Share

Bab 8

Penulis: Cahaya Pagi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-03 11:41:12
Karena kecerobohannya, Melia lupa menyimpan celana dalamnya.

Yohan terbatuk-batuk, membuang muka dan tidak melakukan apa pun.

Sebaliknya, dia duduk bersila dan mulai berlatih "Raja Obat Aliran".

Setengah tahun yang lalu, dia telah mencapai puncak prajurit tingkat sembilan dan dia juga adalah seorang genius seni bela diri yang jarang terlihat dalam seribu tahun.

Menurut gurunya, di atas prajurit tingkat sembilan, masih ada dunia baru.

Hanya saja, Yohan tidak membuat kemajuan sama sekali meski telah berlatih selama 6 bulan terakhir.

Satu jam kemudian, Melia pulang dan mulai memasak.

Tidak lama setelah itu, tercium bau harum masakan.

Yohan berhenti berlatih dan berjalan ke arah dapur.

Dia melihat Melia yang memasak dengan serius.

Pemandangan ini sangat menyentuh hati.

Tidak diragukan lagi, Melia adalah gadis yang sangat baik hati dan cantik.

Gadis lain seusianya saat ini pasti masih sibuk belajar, tetapi dia harus memikul beban hidup.

"Kak Yohan, kenapa kamu ada di sini? Dapurnya penuh dengan asap, tunggu saja di luar."

Yohan menggelengkan kepalanya, "Nggak apa-apa. Melia, apa kamu nggak kuliah?"

Melia tampak sedikit murung, "Aku diterima di Universitas Jigara, tapi ...."

Tanpa diberi tahu pun Yohan mengerti apa penyebabnya.

Yohan berpikir bahwa ketika 400 miliar miliknya sampai di rekening banknya, dia bisa menggunakan sebagian uang itu untuk membayar uang kuliah Melia.

Akan sangat disayangkan kalau gadis sebaik itu tidak kuliah.

Heri baru saja sembuh dari penyakit kronisnya dan belum bisa makan makanan yang terlalu berminyak.

Oleh karena itu, Melia membuatkannya bubur daging tanpa lemak.

Di meja makan, Melia membuka dua kaleng bir untuk setiap orang.

"Kak Yohan, aku menghormatimu dan berterima kasih karena telah menyelamatkan ayahku."

Setelah mengatakan itu, dia mengambil bir dan meminumnya.

Alisnya yang indah mengerut, terlihat jelas dia tidak tahu cara minum bir.

Sebelum Yohan bisa mencegahnya, dia telah meminum setengahnya.

Usai bersendawa, wajahnya memerah hingga membuat orang gemas saat melihatnya.

"Kamu nggak perlu memaksakan diri untuk minum bir."

"Nggak apa-apa, hari ini aku sangat senang." Melia membawakan hidangan untuk Yohan. "Cobalah tiram ini."

Melia memasak banyak masakan, semuanya bermacam-macam dan sangat enak.

Yohan makan sambil mengangguk. "Kamu sangat pandai memasak. Siapa pun yang menikahimu nanti pasti akan sangat bahagia."

Mata Melia sedikit buram dan dia merasa malu ketika mendengar ini, dia menatap Yohan dan bertanya dengan lembut, "Kakak, apa kamu ... punya pacar?"

Yohan menggelengkan kepalanya. "Nggak punya."

Melia merasa sangat senang.

Tidak lama kemudian, gadis itu sudah mabuk.

Yohan mengatakan beberapa patah kata, tetapi tidak ada jawaban, jadi dia membawanya kembali ke kamar tidur.

Saat ini, Melia adalah gadis yang lemah.

Wajahnya merah, matanya tertutup rapat dan bulu matanya sedikit bergerak.

Kulitnya putih dan kenyal, terlihat sangat indah.

Hati Yohan bergejolak dan aliran darahnya sedikit meningkat.

Dia perlahan menurunkan Melia dan menutupinya dengan selimut. Kemudian, dia berjalan keluar dari kamar tidur.

Meski dia berada pada masa puber, bukan berarti dia bisa memanfaatkan orang lain pada situasi seperti itu.

Akhirnya, dia tidur di ruang tamu.

Dia bangun tepat jam 6 pagi.

Hal pertama yang dia lakukan adalah menyalakan ponsel jadul miliknya untuk melihat apakah uang sudah sampai di rekeningnya.

"Belum sampai?" Yohan sedikit mengernyit.

"Uang itu ditransfer kemarin jam satu siang, aku akan menunggu sedikit lagi."

Dia mengeluarkan sikat gigi dan pasta gigi dari ranselnya, mandi, lalu melakukan akupunktur pada Heri lagi.

Kali ini bukan Tiga Belas Jarum Penyelamat Dunia melainkan akupunktur sederhana untuk tujuan penyembuhan.

"Terima kasih banyak," kata Heri dengan penuh rasa terima kasih.

Dia jelas merasa bahwa kondisinya jauh lebih baik daripada kemarin.

Yohan melambaikan tangannya. "Sama-sama. Itu sudah kewajibanku untuk mengobati pasien."

Heri menatap Yohan, makin dia melihatnya, dia menjadi makin menyukainya.

"Ayah, Kak Yohan."

Melia membuka pintu dan masuk, kemudian dia berteriak dengan keras.

Dia tampak sedikit malu dan tidak berani menatap Yohan.

Sebenarnya, tadi malam dia mabuk dan terbangun di tempat tidurnya.

Pasti Yohan yang membawanya kembali ke kamar.

Dia juga tidak tahu apakah Yohan melakukan sesuatu tadi malam ....

Memikirkan hal itu, dia menjadi makin malu, tetapi dia tidak merasa jijik sama sekali.

Heri terkekeh. "Putriku sudah bangun, cepat masak."

"Baik, Ayah!"

Tak perlu ditanyakan lagi, dia bisa melihat kondisi Heri yang sudah pulih dengan baik dan wajah Heri yang jauh lebih cerah.

Hal ini membuat Melia makin merasa berterima kasih kepada Yohan

Setelah makan, Yohan menulis resep makanan suplemen untuk Heri.

"Kalau kamu mengikuti cara makan ini selama sebulan, kamu akan sembuh total."

Setelah mengatakan itu, dia berkata, "Sudah waktunya aku pergi."

Hati Melia menegang. "Kak Yohan, mau ke mana?"

"Aku akan pergi ke Universitas Jigara." Yohan menyentuh kepala Melia. "Kondisi ayahmu sudah membaik, kamu bisa kuliah. Untuk biaya kuliahnya, aku bisa meminjamkannya dulu kepadamu dan kamu bisa mencicilnya saat kamu punya uang nanti."

Dia tidak mengatakan untuk memberi gadis itu uang.

Gadis ini terlihat lemah, tetapi dia tetap memiliki harga diri yang tinggi.

Melia sedikit menggigit bibirnya. "Mengapa kamu sangat baik padaku?"

Yohan berkata sambil bercanda, "Karena aku ingin menipumu dan menjadikanmu istriku."

Wajah Melia memerah lagi dan dia berkata dengan pelan, "Oke."

"Apa?" Suara Melia terlalu pelan dan Yohan tidak mendengarnya dengan jelas.

"Nggak, nggak ada ..." Melia berkata sambil menggelengkan kepalanya berulang kali.

"Oke, kalau begitu sudah beres, berikan aku nomor teleponmu."

Melia dengan cepat memberikan nomor teleponnya kepada Yohan.

Setelah itu, Yohan pun pergi.

Melia menatap punggung Yohan dengan sangat enggan.

Yohan pergi ke halte bus dan mencari rute menuju ke Universitas Jigara.

Sepertinya hari ini ada banyak mobil di jalan dan pasti ada kemacetan.

Yohan membelakangi jalan dan melihat rute bus.

Citt ...!

Sebuah mobil sport mewah melaju dan mengerem mendadak, mengeluarkan suara yang tidak menyenangkan saat bannya bergesekan dengan aspal jalan.

Jendela mobil diturunkan dan seorang pria sedang merokok sambil berkata, "Hari ini ramai sekali. Mereka semua pasti sedang merayakan ulang tahun kakekku."

Yohan yang sedang melihat rute sedikit mengerutkan keningnya.

Dia menyadari bahwa pemilik suara ini tidak lain adalah suara Zidan.

Dari dalam mobil, terdengar sebuah suara menawan. "Hadiah apa yang akan kamu siapkan untuk kakekmu kali ini?"

Zidan tertawa dan berkata, "Aku kasih tahu kamu, kemarin ada orang bodoh yang menjual 5% sahamnya kepada ayahku. Nilainya sekitar 400 miliar, tapi setelah mentransfer uangnya, ayahku menelepon bank untuk membatalkannya. Jadi, kemarin aku mendapat 400 miliar secara cuma-cuma. Kita ke toko barang antik dulu, kali ini aku akan membelikan barang antik seharga puluhan miliar untuk kakekku supaya dia senang!"

Yohan berbalik dengan wajah muram dan mobil sport itu sudah menderu-deru.

Ekspresi wajah Yohan menjadi dingin saat melihat mobil sport itu menghilang dari pandangannya.

"Bagus, bahkan kalian berani bersekongkol untuk melawanku. Kalian benar-benar cari mati!"

Dia mengeluarkan ponsel jadulnya dan menelepon Susilo.

Dia perlu tahu di mana kakeknya Zidan merayakan ulang tahunnya.

Setelah menanyakan alamatnya, dia masuk ke supermarket untuk membeli jam, setelah membungkusnya dia menuju ke pusat kota.

Di sisi lain, Susilo meletakkan ponselnya dan berkata sambil berpikir, "Dokter Yohan ingin mengucapkan selamat kepada Wiyono di hari ulang tahunnya? Kalau begitu aku juga harus pergi ke sana!"

Bab terkait

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 9

    Hari ini, di depan kompleks rumah Keluarga Nurdin sangat ramai.Semua pejabat dari Kota Jigara ada di sini dan segala jenis mobil mewah diparkir di luar.Hari ini adalah ulang tahun kedelapan puluh Wiyono Nurdin dari Keluarga Nurdin.Wiyono juga dianggap sebagai sosok legendaris, dia adalah prajurit tingkat tiga dan punya banyak properti atas namanya.Selain Grup Hayan, dia juga menjalankan lebih dari sepuluh tempat hiburan dan memiliki jaringan kontak yang sangat luas.Keluarga Nurdin bisa dianggap sebagai keluarga terkaya di Kota Jigara."Dambi Real Estate memberikan hadiah sepasang Batu Giok Putih.""Direktorat Barang Antik memberikan hadiah untaian manik-manik.""Pegadaian Cimara menghadiahkan sepasang Giok Keberuntungan."...Pengurus rumah yang ada di depan pintu terus mengumumkan hadiah dari masing-masing keluarga dengan suara lantang.Setiap barang yang ada di sini bernilai miliaran.Yohan telah tiba di rumah Keluarga Nurdin.Dengan ekspresi wajah yang dingin, dia memegang sebu

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-03
  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 10

    Saat situasi sedang tegang, Susilo masuk ke dalam aula.Seketika, semua orang yang ada di sana berdiri.Aura kuat yang terpancar dari tubuh Susilo membuat para pengawal tidak berani bergerak sedikit pun."Pak Susilo!" Wiyono sangat senang dan segera menghampirinya. "Mengapa Anda ada di sini?"Darto bahkan lebih senang lagi. "Apa Pak Susilo datang ke sini untuk memberi selamat pada ayahku?"Setelah mendengar itu, banyak tamu yang memandang Wiyono dengan tatapan iri.Ini adalah suatu kehormatan besar karena Susilo sendiri yang datang untuk mengucapkan selamat ulang tahun secara langsung.Kalau Keluarga Nurdin diibaratkan seperti ular, maka Susilo adalah naga raksasa.Menghancurkan Keluarga Nurdin adalah hal sepele baginya.Wiyono mengulurkan tangannya, tapi Susilo hanya memasang wajah dingin dan mengabaikannya. Susilo malah memakinya, "Kamu pikir kamu layak berjabat tangan denganku?"Senyuman di wajah Wiyono membeku.Semua tamu juga bertanya-tanya, apa yang sebenarnya terjadi?Susilo ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-03
  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 11

    Yohan dengan mudah menahan pukulannya dan berkata dengan tenang, "Aku cuma mau mencari seseorang dan aku nggak ingin mengganggumu."Banyak siswa di dekatnya yang tampak terkejut saat melihat betapa mudahnya Yohan menahan tinju pemuda kekar itu."Dia kuat sekali, dia menahan serangan Tio dengan mudah.""Itu hanya kebetulan. Tio itu pemegang sabuk hitam Taekwondo tingkat delapan. Dia sangat kuat. Aku sudah melihatnya mengalahkan lima sampai enam orang dewasa sendirian.""Ya, benar."Tio Baskara terkejut dan marah. Dia sadar kalau dia tidak bisa lepas dari cengkeraman tangan Yohan. Wajahnya memerah karena mengerahkan seluruh kekuatannya. Akhirnya, dia berteriak dengan marah, "Berengsek, lepaskan aku, kamu cari mati, ya!"Yohan melepaskan tangannya dan berkata dengan nada tulus, "Hei, aku cuma mau masuk dan mencari seseorang. Bisa minggir nggak?"Dia belum pernah bersekolah, jadi dia memiliki emosi khusus terhadap teman-teman sekelasnya. Dia tidak ingin menyakiti mereka kecuali benar-benar

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-03
  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 12

    Yohan mengabaikan peringatan Bagas dan berjalan ke arah Lusi.Apa yang dilakukan Yohan membuat kilatan dingin di mata Bagas semakin menjadi-jadi.Hanya saja dia tidak langsung menyerangnya di sini.Dia selalu menunjukkan sikap yang lembut dan anggun kepada dunia luar, karena itu adalah cara yang sangat penting baginya untuk memikat hati seorang gadis.Dia tidak bisa melakukan apa pun pada Yohan di depan semua orang, tetapi dia diam-diam sudah memikirkan cara bagaimana menghadapi Yohan.Saat ini, para mahasiswa lain juga menerobos masuk, ini membuat Bagas makin kesal.Tidak ada cara untuk menghentikan mereka karena banyak sekali orang yang masuk ke sana.Saat ini, Yohan sudah ada di sebelah Lusi.Lusi memang sangat tinggi, apalagi kakinya yang indah ramping dan lurus. Bisa dibilang sosoknya seperti model dengan kaki yang jenjang.Dia tidak perlu melakukan gerakan apa pun, ke mana pun dia pergi, dia selalu menjadi pusat perhatian banyak orang."Halo, apa kamu Lusi?"Lusi yang sedang berb

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-03
  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 13

    Bagas segera membalas pesannya dan mengetik menggunakan kedua tangannya."Nggak masalah, akan aku kirim uangnya sekarang."Di asrama tempat Lusi tinggal, Liana Kuswanto melihat pesan yang dikirim oleh Bagas di ponselnya.Ada ekspresi aneh di sudut mulutnya.Dia mengirimkan nomor rekeningnya. Lalu, tidak lama kemudian dia menerima pemberitahuan kalau uang telah masuk di rekeningnya.Dia langsung menghapus pemberitahuan itu dan duduk di tempat tidur Lusi. Dia berkata sambil tersenyum, "Lusi, ayo kita makan hot pot pedas malam ini.""Malam ini? Tapi, aku mau belajar di kamar."Lusi adalah gadis yang pendiam. Selama kuliah, teman-teman sekelasnya sibuk pacaran, tetapi dia satu-satunya yang fokus belajar."Yah .... Kamu kan bisa membaca kapan saja. Lagi pula, kamu nggak bisa membaca terus-menerus. Kamu akan membuat orang lain terlihat bodoh. Nggak perlu belajar malam ini. Setelah makan, kita langsung pulang. Kamu nggak lama kok.""Tapi ...." Lusi ragu-ragu, tetapi Liana tidak memberinya kes

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-03
  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 14

    Bruk! Bruk!Tio dan anak buahnya langsung berlutut dan bersujud dengan cepat.Bahkan seseorang seperti serigala bermata satu yang kejam saja dipukuli seperti ini oleh Yohan, apalagi mereka."Yohan, kami salah, tolong lepaskan kami.""Jangan bunuh aku. Aku masih punya keluarga yang harus aku nafkahi dan aku jaga, jadi anggap saja aku nggak ada.""Yohan, kalau kamu nggak membunuhku, aku akan kenalkan adik perempuanku padamu, pacarku juga akan aku berikan padamu."...Tatapan mata Yohan sangat dingin, orang-orang ini tidak layak mati, tetapi mereka tidak bisa dilepaskan begitu saja.Setelah memikirkannya, dia mengeluarkan pil dari tasnya dan menghancurkannya.Kemudian, dia dengan brutal membuka mulut mereka, memasukkan obatnya ke dalam mulut mereka dan menyuruh mereka menelannya.Tio dan yang lainnya tampak sangat ketakutan."Jangan khawatir, obat ini nggak punya efek samping yang besar. Kamu cukup meminum penawarnya setahun sekali, kalau nggak kalian akan mati kehabisan darah.""Dalam wa

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-03
  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 15

    Akhirnya, karena bos itu memintanya dengan tulus, Yohan menerima amplop yang berisi 4 juta di dalamnya.Dia mendapat makanan gratis dan menerima 4 juta setelahnya. Tidak ada yang lebih baik dari itu.Yohan berdiri, dia sudah hampir kenyang, kemudian dia bersiap untuk menyapa Lusi.Namun, begitu dia berdiri, dia melihat Bagas membuka pintu dan memasuki ruang pribadi tempat Lusi dan sahabatnya berada.Liana yang ada di dalam ruang pribadi dengan penuh semangat menyajikan makanan kepada Lusi. Saat Lusi tidak memperhatikan, dia memasukkan pil kecil ke dalam mangkuk dan pil itu segera larut di dalamnya."Lusi, cobalah ini. Ini enak sekali, loh!"Lusi mencobanya dan merasa ada yang aneh. "Hari ini aku merasa ada yang nggak beres denganmu.""Itu perasaan kamu saja, jangan berpikir aneh-aneh. Ayo cepat makan, ini enak sekali."Lusi masih merasa bingung dan merasa ada yang tidak beres.Namun, dia tidak tahu di mana letak keanehan itu.Dia mengambil piring dan sendok, dia ingin makan sepotong da

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-03
  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 16

    Lampu-lampu kota yang indah menyala dengan terang.Yohan dan Lusi berdiri di jalan. Pria tampan dan wanita cantik. Bagi orang lain, mereka berdua tampak sangat serasi.Lusi merapikan rambut di dahinya, menatap Yohan dengan mata berair dan berkata dengan suara yang sangat lembut. "Hei, siapa namamu?""Aku Yohan Andreas."Cahaya di mata Lusi menjadi lebih cerah. "Terima kasih banyak, Yohan. Kalau bukan karena kamu, seluruh hidupku akan hancur.""Nggak masalah. Sebenarnya, aku punya alasan menyelamatkanmu." Yohan mengatakan yang sejujurnya."Hah?"Lusi berseru dan dia sudah berpikir yang aneh-aneh.Dia teringat ajakan Yohan untuk makan malam sebelumnya. Apa Yohan menyukainya dan mau menjadikannya pacarnya dengan menyelamatkannya?Lusi diam-diam menatap Yohan, lalu segera membuang muka.Wajahnya memerah.Hatinya diliputi kebingungan. 'Bagaimana ini? Dia baru saja menyelamatkanku. Kalau aku nggak setuju menjadi pacarnya, rasanya itu nggak baik. Yohan juga terlihat cukup tampan dan memiliki

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-03

Bab terbaru

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 177

    "Kalian bisa keluar untuk menerima pelatihan formal, dan saat kalian mendapatkan sertifikat yang relevan, kalian bisa kembali bekerja."Yohan memberikan hukuman dan hadiah bersamaan, dan dia juga melakukannya dengan sangat lancar.Benar saja, orang-orang ini langsung menjadi penuh harapan.Setelah mengusir mereka, Yohan fokus pada 25 orang ini, termasuk Nurdin.Pertama, dia berkata kepada Nurdin, "Posisi manajer umum tetap menjadi milikmu, tapi aku hanya akan memberimu evaluasi selama tiga bulan.""Kalau kamu nggak bisa memimpin perusahaan ke arah yang baru saat itu, mundurlah."Nurdin dengan cepat menyatakan kesetiaannya, "Jangan khawatir, bos. Saya akan melakukan yang terbaik dan mengabdikan diri pada perusahaan."Yohan mengangguk, lalu melihat yang lain, "Sedangkan kalian, kalian bertanggung jawab untuk memberikan keamanan di vilaku.""Kalau kinerja kalian baik, selain promosi dan kenaikan gaji, aku juga bisa membantu kalian menjadi pejuang sejati."Di seluruh perusahaan keamanan, h

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 176

    "Menurutku, banyak dari kalian yang nggak memenuhi syarat dan harus dipecat.""Kedepannya, manajemen perusahaan nggak boleh melakukan tindakan ilegal lagi. Sekarang, berdirilah kalau aku panggil!"Yohan mulai memanggil nama mereka.Dia memilih 25 lima orang dari lebih dari 200 orang.Lima di antaranya adalah laki-laki dan 20 sisanya adalah perempuan.Yohan sudah pernah bertemu mereka, dan mereka relatif baik.Orang lain yang tidak disebutkan namanya sedikit cemas, mereka diam-diam berpikir bahwa Yohan akan memecat mereka semua.Yohan melanjutkan, "Aku telah melihat struktur gaji kalian dalam enam bulan terakhir. Rata-rata sekitar 16 juta per bulan."Gaji ini sudah sangat bagus di Kota Jigara.Gaji bulanan rata-rata orang hanya 8 hingga 10 juta.Saat mereka merasa khawatir, Yohan mengatakan sesuatu yang mengejutkan mereka."Mulai sekarang, akan ada tingkatan yang berlaku.""Dibagi menjadi tingkat satu sampai sepuluh. Prinsip promosinya adalah setelah menyelesaikan tugas, akan ada poin y

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 175

    Energi dalam ini biasanya tidak berdampak apa pun pada mereka.Namun jika energi dan darah mereka melonjak, kemarahan mereka akan meledak dan menyebabkan kerusakan pada tubuh mereka.Sederhananya, kalau mereka tidak melakukan kejahatan lagi, energi dalam yang ada di tubuh mereka akan hilang dalam beberapa bulan."Pergilah, jangan sampai aku melihat kalian lagi."Seolah diberi amnesti, orang-orang ini tidak berani tinggal di sini lebih lama lagi dan kabur.Yohan menarik Melia masuk ke perusahaan.Nurdin dan yang lainnya bahkan tidak berani mengambil napas. Mereka menunggu sampai Yohan menghilang dari pandangan mereka dan baru berani bertanya dengan suara pelan."Bos, siapa pemilik baru perusahaan kita itu?""Dia sangat menakutkan. Satu orang bisa menjatuhkan lebih dari dua ratus orang dengan mudah.""Bahkan di dalam drama nggak ada yang seperti ini."....Ekspresi wajah Nurdin berubah masam, "Jangan tanyakan yang nggak perlu ditanyakan, ikut aku menemui bos baru. Kita akan melakukan apa

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 174

    Sepeda motor dan mobil van itu berhenti.Ada tiga orang yang duduk di atas sepeda motor, dan ketika mobil van dibuka, belasan orang bergegas keluar.Segerombolan kawanan datang dan memblokir gerbang perusahaan."Siapa yang mengganggu temanku?""Keluarlah! Siapa yang berani melakukannya?""Sial, ada wanita yang sangat cantik di sini!"....Lebih dari dua ratus gangster keluar dari mobil dan dengan cepat tatapan mereka tertuju pada MeliaMeski dia hanya berdiri tanpa melakukan apa pun, dia seperti permata yang bersinar yang menarik banyak perhatian sepanjang waktu.Salah satu orang yang diusir menunjuk ke arah Yohan, "Teman-teman, orang ini yang mengusir kami. Ayo kita serang dan pukul dia sampai mati dan gadis di sebelahnya akan menjadi milik kita hari ini!"Para gangster ini mulai tertawa dan mengeluarkan berbagai macam senjata dan berjalan menuju Yohan.Wajah Melia menjadi pucat dan tanpa sadar dia meraih lengan Yohan, "Kak Yohan, apa yang harus kita lakukan sekarang?"Yohan mengusap

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 173

    "Benar Bos, kami adalah tulang punggung keluarga, tolong jangan pecat kami."Tadi mereka begitu sombong, dan sekarang mereka sangat malu.Begitu Nurdin mendengar kata-kata mereka, dia langsung tahu bahwa keadaan sedang buruk.Meski orang-orang ini telah bersamanya sejak lama, tetapi saat ini dia cemberut dan tidak mengucapkan sepatah kata pun.Pikiran orang-orang ini benar-benar buruk. Kalau mereka terus di sini, tidak ada yang tahu seberapa besar kerugian yang akan mereka timbulkan nanti.Bos baru turun tangan dan memecat mereka sekarang adalah yang terbaik.Ekspresi Yohan sangat dingin dan tidak berbelas kasih, "Nggak perlu bicara lagi, selesaikan gajinya lalu suruh mereka pergi!"Melihat tekad Yohan, orang-orang ini sangat marah. Mereka semua berdiri dan menyingsingkan lengan baju mereka.Tatapan mereka tampak berbahaya."Bos, sebaiknya lakukan sesuatu dengan benar.""Kami punya banyak teman di luar. Kalau Anda benar-benar mengusir kami, saya jamin perusahaan Anda nggak akan pernah

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 172

    "Eh, ada gadis secantik ini!""Aku nggak mimpi, 'kan? Dia seperti malaikat yang turun dari surga!""Nona, ada urusan apa kamu ke sini? Aku akan menemanimu."....Orang-orang ini memandang Melia dengan tatapan serakah dan tidak bisa menahan menelan air liur mereka.Karena Melia benar-benar sangat cantik.Terlebih lagi, orang-orang ini adalah orang-orang yang pengangguran.Dulu, saat melihat seorang gadis cantik, mereka akan datang dan menggodanya.Tanpa sadar Melia bersembunyi di belakang Yohan, karena orang-orang ini tampak galak dan menakutkan."Hei, siapa pria ini? Apa dia pacarmu?""Dia sangat kurus dan lemah, apa dia bisa menahan pukulanku?""Nona, kamu nggak akan punya masa depan kalau bersama pria seperti itu. Sini ... sini sama aku."....Orang-orang itu meremehkan Yohan.Melihat Yohan yang tinggi, kurus, dan lembut mereka mengira dia pria lemah.Penampilan Melia yang polos dan menggoda membuat mereka merasa tidak tahan, akhirnya mereka mulai bertindak.Yohan terlihat sangat kes

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 171

    Yohan sedang menghilangkan kemerahan dan bengkak di kaki Yulia ketika hidungnya tiba-tiba bergerak, "Mengapa ada bau yang aneh?""Mungkin karena ruangan ini jarang dibersihkan, jadi ada bau," jelas Yulia.Yohan mengangguk, tanpa banyak berpikir dan memberikan saran, "Dalam beberapa minggu ke depan, sebaiknya kamu memakai sepatu olahraga atau sepatu datar. Tulangmu relatif rapuh dan rentan patah.""Terima kasih, Tuan Yohan," Yulia mengucapkan terima kasih dengan tulus."Kamu bisa istirahat di sini sebentar. Kamu nggak perlu mengantar kami, kami bisa pergi sendiri."Mereka berdua berjalan keluar.Setelah keluar dari Bank, Yohan melihat waktu dan sadar kalau sudah jam lima sore.Dia menolak ajakan Nikita pergi ke klub untuk bermain.Yohan pergi ke kampus dan menjemput Melia.Setelah masuk ke dalam mobil, penyamaran di wajah Melia menghilang, memperlihatkan senyuman polos, berceloteh tentang apa yang dia alami di kampus hari ini.Yohan mendengarkan dengan senyuman di wajahnya.Saat mobil s

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 170

    Karena baru beberapa hari berada di sini, dia belum mengetahui kekuatan dua orang di depannya ini.Saat itulah asistennya meletakkan dua dokumen di hadapannya.Yulia berbicara dengan mereka berdua sambil melihat dokumen. Makin dia melihatnya, makin dia terkejut.Senyuman di wajahnya semakin kuat.Setelah mendengarkan permintaan Yohan, Yulia tersenyum dan berkata, "Dengan kualifikasi Tuan Yohan, tidak ada masalah dengan pinjaman sebesar 40 triliun, dan saya akan memberi Anda bunga dengan harga terbaik."Dia sangat senang, dia tidak menyangka hal sebesar itu akan datang ke kantornya setelah dia datang ke sini.Karena jumlahnya relatif besar, meski Yulia memberi pelayanan khusus untuk Yohan, masih membutuhkan waktu dua hari untuk menyelesaikannya.Setelah menandatangani lebih dari selusin kontrak, Yohan dan Nikita berdiri, lalu bersiap untuk pergi.Yulia juga berdiri dan mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Yohan.Mungkin karena terlalu lama duduk, atau mungkin karena sepatu hak ya

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 169

    Yohan hanya bertanya dan tidak ada keinginan untuk melakukan itu.Dia bukan tipe orang yang akan melakukan apa pun demi keuntungan.Selain itu, karena saudara perempuan Nikita bisa memberinya informasi orang dalam seperti ini sekali, dia pasti bisa memberikan informasi untuk kedua kalinya.Kalau sekarang dia bekerja sama dengannya, dia akan mendapatkan keuntungan tanpa akhir di masa depan.Tidak peduli apa pun itu, Yohan tidak punya alasan untuk berbuat curang."Oke, aku setuju!"Nikita tidak terkejut dengan jawaban ini, kemudian dia bertanya, "Lalu, berapa banyak uang yang akan kamu keluarkan untuk membeli tanah?""Tunggu sebentar."Setelah mengatakan itu, Yohan menelepon Sinta."Berapa banyak uang tunai yang ada di rekening perusahaan saat ini?"Sinta baru saja selesai mandi dan bersiap untuk tidur.Setelah menerima telepon Yohan, dia menyalakan komputernya dan berkata, "Kita akan segera membayar gaji para karyawan. Selain itu, kita perlu sisihkan sejumlah dana darurat. Ada sekitar 2

DMCA.com Protection Status