Home / Romansa / Affair With My Ex / 7. Jangan pergi

Share

7. Jangan pergi

Author: Chocolatteice
last update Last Updated: 2021-07-04 15:51:59

Paginya, Bella benar-benar pergi ke supermarket terdekat. Ia perlu memastikan kulkas terisi dengan baik agar kejadian semalam tidak terulang lagi.

Mendorong keranjang belanjaan yang masih kosong, Bella memilah beberapa buah juga sayur. Tidak lupa makanan instan jika sewaktu-waktu mereka lapar disaat genting.

"Bella?"

Bella menoleh dan ternyata Alura sedang berbelanja juga. Wanita itu tersenyum padanya membuat Bella ingin menerkamnya saat itu juga.

"Ah ternyata benar. Aku sudah memperhatikanmu sejak kau berada di deretan daging tadi." Ujar Alura seolah mereka adalah teman lama. 

Sama sekali tidak ingin terlihat terganggu, Bella melanjutkan kegiatannya mengisi keranjang belanjaan sesuai list yang sudah ia buat sebelum berangkat.

"Wahh sepertinya kau sedang belanja bulanan, ya?" Wanita itu tertawa kecil, ikut mendorong keranjang nya saat Bella mengabaikannya dengan

Chocolatteice

Selamat membaca :)

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Affair With My Ex   8. Menjadi bayangan Alura

    Milik Ellard yang berdiri tegak membuat Bella meringis. Kedua telapak tangannya bergerak sendiri menutupi wajah. "Hei... Tidak apa-apa." Bisik Ellard, tangannya menarik tangan Bella agar mau saling bertatapan. Matanya yang teduh namun penuh dominasi memikat Bella, mau tak mau membuatnya tunduk dalam kuasa Ellard. Jantung Bella berdegup kencang, apalagi saat senyum lembut, Ellard kembangkan serasa akan segera meleburkan hati. Bella hilang akal, bagai kerbau dicucuk hidungnya. Membiarkan kakinya dibuka lebar. Ellard mengambil posisi diantara kedua pahanya. Menggusak kewanitaan Bella dengan miliknya, pelan-pelan menekan pinggulnya sampai Bella harus menahan napas karena rasanya yang semakin tidak masuk akal. Hingga sentakan kuat Ellard memaksa kedua matanya terbuka lebar. Napas Bella berhembus keras, saat itulah Bella tahu bahwa ia hanya sedang bermimpi. Mimpi erotis yang sebelumnya tida

    Last Updated : 2021-07-05
  • Affair With My Ex   9. Morning kiss

    Diam-diam Bella menangis dalam kamar mandi. Berpura-pura baik-baik saja ternyata menghancurkan dirinya dari dalam. Bella merasakan sakit yang amat sangat namun berusaha mengesampingkan itu demi mempertahankan ego. Dari dulu hingga sekarang Bella selalu bisa mempertahankan kestabilan diri, tidak ingin terlihat lemah didepan siapapun termasuk Ellard. Bella selalu mampu melakukan apapun sendiri, jadi dia tidak perlu siapapun untuk membuatnya bisa berdiri. Dan karena itu pula Ellard mengkhianati nya kan? Oh tolong jangan ingatkan lagi. Bella akan memperbaiki semua itu. Menyelesaikan mandinya dengan cepat karena sadar waktu berjalan tanpa memikirkan perasaan. Bella keluar tahu-tahu Ellard berdiri didepan pintu kamar mandi membuat ia sedikit terkejut. "Ada apa?" Tanyanya heran. Ellard menggeleng dengan senyum tipis. "Tidak ada." Lelaki itu kemudian memutar tubuhnya keluar kamar. Bella hanya

    Last Updated : 2021-07-07
  • Affair With My Ex   10. Aku cemburu

    Farrel meringkuk seperti anak kecil diatas ranjang Mark. Setelah pergolakan panjang, Bella akhirnya memutuskan membawa Farrel pada Mark untuk sementara waktu. Lelaki muda yang biasanya tertawa ceria itu terlihat rapuh, dengan tatapan kosong. Farrel juga masih teguh pada pendiriannya, belum mau menceritakan apapun pada Bella. Sehingga Bella bingung, dan tidak tahu mau berbuat apa. "Rel, makan dulu." Bella sentuh lembut bahunya untuk membangunkan. Bella tahu Farrel tidak benar-benar tertidur. Maka itu Bella membawakan makanan untuk Farrel karena sekarang sudah mulai malam. "Perutmu belum terisi dari pagi, Rel." Lagi-lagi Farrel tidak menjawab, Bella menghela napas menoleh pada Mark yang berdiri dibelakangnya. Namun mau bagaimana lagi, lelaki itu sama bodohnya hanya mengedikan bahu. "Baiklah. Kalau begitu, makanannya aku letakan di atas meja ya? Kau bisa makan kalau nan

    Last Updated : 2021-07-08
  • Affair With My Ex   11. Ingin mengenalmu lebih dalam

    Mereka kembali lagi pada gedung mewah apartemen Ellard. Lelaki itu terus memanggil Bella yang sudah berjalan lebih dulu. Bella ingin marah namun ia tahan karena mereka masih ditempat umum. Maka ketika membuka pintu, Bella sudah bersiap meledakan amarahnya. Tapi tumpukan barang diruang tamu membuat ia mengurungkan itu. "Aku menyuruh Bahri mengangkut barang-barang mu kesini." Kata Ellard enteng. Sangat tidak bisa dipercaya, Bella sampai kehilangan kata-kata. Wanita itu menggeleng takjub akan niat Ellard. "Benar-benar sulit dipercaya. Ellard kau-" "Kau terlalu lamban untuk diharapkan." Ellard menyela. Kini lelaki itu sudah terlihat lebih santai dengan kedua tangan bersarang disaku. "Aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi, Bella." Ellard tetaplah Ellard yang pemaksa. Lelaki itu tidak bisa ditolak. Sikap dominannya membuat Bella tidak punya pilihan selain menurut. Sekara

    Last Updated : 2021-07-09
  • Affair With My Ex   12. Satu persatu tahu

    Ellard membawa makanannya dengan senyum lebar. Aromanya khas mengunggah selera. Pesanan Bella, tentu tak hanya itu saja. Ellard juga memesan minuman soda dan beberapa makanan bernuansa keju, favoritnya. Maka itu ia bersemangat sekali membuka tiap bungkusan seraya memanggil Bella yang baru saja selesai membersihkan diri. "Woahhhhh..." Ellard berseru saat mengirup aroma lezat itu dengan tangan memberi gestur seperti mengipas agar aroma itu semakin tercium. Sisi lain dari seorang Ellard William yang tidak diketahui publik. Dia suka bertingkah konyol terhadap apa yang dia sukai. Tentu keunikan ini tidak Ellard biarkan bocor keluar. Hanya orang-orang terdekat yang bisa menikmati itu-Bella salah satunya. Wanita yang katanya Ellard cintai itu, tertawa kecil, menggulung rambut basahnya dengan handuk kecil diatas kepala. "Piring, Bell," pintanya tidak sabar yang langsung Bella laksanakan. "Mau

    Last Updated : 2021-07-11
  • Affair With My Ex   13. Kebohongan Mark dan kebodohan Farrel

    Waktu tempuh apartemen milik Mark dari kantor harusnya tidak lebih dari 10 menit. Namun ingatan akan Farrel membuat itu terasa sangat lama."Bisa agak cepat, pak?" tanya Bella ketir."Ini sudah terbilang cepat, mbak."Memang benar, tapi Bella ingin lebih cepat lagi agar bisa tiba di apartemen Mark sesegera mungkin. Wanita itu menggigit keras bibirnya dengan kedua tangan saling bertaut dingin. Bella tidak bisa membayangkan kalau Mark pergi meninggalkan Farrel seorang diri.Dengan keadaan rapuh seperti itu, bukan tidak mungkin Farrel kembali mengulangi percobaan bunuh diri. Bella takut. Takut sekali.Bella kembali mengontak Mark dan lagi-lagi tidak mendapat jawaban. Pandangannya tetap tertuju kedepan, mengira-ngira sisa jarak apartemen Mark. Hingga bangunan megah berwarna dominan putih itu terlihat, Bella bergegas memasukan ponselnya ke dalam tas.Turun dari mobil setelah memberikan sejumlah uang. Bella berlari dengan k

    Last Updated : 2021-07-29
  • Affair With My Ex   14. Cidera membawa bahagia

    Sejatinya anak kecil tetaplah anak kecil yang tidak bisa diandalkan. Mark terus merutuk selama perjalanan menyusul Bella ke dapur. "Tidak perlu masak." ujar Mark bersamaan menutup pintu kulkas setelah mendapatkan ice coffee dari sana. "Farrel sudah pulang, dijemput kakaknya." Ia tenggak minuman dingin itu dengan rasa kesal menggelegak. "Lebih baik kau pulang. Aku ngantuk, mau tidur." Sementara Bella termangu untuk sesaat, dia memang belum melakukan apa-apa karena baru saja menolak panggilan Ellard, terhitung kali kelima. "Kenapa jadi marah padaku? Hei!" teriak Bella kesal karena merasa Mark melampiaskan kemarahan atas kesalahan yang tidak Bella buat. Lelaki itu membanting keras pintu kamar. Bella sedikit tersentak, berniat menyusul Mark kalau ponselnya tidak berdenting kembali. Lagi-lagi Ellard. "Iya." sahut Bella singkat.

    Last Updated : 2021-08-08
  • Affair With My Ex   15. Bertemu mantan calon mertua

    Bella sedang tertawa mendengar cerita konyol Ellard perihal lawan mainnya yang mencret di lokasi syuting. Batal take karena tidak berhenti kentut dan bolak-balik ke toilet, saat Deril menyerobot masuk dengan napas terengah. "Cepat pergi dari sini!" Deril menarik tangan Bella ditahan oleh Ellard, "kenapa sih Der?" "Wartawan sedang menuju kesini, maka itu Bella harus pergi," katanya ketir. Deril terlihat frustasi-penyampaiannya pun kacau. "Dimana-mana wartawan tidak boleh masuk ruang inap pasien," cibir Ellard tenang, "Bella tidak akan kemana-mana." "Tapi mereka memaksa." "Panggil tim keamanan, begitu saja repot." Bella mengangkat alisnya menatap Ellard, lelaki itu mengedik acuh. Sampai kapanpun Deril tidak akan pernah bisa membuat Ellard takut. Maka tidak ada pilihan lain bagi Deril selain menyerah. Ia menghela lelah, "Orang tua-mu sedang dalam perjalanan menuju ke si

    Last Updated : 2021-08-11

Latest chapter

  • Affair With My Ex   23. Pesta pertunangan Kairav

    Mark baru saja selesai olahraga pagi saat Murni-ibu Bella berdiri di depan pintu apartemennya. Murni menunggu Mark. Senyum ramah terbit dari bibir pucatnya saat menyentuh lengan Mark. Kegundahan jelas terlihat di mata wanita rentah itu."Ibu." Panggil Mark masih tidak percaya Murni menemuinya. Sorot sayu serta kerjapan lemah membuat Mark khawatir. "Bukankah ibu sedang sakit? Kenapa ke sini?"Kemudian memasukan beberapa angka keamanan dan membawa Murni ke dalamnya. Murni duduk di sofa sementara Mark mengambilkan air putih karena wanita itu tampak seperti kehausan."Tadi ibu nak ojek online." Kata Murni membuka percakapan, "jaman sudah sangat maju sehingga apa-apa harus melalui digital. Kami yang sudah tua ini cukup kesusahan." Lanjutnya terkekeh yang kini di ikuti Mark."Minum dulu."Segelas air putih Mark berikan. "Lift sedang rusak. Ibu pasti sangat kelelahan harus menaiki tangga darurat.""Tidak juga. Sekalian olahraga, kalau bukan karena

  • Affair With My Ex   22. Pertama kali

    Percintaan hebat yang Bella kira hanyalah mimpi ternyata sebuah kenyataan, menggiring Bella segera menenggelamkan diri saja ke Antartika. Tengah malam, keheningan begitu kental memeluk diri. Bella terbangun dengan sakit di sekujur tubuh. Wanita itu menggeleng tidak percaya sudah menyerahkan bagian paling berharga dari dirinya pada Ellard. Suami Alura. Oh Tuhan, ini benar-benar sebuah perselingkuhan yang kejam. Tak terasa setetes air mata jatuh, Bella tergugu antara menyesal dan... Tidak tahu. Bella kalut, kepalanya pusing bukan kepalang. Bukan ini yang Bella mau. Sex sebelum menikah tidak pernah ada dalam kamus Bella. "Sudah bangun?" Ellard keluar dari kamar mandi langsung merengkuh tengkuknya untuk ciuman selamat pagi. Rupanya sekarang sudah memasuki waktu pagi. Langit masih gelap memang. Namun matahari mulai memancarkan sinar dari ufuk timur. Yang artinya Bella sudah tertidur lebih dari 12 jam sejak sore. "Kita akan kembali ke hotel se

  • Affair With My Ex   21. Obat perangsang

    Perjalanan panjang membuat mereka kelaparan. Bella makan dengan lahap, menerima apapun yang Ellard sodorkan ke mulutnya. Saling menyuapi layaknya pasangan muda di mabuk asmara. Bella terkekeh saat Ellard berpura-pura menggigit jari Bella. New Zealand sangat indah. Ah bukan New Zealand yang indah tapi kebersamaan mereka luarbiasa indah. Bella senang sekali bisa pergi berdua dengan Ellard setelah sekian lama. Hatinya berbunga-bunga sejak Ellard menyetujui ajakan berlibur. Dia hanya tidak tahu cara mengatakan. "Mau anggur?" "Kau tahu aku tidak bisa minum." Tentu saja Ellard tahu. Ellard tahu Bella pasti akan kehilangan kesadaran layaknya orang mati jika sudah bersentuhan dengan alkohol. Tapi dia tetap menuang minuman itu ke gelas Bella. "Aku bilang aku tidak akan minum." "Aku hanya menuang. Minum atau tidak itu hak mu." Ellard mengedipkan mata saat mengangkat gelas mili

  • Affair With My Ex   20. Mimpi lagi

    Semilir angin menerbangkan rambut Bella ketika membuka jendela kamar. Di hadapkan ke lautan lepas, mata Bella tak pelak dibuat segar. Rasa penat berpendam di dasar kepala seolah melayang terbang bersama bui. Senyum terbirit terbit dari bibir Bella saat menghirup udara dan merasainya memenuhi paru. Kemarin, mereka tiba di jam 2 dini hari. Bella tidak begitu sadar lokasi villa ah... hotel dengan pemandangan sesempurna ini. Bukan Bali. Ellard memilih New Zealand untuk liburan mereka kali ini. Ellard ingin bebas dari tuduhan miring dan tempat paling aman adalah luar negeri. "Kenapa meninggalkan ku, hmm?" Kecupan lembut dan rengkuhan di pinggang memberitahu Bella sang kekasih telah terbangun. Kini memeluk mesra ikut menikmati udara di pagi hari. "Aku tidak kemana-mana." "Tetap saja kau meninggalkanku dengan berdiri di sini." Kecupan mesra terus Ellard bubuhkan di sisi leher Bella. "Kau suka?" Kepala Ellard

  • Affair With My Ex   19. Rencana liburan

    Bersama helaian daun jatuh menyentuh tanah, Bella tersenyum. Jenis senyum tipis miris yang jarang terlihat dari bibirnya.Tergugu mencengkram erat seikat bunga hingga dua sampai tiga kelopak indahnya jatuh terbang dibawa angin.Saat ini, di bawah pohon rindang tersebar dedaunan kering, Bella berdiri menatap gundukan tanah dengan nisan bertuliskan Mia Anastasya tertanam kokoh.Sang sahabat yang meninggal tragis satu tahun lalu. Bella begitu merindu namun tidak ada satu katapun bisa ia sampaikan. Mulut Bella terkunci rapat, bahkan untuk sekedar menekuk kakinya saja dia enggan. Lantas Bella jatuhkan begitu saja bunga yang ia bawa.Persetan bagaimana kucing kecil diseberang sana menilai dirinya. Bella putar tubuhnya meninggalkan lokasi pemakaman. Kaca mata hitam bertengger angkuh menyimpan semua kilat dalam matanya.***

  • Affair With My Ex   18. Bercinta dengan Alura

    Pada dasarnya, secinta apapun Ellard pada Bella, tetap tidak bisa membuatnya lepas tangan terhadap Alura yang notabene-nya istri sah. Ellard mengendap keluar setelah mengecup ringan pipi Bella yang masih terlelap. Begitu tiba di basement, Deril sudah terlihat menyebalkan dengan sebelah tangan handal memainkan kunci mobil. Lelaki itu memutar bola matanya malas, "masuk!" Deril bahkan tidak tertarik untuk mengomentari penampilan kacau Ellard yang baru bangun tidur. Rambut berantakan dan kancing kemeja yang tidak sepenuhnya terkait. Deril tebak, lelaki ini bahkan belum sempat mencuci muka. Dengan rasa kesal memuncak Deril lemparkan sisir pada Ellard, "setidaknya rapikan dulu rambut singamu!" "Aku yakin kau cukup pintar untuk melihat keadaanku saat ini." Ellard menimpali sarkas. Ellard masih kesal dibangunkan pagi-pagi, disaat dia masih memiliki banyak waktu untuk bersant

  • Affair With My Ex   17. Alura pulang.

    malam semakin larut, udara dingin menggigit kulit. Bella masih berdiam diri di halaman rumah orang tuanya setelah tiba sekitar 15 menit lalu. Memeluk tubuhnya yang mulai meremang. Kemeja tipis yang Bella kenakan tidak cukup untuk menghadang angin membelai kulit sampai ke dalam. Bella hembuskan napasnya yang langsung mengembun. Ia seperti orang gila akhir-akhir ini. Meninggalkan rumah tanpa pamit, sekarang kembali ditengah malam rasanya agak kurang etis. Lantas dengan sisa kewarasannya Bella kembali pada taksi yang membawanya tadi. "Putar balik." perintahnya datar datar pada sang supir. Isi kepala Bella sekacau itu sampai ia tekan pelipisnya berharap bisa merasa lebih baik. Cibir saja kebodohannya karena kembali pada tempat dimana ia meninggalkan Ellard. Memandangi mobil yang sama sekali belum berubah posisi. Tidak tahu apa yang terjadi dengan Ellard didalam sana sampai harus menggusak

  • Affair With My Ex   16. Perlu waktu

    "Sudah?" Ellard mengiyakan dengan anggukan mantap setelah menarik tuas pintu penumpang. Bella mengambil alih kemudi, karena keadaan Ellard sedang tidak memungkinkan untuk berkendara saat ini. Kondisi Ellard tidak terlalu mengkhawatirkan, hanya cidera di lengan rupanya tidak membuat Ellard harus dirawat berlama-lama. Lantas setelah Melina dan Irham pulang, Ellard juga memutuskan untuk segera pulang. Terlepas nanti Ellard harus tetap menjalani beberapa terapi untuk kesembuhan penuh. "Kau harus bekerja ekstra untuk merawatku nanti. Dokter bilang aku harus makan bubur setiap pagi, agar pencernaan ku baik. Makan buah setiap hari dan tidak boleh diabaikan." Ellard berbicara seolah kenyataan itu begitu menyenangkan baginya. Yang Ellard tidak tahu bahwa cidera pada lengan tidak ada hubungannya dengan urusan pencernaan apalagi soal abai-mengabaikan. Bella berdecak samar sama sekali tidak ingin membantah. "Biar aku-" Gips di le

  • Affair With My Ex   15. Bertemu mantan calon mertua

    Bella sedang tertawa mendengar cerita konyol Ellard perihal lawan mainnya yang mencret di lokasi syuting. Batal take karena tidak berhenti kentut dan bolak-balik ke toilet, saat Deril menyerobot masuk dengan napas terengah. "Cepat pergi dari sini!" Deril menarik tangan Bella ditahan oleh Ellard, "kenapa sih Der?" "Wartawan sedang menuju kesini, maka itu Bella harus pergi," katanya ketir. Deril terlihat frustasi-penyampaiannya pun kacau. "Dimana-mana wartawan tidak boleh masuk ruang inap pasien," cibir Ellard tenang, "Bella tidak akan kemana-mana." "Tapi mereka memaksa." "Panggil tim keamanan, begitu saja repot." Bella mengangkat alisnya menatap Ellard, lelaki itu mengedik acuh. Sampai kapanpun Deril tidak akan pernah bisa membuat Ellard takut. Maka tidak ada pilihan lain bagi Deril selain menyerah. Ia menghela lelah, "Orang tua-mu sedang dalam perjalanan menuju ke si

DMCA.com Protection Status