Share

Bab 5

Author: Cahaya Pagi
last update Last Updated: 2024-01-03 11:41:12
Seorang wanita paruh baya menunjuk ke arah Yohan dan berteriak di depan toko, "Minggir sana! Jangan datang ke sini lagi dan menghalangi bisnisku!"

Menurut wanita itu, Yohan yang berpakaian compang-camping dan membawa tas dengan banyak tambalan tidak ada bedanya dengan seorang pengemis.

Yohan berkata, "Aku bukan pengemis. Aku punya uang dan aku di sini untuk membeli baju."

Wanita paruh baya itu menyilangkan tangannya dan mencibir lagi, "Memangnya berapa banyak uang yang kamu punya? 20 ribu? 40 ribu? Kamu nggak akan mampu beli baju di sini. Kamu dilarang masuk dan jangan mengotori tokoku."

Yohan menahan amarahnya, "Sudah kubilang, aku punya uang. Kamu membuka toko untuk berbisnis, kenapa nggak mengizinkanku masuk?"

Wanita paruh baya itu sangat marah, "Kamu masih mau berdebat? Kalau kamu nggak pergi, aku akan mengambil tindakan."

Setelah mengatakan itu, wanita itu menatap Yohan dengan ekspresi marah sambil mengambil sapu di samping pintu.

"Kakak, apa kamu mau beli baju? Datanglah ke tokoku."

Saat itu, terdengar suara yang sangat lembut datang dari samping.

Yohan berbalik dan melihat seorang gadis remaja berbicara kepadanya dengan agak takut.

Dia terlihat sangat polos, mengenakan celana jin dan kaus putih.

Rambutnya di kepang dua dan seluruh tubuhnya dipenuhi dengan aura awet muda.

Wanita paruh baya itu mencibir dengan nada menghina, "Hei, kamu bahkan nggak melepaskan pengemis. Kalau ayahmu yang ada di Rumah Sakit itu tahu, dia pasti akan sangat marah."

Kedua toko itu bersebelahan, tetapi tokonya sangat berbeda.

Toko gadis itu selalu penuh dengan pembeli yang baru pulang kerja atau sekolah.

Namun, toko di sebelahnya tidak memiliki pelanggan satu pun.

Lama kelamaan, wanita paruh baya itu akhirnya menjadi iri dan kesal.

Wajah gadis itu memerah, "Bibi, tolong ... jangan bicara seperti itu."

Nada bicara wanita paruh baya itu tiba-tiba meninggi, "Kamu buta, ya? Bibi apanya? Aku baru berusia tiga puluh tahun!"

"Bibi, aku pikir kamu sudah berusia lima puluh tahun." Yohan mendengus dingin, lalu berjalan menuju toko gadis itu.

Wanita paruh baya itu sangat marah hingga dia berkata dengan kejam, "Dasar sepasang orang rendahan, cih!"

Setelah meludah ke tanah, dia berbalik dan kembali masuk ke dalam toko.

Ada kilatan dingin di mata Yohan dan diam-diam dia menjentikkan jarinya.

Saat energinya yang kuat keluar, energi itu menyembur keluar dan menembus titik akupunktur wanita paruh baya itu.

Namun, wanita itu tidak mengetahuinya.

Yohan mengikuti gadis itu masuk ke dalam toko.

Toko itu memang tidak terlalu besar, tetapi pakaian yang ada di dalamnya cukup lengkap.

"Kakak, model baju seperti apa yang kamu mau?"

Gadis itu sangat lembut dan matanya sangat jernih.

Dia tidak merasa aneh atau jijik hanya karena pakaian Yohan yang lusuh.

Yohan melihat ke sekeliling.

Dia tidak terlalu peduli dengan model pakaiannya, yang penting pakaian itu nyaman dan sopan.

Dia menunjuk salah satu rak. "Satu set baju olahraga putih dan satu set yang warna hitam itu."

Gadis itu mengangguk, "Kakak, tinggi badanmu sekitar 180 cm, 'kan? Kalau begitu ukuran XXL. Tunggu sebentar ...."

Dua set pakaian yang disukai Yohan digantung di bagian atas.

Meski sudah membawa alat dia masih belum bisa mengambilnya, jadi dia mengambil kursi.

Namun, siapa sangka, karena tidak berdiri dengan benar, dia langsung terjatuh ke belakang.

"Ahh!"

Gadis itu menjerit, dia merasa pusing dan ketakutan yang sangat besar muncul di hatinya.

Dia merasa mungkin dia akan mati.

Namun, setelah itu dia jatuh ke pelukan seseorang.

Yohan memeluk gadis itu. "Kamu nggak apa-apa, 'kan?"

"Ah?" Gadis itu mengira dia akan terluka parah, tetapi ternyata Yohan telah menyelamatkannya.

Yohan memancarkan aroma harum dan energi maskulin yang kuat.

Gadis itu sangat pemalu, seluruh wajahnya memerah dan dia sedikit tergagap, "Terima kasih, Kakak. Bisakah kamu menurunkanku?"

Yohan menurunkannya dengan lembut. "Setelah ini, kamu harus lebih berhati-hati."

"Ya ...." Gadis itu menundukkan kepalanya dan semakin tersipu.

Ini adalah pertama kalinya dia melakukan kontak yang begitu dekat dengan seorang pria.

"Aku akan mengambilnya."

Yohan mengambil alat itu dan mengambil dua set pakaian itu.

Gadis itu menunjuk ke arah kiri. "Ruang pas ada di sana."

Yohan mengambil pakaian itu dan pergi ke kamar pas untuk mencobanya.

Sosok Yohan sangat langsing, dia terlihat agak kurus, tetapi seluruh tubuhnya penuh dengan otot dan tidak ada lemak sedikitpun.

Setiap bagian tubuhnya sangat indah dan sempurna.

Kalau ada beberapa wanita cantik melihatnya seperti ini, mereka mungkin akan langsung berteriak.

Dia memakai pakaian olahraga putih dan memasukkan pakaian lama ke dalam tasnya.

Dia mencobanya dengan sedikit bergerak bebas dan ukurannya sangat pas.

Setiap orang harus memakai pakaian yang cocok agar terlihat bagus.

Itu adalah baju olahraga yang sangat biasa, tetapi ketika dipakai oleh Yohan, baju itu mengeluarkan aura yang berbeda.

Wajahnya bersih dan cerah, dengan potongan rambut pendek, dia terlihat sangat energik.

Setelah berganti pakaian, penampilannya langsung berubah.

Yohan sangat puas dan keluar dari kamar pas.

Mata gadis itu tiba-tiba berbinar. "Kakak, kamu sangat tampan!"

Latihan selama bertahun-tahun membuat sosoknya sangat sempurna dan penampilannya yang tampan membuat orang mudah menyukainya.

Gadis itu tidak tahu apa yang dia pikirkan, rona merah yang baru saja memudar muncul kembali di wajahnya.

"Apa kamu punya sepatu? Berikan aku sepasang sepatu kets putih," kata Yohan.

"Oh ya. Ada." Gadis itu tersadar dan dengan cepat mencarikan sepasang sepatu kets putih untuk Yohan.

Yohan mencobanya dan merasa sepatu itu sangat pas dan cukup nyaman, jauh lebih baik daripada sepatu kainnya yang sudah usang.

"Berapa totalnya?"

Gadis itu mulai menghitung, "Satu set baju harganya 400 ratus ribu dan sepatunya 300 ribu .... Aku akan memberimu harga 1 juta untuk semuanya."

"Nggak bisa begitu, aku nggak mau membuatmu rugi." Yohan menggelengkan kepalanya.

Begitu dia masuk, dia juga melihat pakaian gadis itu sudah usang.

Banyak juga bekas luka di tangannya, tidak seperti gadis pada umumnya.

Dia terlihat seperti seseorang yang telah tersiksa oleh kehidupan.

Kalau dipikir-pikir, situasi gadis itu juga tidak bagus.

Saat Yohan ada di depan pintu tadi, dia sempat mendengar bahwa ayah gadis itu ada di Rumah Sakit.

Karena itu, Yohan tidak mungkin meminta harga murah pada toko gadis ini.

Namun, gadis itu bersikeras. "Kakak baru saja menyelamatkanku, jadi aku harus memberimu diskon."

Itu adalah prinsip gadis ini dan dia tidak mau menerima lebih banyak dari Yohan apa pun yang terjadi.

"Baiklah .... Kalau begitu, begini saja." Yohan membuat kesepakatan.

"Aku belum makan. Bagaimana kalau aku memberimu 1,1 juta, lalu kamu mentraktirku makan malam?"

Gadis itu berpikir sejenak dan mengangguk, "Oke, tapi makanan sederhana, ya."

Setelah mengatakan itu, dia menatap Yohan dengan gugup, takut dia akan menolak.

Selama beberapa tahun-tahun ini, banyak pemuda yang menyukainya.

Di antara mereka ada pemuda yang sangat kaya.

Namun, gadis itu tidak tergerak sama sekali.

Entah kenapa, saat dia melihat Yohan, dia merasakan perasaan yang sangat berbeda.

Yohan tersenyum dan berkata, "Aku dari pegunungan dan bisa makan apa saja."

"Baguslah!" Gadis itu tersenyum hingga matanya menyipit menjadi dua bulan sabit.

Kring, kring.

Ponsel jadul yang ada di sakunya berbunyi.

Gadis itu mengambil dan mengangkat telepon. Setelah beberapa detik, wajahnya menjadi pucat dan teleponnya jatuh ke tanah. Dia kehilangan semua kekuatannya dan jatuh dengan lembut.

Dengan cepat Yohan memeluk gadis itu, "Ada apa?"

Related chapters

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 6

    "Petugas rumah sakit menelepon, Ayahku ... huhuhu ..."Gadis itu berjuang untuk pergi sambil menangis. "Nggak, aku harus pergi ke rumah sakit."Yohan mengikutinya. "Aku akan menemanimu."Saat ini, gadis itu tidak memiliki seseorang yang bisa diandalkan dan dia hanya ingin pergi ke rumah sakit secepatnya.Yohan membantunya menutup pintu toko.Kemudian, ada sebuah taksi yang berhenti di pinggir jalan.Keduanya masuk ke dalam taksi itu. Yohan berteriak kepada sopir, "Tolong cepat antarkan kami ke rumah sakit!""Baik!"Sopir itu menginjak pedal gas dan mobil melaju dengan kencang.Gadis itu berseru, tiba-tiba tubuhnya condong ke depan dan hampir mengenai bagian depan.Yohan dengan sigap mengambil tindakan dan menahannya.Apa yang dia lakukan itu adalah hal buruk.Yohan segera menarik tangannya. "Maaf, aku nggak sengaja."Gadis itu menggelengkan kepalanya. Biasanya dia sangat pemalu, tetapi sekarang dia hanya terfokus pada ayahnya.Sopir itu tiba-tiba mengumpat, "Sial, di depan sangat macet

    Last Updated : 2024-01-03
  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 7

    "Berhenti, kamu nggak boleh melakukan hal buruk pada pasienku!" Dokter cantik itu jarang marah dan tatapan matanya cukup tajam.Beberapa dokter pria melihat tindakan Yohan dan mengepungnya.Yohan tidak memedulikan mereka dan memandang gadis itu, "Dia adalah ayahmu. Kamu yang berhak memutuskan apakah akan menyelamatkannya atau nggak."Kalau ingin merawat pasien, harus mendapat persetujuan keluarganya terlebih dahulu."Kakak ... tolong selamatkan Ayahku. Kemungkinan terburuknya juga sama saja. Jadi, aku mohon untuk para dokter, tolong jangan mengganggunya."Dokter cantik itu berkata dengan sedikit kebencian, "Adik, jangan tertipu olehnya, orang ini bukanlah orang baik!""Diam!"Yohan tiba-tiba berteriak.Suaranya begitu keras dan mengejutkan semua orang di bangsal kecuali pasien dan gadis itu. Mereka tercengang dengan ketakutan di mata mereka.Yohan mendengus dingin, "Bahkan anggota keluarga pun setuju. Apa hak kalian mengobrol di sini?"Setelah mengatakan itu, Yohan mengabaikan orang-or

    Last Updated : 2024-01-03
  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 8

    Karena kecerobohannya, Melia lupa menyimpan celana dalamnya.Yohan terbatuk-batuk, membuang muka dan tidak melakukan apa pun.Sebaliknya, dia duduk bersila dan mulai berlatih "Raja Obat Aliran".Setengah tahun yang lalu, dia telah mencapai puncak prajurit tingkat sembilan dan dia juga adalah seorang genius seni bela diri yang jarang terlihat dalam seribu tahun.Menurut gurunya, di atas prajurit tingkat sembilan, masih ada dunia baru.Hanya saja, Yohan tidak membuat kemajuan sama sekali meski telah berlatih selama 6 bulan terakhir.Satu jam kemudian, Melia pulang dan mulai memasak.Tidak lama setelah itu, tercium bau harum masakan.Yohan berhenti berlatih dan berjalan ke arah dapur.Dia melihat Melia yang memasak dengan serius.Pemandangan ini sangat menyentuh hati.Tidak diragukan lagi, Melia adalah gadis yang sangat baik hati dan cantik.Gadis lain seusianya saat ini pasti masih sibuk belajar, tetapi dia harus memikul beban hidup."Kak Yohan, kenapa kamu ada di sini? Dapurnya penuh de

    Last Updated : 2024-01-03
  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 9

    Hari ini, di depan kompleks rumah Keluarga Nurdin sangat ramai.Semua pejabat dari Kota Jigara ada di sini dan segala jenis mobil mewah diparkir di luar.Hari ini adalah ulang tahun kedelapan puluh Wiyono Nurdin dari Keluarga Nurdin.Wiyono juga dianggap sebagai sosok legendaris, dia adalah prajurit tingkat tiga dan punya banyak properti atas namanya.Selain Grup Hayan, dia juga menjalankan lebih dari sepuluh tempat hiburan dan memiliki jaringan kontak yang sangat luas.Keluarga Nurdin bisa dianggap sebagai keluarga terkaya di Kota Jigara."Dambi Real Estate memberikan hadiah sepasang Batu Giok Putih.""Direktorat Barang Antik memberikan hadiah untaian manik-manik.""Pegadaian Cimara menghadiahkan sepasang Giok Keberuntungan."...Pengurus rumah yang ada di depan pintu terus mengumumkan hadiah dari masing-masing keluarga dengan suara lantang.Setiap barang yang ada di sini bernilai miliaran.Yohan telah tiba di rumah Keluarga Nurdin.Dengan ekspresi wajah yang dingin, dia memegang sebu

    Last Updated : 2024-01-03
  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 10

    Saat situasi sedang tegang, Susilo masuk ke dalam aula.Seketika, semua orang yang ada di sana berdiri.Aura kuat yang terpancar dari tubuh Susilo membuat para pengawal tidak berani bergerak sedikit pun."Pak Susilo!" Wiyono sangat senang dan segera menghampirinya. "Mengapa Anda ada di sini?"Darto bahkan lebih senang lagi. "Apa Pak Susilo datang ke sini untuk memberi selamat pada ayahku?"Setelah mendengar itu, banyak tamu yang memandang Wiyono dengan tatapan iri.Ini adalah suatu kehormatan besar karena Susilo sendiri yang datang untuk mengucapkan selamat ulang tahun secara langsung.Kalau Keluarga Nurdin diibaratkan seperti ular, maka Susilo adalah naga raksasa.Menghancurkan Keluarga Nurdin adalah hal sepele baginya.Wiyono mengulurkan tangannya, tapi Susilo hanya memasang wajah dingin dan mengabaikannya. Susilo malah memakinya, "Kamu pikir kamu layak berjabat tangan denganku?"Senyuman di wajah Wiyono membeku.Semua tamu juga bertanya-tanya, apa yang sebenarnya terjadi?Susilo ber

    Last Updated : 2024-01-03
  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 11

    Yohan dengan mudah menahan pukulannya dan berkata dengan tenang, "Aku cuma mau mencari seseorang dan aku nggak ingin mengganggumu."Banyak siswa di dekatnya yang tampak terkejut saat melihat betapa mudahnya Yohan menahan tinju pemuda kekar itu."Dia kuat sekali, dia menahan serangan Tio dengan mudah.""Itu hanya kebetulan. Tio itu pemegang sabuk hitam Taekwondo tingkat delapan. Dia sangat kuat. Aku sudah melihatnya mengalahkan lima sampai enam orang dewasa sendirian.""Ya, benar."Tio Baskara terkejut dan marah. Dia sadar kalau dia tidak bisa lepas dari cengkeraman tangan Yohan. Wajahnya memerah karena mengerahkan seluruh kekuatannya. Akhirnya, dia berteriak dengan marah, "Berengsek, lepaskan aku, kamu cari mati, ya!"Yohan melepaskan tangannya dan berkata dengan nada tulus, "Hei, aku cuma mau masuk dan mencari seseorang. Bisa minggir nggak?"Dia belum pernah bersekolah, jadi dia memiliki emosi khusus terhadap teman-teman sekelasnya. Dia tidak ingin menyakiti mereka kecuali benar-benar

    Last Updated : 2024-01-03
  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 12

    Yohan mengabaikan peringatan Bagas dan berjalan ke arah Lusi.Apa yang dilakukan Yohan membuat kilatan dingin di mata Bagas semakin menjadi-jadi.Hanya saja dia tidak langsung menyerangnya di sini.Dia selalu menunjukkan sikap yang lembut dan anggun kepada dunia luar, karena itu adalah cara yang sangat penting baginya untuk memikat hati seorang gadis.Dia tidak bisa melakukan apa pun pada Yohan di depan semua orang, tetapi dia diam-diam sudah memikirkan cara bagaimana menghadapi Yohan.Saat ini, para mahasiswa lain juga menerobos masuk, ini membuat Bagas makin kesal.Tidak ada cara untuk menghentikan mereka karena banyak sekali orang yang masuk ke sana.Saat ini, Yohan sudah ada di sebelah Lusi.Lusi memang sangat tinggi, apalagi kakinya yang indah ramping dan lurus. Bisa dibilang sosoknya seperti model dengan kaki yang jenjang.Dia tidak perlu melakukan gerakan apa pun, ke mana pun dia pergi, dia selalu menjadi pusat perhatian banyak orang."Halo, apa kamu Lusi?"Lusi yang sedang berb

    Last Updated : 2024-01-03
  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 13

    Bagas segera membalas pesannya dan mengetik menggunakan kedua tangannya."Nggak masalah, akan aku kirim uangnya sekarang."Di asrama tempat Lusi tinggal, Liana Kuswanto melihat pesan yang dikirim oleh Bagas di ponselnya.Ada ekspresi aneh di sudut mulutnya.Dia mengirimkan nomor rekeningnya. Lalu, tidak lama kemudian dia menerima pemberitahuan kalau uang telah masuk di rekeningnya.Dia langsung menghapus pemberitahuan itu dan duduk di tempat tidur Lusi. Dia berkata sambil tersenyum, "Lusi, ayo kita makan hot pot pedas malam ini.""Malam ini? Tapi, aku mau belajar di kamar."Lusi adalah gadis yang pendiam. Selama kuliah, teman-teman sekelasnya sibuk pacaran, tetapi dia satu-satunya yang fokus belajar."Yah .... Kamu kan bisa membaca kapan saja. Lagi pula, kamu nggak bisa membaca terus-menerus. Kamu akan membuat orang lain terlihat bodoh. Nggak perlu belajar malam ini. Setelah makan, kita langsung pulang. Kamu nggak lama kok.""Tapi ...." Lusi ragu-ragu, tetapi Liana tidak memberinya kes

    Last Updated : 2024-01-03

Latest chapter

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 177

    "Kalian bisa keluar untuk menerima pelatihan formal, dan saat kalian mendapatkan sertifikat yang relevan, kalian bisa kembali bekerja."Yohan memberikan hukuman dan hadiah bersamaan, dan dia juga melakukannya dengan sangat lancar.Benar saja, orang-orang ini langsung menjadi penuh harapan.Setelah mengusir mereka, Yohan fokus pada 25 orang ini, termasuk Nurdin.Pertama, dia berkata kepada Nurdin, "Posisi manajer umum tetap menjadi milikmu, tapi aku hanya akan memberimu evaluasi selama tiga bulan.""Kalau kamu nggak bisa memimpin perusahaan ke arah yang baru saat itu, mundurlah."Nurdin dengan cepat menyatakan kesetiaannya, "Jangan khawatir, bos. Saya akan melakukan yang terbaik dan mengabdikan diri pada perusahaan."Yohan mengangguk, lalu melihat yang lain, "Sedangkan kalian, kalian bertanggung jawab untuk memberikan keamanan di vilaku.""Kalau kinerja kalian baik, selain promosi dan kenaikan gaji, aku juga bisa membantu kalian menjadi pejuang sejati."Di seluruh perusahaan keamanan, h

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 176

    "Menurutku, banyak dari kalian yang nggak memenuhi syarat dan harus dipecat.""Kedepannya, manajemen perusahaan nggak boleh melakukan tindakan ilegal lagi. Sekarang, berdirilah kalau aku panggil!"Yohan mulai memanggil nama mereka.Dia memilih 25 lima orang dari lebih dari 200 orang.Lima di antaranya adalah laki-laki dan 20 sisanya adalah perempuan.Yohan sudah pernah bertemu mereka, dan mereka relatif baik.Orang lain yang tidak disebutkan namanya sedikit cemas, mereka diam-diam berpikir bahwa Yohan akan memecat mereka semua.Yohan melanjutkan, "Aku telah melihat struktur gaji kalian dalam enam bulan terakhir. Rata-rata sekitar 16 juta per bulan."Gaji ini sudah sangat bagus di Kota Jigara.Gaji bulanan rata-rata orang hanya 8 hingga 10 juta.Saat mereka merasa khawatir, Yohan mengatakan sesuatu yang mengejutkan mereka."Mulai sekarang, akan ada tingkatan yang berlaku.""Dibagi menjadi tingkat satu sampai sepuluh. Prinsip promosinya adalah setelah menyelesaikan tugas, akan ada poin y

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 175

    Energi dalam ini biasanya tidak berdampak apa pun pada mereka.Namun jika energi dan darah mereka melonjak, kemarahan mereka akan meledak dan menyebabkan kerusakan pada tubuh mereka.Sederhananya, kalau mereka tidak melakukan kejahatan lagi, energi dalam yang ada di tubuh mereka akan hilang dalam beberapa bulan."Pergilah, jangan sampai aku melihat kalian lagi."Seolah diberi amnesti, orang-orang ini tidak berani tinggal di sini lebih lama lagi dan kabur.Yohan menarik Melia masuk ke perusahaan.Nurdin dan yang lainnya bahkan tidak berani mengambil napas. Mereka menunggu sampai Yohan menghilang dari pandangan mereka dan baru berani bertanya dengan suara pelan."Bos, siapa pemilik baru perusahaan kita itu?""Dia sangat menakutkan. Satu orang bisa menjatuhkan lebih dari dua ratus orang dengan mudah.""Bahkan di dalam drama nggak ada yang seperti ini."....Ekspresi wajah Nurdin berubah masam, "Jangan tanyakan yang nggak perlu ditanyakan, ikut aku menemui bos baru. Kita akan melakukan apa

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 174

    Sepeda motor dan mobil van itu berhenti.Ada tiga orang yang duduk di atas sepeda motor, dan ketika mobil van dibuka, belasan orang bergegas keluar.Segerombolan kawanan datang dan memblokir gerbang perusahaan."Siapa yang mengganggu temanku?""Keluarlah! Siapa yang berani melakukannya?""Sial, ada wanita yang sangat cantik di sini!"....Lebih dari dua ratus gangster keluar dari mobil dan dengan cepat tatapan mereka tertuju pada MeliaMeski dia hanya berdiri tanpa melakukan apa pun, dia seperti permata yang bersinar yang menarik banyak perhatian sepanjang waktu.Salah satu orang yang diusir menunjuk ke arah Yohan, "Teman-teman, orang ini yang mengusir kami. Ayo kita serang dan pukul dia sampai mati dan gadis di sebelahnya akan menjadi milik kita hari ini!"Para gangster ini mulai tertawa dan mengeluarkan berbagai macam senjata dan berjalan menuju Yohan.Wajah Melia menjadi pucat dan tanpa sadar dia meraih lengan Yohan, "Kak Yohan, apa yang harus kita lakukan sekarang?"Yohan mengusap

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 173

    "Benar Bos, kami adalah tulang punggung keluarga, tolong jangan pecat kami."Tadi mereka begitu sombong, dan sekarang mereka sangat malu.Begitu Nurdin mendengar kata-kata mereka, dia langsung tahu bahwa keadaan sedang buruk.Meski orang-orang ini telah bersamanya sejak lama, tetapi saat ini dia cemberut dan tidak mengucapkan sepatah kata pun.Pikiran orang-orang ini benar-benar buruk. Kalau mereka terus di sini, tidak ada yang tahu seberapa besar kerugian yang akan mereka timbulkan nanti.Bos baru turun tangan dan memecat mereka sekarang adalah yang terbaik.Ekspresi Yohan sangat dingin dan tidak berbelas kasih, "Nggak perlu bicara lagi, selesaikan gajinya lalu suruh mereka pergi!"Melihat tekad Yohan, orang-orang ini sangat marah. Mereka semua berdiri dan menyingsingkan lengan baju mereka.Tatapan mereka tampak berbahaya."Bos, sebaiknya lakukan sesuatu dengan benar.""Kami punya banyak teman di luar. Kalau Anda benar-benar mengusir kami, saya jamin perusahaan Anda nggak akan pernah

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 172

    "Eh, ada gadis secantik ini!""Aku nggak mimpi, 'kan? Dia seperti malaikat yang turun dari surga!""Nona, ada urusan apa kamu ke sini? Aku akan menemanimu."....Orang-orang ini memandang Melia dengan tatapan serakah dan tidak bisa menahan menelan air liur mereka.Karena Melia benar-benar sangat cantik.Terlebih lagi, orang-orang ini adalah orang-orang yang pengangguran.Dulu, saat melihat seorang gadis cantik, mereka akan datang dan menggodanya.Tanpa sadar Melia bersembunyi di belakang Yohan, karena orang-orang ini tampak galak dan menakutkan."Hei, siapa pria ini? Apa dia pacarmu?""Dia sangat kurus dan lemah, apa dia bisa menahan pukulanku?""Nona, kamu nggak akan punya masa depan kalau bersama pria seperti itu. Sini ... sini sama aku."....Orang-orang itu meremehkan Yohan.Melihat Yohan yang tinggi, kurus, dan lembut mereka mengira dia pria lemah.Penampilan Melia yang polos dan menggoda membuat mereka merasa tidak tahan, akhirnya mereka mulai bertindak.Yohan terlihat sangat kes

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 171

    Yohan sedang menghilangkan kemerahan dan bengkak di kaki Yulia ketika hidungnya tiba-tiba bergerak, "Mengapa ada bau yang aneh?""Mungkin karena ruangan ini jarang dibersihkan, jadi ada bau," jelas Yulia.Yohan mengangguk, tanpa banyak berpikir dan memberikan saran, "Dalam beberapa minggu ke depan, sebaiknya kamu memakai sepatu olahraga atau sepatu datar. Tulangmu relatif rapuh dan rentan patah.""Terima kasih, Tuan Yohan," Yulia mengucapkan terima kasih dengan tulus."Kamu bisa istirahat di sini sebentar. Kamu nggak perlu mengantar kami, kami bisa pergi sendiri."Mereka berdua berjalan keluar.Setelah keluar dari Bank, Yohan melihat waktu dan sadar kalau sudah jam lima sore.Dia menolak ajakan Nikita pergi ke klub untuk bermain.Yohan pergi ke kampus dan menjemput Melia.Setelah masuk ke dalam mobil, penyamaran di wajah Melia menghilang, memperlihatkan senyuman polos, berceloteh tentang apa yang dia alami di kampus hari ini.Yohan mendengarkan dengan senyuman di wajahnya.Saat mobil s

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 170

    Karena baru beberapa hari berada di sini, dia belum mengetahui kekuatan dua orang di depannya ini.Saat itulah asistennya meletakkan dua dokumen di hadapannya.Yulia berbicara dengan mereka berdua sambil melihat dokumen. Makin dia melihatnya, makin dia terkejut.Senyuman di wajahnya semakin kuat.Setelah mendengarkan permintaan Yohan, Yulia tersenyum dan berkata, "Dengan kualifikasi Tuan Yohan, tidak ada masalah dengan pinjaman sebesar 40 triliun, dan saya akan memberi Anda bunga dengan harga terbaik."Dia sangat senang, dia tidak menyangka hal sebesar itu akan datang ke kantornya setelah dia datang ke sini.Karena jumlahnya relatif besar, meski Yulia memberi pelayanan khusus untuk Yohan, masih membutuhkan waktu dua hari untuk menyelesaikannya.Setelah menandatangani lebih dari selusin kontrak, Yohan dan Nikita berdiri, lalu bersiap untuk pergi.Yulia juga berdiri dan mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Yohan.Mungkin karena terlalu lama duduk, atau mungkin karena sepatu hak ya

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 169

    Yohan hanya bertanya dan tidak ada keinginan untuk melakukan itu.Dia bukan tipe orang yang akan melakukan apa pun demi keuntungan.Selain itu, karena saudara perempuan Nikita bisa memberinya informasi orang dalam seperti ini sekali, dia pasti bisa memberikan informasi untuk kedua kalinya.Kalau sekarang dia bekerja sama dengannya, dia akan mendapatkan keuntungan tanpa akhir di masa depan.Tidak peduli apa pun itu, Yohan tidak punya alasan untuk berbuat curang."Oke, aku setuju!"Nikita tidak terkejut dengan jawaban ini, kemudian dia bertanya, "Lalu, berapa banyak uang yang akan kamu keluarkan untuk membeli tanah?""Tunggu sebentar."Setelah mengatakan itu, Yohan menelepon Sinta."Berapa banyak uang tunai yang ada di rekening perusahaan saat ini?"Sinta baru saja selesai mandi dan bersiap untuk tidur.Setelah menerima telepon Yohan, dia menyalakan komputernya dan berkata, "Kita akan segera membayar gaji para karyawan. Selain itu, kita perlu sisihkan sejumlah dana darurat. Ada sekitar 2

DMCA.com Protection Status