Istana Rubi.Nabila sedang menikmati hidangannya ketika Soraya, kepala pelayan, membawa semangkuk sup ke arahnya."Ratu, ini kiriman dari Selir Julia, mohon Anda mencicipinya."Nabila melirik hidangan lain di meja."Letakkan saja di sini."Dia menanggapi dengan tenang.Setelah Soraya pergi, Sifa segera mengeluarkan sebatang jarum perak untuk menguji racun.Sebelumnya, sup itu pernah mengandung racun berbahaya, tapi untungnya Nabila sudah terbiasa memeriksa racun sebelum makan setelah bertahun-tahun hidup di dunia persilatan.Hal ini membuat Sifa menjadi sangat waspada, curiga bahwa sup ini juga mengandung racun.Jarum perak itu tidak berubah warna.Nabila mengambil sesendok sup, mendekatkannya ke hidung untuk menciumnya."Ini dicampur dengan penawar tetesan air beracun.""Penawar? Ratu, mungkinkah Selir Julia yang ...."Nabila mengambil sepotong daging, "Jelas sekali, orang yang menyuruh untuk meracuni adalah dia.""Ah? Tapi kenapa dia masih ....""Sebenarnya dia tidak jahat, dia panda
Qairun memberitahukan apa yang dilihatnya kepada Selir Utama, yang matanya berkilat tajam.Meskipun para selir memiliki hak istimewa di istana, mereka masih membutuhkan uang untuk memberi hadiah kepada pelayan dan mengatur hubungan di luar istana.Dia sudah terbiasa dengan kehidupan mewah, dan kehilangan pujian dari keluarga para selir adalah kerugian besar!"Cari tahu, selain Keluarga Satria, siapa lagi yang diam-diam mengirim barang ke Istana Rubi."...Malam itu, kereta Kaisar tiba di kediaman Rani.Rani sendiri yang menata hidangan, tangannya gemetar karena gugup."Kaisar, silakan makan."Yohan tampak tidak fokus.Malam ini adalah pertemuan yang dijanjikan dengan pembunuh itu setelah sepuluh hari.Tidak tahu apakah dia akan pergi ke Paviliun Himalaya.Bagaimanapun, dia hampir menangkapnya terakhir kali."Kaisar ...." Rani menyajikan semangkuk sup, menatapnya dengan harap.Yohan sudah bosan makan dengan berbagai wanita, ditambah lagi malam ini ada urusan penting, dia ingin cepat men
Nabila berusaha keras untuk melawan, tapi tubuhnya terkena bubuk pelemah otot, membuatnya lemah tidak berdaya, pukulannya seperti sedang menggelitik.Tubuh pria itu menekannya sepenuhnya, seperti sebongkah batu raksasa dari langit, keras dan panas.Di telinganya terdengar napas pria itu, semakin berat dan membakar.Dia seolah-olah berada di tengah musim panas yang terik, hawa panas matahari menyelimuti seluruh tubuhnya, seakan-akan dia terbungkus dalam bola api yang memanggangnya. Bahkan suhu tubuhnya sendiri mulai naik.Nabila memalingkan kepalanya ke samping, penglihatannya semakin kabur.Jalan keluar berada tepat di depan mata, tapi terasa sejauh cakrawala.Saat dia hampir pingsan, sosok seseorang muncul dalam pikirannya.Orang itu berpakaian putih seputih salju, dengan suara yang penuh perhatian berkata, "Nabila, bangunlah ...."Sekejap, mata Nabila yang sempat terpejam terbuka lebar.Dengan sisa tenaga terakhirnya, dia menusukkan jarum perak ke titik akupunkturnya, menggunakan ras
Di malam yang sudah larut, para pengawal sudah lama menunggu di luar, tapi tidak ada suara dari dalam aula.Karena Yang Mulia belum memberikan perintah, mereka tidak berani meninggalkan pos mereka.Setelah lama hening, tiba-tiba ada sosok melesat keluar.Ternyata itu adalah pembunuhnya!Mereka sedang hendak mengaktifkan formasi, namun mereka mendengar suara perintah dingin dan tegas dari dalam aula."Biarkan dia pergi!"Para pengawal merasa bingung, namun hanya bisa melihat saat pembunuh itu pergi.Pengawal yang memimpin ingin masuk ke dalam aula untuk meminta petunjuk.Namun, saat dia baru saja sampai di depan pintu aula, dia mendengar suara dalam Yang Mulia."Keluar!"Pemimpin pengawal sangat bingung.Apa yang terjadi dengan Yang Mulia?Mendengar suara itu, seolah ada lautan amarah yang bergelora tertahan.Tak lama kemudian, Leonard dipanggil.Yohan berdiri di depan ranjang, wajahnya gelap seperti tinta."Bakarlah."Leonard tidak mengerti, lalu mengangkat pandangannya dan melihat kek
Cindy menggenggam tangan Yohan dengan tatapan mata cantiknya yang penuh perasaan."Yang Mulia, hamba dengar Tuan Gozi memberikan hadiah pada Ratu."Tatapan Yohan menyipit dengan dingin dan tajam.Istana melarang orang untuk melakukan transaksi rahasia. Apa Nabila cari mati?Cindy sangat memperhatikan ucapannya dan lanjut berkata."Yang Mulia, mungkin Ratu tidak mengerti aturan istana sehingga membuat kesalahan seperti itu. Hamba khawatir Tuan Gozi merencanakan untuk membunuh Kaisar dengan melibatkan banyak orang. Ratu juga berkomunikasi dengan Tuan Gozi, hamba takut orang-orang akan membicarakan mereka sedang diam-diam membuat rencana.""Apalagi seluruh wanita di Istana ingin menerima hak istimewa Kaisar, kecuali Ratu. Rasanya seperti memberikan Tuan Gozi kesempatan untuk bertindak kalau Yang Mulia memberikan keistimewaan dengan sepenuh hati pada yang lainnya."Tatapan Yohan sedikit dingin.Jangan katakan hal lainnya, Nabila bahkan harus dihukum hanya karena menerima barang saja.Istan
Para pengawal datang untuk membawa Nabila menerima hukuman.Nabila tidak memohon belas kasihan, matanya tetap terlihat tenang dan datar."Hamba tahu akan dihukum ketika hal ini diketahui.""Tapi hamba tidak menyesal melakukannya.""Lebih baik bagi hamba menanggung semua kesalahan ini sendiri, daripada para saudari harus dihukum bersama-sama.""Hamba hanya punya satu permintaan.""Hukuman sudah dikeluarkan, dan hamba memohon pada Yang Mulia untuk menyerahkan emas, perak serta barang berharga ini pada para selir, dengan mengatasnamakan hadiah.""Dengan begitu hamba tidak akan punya penyesalan!"Tatapan Yohan bertemu dengan tatapan keras kepala Nabila, dan dia bisa merasakan sebuah rasa amarah yang besar muncul.Nabila berdiri teguh di hadapan Yohan, dan itu membuatnya benar-benar terganggu.Dan semakin Nabila bersikap seperti itu, Yohan semakin ingin mematahkan pinggang wanita itu untuk membuatnya tahu apa itu kekuasaan dan apa artinya sebuah ketaatan!"Seret keluar!"Sifa segera berlutu
Berita mengenai Nabila yang dihukum menyalin aturan istana diketahui oleh semua selir.Para Selir juga lebih banyak tahu cerita dibalik itu."Kita tidak cuma menerima barang-barang itu dari keluarga kita, tapi juga memberikan beberapa barang. Tapi Ratu tidak mengungkapkannya, itu menunjukkan Ratu benar-benar tulus memperlakukan kita.""Aku dengar dari orang-orang di Istana Rubi, Ratu sangat mengerti kesulitan kita. Ratu sudah berencana memberikan barang-barang itu pada kita, dan tidak pernah memakai sedikit pun dari barang-barang itu."Ratu lebih memilih dihukum sendirian dan menanggung kesalahan demi kita ...."Para selir semakin tersentuh ketika membicarakan hal itu, bahkan mata beberapa di antara mereka memerah.Bagaimanapun juga, sulit menemukan perasaan yang sebenarnya di Istana ini.Nita mengolok mereka dengan arogan."Kalianlah yang polos dan mudah dibohongi. Istana ini hanya tahu semua hal dilakukan demi sebuah keuntungan. Bukannya reputasi Ratu tidak jatuh? Kalian harus berter
Cindy melihat Nabila setelah dia duduk.Semua orang bilang Keluarga Feno selalu melahirkan orang-orang yang bijaksana, dan tidak pernah terdengar ada keturunan yang cantik.Sementara Nadine, dia menarik dan memancarkan aura bangsawan, yang membuat orang lain terlihat seperti perhiasan kecil.Apa Yohan benar-benar tidak tergerak dengan wajah cantik seperti itu?Cindy merasa sedikit bingung.Lalu, Cindy berkata sambil tersenyum."Beberapa hari yang lalu Kaisar memanggil hamba untuk menemaninya setiap malam, dan itu membuat hamba merasa lelah. Jadi hamba baru bisa datang hari ini untuk memberi Anda penghormatan, maaf tidak sopan."Nabila tidak diberikan kesempatan untuk berbicara, Cindy langsung menambahkan perkataannya."Untungnya Ratu berhasil memaksa Kaisar untuk menyamaratakan keistimewaan, jadi hamba bisa istirahat dengan tenang."Pernyataan Cindy membuatnya terlihat jika dia berbeda dengan para selir yang ditemani Yohan makan malam.Tatapan Nabila sangat datar."Selir Utama sudah te