan, Yohan tiba-tiba menurunkan jendela mobil taksi dan melihat ke kanan. Ada sebuah mobil putih melaju di sampingnya.Pengemudinya adalah seorang wanita berambut pendek dan dia sangat cakap.Menurut penglihatan Yohan, bisa dilihat kalau wanita itu adalah wanita dengan kekuatan yang besar."Kamu kenal dia?" Yohan menunjuk wanita itu dan bertanya pada Lusi.Wanita itu mengikuti mereka sepanjang jalan, tetapi tidak menunjukkan aura berbahaya pada dirinya.Lusi memiringkan tubuhnya dan melihat keluar melalui jendela mobil. Matanya tiba-tiba berbinar, "Itu

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 18

    Menghadapi ejekan orang-orang ini, Yohan tidak marah dan tetap tenang."Aku benar-benar nggak ingin menyakiti kalian, cepat mundurlah."Orang yang benar-benar kuat tidak akan pernah menyerang yang lemah.Yohan peduli dengan keselamatan hidup mereka, tetapi di mata para pengawal ini, Yohan adalah seorang pengecut.Jadi, mereka menjadi semakin tidak bermoral."Bocah, sekarang kamu sengaja untuk menakut-nakuti kami, ya?""Aku benar-benar ingin memenggal kepalamu dan melihat apa isinya. Apa yang membuatmu begitu sombong?""Mengapa kamu berbicara terlalu banyak omong kosong dengannya? Pak Wiyono mengatakan bahwa selama tangan dan kakinya patah, setiap orang akan menerima bonus 20 juta!""Ayo kita serang dan bunuh dia!"...Didorong oleh bonus yang akan mereka terima, pengawal ini segera melambaikan batang besi di tangan mereka dan memukul kepala Yohan dengan keras.Melihat pemandangan ini di aula Keluarga Nurdin, Zidan dan yang lainnya tertawa terbahak-bahak."Lihat dia, dia pasti kuat di l

Latest chapter

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 177

    "Kalian bisa keluar untuk menerima pelatihan formal, dan saat kalian mendapatkan sertifikat yang relevan, kalian bisa kembali bekerja."Yohan memberikan hukuman dan hadiah bersamaan, dan dia juga melakukannya dengan sangat lancar.Benar saja, orang-orang ini langsung menjadi penuh harapan.Setelah mengusir mereka, Yohan fokus pada 25 orang ini, termasuk Nurdin.Pertama, dia berkata kepada Nurdin, "Posisi manajer umum tetap menjadi milikmu, tapi aku hanya akan memberimu evaluasi selama tiga bulan.""Kalau kamu nggak bisa memimpin perusahaan ke arah yang baru saat itu, mundurlah."Nurdin dengan cepat menyatakan kesetiaannya, "Jangan khawatir, bos. Saya akan melakukan yang terbaik dan mengabdikan diri pada perusahaan."Yohan mengangguk, lalu melihat yang lain, "Sedangkan kalian, kalian bertanggung jawab untuk memberikan keamanan di vilaku.""Kalau kinerja kalian baik, selain promosi dan kenaikan gaji, aku juga bisa membantu kalian menjadi pejuang sejati."Di seluruh perusahaan keamanan, h

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 176

    "Menurutku, banyak dari kalian yang nggak memenuhi syarat dan harus dipecat.""Kedepannya, manajemen perusahaan nggak boleh melakukan tindakan ilegal lagi. Sekarang, berdirilah kalau aku panggil!"Yohan mulai memanggil nama mereka.Dia memilih 25 lima orang dari lebih dari 200 orang.Lima di antaranya adalah laki-laki dan 20 sisanya adalah perempuan.Yohan sudah pernah bertemu mereka, dan mereka relatif baik.Orang lain yang tidak disebutkan namanya sedikit cemas, mereka diam-diam berpikir bahwa Yohan akan memecat mereka semua.Yohan melanjutkan, "Aku telah melihat struktur gaji kalian dalam enam bulan terakhir. Rata-rata sekitar 16 juta per bulan."Gaji ini sudah sangat bagus di Kota Jigara.Gaji bulanan rata-rata orang hanya 8 hingga 10 juta.Saat mereka merasa khawatir, Yohan mengatakan sesuatu yang mengejutkan mereka."Mulai sekarang, akan ada tingkatan yang berlaku.""Dibagi menjadi tingkat satu sampai sepuluh. Prinsip promosinya adalah setelah menyelesaikan tugas, akan ada poin y

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 175

    Energi dalam ini biasanya tidak berdampak apa pun pada mereka.Namun jika energi dan darah mereka melonjak, kemarahan mereka akan meledak dan menyebabkan kerusakan pada tubuh mereka.Sederhananya, kalau mereka tidak melakukan kejahatan lagi, energi dalam yang ada di tubuh mereka akan hilang dalam beberapa bulan."Pergilah, jangan sampai aku melihat kalian lagi."Seolah diberi amnesti, orang-orang ini tidak berani tinggal di sini lebih lama lagi dan kabur.Yohan menarik Melia masuk ke perusahaan.Nurdin dan yang lainnya bahkan tidak berani mengambil napas. Mereka menunggu sampai Yohan menghilang dari pandangan mereka dan baru berani bertanya dengan suara pelan."Bos, siapa pemilik baru perusahaan kita itu?""Dia sangat menakutkan. Satu orang bisa menjatuhkan lebih dari dua ratus orang dengan mudah.""Bahkan di dalam drama nggak ada yang seperti ini."....Ekspresi wajah Nurdin berubah masam, "Jangan tanyakan yang nggak perlu ditanyakan, ikut aku menemui bos baru. Kita akan melakukan apa

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 174

    Sepeda motor dan mobil van itu berhenti.Ada tiga orang yang duduk di atas sepeda motor, dan ketika mobil van dibuka, belasan orang bergegas keluar.Segerombolan kawanan datang dan memblokir gerbang perusahaan."Siapa yang mengganggu temanku?""Keluarlah! Siapa yang berani melakukannya?""Sial, ada wanita yang sangat cantik di sini!"....Lebih dari dua ratus gangster keluar dari mobil dan dengan cepat tatapan mereka tertuju pada MeliaMeski dia hanya berdiri tanpa melakukan apa pun, dia seperti permata yang bersinar yang menarik banyak perhatian sepanjang waktu.Salah satu orang yang diusir menunjuk ke arah Yohan, "Teman-teman, orang ini yang mengusir kami. Ayo kita serang dan pukul dia sampai mati dan gadis di sebelahnya akan menjadi milik kita hari ini!"Para gangster ini mulai tertawa dan mengeluarkan berbagai macam senjata dan berjalan menuju Yohan.Wajah Melia menjadi pucat dan tanpa sadar dia meraih lengan Yohan, "Kak Yohan, apa yang harus kita lakukan sekarang?"Yohan mengusap

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 173

    "Benar Bos, kami adalah tulang punggung keluarga, tolong jangan pecat kami."Tadi mereka begitu sombong, dan sekarang mereka sangat malu.Begitu Nurdin mendengar kata-kata mereka, dia langsung tahu bahwa keadaan sedang buruk.Meski orang-orang ini telah bersamanya sejak lama, tetapi saat ini dia cemberut dan tidak mengucapkan sepatah kata pun.Pikiran orang-orang ini benar-benar buruk. Kalau mereka terus di sini, tidak ada yang tahu seberapa besar kerugian yang akan mereka timbulkan nanti.Bos baru turun tangan dan memecat mereka sekarang adalah yang terbaik.Ekspresi Yohan sangat dingin dan tidak berbelas kasih, "Nggak perlu bicara lagi, selesaikan gajinya lalu suruh mereka pergi!"Melihat tekad Yohan, orang-orang ini sangat marah. Mereka semua berdiri dan menyingsingkan lengan baju mereka.Tatapan mereka tampak berbahaya."Bos, sebaiknya lakukan sesuatu dengan benar.""Kami punya banyak teman di luar. Kalau Anda benar-benar mengusir kami, saya jamin perusahaan Anda nggak akan pernah

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 172

    "Eh, ada gadis secantik ini!""Aku nggak mimpi, 'kan? Dia seperti malaikat yang turun dari surga!""Nona, ada urusan apa kamu ke sini? Aku akan menemanimu."....Orang-orang ini memandang Melia dengan tatapan serakah dan tidak bisa menahan menelan air liur mereka.Karena Melia benar-benar sangat cantik.Terlebih lagi, orang-orang ini adalah orang-orang yang pengangguran.Dulu, saat melihat seorang gadis cantik, mereka akan datang dan menggodanya.Tanpa sadar Melia bersembunyi di belakang Yohan, karena orang-orang ini tampak galak dan menakutkan."Hei, siapa pria ini? Apa dia pacarmu?""Dia sangat kurus dan lemah, apa dia bisa menahan pukulanku?""Nona, kamu nggak akan punya masa depan kalau bersama pria seperti itu. Sini ... sini sama aku."....Orang-orang itu meremehkan Yohan.Melihat Yohan yang tinggi, kurus, dan lembut mereka mengira dia pria lemah.Penampilan Melia yang polos dan menggoda membuat mereka merasa tidak tahan, akhirnya mereka mulai bertindak.Yohan terlihat sangat kes

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 171

    Yohan sedang menghilangkan kemerahan dan bengkak di kaki Yulia ketika hidungnya tiba-tiba bergerak, "Mengapa ada bau yang aneh?""Mungkin karena ruangan ini jarang dibersihkan, jadi ada bau," jelas Yulia.Yohan mengangguk, tanpa banyak berpikir dan memberikan saran, "Dalam beberapa minggu ke depan, sebaiknya kamu memakai sepatu olahraga atau sepatu datar. Tulangmu relatif rapuh dan rentan patah.""Terima kasih, Tuan Yohan," Yulia mengucapkan terima kasih dengan tulus."Kamu bisa istirahat di sini sebentar. Kamu nggak perlu mengantar kami, kami bisa pergi sendiri."Mereka berdua berjalan keluar.Setelah keluar dari Bank, Yohan melihat waktu dan sadar kalau sudah jam lima sore.Dia menolak ajakan Nikita pergi ke klub untuk bermain.Yohan pergi ke kampus dan menjemput Melia.Setelah masuk ke dalam mobil, penyamaran di wajah Melia menghilang, memperlihatkan senyuman polos, berceloteh tentang apa yang dia alami di kampus hari ini.Yohan mendengarkan dengan senyuman di wajahnya.Saat mobil s

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 170

    Karena baru beberapa hari berada di sini, dia belum mengetahui kekuatan dua orang di depannya ini.Saat itulah asistennya meletakkan dua dokumen di hadapannya.Yulia berbicara dengan mereka berdua sambil melihat dokumen. Makin dia melihatnya, makin dia terkejut.Senyuman di wajahnya semakin kuat.Setelah mendengarkan permintaan Yohan, Yulia tersenyum dan berkata, "Dengan kualifikasi Tuan Yohan, tidak ada masalah dengan pinjaman sebesar 40 triliun, dan saya akan memberi Anda bunga dengan harga terbaik."Dia sangat senang, dia tidak menyangka hal sebesar itu akan datang ke kantornya setelah dia datang ke sini.Karena jumlahnya relatif besar, meski Yulia memberi pelayanan khusus untuk Yohan, masih membutuhkan waktu dua hari untuk menyelesaikannya.Setelah menandatangani lebih dari selusin kontrak, Yohan dan Nikita berdiri, lalu bersiap untuk pergi.Yulia juga berdiri dan mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Yohan.Mungkin karena terlalu lama duduk, atau mungkin karena sepatu hak ya

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 169

    Yohan hanya bertanya dan tidak ada keinginan untuk melakukan itu.Dia bukan tipe orang yang akan melakukan apa pun demi keuntungan.Selain itu, karena saudara perempuan Nikita bisa memberinya informasi orang dalam seperti ini sekali, dia pasti bisa memberikan informasi untuk kedua kalinya.Kalau sekarang dia bekerja sama dengannya, dia akan mendapatkan keuntungan tanpa akhir di masa depan.Tidak peduli apa pun itu, Yohan tidak punya alasan untuk berbuat curang."Oke, aku setuju!"Nikita tidak terkejut dengan jawaban ini, kemudian dia bertanya, "Lalu, berapa banyak uang yang akan kamu keluarkan untuk membeli tanah?""Tunggu sebentar."Setelah mengatakan itu, Yohan menelepon Sinta."Berapa banyak uang tunai yang ada di rekening perusahaan saat ini?"Sinta baru saja selesai mandi dan bersiap untuk tidur.Setelah menerima telepon Yohan, dia menyalakan komputernya dan berkata, "Kita akan segera membayar gaji para karyawan. Selain itu, kita perlu sisihkan sejumlah dana darurat. Ada sekitar 2

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status