Share

Bab 12

Author: Cahaya Pagi
last update Last Updated: 2024-01-03 11:41:12
Yohan mengabaikan peringatan Bagas dan berjalan ke arah Lusi.

Apa yang dilakukan Yohan membuat kilatan dingin di mata Bagas semakin menjadi-jadi.

Hanya saja dia tidak langsung menyerangnya di sini.

Dia selalu menunjukkan sikap yang lembut dan anggun kepada dunia luar, karena itu adalah cara yang sangat penting baginya untuk memikat hati seorang gadis.

Dia tidak bisa melakukan apa pun pada Yohan di depan semua orang, tetapi dia diam-diam sudah memikirkan cara bagaimana menghadapi Yohan.

Saat ini, para mahasiswa lain juga menerobos masuk, ini membuat Bagas makin kesal.

Tidak ada cara untuk menghentikan mereka karena banyak sekali orang yang masuk ke sana.

Saat ini, Yohan sudah ada di sebelah Lusi.

Lusi memang sangat tinggi, apalagi kakinya yang indah ramping dan lurus. Bisa dibilang sosoknya seperti model dengan kaki yang jenjang.

Dia tidak perlu melakukan gerakan apa pun, ke mana pun dia pergi, dia selalu menjadi pusat perhatian banyak orang.

"Halo, apa kamu Lusi?"

Lusi yang sedang berbicara dengan sahabatnya berbalik dan melihat Yohan yang sedang berdiri di depannya dengan mata yang sangat jernih.

Dia tertegun sejenak, lalu tersenyum dengan sopan, "Ya, ada apa?"

Dia merasa sedikit aneh. Dulu, tidak ada laki-laki lain selain Bagas yang datang saat dia ada di sanggar tari. Mengapa hari ini ada banyak sekali mahasiswa yang datang ke sini?

Sebelum Yohan bisa mengatakannya, sahabat Lusi berkata sambil tersenyum, "Apa lagi? Dia pasti datang untuk menanyakan nomor teleponmu atau mau menyatakan perasaannya padamu."

Sebagai pusat perhatian utama semua orang, tempat ini juga dengan cepat menarik perhatian semua orang.

Yohan terlihat tenang. "Ini bukan tempat yang tepat untuk mengobrol. Ayo cari tempat lain untuk mengobrol."

Obat Raja Mutiara terlalu penting, dia tidak bisa mengatakannya di depan umum.

"Maaf, sebentar lagi aku harus masuk ke kelas dan aku nggak bisa ikut denganmu. Kalau ada yang mau kamu katakan, katakan saja di sini."

Ada banyak orang yang menyukainya sejak dia masih kecil dan sekarang dia menganggap Yohan sebagai salah satu dari mereka.

Dia juga sudah sering mengalami hal ini.

Sahabat Lusi yang ada di sebelahnya menggoda. "Sangat sulit mendapatkan Lusi, dia punya standar yang tinggi. Kalau mau, kamu denganku saja, aku mudah didapat."

Yohan sedikit bingung. "Kalian salah paham. Aku bukan mau menyatakan perasaan padanya. Aku benar-benar punya sesuatu yang penting untuk ditanyakan padanya."

Lusi masih terus tersenyum.

Keluarganya mengajarinya dengan baik, kepribadiannya lembut dan dia jarang marah.

Dia selalu menolak dengan sopan orang yang mengejarnya dan tidak pernah mengatakan hal buruk kepada siapa pun.

Justru karena inilah Lusi sangat populer di kampus dan semua gadis juga menyukainya. Hanya sedikit yang benar-benar iri padanya.

Saat itu, Bagas berjalan mendekat, dia berkata kepada Yohan, "Hei, Lusi jelas-jelas menolakmu, jadi jangan mengganggunya lagi. Pergilah."

Yohan menatap sekitar dan banyak sekali mahasiswa lain di sana. Dia berpikir sejenak, lalu mengangguk dan berkata kepada Lusi, "Oke, sampai jumpa lagi."

Ini memang bukan saat yang tepat untuk membicarakannya. Lagi pula, dia sudah tahu seperti apa rupa Lusi dan masih ada banyak waktu.

Dia berbalik dan meninggalkan sanggar tari.

Bagas menatap Lusi dengan ekspresi penuh kasih sayang di wajahnya. "Lusi, aku sudah membuat reservasi di restoran. Steik sapi di sana sangat enak. Ayo makan bersama setelah kelas selesai."

Lusi menggelengkan kepalanya dan menolak. "Maaf, aku ada urusan hari ini dan tolong jangan memikirkanku lagi, kita nggak cocok."

Ekspresi Bagas tetap tidak berubah. "Lusi, sejak pertama kali aku melihatmu, aku bersumpah kalau aku nggak akan menikahi siapa pun kecuali kamu. Aku akan terus berusaha. Nggak peduli itu satu bulan, satu tahun, sepuluh tahun atau dua puluh tahun, aku akan selalu menunggumu."

Banyak gadis di sekitar yang sangat tersentuh setelah mendengar kalimat ini.

"Wah, Bagas sangat romantis."

"Sudah tampan, kaya lagi! Kalau itu aku, aku pasti sudah menerimanya dari dulu."

"Aku akan menukar teman sekamarku selama sepuluh tahun hidup melajang dengan pacar yang sebaik dia."

...

"Bagas, aku harus masuk ke kelas sekarang, sampai jumpa."

Setelah mengatakan itu, Lusi membawa sahabatnya pergi.

Bagas mengantarnya keluar dan bersikap sangat sopan.

Setelah melihat Lusi menghilang dari pandangannya, ekspresi Bagas berubah menjadi masam.

Saat ini, Tio dan yang lainnya tertatih-tatih.

Yohan baru saja memberi mereka sedikit pelajaran dan setelah itu tidak ada yang terjadi.

Plak!

Bagas menampar wajah Tio. Suaranya sangat dingin. "Dasar nggak berguna, hal kecil saja nggak bisa kamu lakukan dengan benar. Sebenarnya apa yang terjadi?"

Tio menutupi wajahnya dan merasa sedih. "Bagas, pria itu agak aneh dan sangat kuat. Kami semua dengan mudah dikalahkan olehnya. Aku curiga dia mungkin seorang prajurit dan dia mungkin seorang prajurit tingkat satu!"

"Seorang prajurit tingkat satu? Pantas saja dia sombong sekali!" Ekspresi Bagas sangat muram. "Apa kalian sudah dapat informasi tentang orang itu?"

"Aku sudah menemukannya. Namanya Yohan. Dia baru masuk kuliah hari ini. Dia mungkin nggak punya latar belakang. Aku telah mengirim anak buahku untuk mengikutinya."

Bagas tidak mengatakan apa pun lagi, dia mengambil ponselnya dan menelepon seseorang.

Begitu diangkat, sebuah suara yang dalam terdengar.

"Halo, Bagas, ada apa?"

"Paman Fajar, aku butuh bantuanmu untuk melakukan sesuatu. Ada anak yang menyinggungku. Tolong bantu aku mematahkan tangan dan kakinya, lalu membuangnya ke tempat sampah."

"Oke, kirimkan padaku identitas dan alamat anak itu."

"Terima kasih banyak, Paman. Nanti aku traktir Paman makan."

"Haha, tidak perlu, panggil saja beberapa mahasiswi dari kampusmu untuk datang dan menemaniku."

"Nggak masalah."

Setelah menutup telepon, Tio mendekatinya dan bertanya dengan hati-hati, "Bagas, apa orang yang kamu telepon barusan adalah si Serigala Bermata Satu yang terkenal itu?"

"Julukan Paman Fajar memang Serigala Bermata Satu."

Tio bersorak gembira, "Serigala Bermata Satu adalah salah satu guru terbaik di Kota Jigara. Legenda mengatakan kalau dia adalah prajurit tingkat dua puncak. Kalau dia beraksi, anak itu pasti akan dihukum berat!"

Bagas menendang Tio. "Berhenti bicara omong kosong, cepat ikuti anak itu. Pastikan sendiri tangan dan kakinya dipatahkan dan dibuang ke tempat sampah, kemudian ambil fotonya, lalu kirim padaku."

"Oke, aku akan pergi sekarang."

Tio pergi bersama sekelompok anak buahnya.

Ding!

Ada pesan yang masuk ke ponselnya.

Saat membukanya, Bagas tampak sangat gembira.

Pesan itu dikirim oleh sahabat Lusi.

Dia selalu menyuap sahabat Lusi untuk menjadi mata-mata dan melakukan beberapa hal untuknya.

Namun, sahabat Lusi itu tidak pernah setuju. Sekarang, dia mengirimkan pesan kepada dirinya sendiri dan menyetujui permintaannya.

Isi pesannya sangat sederhana.

"Beri aku 4 miliar dan aku akan membuat Lusi pergi makan malam denganku malam ini, lalu diam-diam aku akan memasukkan obat ke dalam makanannya!"

Related chapters

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 13

    Bagas segera membalas pesannya dan mengetik menggunakan kedua tangannya."Nggak masalah, akan aku kirim uangnya sekarang."Di asrama tempat Lusi tinggal, Liana Kuswanto melihat pesan yang dikirim oleh Bagas di ponselnya.Ada ekspresi aneh di sudut mulutnya.Dia mengirimkan nomor rekeningnya. Lalu, tidak lama kemudian dia menerima pemberitahuan kalau uang telah masuk di rekeningnya.Dia langsung menghapus pemberitahuan itu dan duduk di tempat tidur Lusi. Dia berkata sambil tersenyum, "Lusi, ayo kita makan hot pot pedas malam ini.""Malam ini? Tapi, aku mau belajar di kamar."Lusi adalah gadis yang pendiam. Selama kuliah, teman-teman sekelasnya sibuk pacaran, tetapi dia satu-satunya yang fokus belajar."Yah .... Kamu kan bisa membaca kapan saja. Lagi pula, kamu nggak bisa membaca terus-menerus. Kamu akan membuat orang lain terlihat bodoh. Nggak perlu belajar malam ini. Setelah makan, kita langsung pulang. Kamu nggak lama kok.""Tapi ...." Lusi ragu-ragu, tetapi Liana tidak memberinya kes

    Last Updated : 2024-01-03
  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 14

    Bruk! Bruk!Tio dan anak buahnya langsung berlutut dan bersujud dengan cepat.Bahkan seseorang seperti serigala bermata satu yang kejam saja dipukuli seperti ini oleh Yohan, apalagi mereka."Yohan, kami salah, tolong lepaskan kami.""Jangan bunuh aku. Aku masih punya keluarga yang harus aku nafkahi dan aku jaga, jadi anggap saja aku nggak ada.""Yohan, kalau kamu nggak membunuhku, aku akan kenalkan adik perempuanku padamu, pacarku juga akan aku berikan padamu."...Tatapan mata Yohan sangat dingin, orang-orang ini tidak layak mati, tetapi mereka tidak bisa dilepaskan begitu saja.Setelah memikirkannya, dia mengeluarkan pil dari tasnya dan menghancurkannya.Kemudian, dia dengan brutal membuka mulut mereka, memasukkan obatnya ke dalam mulut mereka dan menyuruh mereka menelannya.Tio dan yang lainnya tampak sangat ketakutan."Jangan khawatir, obat ini nggak punya efek samping yang besar. Kamu cukup meminum penawarnya setahun sekali, kalau nggak kalian akan mati kehabisan darah.""Dalam wa

    Last Updated : 2024-01-03
  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 15

    Akhirnya, karena bos itu memintanya dengan tulus, Yohan menerima amplop yang berisi 4 juta di dalamnya.Dia mendapat makanan gratis dan menerima 4 juta setelahnya. Tidak ada yang lebih baik dari itu.Yohan berdiri, dia sudah hampir kenyang, kemudian dia bersiap untuk menyapa Lusi.Namun, begitu dia berdiri, dia melihat Bagas membuka pintu dan memasuki ruang pribadi tempat Lusi dan sahabatnya berada.Liana yang ada di dalam ruang pribadi dengan penuh semangat menyajikan makanan kepada Lusi. Saat Lusi tidak memperhatikan, dia memasukkan pil kecil ke dalam mangkuk dan pil itu segera larut di dalamnya."Lusi, cobalah ini. Ini enak sekali, loh!"Lusi mencobanya dan merasa ada yang aneh. "Hari ini aku merasa ada yang nggak beres denganmu.""Itu perasaan kamu saja, jangan berpikir aneh-aneh. Ayo cepat makan, ini enak sekali."Lusi masih merasa bingung dan merasa ada yang tidak beres.Namun, dia tidak tahu di mana letak keanehan itu.Dia mengambil piring dan sendok, dia ingin makan sepotong da

    Last Updated : 2024-01-03
  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 16

    Lampu-lampu kota yang indah menyala dengan terang.Yohan dan Lusi berdiri di jalan. Pria tampan dan wanita cantik. Bagi orang lain, mereka berdua tampak sangat serasi.Lusi merapikan rambut di dahinya, menatap Yohan dengan mata berair dan berkata dengan suara yang sangat lembut. "Hei, siapa namamu?""Aku Yohan Andreas."Cahaya di mata Lusi menjadi lebih cerah. "Terima kasih banyak, Yohan. Kalau bukan karena kamu, seluruh hidupku akan hancur.""Nggak masalah. Sebenarnya, aku punya alasan menyelamatkanmu." Yohan mengatakan yang sejujurnya."Hah?"Lusi berseru dan dia sudah berpikir yang aneh-aneh.Dia teringat ajakan Yohan untuk makan malam sebelumnya. Apa Yohan menyukainya dan mau menjadikannya pacarnya dengan menyelamatkannya?Lusi diam-diam menatap Yohan, lalu segera membuang muka.Wajahnya memerah.Hatinya diliputi kebingungan. 'Bagaimana ini? Dia baru saja menyelamatkanku. Kalau aku nggak setuju menjadi pacarnya, rasanya itu nggak baik. Yohan juga terlihat cukup tampan dan memiliki

    Last Updated : 2024-01-03
  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 17

    Sekarang masalah tentang Lusi menjadi prioritas utama bagi Yohan.Jadi, dia secara pribadi mengantar Lusi pulang.Setelah dikhianati oleh Liana, dia tidak bisa lagi tinggal di asrama dan hanya bisa menyewa rumah di luar kampus."Besok, aku akan menemanimu menyewa rumah," kata Yohan di dalam taksi.Lusi tersenyum manis. "Nggak perlu, aku punya beberapa apartemen di dekat kampus."Yohan terdiam.Yohan terlalu terburu-buru.Di tengah perjalanan, Yohan tiba-tiba menurunkan jendela mobil taksi dan melihat ke kanan. Ada sebuah mobil putih melaju di sampingnya.Pengemudinya adalah seorang wanita berambut pendek dan dia sangat cakap.Menurut penglihatan Yohan, bisa dilihat kalau wanita itu adalah wanita dengan kekuatan yang besar."Kamu kenal dia?" Yohan menunjuk wanita itu dan bertanya pada Lusi.Wanita itu mengikuti mereka sepanjang jalan, tetapi tidak menunjukkan aura berbahaya pada dirinya.Lusi memiringkan tubuhnya dan melihat keluar melalui jendela mobil. Matanya tiba-tiba berbinar, "Itu

    Last Updated : 2024-01-03
  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 18

    Menghadapi ejekan orang-orang ini, Yohan tidak marah dan tetap tenang."Aku benar-benar nggak ingin menyakiti kalian, cepat mundurlah."Orang yang benar-benar kuat tidak akan pernah menyerang yang lemah.Yohan peduli dengan keselamatan hidup mereka, tetapi di mata para pengawal ini, Yohan adalah seorang pengecut.Jadi, mereka menjadi semakin tidak bermoral."Bocah, sekarang kamu sengaja untuk menakut-nakuti kami, ya?""Aku benar-benar ingin memenggal kepalamu dan melihat apa isinya. Apa yang membuatmu begitu sombong?""Mengapa kamu berbicara terlalu banyak omong kosong dengannya? Pak Wiyono mengatakan bahwa selama tangan dan kakinya patah, setiap orang akan menerima bonus 20 juta!""Ayo kita serang dan bunuh dia!"...Didorong oleh bonus yang akan mereka terima, pengawal ini segera melambaikan batang besi di tangan mereka dan memukul kepala Yohan dengan keras.Melihat pemandangan ini di aula Keluarga Nurdin, Zidan dan yang lainnya tertawa terbahak-bahak."Lihat dia, dia pasti kuat di l

    Last Updated : 2024-01-03
  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 19

    "Nggak mungkin, bagaimana dia bisa sekuat itu!""Dia hanya seorang remaja berusia belasan tahun!""Ternyata dia bukan prajurit tingkat tiga awal, tapi dia ada di tingkat menengah atau bahkan puncak!"Semua orang di seluruh aula berdiri dari tempat duduk mereka dan melihat pemandangan ini dengan tidak percaya.Kejutan yang Yohan berikan kepada mereka terlalu besar.Saat mereka sedang terkejut, Yohan masuk ke dalam aula.Setiap pasang mata tertuju padanya. Tatapan itu tidak lagi menghina seperti sebelumnya, tetapi dengan tatapan kesungguhan yang dalam.Terlepas dari usianya yang masih sangat muda, kekuatan yang ditunjukkan Yohan sekarang mengejutkan mereka semua.Janu memandang Yohan dengan ekspresi serius. "Siapa gurumu?"Untuk bisa melatih monster seperti Yohan, gurunya pastilah orang yang tidak dikenal.Pada saat ini, Janu dan Juwan sama-sama menyesal telah datang.Kalau ada sosok hebat di belakang Yohan, dia akan mendapat masalah besar.Saat ditanya oleh Janu, Yohan berkata dengan te

    Last Updated : 2024-01-03
  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 20

    "Lari, cepat lari!""Dia adalah monster!"Seluruh anggota Keluarga Nurdin panik.Sepuluh menit yang lalu, tidak peduli seberapa kuat imajinasi mereka, mereka tidak akan pernah membayangkan bahwa Yohan bisa membunuh dua bersaudara itu.Bahkan itu setelah Janu dan Juwan melakukan terobosan.Mereka adalah prajurit tingkat empat, tapi mereka dibunuh dengan mudah.Dampak yang ditimbulkan sangat besar.Mereka putus asa dan ingin melarikan diri secepat mungkin.Sebelum bisa melarikan diri, terdengar bunyi gedebuk, sendi lututnya terkena cangkir yang dilemparkan oleh Yohan dan dia berlutut di tanah.Ketiga orang itu berbalik dengan cepat dan bersujud kepada Yohan."Yohan, tolong biarkan kami pergi.""Kami salah. Kami buta. Kami seharusnya tidak memprovokasimu. Tolong lepaskan kami.""400 miliar, ah ... nggak, kami akan memberimu 2 triliun uang tunai sebagai kompensasi. Tolong ampuni kesalahan kami."Wiyono dan yang lainnya sekarang benar-benar ketakutan dan telah melepaskan semua martabatnya.

    Last Updated : 2024-01-03

Latest chapter

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 177

    "Kalian bisa keluar untuk menerima pelatihan formal, dan saat kalian mendapatkan sertifikat yang relevan, kalian bisa kembali bekerja."Yohan memberikan hukuman dan hadiah bersamaan, dan dia juga melakukannya dengan sangat lancar.Benar saja, orang-orang ini langsung menjadi penuh harapan.Setelah mengusir mereka, Yohan fokus pada 25 orang ini, termasuk Nurdin.Pertama, dia berkata kepada Nurdin, "Posisi manajer umum tetap menjadi milikmu, tapi aku hanya akan memberimu evaluasi selama tiga bulan.""Kalau kamu nggak bisa memimpin perusahaan ke arah yang baru saat itu, mundurlah."Nurdin dengan cepat menyatakan kesetiaannya, "Jangan khawatir, bos. Saya akan melakukan yang terbaik dan mengabdikan diri pada perusahaan."Yohan mengangguk, lalu melihat yang lain, "Sedangkan kalian, kalian bertanggung jawab untuk memberikan keamanan di vilaku.""Kalau kinerja kalian baik, selain promosi dan kenaikan gaji, aku juga bisa membantu kalian menjadi pejuang sejati."Di seluruh perusahaan keamanan, h

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 176

    "Menurutku, banyak dari kalian yang nggak memenuhi syarat dan harus dipecat.""Kedepannya, manajemen perusahaan nggak boleh melakukan tindakan ilegal lagi. Sekarang, berdirilah kalau aku panggil!"Yohan mulai memanggil nama mereka.Dia memilih 25 lima orang dari lebih dari 200 orang.Lima di antaranya adalah laki-laki dan 20 sisanya adalah perempuan.Yohan sudah pernah bertemu mereka, dan mereka relatif baik.Orang lain yang tidak disebutkan namanya sedikit cemas, mereka diam-diam berpikir bahwa Yohan akan memecat mereka semua.Yohan melanjutkan, "Aku telah melihat struktur gaji kalian dalam enam bulan terakhir. Rata-rata sekitar 16 juta per bulan."Gaji ini sudah sangat bagus di Kota Jigara.Gaji bulanan rata-rata orang hanya 8 hingga 10 juta.Saat mereka merasa khawatir, Yohan mengatakan sesuatu yang mengejutkan mereka."Mulai sekarang, akan ada tingkatan yang berlaku.""Dibagi menjadi tingkat satu sampai sepuluh. Prinsip promosinya adalah setelah menyelesaikan tugas, akan ada poin y

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 175

    Energi dalam ini biasanya tidak berdampak apa pun pada mereka.Namun jika energi dan darah mereka melonjak, kemarahan mereka akan meledak dan menyebabkan kerusakan pada tubuh mereka.Sederhananya, kalau mereka tidak melakukan kejahatan lagi, energi dalam yang ada di tubuh mereka akan hilang dalam beberapa bulan."Pergilah, jangan sampai aku melihat kalian lagi."Seolah diberi amnesti, orang-orang ini tidak berani tinggal di sini lebih lama lagi dan kabur.Yohan menarik Melia masuk ke perusahaan.Nurdin dan yang lainnya bahkan tidak berani mengambil napas. Mereka menunggu sampai Yohan menghilang dari pandangan mereka dan baru berani bertanya dengan suara pelan."Bos, siapa pemilik baru perusahaan kita itu?""Dia sangat menakutkan. Satu orang bisa menjatuhkan lebih dari dua ratus orang dengan mudah.""Bahkan di dalam drama nggak ada yang seperti ini."....Ekspresi wajah Nurdin berubah masam, "Jangan tanyakan yang nggak perlu ditanyakan, ikut aku menemui bos baru. Kita akan melakukan apa

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 174

    Sepeda motor dan mobil van itu berhenti.Ada tiga orang yang duduk di atas sepeda motor, dan ketika mobil van dibuka, belasan orang bergegas keluar.Segerombolan kawanan datang dan memblokir gerbang perusahaan."Siapa yang mengganggu temanku?""Keluarlah! Siapa yang berani melakukannya?""Sial, ada wanita yang sangat cantik di sini!"....Lebih dari dua ratus gangster keluar dari mobil dan dengan cepat tatapan mereka tertuju pada MeliaMeski dia hanya berdiri tanpa melakukan apa pun, dia seperti permata yang bersinar yang menarik banyak perhatian sepanjang waktu.Salah satu orang yang diusir menunjuk ke arah Yohan, "Teman-teman, orang ini yang mengusir kami. Ayo kita serang dan pukul dia sampai mati dan gadis di sebelahnya akan menjadi milik kita hari ini!"Para gangster ini mulai tertawa dan mengeluarkan berbagai macam senjata dan berjalan menuju Yohan.Wajah Melia menjadi pucat dan tanpa sadar dia meraih lengan Yohan, "Kak Yohan, apa yang harus kita lakukan sekarang?"Yohan mengusap

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 173

    "Benar Bos, kami adalah tulang punggung keluarga, tolong jangan pecat kami."Tadi mereka begitu sombong, dan sekarang mereka sangat malu.Begitu Nurdin mendengar kata-kata mereka, dia langsung tahu bahwa keadaan sedang buruk.Meski orang-orang ini telah bersamanya sejak lama, tetapi saat ini dia cemberut dan tidak mengucapkan sepatah kata pun.Pikiran orang-orang ini benar-benar buruk. Kalau mereka terus di sini, tidak ada yang tahu seberapa besar kerugian yang akan mereka timbulkan nanti.Bos baru turun tangan dan memecat mereka sekarang adalah yang terbaik.Ekspresi Yohan sangat dingin dan tidak berbelas kasih, "Nggak perlu bicara lagi, selesaikan gajinya lalu suruh mereka pergi!"Melihat tekad Yohan, orang-orang ini sangat marah. Mereka semua berdiri dan menyingsingkan lengan baju mereka.Tatapan mereka tampak berbahaya."Bos, sebaiknya lakukan sesuatu dengan benar.""Kami punya banyak teman di luar. Kalau Anda benar-benar mengusir kami, saya jamin perusahaan Anda nggak akan pernah

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 172

    "Eh, ada gadis secantik ini!""Aku nggak mimpi, 'kan? Dia seperti malaikat yang turun dari surga!""Nona, ada urusan apa kamu ke sini? Aku akan menemanimu."....Orang-orang ini memandang Melia dengan tatapan serakah dan tidak bisa menahan menelan air liur mereka.Karena Melia benar-benar sangat cantik.Terlebih lagi, orang-orang ini adalah orang-orang yang pengangguran.Dulu, saat melihat seorang gadis cantik, mereka akan datang dan menggodanya.Tanpa sadar Melia bersembunyi di belakang Yohan, karena orang-orang ini tampak galak dan menakutkan."Hei, siapa pria ini? Apa dia pacarmu?""Dia sangat kurus dan lemah, apa dia bisa menahan pukulanku?""Nona, kamu nggak akan punya masa depan kalau bersama pria seperti itu. Sini ... sini sama aku."....Orang-orang itu meremehkan Yohan.Melihat Yohan yang tinggi, kurus, dan lembut mereka mengira dia pria lemah.Penampilan Melia yang polos dan menggoda membuat mereka merasa tidak tahan, akhirnya mereka mulai bertindak.Yohan terlihat sangat kes

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 171

    Yohan sedang menghilangkan kemerahan dan bengkak di kaki Yulia ketika hidungnya tiba-tiba bergerak, "Mengapa ada bau yang aneh?""Mungkin karena ruangan ini jarang dibersihkan, jadi ada bau," jelas Yulia.Yohan mengangguk, tanpa banyak berpikir dan memberikan saran, "Dalam beberapa minggu ke depan, sebaiknya kamu memakai sepatu olahraga atau sepatu datar. Tulangmu relatif rapuh dan rentan patah.""Terima kasih, Tuan Yohan," Yulia mengucapkan terima kasih dengan tulus."Kamu bisa istirahat di sini sebentar. Kamu nggak perlu mengantar kami, kami bisa pergi sendiri."Mereka berdua berjalan keluar.Setelah keluar dari Bank, Yohan melihat waktu dan sadar kalau sudah jam lima sore.Dia menolak ajakan Nikita pergi ke klub untuk bermain.Yohan pergi ke kampus dan menjemput Melia.Setelah masuk ke dalam mobil, penyamaran di wajah Melia menghilang, memperlihatkan senyuman polos, berceloteh tentang apa yang dia alami di kampus hari ini.Yohan mendengarkan dengan senyuman di wajahnya.Saat mobil s

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 170

    Karena baru beberapa hari berada di sini, dia belum mengetahui kekuatan dua orang di depannya ini.Saat itulah asistennya meletakkan dua dokumen di hadapannya.Yulia berbicara dengan mereka berdua sambil melihat dokumen. Makin dia melihatnya, makin dia terkejut.Senyuman di wajahnya semakin kuat.Setelah mendengarkan permintaan Yohan, Yulia tersenyum dan berkata, "Dengan kualifikasi Tuan Yohan, tidak ada masalah dengan pinjaman sebesar 40 triliun, dan saya akan memberi Anda bunga dengan harga terbaik."Dia sangat senang, dia tidak menyangka hal sebesar itu akan datang ke kantornya setelah dia datang ke sini.Karena jumlahnya relatif besar, meski Yulia memberi pelayanan khusus untuk Yohan, masih membutuhkan waktu dua hari untuk menyelesaikannya.Setelah menandatangani lebih dari selusin kontrak, Yohan dan Nikita berdiri, lalu bersiap untuk pergi.Yulia juga berdiri dan mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Yohan.Mungkin karena terlalu lama duduk, atau mungkin karena sepatu hak ya

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 169

    Yohan hanya bertanya dan tidak ada keinginan untuk melakukan itu.Dia bukan tipe orang yang akan melakukan apa pun demi keuntungan.Selain itu, karena saudara perempuan Nikita bisa memberinya informasi orang dalam seperti ini sekali, dia pasti bisa memberikan informasi untuk kedua kalinya.Kalau sekarang dia bekerja sama dengannya, dia akan mendapatkan keuntungan tanpa akhir di masa depan.Tidak peduli apa pun itu, Yohan tidak punya alasan untuk berbuat curang."Oke, aku setuju!"Nikita tidak terkejut dengan jawaban ini, kemudian dia bertanya, "Lalu, berapa banyak uang yang akan kamu keluarkan untuk membeli tanah?""Tunggu sebentar."Setelah mengatakan itu, Yohan menelepon Sinta."Berapa banyak uang tunai yang ada di rekening perusahaan saat ini?"Sinta baru saja selesai mandi dan bersiap untuk tidur.Setelah menerima telepon Yohan, dia menyalakan komputernya dan berkata, "Kita akan segera membayar gaji para karyawan. Selain itu, kita perlu sisihkan sejumlah dana darurat. Ada sekitar 2

DMCA.com Protection Status