Home / Romansa / After We Married / 19. Aktris Pendatang Baru

Share

19. Aktris Pendatang Baru

Author: Etna.S
last update Last Updated: 2021-07-28 21:40:14

Rhea bertatapan dengan mata penolongnya. Dia segera membawanya masuk ke dalam gedung yang dengan kaca satu arah membuat para wartawan tidak bisa membidik mereka.

"Terimakasih." Rhea sangat terbantu akan pertolongan Sebastian.

Mereka saling kenal satu sama lain. Rhea dan Sebastian adalah aktris dan aktor utama agensi. Sebastian bergabung tak lama setelah dia menandatangani kontrak. Mereka sekarang adalah ikon agensi Eureka dan dekat dengan CEO nya. Meski begitu, jalan karir mereka berbeda. Rhea dikenal sebagai pemeran ketiga yang selalu antagonis dan anti hero. Sedangkan Sebastian memiliki karir meroket dengan menjadi pemeran pria utama. 

"Mereka menggila sejak kemarin." Ucap Sebastian.

Mereka berjalan beriringan. Meski mereka jarang bertemu dalam proyek film, sudah bukan rahasia bagi orang dalam agensi bahwa mereka berteman satu sama lain. Pertemanan senior kata mereka. Sebastian sendiri kemarin menghadiri pernikahan Rhea dan meski terkejut dengan keimpulsifan Rhea, dia ikut bahagia atas pernikahannya dengan Hansa.

"Kamu sibuk disini. Pasti ada tawaran main baru?" Rhea menebak.

Sebastian mengangguk. Aktor itu berumur 26 tahun. Satu tahun lebih muda dibanding Rhea. Tetapi karena wajah mudanya, Sebastian masih sering memerankan anak SMA dan semacamnya. Karenanya dia disebut sebagai raja film genre romantis komedi. Penggemarnya juga rata-rata dari kalangan remaja. 

"Ya. Sementara ini aku tidak akan memberitahumu. Kamu akan terkejut nanti." Beritahunya. 

Sebanyak dia menyukai julukannya. Akhir-akhir ini Sebastian mulai mencoba untuk melepaskan diri dari image pria naif dan lugu. Dia ingin mengembangkan skill aktingnya dengan mencoba berbagai genre yang berbeda dengan karakter yang berbeda. 

Mereka menaiki lift bersama. 

"Menemui Pak Bertha?" Tanya Sebastian ketika melihat Rhea menekan tombol lantai tujuh. Dia sendiri akan menuju lantai tiga, tempat divisinya bekerja.

Rhea mengangguk. Setelah perpisahan singkat  dan saling berjanji untuk bertemu kapan-kapan, Rhea sekarang sendirian dalam perjalanan menuju kantor pemimpinnya.

Pintunya tidak terkunci. Rhea membukanya tanpa salam sapa dan langsung masuk ke dalam dan duduk di kursi depan meja bosnya. Menatap pria tua yang tengah membaca majalah model di kursinya.

"Kamu datang?" Kata pria itu, dia membali majalah ke halaman selanjutnya dan menganalisis photoshoot salah satu artinya yang terpajang disana.

Rhea meletakkan tasnya ke sisi meja yang kosong, menyilangkan kaki dan bersedekap dada. "Ada apa ini Pak Tua. Aku mendengar rumor bahwa kamu ingin mengundurkan diri dari ini." Dia mengangkat papan nama kaca didepannya.

Bertha akhirnya meletakkan majalahnya secara terbuka dan memandang ke artis favoritnya. "Kau tidak lihat aku ini sudah tua." Ia  secara tidak langsung menyiratkan bahwa rumor itu benar.

"Lagipula aku ingin keliling dunia dengan istriku." Tambah Bertha. Dia sudah menghasilkan banyak uang dari kerja kerasnya. Sebelum terlambat, dia ingin menghabiskan uang itu dengan istrinya dan pensiun dengan damai. Soal pekerjaan, serahkan ke yang lebih muda.

"Baiklah baik. Aku hanya khawatir kalau penggantimu itu orang yang kejam hingga aku ingin keluar." Keluh kesah Rhea.

"Itu tidak mungkin." Bertha berjanji. "Dia orang yang kompeten dan aku sudah membuatnya berjanji untuk memperlakukan artis favoritku ini dengan baik." Terangnya dengan tangan terentang lebar.

Rhea bertepuk tangan dengan tanpa selera. Sifat hiperbola bosnya kumat lagi.

"Siapa dia? Apa pegawai disini? Apa Bu Anna?" Tanyanya. Ia menjadi penasaran.

Bertha menjulurkan badannya dan meminta Rhea melakukan hal yang sama. "Ini... Rahasia."

Rhea mengerang kesal tahu kalau dia telah dijahili.

"Aku lupa kalau kamu begitu menyebalkan. Mengatur wawancara tanpa memberitahuku?" Dia mencibir. Masih kesal dengan wawancara yang dijadwalkan besok tanpa membuat konfirmasi dengannya.

"Itu satu-satunya cara agar kau tidak dibuntuti oleh mereka." Bertha melakukan pembelaan. "Omong-omong aku tidak tahu kau kenal dengan Hansa. Kau hebat juga."

"Ya ya ya semua orang selalu mengatakan kalau aku hebat dan beruntung bisa menikahinya. Seolah aku menikahi dewa atau apa."

Rhea sudah bosan mendengar ucapan itu. Mulai dari tadi di koridor hingga komentar media sosialnya, semuanya penuh dengan ucapan selamat bahwa dia berhasil menikahi taipan kaya itu.

"Tapi dia memang dewa." Bosnya membalas. "Dewa industri." 

Itu berhasil mendapat pelototan Rhea yang semakin kesal. 

"Baik, baik. Kita tidak akan membicarakan pernikahanmu." Bertha beralih ke mode profesional. "Jadi selain drama kolosal mendatang, kau sudah memilih yang satunya?"

"Belum. Aku masih mempertimbangkan film Ari Wijaya." 

"Itu akan menjadi hit besar." Bertha mengakui. Nama Ari Wijaya saja sudah menjamin kesuksesan suatu film. Dia mendapat titel sutaradara kondang bukan tanpa alasan. "Tapi itu terlalu beresiko untukmu." Lanjutnya.

"Lalu kenapa kau memberikan naskahnya kepadaku jika tidak ingin aku mengambilnya?" Tanya Rhea.

"Itu karena aku yakin kamu bisa memilih dengan bijak." Bertha menjelaskan.

Sudah sejak lama dia membiarkan Rhea memilih proyeknya sendiri. Terkadang bahkan Rhea yang memintanya untuk mengontak sutradara untuk menanyakan apakah ada casting terbuka untuk peran yang diinginkan.

"Rhea, salah satu keinginanku sebelum mati adalah untuk melihatmu berada dipuncak karir dengan memainkan peran utama." Ia memberitahu. Bertha selalu tahu sejak dia pertama kali melihat Rhea. Dia akan membuat hit besar sebagai aktris. Karena itulah Bertha menawarkan kontrak ekslusif dengannya bahkan jika pada saat itu Rhea hanya pernah memainkan satu peran figuran kecil. 

"Memangnya masih bisa?" Tanya Rhea muram. Peran pemain kedua wanita telah melekat erat di imagenya. Semua naskah yang dikirim untuknya juga semuanya ingin dia memerankan tokoh antagonis. Dulu Rhea ingin menjadi pemeran utama wanita. Dia bahkan ikut audisi kembali di sana-sini tetapi pada akhirnya tidak ada sutradara satu pun yang menginginkannya. Mereka mengatakan, Rhea sudah ditakdirkan untuk menjadi pemain kedua selamanya.

"Tentu saja kamu bisa melakukannya. Kamu pantas menjadi pemeran utama."

"Dasar pak Tua. Siapa yang menaruh bawang disini?" Gerutunya. Mata Rhea berkaca-kaca.

***

"Tadi kau tidak apa-apa kan?" Kay mengecek secara menyeluruh tubuh Rhea.

"Aku baik-baik saja. Yah, sebenarnya hampir tersungkur, tetapi Sebastian menolongku."

"Syukurlah." 

Mereka berjalan beriringan menuju lift. Kay tadi menyusulnya ke ruangan atasan setelah membereskan pekerjaannya dan membeli sandwich untuk Rhea dari kafe kesukaan artis itu di seberang jalan. Sekarang mereka tengah menuju lantai lima tempat dimana tim kreatif Rhea berkumpul. 

"Rhea Aslein?"

Mereka berbalik, melihat orang yang memanggil Rhea.

"Ya?" Rhea asal membalas. 

Kay menatap jengah wanita berpakaian glamor didepannya ini. Menurutnya berpakaian terlalu bling-bling itu tidak perlu jika sedang off kamera. Mau bagaimana lagi, aktris pendatang baru didepannya ini telah menjadi ajang gosip para karyawan karena tampaknya mengidap star sindrom berlebihan.

"Oh maafkan aku. Sekarang itu menjadi Rhea Adiwinata kan?" Ucap Shelly. Nada ejekan terdengar dari suaranya.

Rhea menahan kejengkelannya. "Apa maumu Shelly?"

"Hanya menyapa." Shelly menjawab. Memandang meremehkan ke arah Rhea. Meski dia aktris pendatang baru, dia telah pernah memainkan pemeran utama.

"Oh ya, aku lupa memberitahumu. Kau akan memainkan Ken Umang kan? Olivia akan memainkan Ken Dedes, dia pemain utama. Sutradara secara pribadi memohon kepadanya." Shelly menyombongkan sahabatnya.

"Lalu?" Rhea masih menunggu.

"Mungkin Hansa akan sadar jika dia telah menolak mutiara dan memilih mengambil batu kali." Shelly mengejek terang-terangan.

"Kamu!" Kay menodong. Dia sangat marah mendengar perkataan merendahkan Shelly ke Rhea.

Rhea, secara mengejutkan tetap tidak terpengaruh. 

Shelly berdiri dengan rasa penuh kemenangan. Yakin bahwa Rhea tidak akan bisa menandinginya. Aktris yang hanya memainkan peran jahat tidak punya kedudukan tinggi di industri hiburan. Dia akan berbalik pergi sebelum kemudian tamparan keras dilayangkan kepadanya.

PLAKK!

Dia terjatuh dan berteriak kesakitan. Tangannya seketika memegangi pipi kirinya yang berdenyut-denyut sakit dan kemerahan. Dia memandang Rhea dengan mata penuh kebencian.

"Sebagai senior, aku harus memberimu nasehat ini." Rhea memandang Shelly dengan tatapan seolah dia tengah memandang kotoran yang menjijikkan. "Kau harus mulai memperhatikan setiap ucapanmu."

Related chapters

  • After We Married   20. Memiliki Kecantikan Sebagai Istri

    "Sudah sampai."Kay mematikan mesin mobilnya. Dibelakang, Rhea melepaskan seatbeltnya. Tidak lupa kembali memakai kacamata hitam andalannya dan tas jinjing di tangan kirinya."Tidak ingin kutemani masuk?" Kay memastikan kembali.Gedung didepannya ini adalah salah satu gedung terbesar di ibukota. Seluruh gedung telah dibeli dan digunakan seluruhnya oleh Prisma Group yang memiliki banyak anak perusahaan."Tidak usah. Tinggal masuk saja. Hansa bilang dia telah mengutus Jeremy untuk tur perusahaan." Rhea tertawa sendiri di bagian 'tur perusahaan'."Benar, tur perusahaan." Kay didepan mengangguk-angguk iri."Besok jangan lupa ada wawancara. Aku harus membawamu ke salon rambut terlebih dahulu." Kay mengingatkan."Okay." Balas Rhea sambil dengan melakukan gerakan tangan.Seperti yang Hansa janjikan. Jeremy telah menunggunya di pintu masuk. Rhea belum mengenal Jeremy, yang dia tahu, pria itu asisten kepercayaan Hansa."Mar

    Last Updated : 2021-07-28
  • After We Married   21. Sebuah Momen

    Jantungnya berdetak kencang. Hansa menatap bibir ranum istrinya itu dengan keinginan tinggi untuk menciumnya. Bisakah dia? Istrinya tampak tidak menahannya. Karenanya bibir mereka menjadi lebih dekat. Semakin dekat dan...'Sepuluh meter lagi belok kanan.'Mereka berdua tersentak kaget mendengar suara dari google maps yang telah Hansa hidupkan kembali, hal pertama yang dia lakukan saat masuk ke mobil.Rhea mendorong Hansa menjauh dan tubuhnya bergerak menjadi sangat dekat dengan sisi pintu. Dia menggigit bibirnya, sesuatu yang dia lakukan sewaktu gugup. Dia tidak berani memandang ke arahnya.Hansa menahan diri untuk tidak meninju layar map di dasbor mobilnya. Merutuki suara dari sistem yang datang di waktu yang sangat tidak pas.Sial! Hansa merindukan bibir itu, dan karena kejadian ini, dia yakin Rhea akan kembali membuat jarak dengannya.Kenapa dia harus menghidupkan maps? Pikirnya kesal.Dengan pikiran kacau balau dan kesal, di

    Last Updated : 2021-07-29
  • After We Married   22. Aku Mencintaimu

    Mereka berbalik dan mendapati seorang pemuda tengah berjalan cepat kearah mereka. Rhea dan Hansa saling berpandangan, jelas tidak ada dari mereka yang kenal dengan pemuda asing ini."Aku tidak sengaja memfoto kalian." Pemuda itu mengeluarkan ponselnya dan langsung mengarahkannya ke Hansa.Gambar dari ponsel pemuda itu menampilkan dirinya dan Rhea dalam posisi berpelukan. Itu difoto dari samping dan ekspresi tawa dan kaget di wajah Rhea dan cara dia memandangnya untuknya serta sinar sore yang berpendar di belakang mereka membuat Hansa mengagumi foto tersebut meski hanya dipotret lewat ponsel.Rhea ikut memberi perhatian terhadap foto yang dibuat."Bagus. Kau punya bakat memotret." Pujinya kepada pemuda itu.Pria itu tersipu malu mendengar pujian dari sang aktris. Sebenarnya dia hanya coba-coba mendapatkan sudut foto yang pas untuk memperindah feed akun media sosialnya, hingga kemudian dia mendapat momen yang pas dari dua pasangan yang tampak sempurn

    Last Updated : 2021-07-30
  • After We Married   23. Kesalahannya

    "Ya, itu kesalahan. Benar, kesalahan." Rhea menggumamkan kalimat itu berkali-kali. Jantungnya berdetak kencang bahkan setelah dia mandi. Sekarang, dia sedang berada di salah satu kamar tamu yang rumah ini miliki. Dia mengungsi malam ini karena tidak ingin dia membuat kesalahan kembali. Kesalahan yang lebih besar.Ciuman itu salah. Jantung yang berdebar itu karena dia terkejut. Pikir Rhea dalam rangka meyakinkan dirinya sendiri.Dia mengacak-acak rambutnya kesal. "Kenapa aku melakukan itu?" Ratapnya. "-tidak, kenapa aku membiarkan dia melakukan itu?!"Rhea membenci situasi ini. Dia membenci kenapa setiap Hansa mulai menatapnya intens dari jarak dekat, jantungnya akan berdetak kencang. Dia membenci dirinya sendiri karena itu."Tenang Rhea, tenang." Dia bermonolog. "Kamu tidak boleh jatuh kedalam rayuan Hansa."Satu hal yang Rhea terakhir inginkan di hidupnya adalah kembali jatuh cinta ke orang yang salah. Hansa termasuk orang yang salah. Mau bagaiman

    Last Updated : 2021-07-30
  • After We Married   24. Kebohongan Indah

    "Akhirnya aku bisa melihatnya dari dekat." Kay berfangirling ria.Dia adalah pengagum pria tampan, dan menurutnya, Malik adalah aktor tertampan di Indonesia. Dia tidak pernah melihatnya dari dekat karena Malik berbeda agensi. Baru kali ini Rhea akhirnya bermain drama bersama aktor tersebut. Sehingga Kay senang bukan main ketika nama-nama pemeran dramanya mendatang diungkapkan.Rhea bisa mengerti kegilaan Kay akan selebriti tampan. Dia juga mengakui Malik memang memiliki ketampanan yang membuat sebagian besar perempuan menggila kepadanya. Itulah kenapa fanbase Malik juga merupakan yang paling ganas."Ada adegan kamu menciumnya." Asistennya menambahkan. "Aku begitu iri. Kak Jenna memang ahli menyeleksi naskah untukmu." Dia menyebut manager Rhea yang sekarang sedang cuti melahirkan tetapi tetap memantau mereka dari jauh."Pada akhirnya peranku bernasib mengenaskan di akhir drama." Rhea mengingatkan ending menyedihkan dari perannya."Setidaknya bukan d

    Last Updated : 2021-07-31
  • After We Married   25. Home Sweet Home

    Kafe itu berada di gang sempit. Tertutupi oleh gedung yang menjulang didepannya. Hampir semua pelanggannya berasal dari daerah lokal yang tahu lokasi kafenya. Pemiliknya adalah seorang wanita tua yang tidak memiliki ambisi untuk mengembangkan kafenya menjadi lebih besar, sehingga di jam-jam tertentu, tempat itu bisa menjadi sangat sepi karena tidak ada pelanggan yang datang.Rhea bukan orang lokal kawasan itu tetapi dia tahu kafe itu. Dia dikenalkan oleh Jenna, managernya yang dulunya tinggal didaerah itu. Dia bahkan telah dikenal sebagai pelanggan setia oleh pemilik kafe. Disamping tempat itu sebagian besar dalam keadaan sepi, racikan kopinya dan sandwichnya sangat enak dan sesuai dengan seleranya.Di kafe Sarang Hati itu, rata-rata para pelanggan yang satu waktu dengannya tidak menyadari keberadaannya. Mungkin dikarenakan persepsi bahwa selebriti rata-rata hang out ditempat terkenal dan fancy sedangkan kafe ini tidak memiliki kedua kriteria itu.Disinila

    Last Updated : 2021-07-31
  • After We Married   26. Siapa Dia?

    Suasana hatinya sedang tidak baik-baik saja. Faktanya dia tengah berduka, berkabung karena ibunya meninggalkannya. Firasatnya benar, penyakit kronis ibunda tercintanya itu sudah tidak bisa ditolong lagi bahkan oleh tabib istana sekalipun.Kini dia terduduk mangu di samping makam yang gundukan tanahnya masih basah. Bekas aliran air mata di wajahnya menjadi penanda betapa banyak air mata yang telah ia keluarkan. Dia sendirian. Dia telah mengusir enam dayang untuk menunggunya di kejauhan. Dia sedang tidak ingin di ganggu.Dia memakai cundik berlukiskan bunga melati pemberian ibunya hari ini. Sebagai pengingat atas cintanya yang tidak terbatas untuk anak perempuan satu-satunya. Ibunya adalah sosok wanita yang tegar dan kuat yang selalu membalas orang-orang yang mencoba mempermalukannya karena sebagai istri sah, dia tidak bisa melahirkan anak laki-laki sebagai penerus.Sekarang, setelah kepergiannya, dia merasakan kekosongan yang amat sangat. Tidak ada lagi ibunda ya

    Last Updated : 2021-08-01
  • After We Married   27. Rindu

    Kay melambaikan tangannya dengan semangat ketika melihat Rhea menatap sekeliling mencari mereka."Bagaimana bunganya?" Tanyanya langsung setelah Rhea menarik kursi terakhir yang tersedia di meja mereka."Berjalan bagus." Ucap Rhea.Dia tersenyum kearah dua sosok lain di kiri kanan meja. Nino dengan adik perempuannya, Camila."Kami kesini setelah Nino menghadiri pembukaan toko brand sponsornya di lantai dua." Terang Kay. "Ah, aku telah memesankan minumanmu."Rhea mengerang ketika pelayan membawa jus jeruk kearahnya. Itu membuat Kay dan Nino tertawa melihat reaksinya yang sesuai dugaan. Camila disisi lain masih menjaga citra dirinya didepan aktris papan atas yang biasa dia lihat di film-film yang ia tonton. Dia awalnya mengira Rhea akan menjadi orang pendiam dan menakutkan, tetapi melihat dia tertawa dan bercanda dengan suadaranya, citranya yang menakutkan di kepalanya langsung menghilang."Aku sudah berekspektasi kau akan memesankanku b

    Last Updated : 2021-08-01

Latest chapter

  • After We Married   79. Comeback Yang Mengejutkan

    Rhea menatap dirinya di cermin. Jelas dia sedang tidak dalam keadaan baik. Rambutnya kusut karena ia sendiri lupa kapan menyisir rambut. Pelupuk matanya sedikit bengkak karena habis menangis satu malam. Rhea tidak menyukai tampilannya.Dia melewatkan sarapan bersama pagi ini karena ingin menghindari ibunya. Dia juga akan keluar rumah hari ini, pergi ke tempat baru yang akan ia tuju mengikuti seberapa jauh dia bisa mengendarai mobilnya. Sendirian, tanpa memberitahu Kay atau siapapun. Dia ingin menghilang sejenak, menenangkan diri, dan berpikir mengenai masa depannya yang baru.Dia memakai jaket dengan kaos putih dibaliknya dan ripped jeans yang ia beli beberapa tahun yang lalu yang untungnya masih muat. Dia memakai pakaian yang seadanya yang masih tertinggal di lemarinya.Ketika dia keluar, dia berpapasan dengan Eda.Adiknya bertanya, "Mau kemana?""Pergi." Balasnya singkat.Eda menatapnya selama beberapa detik sebelum mengangguk, lalu pergi.

  • After We Married   78. Kebenaran Pahit

    Dua hari setelah dia bangun dari koma dan dinyatakan sehat, dia akhirnya bisa meninggalkan rumah sakit. Rhea senang dengan hal itu karena dia tidak menyukai berlama-lama tinggal di ruangan dengan alat-alat kesehatan dan bau obat yang menguar di setiap dindingnya.Berbeda dengan sikap penuh bunga yang ditampilkan Rhea. Christina menampilkan aura sebaliknya. Bukan karena dia tidak suka anaknya sembuh, Christina bahkan hampir gila ketika menunggui Rhea agar terbangun dari komanya yang berjalan selama sepuluh hari. Hanya saja, dia sebal dan ingin mulutnya gatal untuk memarahi anak sulungnya itu yang sekarang duduk di kursi belakang mobil suaminya dengan Edward disampingnya.Rhea tidak seharusnya pulang kerumahnya. Dia harusnya pulang bersama Hansa, bukan bersama mereka.Christina sebagai ibu sudah menyadari hubungan Rhea dengan suaminya sedang kisruh alias tidak sedang baik-baik saja. Itu membuatnya bingung, dia hanya tidak mengerti jalan pikiran anaknya yang sepert

  • After We Married   77. Mengukir Pengulangan Kisah

    Hansa seketika mematung. Dia sangat terkejut dengan perkataan Rhea yang tiba-tiba mengungkit soal perceraian. Tangannya berhenti bergerak dan dia menatap Rhea yang sekarang tengah memalingkan muka dan menolak menatapnya.Kedua mertuanya yang berdiri disampingnya juga sangat terkejut atas perkataan Rhea. Bagaimana tidak? Kalimat pertama yang diucapkan Rhea selepas terbangun dari komanya adalah meminta perceraian didepan suaminya yang merawatnya dengan baik ketika dia tenggelam dalam koma."Rhea, apa kau sadar apa yang kau katakan?" Christina bertanya dengan penuh kehati-hatian. Dia melirik menantunya yang wajahnya langsung berubah drastis dari kebahagiaan menjadi penuh tanda tanya.Rhea menolak untuk melihat mereka. Matanya menunduk dan lebih memilih melihat selang infus yang menyalurkan nutrisi ke tubuhnya."Kalian keluar saja. Aku ingin sendirian bersama Hansa." Ucapnya enggan.Christina ingin mendebat namun tangan Theodorus yang menyentuh bahunya

  • After We Married   76. After We Married

    Rhea terduduk saking tidak bisa berdirinya dia setelah mengetahui akhir kisah dari Sekar yang ada dalam mimpinya. Itu bukan kisah yang akan dia harapkan. Rhea tidak pernah menebak Sekar akan berakhir mati di tangan Arya, juga tidak pernah menebak kehidupan pernikahan Sekar akan lebih sering terselimuti duri dibanding bahagia.Tanpa sadar air mata telah mengalir dari kedua matanya yang ia tujukan kepada Sekar yang masih duduk didepannya."Sekarang kamu telah tahu ceritaku." Sekar menatap Rhea dengan pandangan yang tak terbaca.Itu membuat Rhea semakin tidak mengerti kenapa dia harus memiliki pengalaman seperti ini. Dia sendiri tidak tahu dia masih hidup atau mati, dan sekarang dia sedang berhadapan dengan tokoh di mimpinya. Rasa-rasanya Rhea sudah tahu seperti apa keterkaitan antara mereka berdua tetapi dia mencoba untuk tidak berpikir kearah itu."Jatuh cinta membuat kita bodoh bukan?" Tanya Sekar, melanjutkan kisahnya dengan

  • After We Married   75. Sekar : Akhir Dari Cerita

    Tepat hari minggu pertama sejak istana berduka atas kematian permaisuri, alun-alun kota ramai dengan berbagai kalangan yang kesemuanya punya satu tujuan. Melihat perang tanding antara rajanya dengan patihnya hingga salah satu diantara mereka mati.Mereka semua sudah tahu mengenai berita cinta segitiga diantara raja ratu dan patihnya. Rakyat biasa mengira itu hanyalah rumor yang dibuat untuk mencoreng nama permaisuri. Namun sekarang melihat dua pria itu bertanding yang kabarnya berhubungan dengan kematian Sekar membuat mereka tertarik mendengar gosip lebih dalam lagi.Pertandingan masih akan dimulai di sore hari namun saat siang alun-alun sudah padat dengan orang. Para pejabat kerajaan sudah berdiri di poskonya masing-masing. Terbagi menjadi dua kubu. Kubu pendukung Ayudhipa dan kubu pendukung Arya yang rata-rata dari prajurit bekas perang terakhir.Ketika matahari mulai tergelincir dari puncaknya, rombongan Aryalah yang pertama kali muncul. Dia

  • After We Married   74. Sekar : Memeluk Kematian

    Arya langsung melepaskan gagang pedangnya. Seluruh tubuhnya gemetar ketika menyadari apa yang baru saja ia lakukan."Tidak," bisiknya.Dia terduduk lemas ditanah. Matanya menatap siapa yang ia hunus dengan pandangan tidak percaya.Ini semua tidak ada dalam rencananya.Ayudhipa lah yang ingin dia bunuh. Bukan perempuan yang dicintainya yang sekarang tengah berbaring di tanah didepannya dengan darah bersimbah di perutnya."Sekar!" Teriak Ayudhipa.Pria itu menatap pedang yang menancap di perut Sekar dengan ketakutan. Dia segera bersimpuh dan memangkunya."Rwanda!" Teriaknya. Memanggil bawahannya yang izin buang air kecil.Senopati muda itu datang tergopoh-gopoh mendengar teriakan rajanya. Matanya melihat kejadian didepannya dan keterkejutan serta ketakutan terlihat di matanya."Panggil tabib! Cepat!" Perintah Ayudhipa. Suaranya bergetar karena menahan tangis. Matanya telah berkac

  • After We Married   73. Sekar : Garis Takdir Yang Kejam

    Laksita memberitahunya kabar. Kabar yang membuat dia langsung menebaskan pedangnya ke kumpulan bambu didepannya saking inginnya untuk membunuh seseorang. Tidak peduli dia tengah dilihat oleh pasukannya dibelakangnya.Mereka telah memenangkan pertarungan berdarah selama lima bulan sejak dia diutus memimpin wilayah barat. Arya telah mengerahkan seluruh kemampuan mengatur strateginya untuk menaklukkan pasukan koalisi tiga kadipaten paling barat yang ternyata lebih tangguh dari prediksinya. Lalu apa yang dia dapatkan? Hukuman mati dari raja menantinya di ibukota dengan tuduhan perselingkuhan yang tidak pernah dia lakukan bersama Sekar."Tenang Arya, kami disini berada disisimu." Ucap salah satu senopatinya yang segera diangguki yang lain.Namun itu tak menyurutkan kemarahan Arya yang ditujukan kepada rajanya."Bagaimana keadaan permaisuri?" Tanyanya kepada Laksita yang memang tidak ikut dengannya ke perang terakhir.

  • After We Married   72. Sekar : Ingkaran Janji Kedua

    Sekar jelas-jelas sangat terkejut dan tersinggung dengan tuduhan yang Ayushita arahkan kepadanya. Bagaimana tidak? Dia tidak peduli dan sama sekali tidak ikut campur dengan kehamilan Ayushita sejak awal. Jika bukan karena adat pun dia tak akan mengunjungi selir itu. Kemarin pun dia datang hanya untuk kunjungan singkat. Kegilaan apa yang tengah Ayushita miliki hingga berani menuduhnya seperti itu?"Jaga ucapanmu selir Ayushita. Kau tahu sendiri aku tidak pernah berhubungan denganmu selain kemarin, itupun kau tahu sendiri aku melakukan apa di rumahmu." Balasnya dengan penuh penekanan.Tuduhan semacam ini hanya akan memunculkan rumor yang semakin menyudutkannya."Sebelum kedatanganmu, bayiku sehat-sehat saja. Tapi gara-gara kamu, aku harus kehilangan anakku!" Balas Ayushita histeris. Dia masih menangis terisak dengan tangan memegangi perutnya. Disampingnya seorang dayangnya tengah mencoba menenangkannya."Yang Mulia, kamu harus bersik

  • After We Married   71. Sekar : Bunuh Dua Burung Dalam Satu Batu

    Bulan-bulan berlalu seperti lintasan sekejap mata. Kediaman Sekar masih tertutup dan tampak terlihat dingin dibanding rumah-rumah lainnya. Dia lebih suka tinggal di pendopo belakang rumahnya sambil menyesap teh dan melihat senja berakhir.Hubungannya dengan Ayudhipa masih renggang, sesekali dia menerima pria itu datang dan bermalam di rumahnya tapi hubungan mereka tidak sebagus sebelum mereka menikah.Hari ini dia akan menemui salah satu selir. Kehamilan selir Ayushita telah berusia lima bulan dan sesuai adat istiadat, sang permaisuri harus mengunjunginya dan memberi berkat ke bayi itu. Karena sesuai legalitas, setiap anak yang dilahirkan selir akan menjadi milik permaisuri dan anak itu akan memanggil permaisuri dengan sebutan 'ibunda'.Sekar memakai pakaian resminya yang berwarna merah. Dia naik tandu untuk pergi ke kediaman selir yang dituju dengan sepuluh dayang dan kasimnya yang mengikuti dari belakang."Salam Kanjeng Ratu." Serempak

DMCA.com Protection Status