Share

TES DNA

Aku masih di depan kamar dan belum masuk. Tidak mau merusak momen kebahagiaan di antara mereka semua. Saat kepalaku menoleh ke samping kanan, Rahman berlari menghampiriku.

“Gus, gawat, mateng, genting, masalah! Kita ibarat manusia dalam terjangan tsunami.” Rahman mulai lagi dengan kata-kata ndak jelasnya. Aku tidak mengerti dengan perkataannya. Yang tahu hanya dia. Merusak perasaannku saja. Biar saja dia tidak aku hentikan. Aku masih mau merasakan perasaan bahagiaku ini.

“Gus! Kamu ndak dengar aku ngomong apa? Ini masalah hidup dan matimu! Ada teman kamu yang menyampaikan masalah terpenting dalam hidupmu kok ndak digubris kayak makan kubis,” katanya sekali lagi yang selalu saja membingungkan. Habis masalah, bicarakan kubis. Tidak jelas! Aku melengos dan dia melongo.

“Gus, wajahku melongo ini lo.” Mulutnya menganga kayak ikan mas koki. Lucu konyol semakin ndak jelas.

“Kamu itu, aku ini lagi merasakan hal yang sanga

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status