Beranda / CEO / Ahli Waris / Rencana Baru

Share

Rencana Baru

“Argggghhhhh!”

Suara teriakanku sangat kencang. Rahman memelukku. Aku juga memeluknya. Kami seperti sepasang kekasih. Berpelukan tidak jelas.

“Man lepas! Kita ini tidak jelas!” Aku mendorong tubuhnya. Dia masih mendekatiku. Tidak aku percaya Pak Tua melewatkan kami di jalanan sepi, lewat kuburan. Angker rasanya. Sunyi, dedaunan menerpa kami dan … aku begidik.

“Gus! Dia beneran genderowo. Lihat saja! Kita dilewatkan jalanan sepi kayak begini. Kuburan. Hiii …” Rahman terus membuat kami semakin diam ketakutan. Sementara Pak Tua hanya diam sesekali melirik kami memperlihatkan kedua gigi yang masih tersisa di dalam mulutnya. Wes, sebaiknya aku tanya saja.

“Pak, kok melewati jalan ini? Apa ndak ada jalan lain?” tanyaku dengan memberanikan diri menatapnya.

“Hmm,” jawabnya meringis lagi.

“Gus, ini lebih gawat dari masalah Minah. Kita dibawa mereka. Para hantu. Mateng. Ak

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status