Pascoe telah menemukan cara untuk membobol sistem keamanan verifikasi dua langkah atau two-factor authentication (2FA).Ia akan mencuri data RSA SecurID pada sistem yang diretas.Kode tersebut nantinya digunakan untuk menghasilkan kode akses valid dan dapat dipakai untuk melewati akses verifikasi dua langkah.Sebagai informasi, verifikasi dua langkah atau two-factor authentication (2FA) merupakan skema keamanan yang memanfaatkan email dan nomor telepon pengguna.Singkatnya, verifikasi dua langkah adalah sistem keamanan tambahan, yang mengharuskan pengguna memasukkan deretan kode saat akan masuk ke dalam akun tertentu. Kode tersebut biasanya dikirimkan melalui nomor ponsel milik pengguna.Pascoe akan mengindari pantauan radar dengan mengandalkan saluran "resmi" melalui akses VPN.Pascoe juga menggunakan akses backdoors khusus pada beberapa server. Dari sana, Pascoe dapat dengan mudah mencuri data pada sistem keamanan.Setelah menyelesaikan aksinya, Pascoe akan menghapus tools dan file i
"Tuan..., aku ingin berbicara denganmu," Maria memberanikan diri untuk mengajak Alonzo berbicara."Baik," jawab Alonzo seraya mengangguk pelan pada Maria.Setelah mendapat persetujuan dari Alonzo, Maria mengajak Alonzo untuk duduk di bangku taman yang berada di samping rumah sakit.Di sana terdapat beberapa pasien yang sedang menikmati suasana taman dengan kursi rodanya di temani oleh perawatnya. Dan beberapa orang pengunjung rumah sakit yang sedang bersantai disana untuk menikmati makan siangnya. Maria sampai lupa jika ini sudah hampir tengah hari dan saatnya makan siang.Alonzo dengan santai duduk disamping Maria sambil menikmati kopi yang berada di genggamannya. "Ini untukmu," seru Alonzo seraya memberikan gelas kopi yang lain. Ah..., bahkan Maria sampai tidak memperhatikannya bahwa Alonzo memegang sebuah bungkusan di tangannya yang lain yang berisi sebuah capucino dingin.Dengan ragu Maria menerimanya, "Terima kasih, Tuan," ujarnya dengan tulus."Jika yang ingin kau tanya mengenai
Sasha sedang dalam perjalanan menuju tempat dimana targetnya berada. Sebelum melakukan eksekusi biasanya Sasha melakukan pengintaian terlebih dahulu. Mengamati buruannya selama beberapa hari untuk mengetahui rutinitasnya.Ia tidak akan gegabah dalam mengambil setiap tindakannya. Karena akan membahayakan dirinya sendiri.Setelah melakukan pengamatan, Sasha biasanya melakukan pembunuhan saat korbannya keluar dari mobil atau meninggalkan sebuah gedung saat berada di tempat yang aman dan sepi.Saat semua siap, Sasha akan berbicara kepada Yuri atau Sergei tentang detail bagaimana dia akan menjalankan tugas dan meminta seseorang mengemudikan mobil. Karena tanpa supir, Sasha akan kesulitan untuk melarikan diri.Pengemudi itu menggunakan mobil yang khusus dibeli untuk pekerjaan tersebut dan dia akan mengantar dan menjemput Sasha dari lokasi pembunuhan.Sebelum melakukan pekerjaannya, Sasha terlebih dahulu membuat dirinya tak mudah dikenali.Sasha akan menciptakan sosok manusia pada umumnya,
Kemarin operasi Hector ayah dari Maria berjalan dengan lancar dan tanpa hambatan. Namun hingga pagi ini ia belum membuka matanya, dokter mengatakan bahwa itu merupakan efek dari obat bius.Maria dan Alonzo, beserta ibu dan kakaknya masih menanti diluar ruangan. Dokter sedang mengecek perkembangan dari pasien.Sekilas Maria dapat melihat ayahnya yang terbaring di atas ranjang rumah sakit dengan berbagai peralatan yang menempel di tubuhnya. Maria melihatnya saat dokter memasuki ruangan. Mereka belum diperbolehkan untuk masuk ke dalam."Kalian pergilah cari makan, kami akan menunggunya," seru Luisa pada Maria dan Alonzo, karena semalaman mereka benar-benar tidak pulang dan hanya tidur sebentar."Tapi bu," Maria hendak memprotes tapi Luisa langsung menggeleng menandakan bahwa ia tak ingin dibantah. "Kesehatan kalian lebih penting, setelah kalian giliran kami," jelas Luisa seraya menatap Ellena yang setia disampingnya."Hmm, baiklah jika itu maumu bu," jawab Maria. "Tapi jika ada apa-apa l
"Ayah…" lirih Maria. Hector memandang Maria dengan mata yang nanar, Hector jarang sekali bertemu dengan Maria, karena Maria bekerja diluar kota.Ia ingin mengucapkan bahwa ia sangat menyayangi putrinya tersebut, namun mulutnya seakan terkunci. Meskipun begitu Hector tak menyerah, ia menyalurkan rasa cinta dan rindunya melalui tatapannya.Matanya kini beralih pada seorang pria yang berada tak jauh dari Maria. Apakah dia Tuan Alonzo, pria yang merupakan majikan dari putrinya dan yang membayarkan semua biaya pengobatan dan operasi dirinya? Sungguh ia ingin berterima kasih secara langsung.Air mata menggenang dipelupuk matanya, tak sanggup menahan emosi dalam dirinya. Masih ada orang kaya sebagai pria muda itu. Hector sedih, apakah ia mampu untuk membalas kebaikannya.Alonzo merasa ayah Maria menatapnya dengan intens, dan seakan ia ingin mengucapkan sesuatu, Alonzo dapat membacanya.Perlahan Alonzo mendekat dan menyentuh tangannya dengan lembut. "Tidak usah berterima kasih, aku membantuny
"Kau yakin tak memikirkan apapun?" tanya Arsen pada Lily setelah menyuruh Alicia dan Charlotte kembali pada tugas mereka masing-masing.Arsen sempat melihat Alicia, ia sudah mengawasinya akhir-akhir ini dan ada perubahan dalam dirinya. Arsen dapat memastikan bawah Alicia kini tak akan menjadi ancaman dan mengganggu Lily lagi. Jika sampai seperti itu maka tak segan-segan Arsen akan mengirimkan Alicia pada Paul.Lily menggeleng pelan, namun mulutnya terbuka untuk mengatakan sesuatu, "Aku hanya merindukan ibuku, Arsen," cicitnya pelan.Arsen merangkul pinggang Lily seraya duduk di bangku di rumah kaca tersebut. "Apa keberadaanku tidak membantumu?" tanyanya. "Aku ada disampingmu, menggantikan kedua orang tuamu, untuk menjagamu, sekarang kita akan menjadi keluarga yang sempurna, setelah dia lahir," lanjut Arsen seraya mengelus perut Lily perlahan.Gelenyar aneh mulai menghinggapi tubuh Lily, bahagia mulai dirasakannya. Baru sekarang Arsen mengucapkan bahwa mereka adalah sebuah keluarga. Se
Maria masih menangis tersedu, bahkan kemarin ia sempat beberapa kali pingsan, hatinya begitu sakit dengan kenyataan bahwa ayahnya telah meninggal.Dokter sudah berusaha untuk menyelamatkannya, tindakan medis yang dilakukan selama kurang lebih 30 menit tidak membuahkan hasil sama sekali, nyawa pasien tak dapat tertolong lagi.Dokter mengatakan, bahwa pasien mengalami kejang pasca operasi. Terkadang pasien seakan sembuh dan dalam keadaan membaik secara signifikan, tapi bisa langsung tiba-tiba drop, dan meninggal. Dan itulah yang dialami oleh Hector ayah dari Maria. Mereka sudah melakukannya sebaik mungkin, namun takdir berkata lain.Anak-anak Luisa mengelilinginya. Luisa tak mampu membendung air matanya lagi. Ellena, Estes, dan Maria memeluknya agar ibu mereka lebih tenang.Luisa sangat mencintai Hector, bagaimanapun mereka sudah puluhan tahun bersama. Air matanya terus mengalir membasahi pipinya, meratapi kepergiancinta sejatinya, pasangannya, suaminya, ayah dari anak-anaknya.Tubuh Ma
Pertahanan dan perlawanan dari kelompok Viet Bong Toi dapat dengan mudah di lumpuhkan oleh Camilio.Seperti yang Camilio prediksi sebelumnya, kelompok tersebut tidak terlalu terlatih, meskipun 2 orang anak buahnya berhasil di lenyapkan.Namun pengorbanan kedua anak buahnya membuahkan hasil, kini pemimpin Viet Bong Toi berhasil Camilio bawa, Lam Phuong.Kini mereka dalam perjalanan menuju rumah yang berada di ladang. Sesampainya di sana Lam diseret dengan paksa oleh anak buah Camilio dan dimasukkan ke dalam sebuah ruangan.Lam sudah dipukuli agar dia mengaku, dan menyebutkan siapa yang membayar mereka. Namun ia tetap bungkam seribu bahasa, membuat Camilio naik pitam dan meninju wajahnya. Hingga wajah Lam terluka, namun ia tetap tak bergeming.Sejak dia berhasil di tangkap, tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulutnya. Ketahanan tubuhnya menerima rasa sakit patut Camilio acungi jempol, serta kesetiaannya yang luar biasa.Namun Camilio tidak menyerah hingga ia terus memerintahkan
"Tidak mungkin," seru Lily masih tak percaya dengan ucapan Arsen. Semuanya masih tampak tak masuk akal baginya.Arsen melihat keraguan dalam mata Lily, ia menarik napasnya, kemudian menghembuskannya perlahan."Aku tidak ingat itu sampai kita berada di Mexico, tiba-tiba saja aku mengingatnya. Saat itu aku masih berusia 17 tahun dan baru melewati perbatasan, dan menunggu jemputan di Austin. Uangku tidak cukup untuk membeli minuman dan hanya bisa berdiri di depan mesin penjual minuman, saat itu kau datang menawarkan dan memberiku 3 keping uang 25 cent. Bahkan aku masih mengingat jumlahnya dengan pasti," jelas Arsen.Lily memutar kembali ingatannya. Semuanya tampak samar, namun ia sedikit mengingat kejadian tersebut, namun tampak tak begitu jelas. "Minimarket dekat peristirahatan truck, dan kau berlari menuju pemukiman penduduk yang tidak jauh dari sana, aku ingat kau mengatakan, 'Dad bilang kau harus menolong orang yang sedang kesusahan'," jelas Arsen kembali.Kini ia percaya dengan apa
Sesuai dengan ucapan Arsen semalam, agak setelah sarapan dan jadwal senam rutin Lily. Arsen akan mengajak Lily keluar mansion untuk membeli pakaian. Hanya tinggal beberapa baju Lily saja yang muat di bagian perut. Arsen sampai lupa memperhatikan hal tersebut, seharusnya ia lebih sigap lagi sebagai seorang suami. Dengan menyediakan semua yang dibutuhkan oleh Lily.Setelah menyelesaikan semua, akhirnya Arsen dan Lily mulai meninggalkan mansion dengan menggunakan mobil yang dikendarai oleh Rudolf.Lily merasa senang karena akhirnya ia kembali keluar mansion. Meskipun akhir-akhir ini sudah beberapa kali Lily keluar dari mansion. Semalam setelah Arsen mandi, ia mengirim pesan kepada Ivanov bahwa hari ini ia tidak akan datang ke kantor, serta meminta Ivanov untuk menghubungi Patricia untuk menyiapkan pakaian 1dengan ukuran Lily saat ini. Jadi saat mereka sampai di sana tidak harus lagi menunggu terlalu lama.Tidak berapa lama akhirnya Arsen dan Lily sampai di butik. Arsen langsung mendeka
Lily baru saja keluar dari kamar mandi, tubuhnya masih terbalut oleh handuk. Kini ia sedang mematut dirinya di depan cermin mengamati perutnya yang semakin membuncit. Bahkan ini pipinya pun semakin terlihat berisi. "Ya ampun pipi ku.." Lily sedikit kaget dengan tampilan pipinya yang kian berisi.Sebentar lagi Arsen pulang, dan Lily akan menunggunya, makanya sebelum Arsen datang ia memutuskan untuk membersihkan tubuhnya terlebih dahulu.Lily mulai memilih pakaian tidur yang akan dikenakannya, namun setelah sekian banyak yang ia pilih, hampir semuanya ketat di bagian perut."Hmm..., kau sudah besar rupanya," gumam Lily dengan lembut mengelus perutnya.Lily kembali mencari beberapa baju yang bisa ia gunakan dan tetap terasa nyaman. Hingga ia merasa lelah, Lily terduduk di lantai seraya tetap memilih pakaian. Namun tetap saja tak menemukan yang nyaman. Ia melirik pakaian milik Arsen dan tersenyum simpul. Kemudian ia mengambil kaos milik suaminya tersebut dan mengenakannya. "Sangat nyam
Sesaat setelah bangun tidur Mike kembali diingatkan oleh obrolannya semalam bersama Sasha. Entah mengapa hati nya masih berdebar mengingat sebentar lagi Sasha akan menyusulnya kesini. Mike harus bergegas, karena tuga-tugas sebagai wakil ketua Black Nostra sudah menanti. Sebelum beranjak ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya, Mike mengambil ponselnya terlebih dahulu untuk mengecek, takutnya ada panggilan atau pesan yang ia abaikan. Namun rupanya tidak ada satupun pesan atau panggilan yang masuk.Mike segera beranjak dari tempat tidurnya. Di tempat yang sama di lantai 4 Lily baru saja terbangun, dan sudah mendapati Arsen yang telah bersiap dengan pakaian kerjanya. 'Ah, lagi-lagi aku terlambat,' keluhnya dalam hati. Semenjak kehamilnya menginjak 4 bulan memang ia menjadi lebih banyak tidur."Kau sudah bangun," seru Arsen seraya menghampiri Lily, sedangkan tangannya sedang asik memasangkan kancing lengan kemejanya. Lily mengangguk pelan dengan wajah yang menahan rasa malu, karena ia
Lily masih menundukkan wajahnya, ia takut, namun perlahan ia mulai mengangkat wajahnya dan menatap Arsen. Arsen hanya menaikkan alis matanya menunggu penjelasan dari Lily."Maafkan aku, aku hanya memikirkan hmm.." Lily menghentikan ucapannya. Ia tampak ragu, "memikirkan mengenai Corry," Lily tampak menghembuskan napasnya pelan.Arsen tampak mengernyitkan keningnya, "Corry? Kenapa kau memikirkannya?" tanya Arsen tampak bingung. "Dia sangat cantik, anggun dan pintar, apalagi ia seorang dokter bedah di usia yang masih muda," Arsen tampak mengangkat alis matanya. "Aku hanya merasa, hmm..., jauh dan tidak bisa dibandingkan dengannya, aku takut kau…" cicit Lily pelan."Kau meragukan kesetiaanku??" seru Arsen tak terima. Ia sedikit menaikkan nada suaranya. Jujur saja Arsen merasa Lily meremehkan kesetiaannya dan perasaannya. Padahal Arsen sudah menceritakan mengenai tebakannya saat keluarga Walcout mengundangnya makan malam. Oleh karena itu, ia membawa serta Lily, dan memperkenalkannya.L
Alonzo berjalan menuju kamarnya di lantai dasar, dimana tersedia kamar bagi anggota kelompok inti. Sebenarnya ia memiliki apartemen di kota, tapi ia lebih sering berada di mansion atau di markas. Begitu membuka pintu kamar Alonzo langsung masuk, melepaskan mantelnya dan membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur. Meski tubuhnya sedikit lelah namun senyuman tak bisa hilang dari bibirnya. Alonzo menyentuh bibirnya yang tadi dikecup singkat oleh Maria. Jantungnya ikut berdebar membayangkan kembali kejadian beberapa menit tadi. Terkadang ia masih tak menyangka dengan semua ini. Maria bisa menerimanya, dan sedang berusaha untuk membuka hatinya. Alonzo dapat melihatnya, Maria sedang berusaha keras. Usahanya dapat dilihat saat tadi mengecupnya, suatu kemajuan yang luar biasa.Matanya hampir terpejam saat ia mendengar tiba-tiba pintu kamarnya terbuka. Alonzo mendengus kesal, saat melihat dua bekicot kebun memasuki kamarnya begitu saja. 'Sial aku lupa menguncinya!' pekiknya dalam hati."Ma
Arsen turun dari mobil lebih dahulu setelah Rudolf membukakan pintu untuknya. Arsen kemudian mengulurkan tangannya untuk membantu Lily. Arsen melihat ada beberapa wartawan di kejauhan yang sudah di amankan oleh petugas kepolisian, ia langsung menarik Lily ke dalam dekapannya dan menyembunyikan wajah Lily di dadanya.Lily mengetahui maksud dari Arsen karena saat di dalam mobil Arsen sempat memberitahunya. Arsen melepaskan Lily setelah mereka masuk ke dalam restaurant dan langsung disambut dengan baik oleh para pelayan, dan di antar ke tempat walikota beserta keluarganya menunggu.Arsen menangkap sedikit kegelisahan yang sedang Lily alami. Arsen bisa memakluminya, karena ini kali pertama Lily bertemu dengan seorang pejabat. Yang mungkin hanya pernah di lihatnya di televisi.Arsen merangkul pinggang Lily lebih erat, sehingga tubuh mereka tak berjarak. Wajah Arsen sedikit menyamping pada Lily, "Kau adalah Nyonya Lazcano. Angkat dagumu, kau harus percaya diri dan bisa menunjukkan bahwa ka
Kemarin Corry Wilcout datang ke kantor Arsen untuk mengundang makan malam bersama keluarga Wilcout. Tentu saja Arsen dapat membaca maksud di balik undangan tersebut.Rupanya Corry dan Hendrik masih penasaran padanya. Padahal pesta pernikahan Arsen sempat diberitakan meskipun wajah Lily tak nampak.Arsen tentu saja akan datang ke acara makan malam tersebut, bagaimanapun ia harus menjalin hubungan yang baik dengan Hendrik. Sudah jam 6 sore sedangkan makan malam diadakan pukul 7 malam. Arsen sudah siap dengan pakaiannya. Kini ia sedang menunggu Lily yang sedang di dandani oleh Maggie. Tentu saja Lily akan ikut dengannya malam ini untuk menemui keluarga Walcout. Agar mereka tidak lagi mengganggu Arsen dengan harapan agar Arsen bisa menjalin hubungan dengan Corry.Tidak berapa lama Lily keluar dengan mengenakan gaun malam yang cantik dan elegan, dengan bagian perut yang longgar, karena perutnya semakin membesar. Tidak lupa Lily mengenakan mantel yang hangat karena udara yang dingin. Lil
Kejadian semalam masih membekas di hati Arsen. Bukan hadiah mahal atau apapun, Arsen bisa mendapatkan semua itu dengan mudah, namun Lily memberikan lagi satu kenangan indah yang akan selalu dikenangnya.Arsen memandangi Lily yang masih terlelap di sampingnya. Tentu saja malam romantis mereka pada akhirnya berakhir di kamar, dengan percintaan mereka.Lily masih terlelap saat Arsen mulai mengelus pelan pipi Lily dan mengecup kepalanya dengan lembut.Perasaannya masih sangat bahagia, ia semakin merasa bahwa dirinya dibutuhkan dan dicintai oleh istrinya tersebut. Arsen merasa sangat tersanjung, karena dirinya ternyata begitu berharga di mata Lily.Arsen sebenarnya enggan untuk meninggalkan Lily hari ini, namun ia harus tetap pergi ke kantor. Setelah puas mengecup Lily perlahan Arsen bangkit dari tempat tidur perlahan, ia tak ingin membangunkan Lily. Arsen tahu Lily pasti masih merasa lelah.Ia segera berjalan menuju kamar mandi untuk membasuh tubuhnya.Lily perlahan mulai membuka matanya,